Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azhary Azwar
"Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk : 1 mengetahui jumlah pekerja yang mengalami kelelahan 2 menganalisis faktor terkait pekerjaan masa kerja, shift kerja, jam kerja lembur, berat material dan kebisingan dan faktor di luar pekerjaan usia, riwayat penyakit, status pernikahan, kualitas tidur, status gizi dan durasi perjalanan terhadap kelelahan, serta 3 menentukan faktor yang paling mempengaruhi kelelahan.
Metode : Penelitian ini dilakukan mulai dari Maret-Mei 2017 pada 105 pekerja section stamping PT. X. Desain penelitian adalah studi cross sectional menggunakan kuesioner Checklist Individual Strength CIS untuk variabel kelelahan. Analisis data menggunakan uji chi square untuk melihat hubungan variabel independen dengan kelelahan dan regresi logistik multivariat untuk mencari variabel paling berpengaruh terhadap kelelahan.
Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat 52,4 pekerja yang mengalami kelelahan. Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor terkait pekerjaan dengan kelelahan. Faktor di luar pekerjaan didapatkan dua variabel memiliki hubungan signifikan dengan kelelahan yaitu : kualitas tidur dan durasi perjalanan. Faktor yang paling mempengaruhi kelelahan adalah kualitas tidur p = 0,002 , OR = 3,0917 dan CI 95 1,617 ndash; 9,179.
Kesimpulan : Faktor yang paling mempengaruhi kelelahan pada pekerja section stamping PT. X adalah kualitas tidur.

Objective This study aims to 1 find out the number of workers experiencing fatigue 2 analyze work related factors length of service, work shift, overtime hours, material weight and noise and non work related factors age, disease history, marital status , sleep quality, nutritional status and commuting time against fatigue, and 3 determine the factors that most influence fatigue.
Methode This research was conducted from March to May 2017 at 105 section stamping workers of PT. X. The study design was a cross sectional study using the Checklist Individual Strength CIS questionnaire for fatigue variables. Data analysis using chi square test to see the correlation of independent variable with fatigue and multivariate logistic regression to find the most influencing variable to fatigue.
Result This study shows that there are 52,4 of workers who experience fatigue. There is no significant relationship between work related factors and fatigue. There are two variables from non work related factors whom have a significant relationship with fatigue, namely sleep quality and duration of travel. The factors that most influence fatigue are sleep quality p 0,002 , OR 3.0917 and 95 CI 1,617 9,179.
Conclusion The factors that most affect fatigue on section stamping workers PT. X is sleep quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Tommy Christian
"Kegiatan industri pertambangan emas merupakan industri yang padat modal, padat karya, dan padat teknologi. Interaksi yang tidak harmonis diantara ketiga aspek tersebut dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang erat kaitannya dengan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi kelelahan pada pekerja di PT. X Tahun 2017.
Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER dengan target penelitian sejumlah 288 responden yang berasal dari semua departemen di PT. X. Diketahui prevalensi kelelahan pekerja di PT. X yaitu sebanyak 136 pekerja mengalami kelelahan 36,8 dan sebanyak 182 pekerja tidak mengalami kelelahan 63,2 . Dari hasil uji statistik ditemukan dua variabel yang signifikan antara lain, variabel kepuasan kerja p-value=0,003; OR=2.140 , dan variabel stres kerja p-value=0,000.
Kesimpulannya, faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan merupakan faktor risiko psikososial. Sebagai upaya penanganan maka perlu dibentuk sistem manajemen penanggulangan kelelahan yang berkelanjutan, pengadaan dialog terbuka mengenai penanganan bahaya psikososial di tempat kerja, dan menerapkan komunikasi yang efektif dan budaya kerja yang kooperatif di setiap jenjang organisasi perusahaan.

The activities of the gold mining industry are capital intensive, labor intensive, and technology intensive industries. The unharmonious interactions between these three aspects can lead to work accidents and occupational diseases that are closely related to fatigue. The purpose of this study is to determine the factors associated with the prevalence of fatigue in workers at PT. X Year 2017.
A cross sectional study design was used in this study using the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER questionnaire with a target of 288 respondents from all departments at PT. X. It is known that the prevalence of worker fatigue at PT. X as many as 136 workers experiencing fatigue 36.8 and as many as 182 workers did not experience fatigue 63.2 . From the statistical test results found two significant variables i.e. job satisfaction variables p value 0.003, OR 2.140 , and job stress variables p value 0,000.
In conclusion, the most influential factor for fatigue is psychosocial risk factors. In order to solve this problem, it is necessary to establish a sustainable fatigue management management system, to establish an open dialogue on the management of psychosocial hazards in the workplace, and to implement effective communication and cooperative working culture at every level of the organization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Masih minimnya penelitian tentang kelelahan akut dan kronis terutama di industri manufaktur Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor faktor yang berhubungan terhadap fatigue akut dan kronis pada pekerja bagian produksi dan packaging PT X Variabel yang diteliti yaitu faktor individu umur waktu tidur commuting time dan faktor pekerjaan yaitu durasi kerja shift kerja lokasi kerja dan waktu lembur Skala Occupational Fatigue Exhaustion an Recovery digunakan untuk mengukur keluhan fatigue akut dan kronispada pekerja Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tidur dan commuting time memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fatigue akut pada pekerja sedangkan waktu tidur dan durasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fatigue kronis pada pekerja , There is still a lack of studies on acute and chronic fatigue especially in the manufacturing industry This research aims to study the factors related to acute and chronic fatigue in production and packaging workers of PT X The studied variables in this research is comprised into individual factors such as age time to sleep commuting time and job factors such as duration shift work location of work and overtime The Occupational Fatigue Exhaustion Recovery scale is used to measure acute and chronic fatigue among workers This research is a descriptive analytic study using cross sectional study design The results showed that the sleep time and commuting time has a significant effect on acute fatigue in workers while the sleep time and duration of the work has a significant impact on chronic fatigue in workers ]"
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anshor
"Penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri diharapkan dapat menunjang terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja serta terciptanya produktivitas kerja yang optimal. Namun demikian, potensi bahaya dan resiko di tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan pekerja. Salah satu keluhan yang sering muncul adalah kelelahan pada pekerja di sektor industri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan kerja (kebisingan dan pencahayaan) dan proses kerja (beban kerja) yang berhubungan dengan tingkat kelelahan pada operator produksi Powder PT. X. Jenis penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang. Tingkat kelelahan diukur menggunakan kuesioner yang mengacu kepada IFRC (International Fatigue Research Committee) yang dimodifikasi. Beban kerja diukur berdasarkan denyut jantung sedangkan tingkat kebisingan dan tingkat pencahayaan berdasarkan data hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh PT. X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 83,3% mengalami kelelahan (69% kelelahan ringan dan 14,3% kelelahan menengah).dimana gejala kelelahan yang paling banyak dirasakan oleh responden adalah rasa lelah pada sekujur badan dan badan tidak merasa fit. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hanya pencahayaan yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kelelahan.

Implementation of Occupational Health and Safety program in industry will expected to create safe and healthy working places for worker and optimal productivities. However, hazards and risk on working places can impact to worker healthiness. One of dominant case is fatigue on worker in industries.
This study aims to determine the relationship of environmental factors (noise and lighting) and working process (working load) to the level of fatigue on Powder production operators, This study use cross sectional study with number of sample is 42 people. The level of fatigue was measured using questionnaire refer to modified IFRC (International Fatigue Research Committee). Working load was measured using heart rate monitoring, while noise and lighting base on data from measurement conducted by PT. X.
The result of this research is 83,3% respondents indicate having fatigue (69% is slight level and 14,3% is medium level), while the most widely perceived symptoms of fatigue were feel of tired on the whole of body and feel of un-fit. The result of statistical test showing that only lighting which have significant relationship with the level of fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Theresia
"Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, salah satunya kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di station produksi stamping PT X Plant Jakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 125 orang pekerja. Data kebisingan didapatkan melalui data sekunder perusahaan yang melakukan pengukuran rutin melalui dokumen monitoring measurement. Data kelelahan pekerja didapatkan dengan menggunakan data primer melalui kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2) yang sudah teruji validitasnya. Variabel lain sebagai karakteristik pekerja (usia, masa kerja, shift kerja, dan status gizi ) juga diamati dalam penelitian ini. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi-square, didapatkan hubungan signifikan antara pajanan kebisingan dengan tingkat kelelahan kerja (p-value=0.033, OR=2.333). Didapatkan pula hasil yang signifikan dengan kelelahan kerja yaitu usia (p-value=0.029, OR=2.365) dan shift kerja (p- value=0.008, OR=2.865). Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa kebisingan diatas NAB meningkatkan risiko pekerja mengalami kelelahan kerja terutama pada pekerja usia tua dan pekerja shift malam.

Noise is unwanted sound and can cause health problems, one of which is work fatigue. This study aims to analyze the relationship between noise exposure and fatigue levels of workers at the stamping production station of PT X Plant Jakarta. The study used quantitative research methods with cross-sectional studies. The number of samples in this study are 125 workers. Data of noise is obtained from secondary data of companies that carry out routine measurements through monitoring measurement documents. Worker fatigue data was obtained using primary data through a questionnaire measuring feelings of work fatigue (KAUPK2) which had been tested for validity. Other variables as worker characteristics (age, length of work, shift work, and nutritional status) were also observed in this study. Based on statistical tests using the chi-square test, there was a significant relationship between noise exposure and work fatigue (p-value = 0.033, OR = 2.333). Also obtained significant results with work fatigue, namely age (p-value = 0.029, OR = 2.365) and work shift (p-value = 0.008, OR = 2.865). Based on result of the study, show that noise above NAB increases the workers risk of work fatigue, especially in old age workers and night shift workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Medy Ana
"ABSTRACT
Kelelahan kerja merupakan bahaya yang penting dalam berbagai sektor industri karena dampaknya yang memengaruhi kemampuan pekerja untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. Sektor manufaktur, yang umumnya menerapkan sistem produksi 24 jam memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan pekerja dan menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhinya di sektor manufaktur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 orang pekerja pada bagian produksi di Stamping Plant milik PT. XYZ. Pengumpulan data akan dilakukan secara subjektif dengan menggunakan kuesioner. Tingkat kelelahan pekerja akan diukur menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, data kualitas dan kuantitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, data beban kelelahan akan menggunakan kuesioner NASA-TLX, sedangkan untuk data kebisingan akan menggunakan data sekunder perusahaan. Hasil penelitian didapatkan 47,3 dari seluruh responden mengalami kelelahan terkait dengan durasi kerja, beban kerja, kualitas tidur, dan kuantitas tidur.

ABSTRACT
Work related fatigue is a significant hazard in many industrial sectors for the impact it caused to workers rsquo ability to do their jobs safely. Workers in manufacture sector, which often applies 24 hour production system, are at risk for work related fatigue. This study aimed to review manufacturing workers rsquo fatigue level and analyze factors that may influence it. Cross sectional was used as a design study to determine the relationship between the independent and dependent variables investigated in this study. Sample of this study were 110 workers from production department in PT. XYZ Stamping Plant. Data collecting was done subjectively by using questionaire. Workers rsquo fatigue level was rated by Subjective Self Rating Test from IFRC, sleep quantity and quality by Pittsburgh Sleep Quality Index, and NASA Task Load Index was used to rate workload. Meanwhile, noise level used were from the companys secondary data. The result showed that 47,3 of total 110 repondents were experiencing fatigue in the last week and it was related significantly to their work duration, workload, sleep quantity and quality."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaria Penny
"Tingginya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi menyebabkan peningkatan produksi di berbagai sektor industri. Salah satu caranya adalah dengan memberlakukan sistem shift kerja. Penerapan sistem shift kerja ini berdampak kepada kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator plastic injection di PT X. Faktor yang diteliti merupakan faktor karakteristik pekerja (umur, masa kerja, kondisi kesehatan, dan kuantitas tidur) dan faktor pekerjaan (shift kerja, waktu istirahat, commuting time, dan pekerjaan tambahan). Pengukuran kelelahan pada operator diukur dengan menggunakan Fatigue Severity Scale. Penelitian ini bersifat subjektif analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 99 orang atau 46,5% pekerja mengalami kelelahan. Selain itu juga dapat diketahui bahwa masa kerja, kondisi kesehatan, dan kuantitas tidur mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kelelahan pada operator plastic injection. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap kelelahan, baik dari pihak manajemen maupun operator itu sendiri.

Nowadays, the number of human need's demand is always tending to increase. In order to meet with that high demand of human needs, many industries try to increase their production activity supported by a shift work system. But in the reality, we almost find some complaint about a fatigue worker. This research aim to learn about several factors that causes a fatigue among plastic injection operator at PT X. That factors are divided into personal factors (age, years of services, worker's health condition, and a quantity of sleep) and work condition factors (shift system, break time, commuting time, and worker's second job). This research is using a subjective analytical method which is measured by a Fatigue Severity Scale with cross sectional design. The result of this research shows that 99 persons or 46.5% of plastic injection operator at PT X is experienced fatigue, and years of service, worker's health condition, and quantity of sleep factors are significantly related with the fatigue among plastic injection operator. Due to the result of this research, either the management of PT X or the workers itself have to manage that fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meivita
"Latar belakang dan tujuan: Tekanan panas merupakan masalah penting dalam industri manufaktur. Paparan tems menerus akan menyebabkan kelelahan. Kelelahan kerja berkepanjangan yang berlangslmg minimal enam bulan tanpa pemulihan yang optimal, akan menyebabkan kelelahan kronis, da.n selanjutnya akan mengakibatkan penurunan kernampuan kelja dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tekanan panas dan kelelahan kronis Serta faktor-faktor lain yang berhubungan pada peke1ja bagian produksi di perusahaan pemintalan benang PT "X" Karawang.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode acak sederhana secara manual. Data dikumpulkan melaiui kucsioncr rncngcnai lcaraktcristik pekcija dan masa kclja, kucsioncr kclclahan (SSRT dari IFRC), pengukuran tinggi dan berat badan, dan penilaian Indeks Suhu Bala dan Basah untuk mengukur tekanan panas, serla pengukuran intensitas bising dengan sommd level meter oleh dinas kesehatan.
Hasil: Prevalensi kelelahan kronis pada pekelja di bagian produksi adalah 68,8%. Prevalensi kelelahan kronis di bagian dengan tekanan panas Iebih dari 30°C sebesar 84,0%, dan tekanan panas kurang atau sama dengan 30°C sebesar 4O,9%. Tekanan panas Iebih dari 30°C, masa kerja lcbih dari lima tahun, usia lcbih dari 30 tahun dan IMT tidak normal merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan tcljadinya kclelahan kronis. Tckanan panas Iebih dari 30°C mcningkatkan resiko kelelahan kronis 40,28 kali lipat (Adj OR 40,28, 95% CI: 7,42;2l8,5, p = 0,000). Masa kerja Iebih dari 5 tahun meningkatkan risiko kelelahan kronis 7,6 kali lipat (Adj OR 7,64, 95% CI: l,59;36,68, p >= 0,011). Usia Iebih dari 30 tahun meningkatkan risiko kelelahan kronis 6,7 kali lipat (Adj OR 6,69, 95% CI:1,37;32,54, p = 0,0l9). IMT tidak normal meningkatkan risiko kelelahan kronis 4,5 kali lipat (Adj OR 4,45, CI: l,3l;I5,l8, p = 0,01 7).
Kesimpulan: Prevalensi kelclahan kronis pada pekezjaan di bagian produksi adalah 68,8% dan Iebih banyak terjadi pada pekerja terpajan panas Iebih dari 30°C Tekanan panas Iebih dari 30°C, masa kerja lebih dari lima tahun, usia Iebih dari 30 tahun dan [MT tidak normal didapat berhubungan dengan terjadinya kelelahan kronis.

Background and Aim: Heat stress is an important problem in manufacturing industry. Continues exposure can cause fatigue. Long lasting fatigue for minimally six months without optimal recovery will produce chronic fatigue. Which at the end will decrease working capability and productivity. This study aim to assess the relation between heat stress and others related factors with chronic fatigue in production workers at yarn manufacture "X" Karawang.
Methods: A cross sectional study was used. Sample was selected by manual simple random method. Data were collected through questionnaire that covered workers characteristics and working variables , fatigue questionnaire (SSRT trom IFRC), measurement of body height and weight, and Wet Bulb Globe Temperature Index for measuring heat stress, and noise level mesurement with Sound Level Meter by Local Health Office.
Result: The prevalence of chronic fatigue in production worker was 68.8%. The prevalence of chronic fatigue in area with heat stress >30°C was 84.0%, while in areas with heat stress S30 C it was 40.9%. Heat stress >3o°c, working period >5 years, age >30 years old and abnormal BMI were risk factors to chronic fatigue. Heat stress >30°C increases chronic fatigue risk by 40,28 times (Adj OR 40,28, 95% CI: 7,42;218,5, p = 0,000). Working period >5 years increases risk by 7,6 time (Adj OR 7,64, 95% CI: l,59;36,68, p = 0,011). Age >30 years old increases risk by 6,7 times (Adj OR 6,69, 95% CI: l,37;32,54, p = 0,019). Abnormal BM] increases risk by 4,5 times (Adj OR 4,4S, CI: 1,31;l5,l8, p = 0,017).
Conclusion: The overall chronic fatigue prevalence was 68.8%. Heat stress >30°C, Working period >5 years, age >30 years old and abnormal BMI were related with chronic fatigue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2008
T29203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnaen
"Berdasarkan data tahun 2019-2022 tercatat 17 kecelakaan kerja dilaporkan di dalam PT. XYZ, dari 17 kecelakaan, 14 terjadi di bagian produksi. Tujuan umum penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. XYZ. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Populasi dan sampel 152 pekerja menggunakan  teknik sampling jenuh. Data yang digunakan yaitu data primer berasal dari kuesioner dan observasi serta data sekunder perusahaan. Analisis data menggunakan uji chi- square. Hasil penelitian  40,1% pekerja pernah mengalami kecelakaan kerja dengan jenis kecelakaan terbanyak adalah terjepit, sebagian besar pekerja memiliki umur dewasa, laki-laki, pendidikan menengah, masa kerja ≤ 5 Tahun, pola kerja shift, memiliki sikap positif, sering/sangat sering melakukan tindakan tidak aman, kelelahan rendah/menengah, kondisi fisik baik, pengawasan kurang baik, pelatihan baik, sosialisasi baik, sering/sangat sering mendapatkan APD tidak tepat, housekeeping kondusif dan sering/sangat sering bersinggungan dengan kondisi tidak aman. Kemudian ada hubungan antara pengetahuan, tindakan tidak aman, kondisi fisik, pelatihan dan kondisi tidak aman dengan kecelakaan kerja (p value < 0,05). Maka berdasarkan hasil penelitian diharapkan PT. XYZ selalu dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Based on data for 2019-2022, 17 work accidents were reported at PT. XYZ, out of 17 accidents, 14 occurred in production. The general objective of this research is to analyze the factors associated with work accidents in production workers at PT. XYZ. The research design used is cross sectional. The population and sample of 152 workers used saturated sampling technique. The data used are primary data derived from questionnaires and observations as well as secondary company data. Data analysis used the chi-square test. The results of the study 40.1% of workers had experienced work accidents with the most types of accidents being pinched, most workers were of mature age, male, secondary education, working period ≤ 5 years, shift work pattern, had a positive attitude, often/very often perform unsafe actions, low/medium fatigue, good physical condition, poor supervision, good training, good socialization, often/very often get inappropriate PPE, conducive housekeeping and often/very often intersect with unsafe conditions. Then there is a relationship between knowledge, unsafe actions, physical conditions, training and unsafe conditions with work accidents (p value <0.05). So based on the research results it is expected that PT. XYZ can always make continuous improvements in work accident prevention efforts."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duliman
"ABSTRAK
Fatigue merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi perusahaan terkait
keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan yang menerapkan sistem kerja
shift. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor
penyebab fatigue dengan kejadian fatigue pada operator. Penellitian ini
menggunakan desain cross sectional (potong lintang), pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner IFRC, observasi lapangan dan pengukuran
langsung. Ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan fatigue. Pada penelitian ini,
ada 11 variabel independen yang diteliti. Variabel independen pada penelitian ini
adalah umur, indeks massa tubuh, kejenuhan, kondisi fisik/kesehatan, jam kerja,
waktu tidur, shift kerja, beban kerja dan lingkungan kerja fisik (pencahayaan,
lingkungan kerja panas dan kebisingan). Hasil penelitian didapatkan prevalensi
operator yang mengalami fatigue ringan 80,4% dan fatigue sedang sebanyak 19,6%.
Variabel lama jam kerja, kondisi fisik/kesehatan, waktu tidur dan shift kerja
merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian fatigue pada analisis
bivariat sedangkan variabel yang paling berpengaruh pada kejadian fatigue adalah
variabel shift kerja dimana shift kerja merupakan satu-satunya variabel yang
berhubungan dengan fatigue pada analisis multivariat. Responden yang bekerja
shift malam mempunyai peluang 11,046 kali dibandingkan dengan responden yang
bekerja shift siang.

ABSTRACT
Fatigue is the one problem faced by company related to occupational health and
safety issues, mainly in company which applies shift work system. The porpuse of
the research is to figure out of fatigue prevalence in geothermal power plant
operator and risk factors related to fatigue that make its occurence. The design of
this study uses cross sectional method, where the datas collect by using
questionnarie of international fatigue research committee (IFRC), field
observation, operational data and direct measurement. There are many factors
which are associated with fatigue. But in this study, there are 11 variables that is
taken. They are: age, body mass index, monotonous, working hours, sleep hours,
physical/health condition, shift work, work load, lighthing, temperature and
noise.The result of study shows the prevalence of operator that is light fatigue
80,4% and medium fatigue 19,6%. The variable independent which is related to
fatigue are working hours, physical/health condition, sleep hours and shift work
(the result from analysis bivariate). In multivariate analysis the variable that is
significant influencing of fatigue occurence is shift work with the odd ratio 11,04.
It means the workers who work on night shift has opportunity to being fatigue
11,045 times compare to workers who work on day shift."
2017
T47702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>