Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Mambo Tampi
"Perkembangan Kota Depok dalam dinamika pembangunan tidak terlepas dari partisipasi/gerakan masyarakatnya. Komunitas Ciliwung Depok adalah kelompok komunitas yang bergerak di bidang sosial dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah yang pertama menganalisis kekuatan KCD mempertahankan kelompoknya dalam menghadapi berbagai persoalan serta menganalisis faktor internal dan eksternal KCD dalam upaya pelestarian DAS Ciliwung Kota Depok. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan yang dimulai sejak Maret-Juni 2017. Data primer terkumpul dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi yang terekam selama peneliti di lokasi studi. Data sekunder terkumpul dengan menggunakan buku-buku bacaan, internet, media sosial, surat dan bukti-bukti berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Tahap Analisis dalam laporan penelitian ini meliputi temuan lapangan, matriks, kategorisasi, abstraksi dengan menggunakan teori yang diacu serta triangulasi. Hasil analisis dalam penilitian ini antara lain 1 Pendekatan dari bawah/masyarakat yang berkaitan dengan potensi kelentingan, 2 Wilayah KCD kaitannya dengan potensi kelentingan masyarakat, 3 Potensi modal sosial KCD yang berkaitan dengan Potensi kelentingan sosial mikro, 4 Faktor internal dan eksternal KCD kaitannya dengan potensi atribut kelentingan sosial, 5 Triangulasi Penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini antara lain yaitu KCD merupakan gerakan masyarakat dari bawah. Eksistensinya selama tujuh tahun berperan Fasilitatif, Pendidik, Perwakilan, Penantang, dan Pengatur. Kekuatan yang dimiliki KCD terletak pada aktor yang membangun modal sosial. Faktor internal dan eksternal KCD merupakan potensi yang berkaitan dengan konsep kelentingan sosial mikro dan atributnya. Akhirnya dari semua hasil analisis dalam penelitian ini merupakan potensi sebagai bagian dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

The development of Depok City in the dynamics of development can not be separated from the participation movement of the community. Ciliwung Depok Community is a community group that engaged in social and environmental issues. The purposes of this research are consist of to analyze the strength of KCD to maintain their group in facing various problems and analyze internal and external factors of KCD in the effort of Ciliwung Depok watershed preservation. The method in this research is qualitative method. This research was conducted for four months starting from March to June 2017. Primary data were gathered using in depth interviews, field observations, and documentation recorded during the study site. Secondary data were gathered by using books reading, internet, social media, letters and evidence such as KCD activities report. The analysis phase in this research report includes findings, matrix, categorization, abstraction by using the theory referred and triangulation. The results of the analysis in this study include 1 Bottom up approach related to the potential of resilience, 2 KCD rsquo s area related to the potential of community resilience, 3 The social capital potential of KCD related to the potential of micro social resilience, 4 The internal and external KCD related to the potential of social resilience attributes, 5 Triangulation. The conclusions in this study consists of KCD is a bottom up approach community. Its existence for seven years acts as Facilitator, Educator, Representative, Challenger, and Organizer. The strength of KCD lies in the actors who build social capital. The Internal and external factors of KCD are a potential related to the concept of micro social resilience and attributes. At the end of all the results of analysis in this study is a potential as part in realizing sustainable development.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Eko Sunardi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan strategi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC Bogor) dalam konservasi daerah aliran sungai ciliwung di kota Bogor dan menjelaskan bagaimana dampak dari strategi KPC Bogor terhadap relasi antara manusia dengan lingkungan. Latar belakang dari penelitian ini berupa permasalahan pencemaran sungai Ciliwung, dimana untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan upaya konservasi daerah aliran sungai. Salah satu komunitas yang berupaya melaksanakan konservasi daerah aliran sungai di kota Bogor adalah KPC Bogor. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari lima orang relawan KPC Bogor, dua orang warga Kelurahan Sukaresmi, Staf dan Lurah Sukaresmi, dan Satgas Naturalisasi Ciliwung. Penelitian kualitatif ini menunjukkan bagaimana strategi KPC Bogor dalam konservasi DAS melalui kegiatan dan pihak/lembaga yang dilibatkan. Selain itu ditunjukkan pula bagaimana dampak dari strategi KPC Bogor terhadap relasi manusia dengan lingkungan dan bagaimana KPC Bogor melibatkan berbagai pihak dalam kegiatannya. Dalam upaya memahami strategi KPC Bogor dan dampaknya, penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka berpikir environmental entitlements.

This research aims to describe the strategy of Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor in the conservation of the Ciliwung River watershed in the city of Bogor and explain how the impact of KPC Bogor strategy on relations between humans and the environment. The background of this research discusses the contamination of the Ciliwung River. To solve this problem, efforts to resolve watersheds are needed. One of the communities that seeks to implement watershed conservation in the city of Bogor is KPC Bogor. This research uses a qualitative method with descriptive type. Informants in this study consisted of five KPC Bogor volunteers, two residents of Kelurahan Sukaresmi, Staff and Lurah Sukaresmi, and two member of Satgas Naturalisasi Ciliwung. This qualitative research discusses how the KPC Bogor strategy in the watershed through the activities and the parties/institutions involved. In addition, it was also shown how the impact of the KPC Bogor strategy on human relations with the environment and how KPC Bogor involved various parties in its activities. In an effort to understand KPC Bogor strategy and its impact, this qualitative research uses the framework of environmental entitlements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Maria Evangelis
"Keadaan alam yang semakin buruk di Sungai Ciliwung merupakan latar belakang dari penelitian ini. Sungai yang semakin tercemar karena pengalihan fungsi DAS sungai mengubah manfaat sungai menjadi musibah yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungan berkumpul dan menamai dirinya Komunitas Ciliwung Depok (KCD). Dalam pergerakannya muncul ide ekowisata sungai yang dicetuskan oleh seorang akademisi yang merupakan anggota KCD. Oleh karena itu, melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap masyarakat sekitar sungai atau yang jauh dari sungai, anggota KCD, dan anak-anak yang bermain di sungai.
Tulisan ini menemukan bahwa Sungai Ciliwung cocok menjadi sebuah ekowisata. Ekowisata ini melibatkan lingkungan alam dan masyarakat, hal ini dikombinasikan oleh KCD sehingga menimbulkan efek ekonomi, sosial dan lingkungan. Efek ini bernilai positif seperti lingkungan alam yang lebih lestari baik oleh KCD, masyarakat atau wisatawan. Adanya peningkatan ekonomi bagi masyarakat dan lebih dikembangankan budaya masyarakat.

The worst natural conditions in Ciliwung River is the background of this research. Rivers are increasingly polluted due to the transfer function of the river watershed transform the river into disaster that can be perceived by the public. People who are aware and concerned about the environment join together and named theirselves as Ciliwung Community Depok (KCD). During the movement came up the idea of ecotourism river idea was created by an academic who is a member of KCD. Therefore, through the study used a qualitative approach with in-depth interviews to the community around the river or far away from the river, members of KCD, and children who are playing in the river.
This writing found out that the Ciliwung River fit into an eco-tourism area. This Ecotourism involves natural environment and community, it is combined by KCD so it will give the effect to economy, social and environment. This effect valued positive such as more sustainable natural environment either by KCD, the community or tourists.There was an increasing economy for the community and more developing the community culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatin Farika
"Pendugaan debit banjir sangat tergantung dari kuantifikasi impervious area. Potensi masalah menggunakan Total Impervious Area TIA dalam model adalah menyebabkan perbedaan nilai koefisien limpasan yang nantinya mempengaruhi perkiraan debit banjir yang dihasilkan. Studi terbaru menunjukkan bahwa limpasan dalam suatu DAS dapat digambarkan dengan lebih baik oleh Effective Impervious Area EIA daripada TIA. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh metode penentuan kekedapan lahan berdasarkan TIA dan EIA dalam menghasilkan debit banjir rencana pada DAS dengan skala makro. Lokasi studi adalah Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung Hulu dengan outlet Bendung Katulampa. Jenis penggunaan lahan pada studi ini berdasarkan kondisi pada tahun 2017. Identifikasi distribusi penggunaan lahan berdasarkan peta GIS dan hasil intepretasi visual dari citra satelit resolusi tinggi. Simulasi debit banjir rencana menggunakan model hidrologi HEC-HMS 4.2. Debit maksimum yang dihasilkan dengan menggunakan metode TIA 153.7 m3/s dan metode EIA sebesar 149.6 m3/s. Hasil uji NSE untuk TIA dan EIA masing-masing sebesar 0,763 dan 0,864. Nilai NSE dan R2 metode EIA lebih tinggi, menunjukkan bahwa metode EIA lebih baik dalam memprediksi limpasan pada DAS Ciliwung hulu. Nilai rasio EIA/TIA pada debit banjir rencana diatas 0.95. Semakin besar periode banjir maka perbedaan nilai yang dihasilkan oleh kedua metode semakin kecil. Penerapan metode EIA untuk menentukan luas tutupan lahan kedap air pada DAS skala makro membutuhkan effort biaya dan waktu yang besar. Apabila sumberdaya untuk melakukan pengukuran dengan metode EIA terbatas, maka metode TIA masih dapat diandalkan untuk memperkirakan impervious area dalam suatu DAS.

The estimation of flood discharge depends on quantification of Impervious Area. The potential problem is what kind of impervious area determination method used in the model is causing the difference in runoff coefficient value which will affect the estimated flood discharge. Recent studies show that surface runoff in a watershed can be better described by Effective Impervious Area EIA than TIA. The aim of this study is to analyze the effect of the method of determining the landscape based on TIA and EIA in generating flood discharge plan in watershed with macro scale. The location of the research is Upper Ciliwung Watershed DAS with Katulampa Weir as outlet. Identification of land use distribution is based on digitized process used combined GIS maps using visual interpretation of high resolution satellite images 2017. Hydrologycal simulation by HEC HMS 4.2. Maximum discharge generated by using TIA method is 153.7 m3 s and EIA method is 149.6 m3 s. The NSE results for TIA and EIA were 0.763 and 0.864. The NSE and R2 values of the EIA method are higher, indicating that the EIA method is better at predicting runoff in the Upper Ciliwung Watershed. The EIA TIA ratio value on the flood discharge plan is above 0.95. However, for large watersheds, it takes much effort to identify and digitize an effective impervious area. In case of lack of resources for direct measurement of DCIA, the TIA Method is proven to be more reliable for estimating the impervious area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Maulani
"Berkurangnya lahan terbuka sebagai daerah resapan di DAS Ciliwung membuat pembangunan sumur resapan menjadi penting. Tujuan penelitian ini adalah menyusun peta kesesuaian lahan untuk pembangunan sumur resapan, melakukan simulasi beberapa desain sumur resapan untuk mendapatkan volume resapan air yang optimum di tiap lokasi, dan menyusun serta merekomendasikan lokasi, desain, dan jumlah sumur resapan tiap wilayah. Penelitian ini menggunakan data GIS untuk kompilasi dan pembobotan peta geologi teknik, jenis tanah, grup hidrologi tanah, kedalaman muka air tanah, kemiringan lereng, curah hujan rata-rata dan tata guna lahan DAS Ciliwung serta melakukan simulasi matematik.
Berdasarkan hasil analisa, lahan yang paling memenuhi syarat untuk dibangun sumur resapan berada di Daerah Cisarua, sedangkan yang tidak memenuhi syarat berada di bagian paling utara dan selatan DAS Ciliwung. Menggunakan kedalaman 5 m, sumur resapan tipe rektangular dengan panjang dan lebar 2 m dapat menampung limpasan sebesar 20 m3 untuk daerah seluas 952,72 m2 di Kranji (RBKr), sedangkan tipe lingkaran dengan diameter 2 m hanya menampung 15,7 m3 limpasan untuk daerah seluas 746,76 m2. Jumlah sumur resapan individual tipe rektangular yang dibutuhkan di DAS Ciliwung adalah 1.662.291 sumur, sedangkan bila menggunakan sumur resapan komunal tipe rektangular hanya 276.335 sumur.

The decreasing an open space in in Ciliwung watershed make the development of recharge wells become an important. The purpose of this research is to develop a map of land suitability for recharge wells construction, simulating some design recharge wells to obtain the optimum volume of water absorption in each location, and develop and recommend the location, design, and the number of recharge wells each region. This study uses GIS data compilation and weighting for engineering geology maps, soil type, soil hydrology group, the depth of the ground water level, slope, average rainfall and land use Ciliwung and perform mathematical simulations.
Based on the analysis, the most eligible land for recharge wells are in Cisarua Regions, while those not qualified to be in the most northern and southern Ciliwung watershed. Using a depth of 5 m, recharge wells rectangular type with a length and a width of 2 m can accommodate runoff of 20 m3 for an area of 952.72 m2 in Kranji (RBKr), while type circle with a diameter of 2 m only holds 15.7 m3 runoff for the area covering an area of 746.76 m2. The number of individual types of rectangular recharge wells needed in Ciliwung is 1.662.291 wells, whereas when using recharge wells rectangular type only 276.335 communal wells.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Daniswara Santoso
"Fenomena alih fungsi lahan dan kerusakan hutan telah menyebabkan erosi yang besar yang terjadi di bagian hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) . Erosi mengakibatkan lahan terdegradasi sehingga menurunkan daya dukung lingkungan. DA Ciwilung Hulu termasuk salah satu dari 13 DAS dalam kondisi sangat kritis. Pemilihan DA Ciliwung hulu sebagai wilayah penelitian dikarenakan fakta tren erosi dan lahan kritis yang terus meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran erosi serta luasannya di DA Ciliwung Hulu, menganalisis produktivitas lahan DA Ciliwung Hulu, serta menganalisis hubungan antara erosi dan produktivitas lahan. 
Metodologi penentuan tingkat bahaya erosi adalah Universal Soil Loss Equation (USLE) menggunakan ArcGIS 10.1. Selain itu dilakukan survei lapang untuk verifikasi data penggunaan lahan, pengelolaan lahan maupun produktivitas lahan. Tingkat erosi sangat tinggi ini berada wilayah topografi agak curam hingga sangat curam dengan erodibilitas tanah sangat tinggi dan didominasi oleh penggunaan lahan pemukiman. Sementara erosi tingkat berada di wilayah erodibilitas tanah sangat rendah dengan topografi datar. Penurunan ini diiringi dengan peningkatan luasan yang terjadi pada erosi tingkat sangat tinggi. Produktivitas lahan tanaman pangan sangat tinggi berada di sub DA Ciesek dan Ciliwung Hulu dengan hasil responden rata-rata 4,65 ton/ha/tahun. Sementara untuk produktivitas lahan holtikultura, tingkat tertinggi ada pada sub DA Ciseuseupan dan Cisukabirus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkatan erosi dengan produktivitas lahan holtikultura. 

The phenomenon of land use change and forest destruction has caused large erosion that occurs in the upper reaches of the watershed. Erosion causes degraded land to reduce the carrying capacity of the environment. The Upper Ciwilung Watershed is one of the 13 watersheds in very critical conditions. The selection of Upstream Ciliwung Watershed as a research area is due to the fact that erosion trends and critical land continue to increase. The purpose of this study was to analyze the distribution of erosion and its area at Upstream Ciliwung Watershed, analyze the productivity of Upstream Ciliwung Watershed land, and analyze the relationship between erosion and land productivity.
The methodology for determining the level of erosion is Universal Soil Loss Equation (USLE) using ArcGIS 10.1. In addition, a field survey was conducted to verify land use data, land management and land productivity. This very high level of erosion is in a rather steep to very steep topographic area with very high soil erodibility and is dominated by residential land use. While level erosion is in very low erodibility areas with flat topography. This decrease was accompanied by an increase in the area that occurred at very high levels of erosion. The productivity of land for food crops is very high in sub Watershed Ciesek and Ciliwung Hulu with respondent` average yield of 4.65 tons / ha / year. While for horticultural land productivity, the highest level is in sub watershed Ciseuseupan and Cisukabirus. The results showed that there is a relationship between the level of erosion and the productivity of horticultural land.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Maulidina
"

Maraknya pembangunan di sub DAS Ciliwung Tugu menyebabkan kenaikan wilayah tutupan lahan kedap air yang menyebabkan kenaikan limpasan permukaan dari waktu ke waktu. Dalam upaya penanggulangannya tidak mungkin dilakukan penggusuran bangunan di lahan terbangun. Maka dari itu digunakanlah penerapan infrastruktur hijau untuk pengelolaan air limpasan permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wilayah yang berpotensi diterapkan teknologi infrastruktur hijau dan mengidentifikasi peran penerapan infrastruktur hijau dalam pengelolaan limpasan permukaan di lahan terbangun Sub DAS Ciliwung Tugu. Analisis tumpang-susun digunakan untuk mendapatkan lokasi potensial penerapan infrastruktur hijau dan Metode Rasional digunakan untuk menghitung perubahan debit sebelum dan sesudah diterapkannya infrastruktur hijau. Hasil wilayah potensial dan perubahan debit dianalisis dengan memperhatikan aspek fisik DAS. Hasilnya diketahui bahwa jenis infrastruktur hijau sengkedan berumput paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hummocky, atap hijau paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly, trotoar berpori paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly, dan lajur saringan bervegetasi paling berpotensi diterapkan pada bentuk medan hilly. Penerapan infrastruktur hijau di lahan terbangun sub DAS Ciliwung Tugu berpotensi untuk menurunkan debit limpasan. Berdasarkan perhitungan, persen penurunan debit limpasan klasifikasi tinggi berpotensi terjadi pada bentuk medan hummocky, hillocky, hilly, dan mountainous. Sedangkan persen penurunan debit limpasan klasifikasi rendah berpotensi terjadi pada bentuk medan undulating.

 


Massive development in Ciliwung Tugu sub watershed has caused an increase in imprevious cover area. This also causes an increase in surface runoff over time. In an effort to overcome them, it is impossible to do eviction of buildings in the built-up areas. Therefore, the application green infrastructure is used for managing the stormwater itself. The aim of this research is to determine the characteristics of potential area of green infrastructure implementation, and identificate the function of green infrastructure in case of  reduce  runoff  discharge in Ciliwung Tugu sub watershed built-up areas. Overlay analysis is used to get the potential area to aplicate the green infrastructure and the Rational Method is used to calculate the runoff discharge change of green infrastructure implementation. The result of potential areas and runoff discharge change is analyzed with  concern in watershed physical aspect.

The results show that the type of grassed swales has the most potential to be applied to hummocky terrain, green roofs have the most potential to be applied to hilly terrain, porous pavements have the most potential to be applied to hilly terrain, and vegetated filterstrips have the most potential to be applied to hilly terrain. The implementation of green infrastructure in the built-up areas of the Ciliwung Tugu sub-watershed has the potential to reduce runoff discharge. Based on calculations, the high percentage reduction in runoff discharge has the potential to occur in hummocky, hillocky, hilly, and mountainous terrain. Meanwhile, the low percentage reduction in runoff discharge has the potential to occur in the undulating terrain.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refina Muthia Sundari
"Ikan merupakan salah satu bioindikator yang dapat menentukan kondisi perairan, termasuk sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas ikan di sungai Ciliwung yang dilakukan di wilayah perbatasan Depok hingga Jakarta Selatan. Pengambilan sampel dilakukan di 3 lokasi, yaitu Jembatan Panus, Pos Matpeci, dan TB. Simatupang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari 11 spesies ikan yang meliputi 4 ordo dan 8 famili, yaitu Cypriniformes Cyprinidae dan Nemacheilidae, Siluriformes Bagridae dan Loriicaride, Cyprinodontiformes Hemiramphidae dan Poecilliidae, dan Perciformes Cichlidae dan Mastacembelidae. Nilai indeks keanekaragaman H berkisar antara 1,173-1,256, sementara indeks keseragaman E berada dalam rentang 0,54-0,846. Nilai indeks dominansi C pada ketiga lokasi penelitian memiliki kisaran sebesar 0,992-0,996. Jenis ikan yang dominan berdasarkan perolehan INP ialah Hyposarcus pardalis dan Poecilia reticulata dengan nilai masing-masing sebesar 112,232 dan 111,009. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengelolaan lingkungan, khususnya perairan tawar, di masa mendatang.

Fish is one of bioindicators to determine water quality, including river. This study aims to describe the fish community structure in Ciliwung river boder areas at Depok to South Jakarta. This research has been done in 3 research rsquo s stations, those are Jembatan Panus, Pos Matpeci, and TB. Simatupang. There are 11 fish species from 4 orders and 8 families, such as Cypriniformes Cyprinidae and Nemacheilidae , Siluriformes Bagridae and Loriicaride, Cyprinodontiformes Hemiramphidae and Poecilliidae, and Perciformes Cichlidae dan Mastacembelidae. The result of diversity index H has range from 1,173 to 1,256, and the score of evenness index E is 0,54-0,846. Meanwhile, the dominance index C has range of 0,992-0,996. Based on important value index IVI, Hyposarcus pardalis and Poecilia reticulata are dominant species, each 112,232 and 111,009. In addition, the result of this research can provide source for environmental management, particularly freshwater environment, in the future."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatisya Ilani Yusuf
"Banjir yang terus melanda wilayah Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur menyebabkan banyak kerugian, terutama kerugian ekonomi yang diterima oleh masyarakat terdampak. Hal ini membuat pemerintah DKI Jakarta merencanakan normalisasi Sungai Ciliwung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2030 dan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detil Tata Ruang RDTR.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai, menghitung nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai berdasarkan selisih estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi sungai selesai dengan biaya normalisasi sungai, dan menganalisis kelayakan proyek normalisasi sungai berdasarkan nilai sekarang bersih NPV. Pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan metode kuantitatif.
Hasil penelitian yaitu estimasi manfaat yang diterima masyarakat setelah proyek normalisasi adalah sebesar Rp 4 miliar. Nilai sekarang bersih net present value dari dampak normalisasi sungai adalah sebesar Rp -169,79 miliar. Dari aspek lingkungan, normalisasi sungai juga merusak ekosistem sempadan sungai. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proyek normalisasi sungai yang memiliki hasil nilai sekarang bersih net present value negatif NPV < 0 , maka dapat dikatakan bahwa proyek normalisasi sungai ini tidak layak untuk dilaksanakan.

Floods continue to hit Kampung Pulo, part of Kampung Melayu village, East Jakarta and caused a lot of losses, especially economic losses which affected communities. This problem makes DKI Jakarta rsquo s goverment plan a decision to normalize Ciliwung river that contained in the Regional Regulation No. 1 2012 on Spatial Plan 2030 and Regional Regulation No. 1 2014 on Detailed Spatial Plan RDTR.
The aims of this study is to estimate benefit which accepted by communities after river normalization project, calculate the net present value NPV of river normalization based on difference between the estimated benefit which accepted by communities as a result of floods before river normalization, and to analyzed feasibility river normalization rsquo s project based on net present value NPV . This research use quantitative approach and quantitative method.
The results of this study, that estimated of the benefits received by the community after normalization project is around IDR 4 billion. The net present value NPV of the river normalization project is around IDR 169,79 billion and can be said that normalization project is not feasible. From the environmental aspect, the normalization of rivers also damaged riparian ecosystem. The conclusion of this study is the river normalization project which has the result of net present value NPV negative NPV 0 , it can be said that the normalization of the river project is not feasible.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haqqi Annazili
"ABSTRAK
Kondisi keberlanjutan Daerah Aliran Sungai dapat dicapai apabila nilai Tingkat Bahaya Erosi Minimum TBEM le; 1. Permasalahan penelitian ini adalah kondisi nilai Tingkat Bahaya Erosi Minimum DAS Ciliwung Hulu menunjukkan angka yang masih jauh dari angka yang diharapkan, karena nilainya masih lebih besar daripada satu. Keberlanjutan fungsi DAS dipengaruhi oleh nilai Tingkat Bahaya Erosi Minimum, Pendapatan Petani, dan angka Produksi Tanaman Pangan. Beberapa luas jenis tutupan lahan diupayakan agar dapat mengoptimalkan faktor-faktor yang berpengaruh pada keberlanjutan fungsi DAS antara lain Luas Hutan, Luas Pertanian Lahan Kering, Luas Sawah dan Luas Permukiman. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun metode perhitungan Indeks Keberlanjutan Daerah Aliran Sungai IKFD Ciliwung Hulu dan mengetahui kondisi keberlanjutan DAS Ciliwung Hulu.. Metode penelitian ini adalah mix method yaitu mengkombinasikan data kuantitatif dan kualitatif dengan analisis data menggunakan AHP. Hasil penelitian ini adalah rumus IKFD. Berdasarkan rumus yang dibangun peneliti, yaitu:IKFD = ITBEM x 72,8 IPPet x 15,3 IPTPa x 11,9 , perhitungan akhir IKFD Ciliwung Hulu dilakukan melalui penjumlahan dari hasil perkalian nilai AHP setiap indikator dengan nilai kondisi real setiap indikator. Setelah Indeks Keberlanjutan DAS diperoleh, kemudian dikategorikan ke dalam kelas kategori yang didasarkan pada sebaran angka dalam perhitungan indeks. Dapat disimpulkan bahwa nilai Indeks Keberlanjutan Fungsi DAS Ciliwung Hulu pada saat ini adalah 30,7 termasuk ke dalam kategori sangat kurang .

ABSTRACT
The condition of the Upstream Ciliwung Watershed rsquo s Minimum Erosion Hazard value is still far from expected, since the value is still greater than one. The sustainability of watershed functions is influenced by the value of Minimum Erosion Hazard Rate, Farmer 39 s Revenue, and Food Crop Production Results. The purpose of this research is to build calculation method of Sustainability Index of Watershed Function IKFD of Upstream Ciliwung and to know the condition of Upstream Ciliwung Watershed sustainability. The method of this research is mix method that combine quantitative and qualitative data. Data analysis was done by using Analytical Hierarchy Process AHP . Based on the method used in this study, the authors build the calculation formula IKFD as follows IKFD ITBEM x 72.8 IPPet x 15.3 IPTPa x 11.9 . The final calculation of IKFD Upstream Ciliwung is done through the sum of the multiplication of the AHP value of each indicator with the real condition value of each indicator. After the Upstream Ciliwung Watershed Index is obtained, then it is categorized into category classes based on the distribution of figures in the index calculation. The Sustainability Index Value of Upstream Ciliwung Watershed Function at present is 30.7 and goes into very less level."
2018
T50865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>