Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Kemal Maulana Aditia
"ABSTRAK
Over the decades hardness is viewed to be one of the most prominent mechanical properties that has been wrought in numerous application throughout different the engineering industries, similarly to wear performance of a material. However, from previous research, the relationship between hardness and wear performance are somehow unintelligible. Therefore, further research focusing on evaluating if hardness is a reliable indicator to measure wear performance for particle reinforced composite alloys. This was based on previous research conducted by Kagawa, Kawashima, and Ohta 1992 , where it was stated that hardness is not a reliable indicator to measure wear performance. The analysis is made by correlating microstructural information with hardness and wear test result. The data obtained may be utilised to improve better and broader applications particle reinforced composite alloys in the future.

ABSTRACT
Selama beberapa dekade kekerasan dipandang sebagai salah satu sifat mekanik paling menonjol yang telah dilakukan dalam berbagai aplikasi di seluruh industri teknik yang berbeda, serupa dengan memakai kinerja material. Namun, dari penelitian sebelumnya, hubungan antara kekerasan dan kinerja keausan entah bagaimana tidak dapat dipahami. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut berfokus pada evaluasi apakah kekerasan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk mengukur kinerja keausan untuk paduan komposit yang diperkuat partikel. Hal ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kagawa, Kawashima, dan Ohta 1992 , dimana dinyatakan bahwa kekerasan bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk mengukur kinerja keausan. Analisis dilakukan dengan menghubungkan informasi mikrostruktur dengan uji kekerasan dan uji aus. Data yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aplikasi paduan komposit yang diperkuat dengan lebih baik dan lebih kuat di masa depan."
2017
S69605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzanna Mubin
"Pada pesawat terbang terutama dibagian-bagian yang berhubungan dengan mesin penggerak pesawat terbang, sangat besar pengaruh panas yang akan diterima atau disalurkan melalui bahan sebelum diterima) dimanfaatkan pada bagian lain.
Oleh sebab itu kami berusaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh panas dan mesin penggerak pesawat terbang pada pipa saluran atau kabel-kabel yang berhubungan. Pada umumnya bahan pesawat terbang dipergunakan bahan alloy 2024. Diharapkan dari hasil yang didapat akan memberikan masukan bagi kalangan pengguna bahan pesawat terbang."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geddes, Blaine
"This practical guide provides an introduction for understanding the compositional complexity of superalloys superalloy and the wide range of alloys developed for specific applications. The basics of alloying, strengthening mechanisms, and structure of superalloys are explained in optimizing particular mechanical properties, oxidation/corrosion resistance, and manufacturing characteristics such as castability, forgeability, and weldability."
Materials Park, Ohio: ASM International, 2010
e20451676
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Silvester Lemeda
"Cacat-cacat dalam logam seperti koforan non-logam (non metalic inclision), endapan pada paduan, retakan dan porositas akan menyebabkan distribusi tegangan yang tidak merata. Hai ini akan menyebabken konsentrasi tegengan (stress raiser). Stress raiser secare khusus akan menyebabkan batas keuletan logam dan paduannya menjadi rendah sehingga dapat dikatakan menurunkan kekuatan tarik dan kekerasan paduan ADC 12. Aluminium termasuk logam ulet (ductile). Stress raiser menyebabkan deformasi setempat sehingga dengan adanya tegangan ini ekan menurunkan tegangan tarik aluminium. Dalam hal praktis, dispersi parasites oleh hidrugen mempunyai efek kurang baik terhadap sifat mekanis coran paduan aluminium. Hal ini terjadi karena lubang-lubang tersbut membentuk fraksi eutektik bahan. Terlihat bahwa paduan sensitif terhadap porositas gas hidrogen. Eksistensi porositas interdendritik pada coran aluminium, khususnya pada ingot aluminium yang diproses lanjut dapat dari hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang erat antara sifat mekanis dan porositas hidrogen dalam ingot paduan aluminiurn. Pertambahan temperatur pemanasan lanjut menaikkan porositas gas pada iuangan aluminium cor cetak. Porositas interdendritik secara kuantitatif lebih banyak terjadi dibandingkan porositas sekunder peda semua kondisi pemanasan lanjut. Porositas gas memberikan pengaruh buruk pada mutu ruangan paduan ADC 12. Hal ini tampak pada penurunan kekerasan, kekuatan tarik serta penampakan coran. Peningkatan nilai kekerasan berbanding terbalik dengan kenaikan proseniase porositas. Hai ini berkaitan dengan kenaikan gredian temperatur yang mengakibatkan perbedaan pola penyebaran porositas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idris
"Baja ASSAB 8407 Supreme merupakan jenis baja perkakas hasil pengerjaan panas, yang banyak diaplikasikan pada berbagai komponen otomotif (mlsalnya ; aplikasl baja perkakas pada roda glgi komponen mobil). Dalam pemakaiannya, material sering mengalami peristiwa keausan, korosi, erosi, kavitasi dan teroksidasi pada temperatur tinggi. Kondisl diatas akan menyebabkan pengecilan dimensi, sehingga komponen tersebut tidak dapat dipakai sebagaimana mestinya. Untuk memperbaiki kerusakan tersebut dan menekan biaya perawatan dicoba dilakukan proses pelapisan semprot logam. Proses ini merupakan metode pembentukan lapisan bam pada material induk dengan cara mendepositkan material keras diatas permukaan material lnduk. Dalam penelitian ini dipergunakan jenis semprot logam nyala api dengan panas pembakaran gas Okslasetilen dan material berbentuk serbuk dengan jenis paduan dasar nike! (tungtec) dan paduan dasar cobalt {stellite-6). Setelah proses pelapisan, dilakukan serangkaian pengujian, yakni : pengujian kekerasan (makro dan mikro), ketebalan laplsan, ketahanan aus lapisan dan pengamatan struktur mikro yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana keefektifan dari penggunaan proses ini. Dari hasil pengujian diperoleh peningkatan kekerasan yang optimal pada baja ASSAB 8407 lapis tungtec sebesar 304 I/HN (mikro) dan 344 VHN (makro). Sedanglran pada baja ASSAB 8407 lapis steiiite-6 didapatkan kekersan optimal sebesar 409 VHN frnikro) dan 427 VHN (makro). Pada kondisi jarak luncur dibawah 75000 mm, ketahanan aus yang tinggi dimiliki material baja ASSAB lapis serbuk tungtec, sedangkan pada jarak luncur diatas 75000 mm, ketahanan aus yang tinggi dimiliki material baja ASSAB 8407 lapis serbuk stellite-6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S40958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Zaky
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S40807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Aryanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawas Swathatafrijiah
"Lapisan tipis Keramik Alumina pada substrat Aluminium Alloy dibuat dengan metoda pelapisan Sputtering RF Magnetron. Pelapisan dilakukan pada tekanan dasar sistem 1.7 - 3.3 x 10-5 torr dan tekanan gas Argon saat pelapisan berlangsung dipertahankan sekitar 15 mtorr. Komposisi Atomik Substrat sebelum pelapisan diuji dengan SEM/EDAX hasilnya adalah 69 % Al - 28 996 Si - 2.5 % Mg dan terdapat unsur Fe dan Ni yangjumlahnya kurang dari 1%. Sedangkan Target mempunyai fasa a-A1203 yang dianalisa deNgan menggunakan XRD. Pada pelaksanaan Pelapisan dibuat tiga jenis ketebalan yaitu: 3100 A° , 5600 A° dan 8550 A°. Mengingat pengukuran ketebalan pada saat pelapisan kurang memuaskan, dilakukan uji ketebalan dengan menggunakan ellipsometer dan perhitungan hasil uji spectrophotometer. Dilakukan proses anil sampai temperatur 12003 C terhadap sampel hasil pelapisan tujuannya untuk mendapatkan Alumina kristal [9]. Secara visual, morfologi permukaan pada sampel baik sebelum pelapisan rnaupun setelah pelapisan dapat dilihat dengan menggunakan foto optik dan SEM. Pengujian dengan XRD terhadap hasil pelapisan baik sebelum proses anil maupun sesudah dilakukan anil tidak menunjukkan sistem krisialin, hal ini diperkuat dengan hasil analisa SEM. Hasil Kekerasan (mikro hardness) menunjukkan bahwa hasil pelapisan lebih keras dibandingkan substrat sebelum dilapisi, selain itu makin tebal lapisan nilai kekerasan makin bertambah."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahmadani
"

Plasma electrolytic oxidation (PEO) merupakan metode konversi permukaan logam menjadi lapisan oksida dengan bantuan plasma yang bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanik permukaan dan ketahanan korosi logam. Retakan dan pori menurunkan ketahanan korosi dan sifat mekanik lapisan. Dalam penelitian ini digunakan zat aditif SiO2 dan metode post-alkali treatment pada lapisan PEO yang ditumbuhkan pada paduan magnesium AZ31 dan commercially pure titanium (CP-Ti). PEO dilakukan di dalam larutan 95 g/l Na3PO4 + 2 g/l KOH menggunakan rapat arus DC  sebesar 300 A.m-2 selama 10 menit. NP-SiO2 sebanyak 2 g/l ditambahkan di dalam larutan PEO. Setelah logam terlapisi, post-alkali treatment dilakukan di dalam larutan 0,5 M NaOH pada suhu 80 ºC selama 30 menit. Morfologi permukaan dan kandungan unsur lapisan dianalisis menggunakan SEM-EDS dan XPS. Komposisi fasa kristal diteliti menggunakan X-ray Difraction (XRD). Sifat mekanik lapisan PEO diuji dengan metode vickers microhardness dan ketahanan aus dievaluasi menggunakan metode Ogoshi. Sifat korosi dianalisis dengan uji polarisasi, EIS, dan uji rendam. Sifat bioaktivitas diteliti dengan cara perendaman sampel dalam larutan SBF. Hasil penelitian menunjukkan penambahan aditif SiO2 dan post-alkali treatment dapat meningkatkan ketahanan korosi dan sifat mekanik lapisan PEO pada logam Mg dan Ti. Pada PEO-Mg, lapisan PEO/SiO2+AT memiliki nilai rapat arus korosi paling rendah dan nilai kekerasan paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu berturut-turut 7,34x10-7 A.cm-2 dan 359 HV. Tren yang sama juga dihasilkan pada PEO-Ti, lapisan PEO/SiO2+AT memiliki nilai rapat arus korosi relatif rendah dan nilai kekerasan paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya yaitu berturut-turut 3,4x10-9 A.cm-2 dan 305 HV.


Plasma electrolytic oxidation (PEO) is a method of converting metal surfaces into an oxide layer with the help of plasma which aims to improve the surface mechanical properties and corrosion resistance of metals. Cracks and pores reduce the corrosion resistance and mechanical properties of the coating. In this research, SiO2 additives and post-alkali treatment methods were used on PEO layers grown on AZ31 magnesium alloy and commercially pure titanium (CP-Ti). PEO was carried out in a solution of 95 g/l Na3PO4 + 2 g/l KOH using a DC current density of 300 A.m-2 for 10 minutes. SiO2 additive with a concentration of 2 g/l was added to the PEO solution. After the metal is coated, post-alkali treatment is carried out in a 0.5 M NaOH solution at a temperature of 80 ºC for 30 minutes. The surface morphology and element content of the layers were analyzed using SEM-EDS and XPS. The composition of the crystal phase was investigated using XRD. The mechanical properties of the PEO coating were tested using the vickers microhardness and the wear resistance was evaluated using the Ogoshi method. Corrosion properties were analyzed by polarization test, EIS, and immersion test. The bioactivity properties were studied by immersing the samples in SBF. The research results show that the addition of SiO2 and post-alkali treatment can improve the corrosion resistance and mechanical properties of PEO layers on Mg and Ti metals. In PEO-Mg, the PEO/SiO2+AT layer has the lowest corrosion current density value and the highest hardness value compared to other samples, namely 7.34x10-7 A.cm-2 and 359 HV respectively. The same trend was also produced on PEO-Ti, the PEO/SiO2+AT layer had a relatively low corrosion current density value and the highest hardness value compared to other samples, namely 3.4x10-9 A.cm-2 and 305 HV respectively.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Sudrajat
"Telah dilakukan fabrikasi alloy hasil rekayasa fasa magnetik dengan cara substitusi parsial atom praseodymium (Pr) oleh atom dysprosium (Dy) pada fasa magnetik utama Pr2Fe14B sehingga membentuk fasa subsitusi (Pr,Dy)2Fe14B untuk meningkatkan nilai koersivitas intrinsiknya (JHc). Pada kegiatan penelitian ini telah dilakukan fabrikasi alloy magnet permanen komposisi (Pr15-xDyx)Fe77B8 dimana nilai x divariasi x = 0,1,2 dan 3 (wt.%) melalui proses peleburan menggunakan alat arc-melting. Ingot hasil peleburan dikapsulasi menggunakan tabung kuarsa dengan solusi argon melalui proses vacuum sealing system dengan tingkat kevacuuman 4x10-5 mBar dan tekanan argon 0,21 mBar. Ingot dalam kapsul kuarsa dianil pada temperature 9000C selama 24 jam. Ingot hasil anil dihaluskan menggunakan disk-mill dalam waktu singkat sekitar 15 detik dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan planetary ball mill dengan variasi waktu 8,10,12 dan 15 jam dalam kondisi basah menggunakan toluene untuk meminimalkan terjadinya oksidasi. Hasil pengujian karakteristik intrinsik terhadap ingot alloy (Pr15-xDyx)Fe77B8 dengan variasi x=0,1,2,3 menggunakan alat permagraph berupa BH-Loop menunjukkan hasil terbaik adalah yang dimilling 10 jam dan menunjukkan setiap penambahan Dy dapat meningkatkan nilai koersivitas jHc. Sampel magnet dengan komposisi x=0,1,2,3 memiliki nilai JHc masing-masing 140, 210, 270 dan 370 (kA/m), nilai magnetisasi remanen Mr = 0,27, 0,33, 0,32 dan 0,33 Tesla dan nilai produk energi maksimum (BH)maks masing-masing sebesar 35,81, 54,11, 89,13, dan 119,37 kJ/m3. Disimpulkan bahwa subsitusi Dy terhadap Pr dalam alloy (Pr15-xDyx)Fe77B8 meningkatkan nilai koersivitas sampel magnet tepat digunakan untuk pembuatan magnet permanen koersivitas tinggi.

Alloys have been fabricated by partial substitution of praseodymium (Pr) atom with dysprosium (Dy) in the main magnetic phase Pr2Fe14B to form Dy substituted Pr2Fe14B phase to increase the intrinsic coercivity (JHc). In this study, alloys (Pr15-xDyx)Fe77B8 of x = 0.1,2 and 3 (wt.%) compositions were fabricated through the arc-melting process. The ingot was encapsulated using a quartz tube through a vacuum sealing off system with a vacuum level of 4x10-5 mBar and an argon gas pressure of 0.21 mBar. The encapsulated ingot was annealed at a temperature of 900 0C for 24 hours. The annealed ingot was disk-milled for a short period of time about 15 seconds, followed by mechanical milling using a planetary ball mill for 8,10,12 and 15 hours in wet conditions using toluene to minimize the oxidation. Magnetic properties of samples, which evaluated by Permagraph showed that the best results were obtained from samples made of powder materials after milling for 10 hours. It is found that the addition of Dy increased the coercivity of magnet samples. The coercivity of sample with x = 0,1,2,3 was 140, 210, 270 and 370 kA/m respectyivelly. The respective remanence Mr of samples was 0.27, 0.33, 0.32 and 0.33 Te and the maximum energy product (BH)max was 35.81, 54.11, 89.13, and 119, 37 kJ/m3. It is concluded that the substitution of Dy for Pr in (Pr15-xDyx)Fe77B8 alloys is effective to increase the coercivity lead to high coercivity permanent magnets"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>