Ditemukan 143681 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Rahimsyah
"Baja galvanis bake hardenable merupakan terobosan teknologi dalam pengembangan baja untuk aplikasi pada bidang industri otomotif. Dengan kelebihan mempunyai sifat mampu bentuk yang baik, material ini juga memiliki kelebihan pada ketahanannya terhadap korosi. Selain itu, material ini mempunyai efek bake hardening dimana meningkatnya kekuatan baja tersebut setelah proses paint baking treatment pada proses manufaktur industri otomotif. Peningkatan kekuatan baja ini berdampak positif karena peningkatan kekuatan terjadi setelah panel badan kendaraan tersebut telah dilakukan stamping sehingga proses stamping tersebut tidak memerlukan gaya yang cukup besar untuk membentuk panel kendaraan yang bervariasi.Dalam penelitian ini akan telah dilakukan penelitian untuk menganalisis perbedaan mampu bentuk dari baja galvanil dan material sebelum proses galvanil dengan metode Erichsen Cupping Test, dimana menunjukkan material setelah proses galvanil mempunyai nilai IE yang lebih besar dibandingkan sebelum proses galvanil karena proses annealing menghilangkan tegangan sisa dari material. Selain itu telah dilakukan analisis nilai optimum dari regangan awal 2 adalah dengan temperatur aging 1500C dan waktu aging 60 menit. Sedangkan regangan awal 4 memperlihatkan hasil yang lebih bervariatif, yaitu pada temperatur 1350C dan 1500C diperlukan waktu aging 60 menit, pada temperatur 1700C diperlukan waktu aging selama 30 menit.
Bake hardenable galvannealed steel is a technological breakthrough in steel development for application in automotive industry. With advantage of good formability, this material also have corrosion resistance. Furthermore, this material have bake hardening effect which increase steel strength after paint baking treatment in manufacturing process on automotive industry. Increment of strength make positive impact because the increment of strength occured after body has been stamping, so that stamping process does not require high load to form the body of the vehicle varies.In this research, the research already done analyze the difference of formability galvannealed steel and raw material before galvannealed process by Erichsen Cupping Test, which showed material after galvannealed process have bigger IE value than before galvannealed process because there are annealing process which remove residual stress in material. In addition, the optimum value of all parameter has been analyze, for 2 prestrain the optimum temperature aging is 1500C with time aging 60 minutes. While 4 prestrain shows more varied results, which for temperature 1350C and 1500C the necessary aging time is 60 minutes, while for temperature 170oC it necessary to have aging time for 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48696
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
W. Setiawan
"Keberhasilan suatu proses pembentukan (forming) khususnya deep drawing baja lembaran untuk menghasilkan produk tertentu sangat ditentukan oleh sifat-sifat materialnya, walaupun juga masih sangat tergantung pada variabel-variabel proses pembentukan itu sendiri. Sifat mampu bentuk baja lembaran dingin sangat dipengaruhi oleh tekstur kristalografi. Komponen tekstur yang berpengaruh pada sifat mampu bentuk baja lembaran adalah (111)<112> dan (100)<110)>. Parameter yang banyak digunakan untuk menunjukkan sifat mampu bentuk baja lembaran dingin diperoleh dengan uji tarik. Yang menjadi ukuran adalah nilai rm. (koefesien anisotropi plastis normal). Walaupun dari uji ini data relatif cepat dan mudah diperoleh, namun data yang diperoleh kurang menunjukkan sifat yang sesungguhnya. Pengujian yang cukup p·opuler dan sering dipakai adalah cup drawing test. Pengujian ini menggunakan punch datar, yang berarti deep drawing murni. Besaran yang . menjadi ukuran deep drawability pada cup drawing test adalah Limiting Drawing Ratio (LDR). Dengan melakukan kedua pengujian ini, maka akan dapat diketahui hubungan yang lebih teknis dan praktis antara nilai rm dengan LDR. Perubahan variabel siklus anil (annealing) selalu ditujukan untuk mendapatkan sifat material (mampu bentuk, nilai rm) ke arah yang lebih baik. Dilain pihak perubahan sifat material akan diikuti dengan perubahan pada batas operasi deep drawing. Dengan demikian perlu diketahui pengaruh perubahan sifat mampu bentuk (nilai rm) terhadap perubahan batas operasi deep drawing. Percobaaan pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah percobaan anil yang dimaksudkan untuk mendapatkan variasi sifat mampu bentuk. niiai rm· Percobaan kedua adalah deep drawing. Percobaan ini dilakukan umuk mendapatkan batas operasi deep drawing, yaitu gaya pemegang bakalan (Blank Holder Force, BHF) dan LDR. · Dari hasil percobaan menunjukkan, laju pemanasan lambat, temperatur tinggi dan waktu tahan lama, dapat menaikkan rasio tekstur (111)<112> tt'.rhadap (100)<110)>. Kenaikan rasio tekstur diikuti dengan kenaikan nilai rm dan LDR. Pada batas operasi deep drawing menunjukkan bahwa selang gaya pemegang bakalan menjadi lebih lebar pada kondisi anil laju pemanasan lambat, temperatur yang tinggi dan waktu tahan lama.
The success of a forming process especially a deep drawing produces a component depends on its material properties besides on forming process variables itself The formability of cold sheet steel very influenced by its crystallographic textures. The texture components that influence sheet steel formability are texture (111)<112> and (100)<110>. The parameters most widely used to showed cold sheet steel formability to be obtained by tension test. That is value of the normal plastic anisotropy coefficient, rm-value. Datum of this testing can be taken easily and faster but the result does not show the real of material properties. Another popular method is called cup drawing test. This test uses a flat bottom punch so it can be considered as pure deep drawing. On deep drawing test, deep drawability values are represented by limiting drawing ratio (LDR). By conducting these tests, more practical and technical relationship between rm-value with LDR can be understood. The changes of annealing cycle variables always aimed to get better material properties (formability, rm- value). In the other side, changes of material properties wili be followed by change of deep drawing operation limits. Therefore, it needs to be understood effect of changes of sheet steel formability (rm-value) on deep drawing operation limits. The experiment was divided into two stages. First stage is annealing simulation that means to get formability variation of sheet steels, rm-value. The second stage is deep drawing test to find out deep drawing operation limits, that are blank holder force, BHF and LDR. The results showed that slow heating rate, high temperature and prolonged holding time could increase texture intensity ratio (111)<112> to (100)<110>. The increase of texture ratio is followed by the increase of the rm-value and LDR. This annealing cycle pattern also makes the blank holder force range wider at the deep drawing operation limits."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39955
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Teguh Trihudoyo Widi
"Peneluian yang ~.11/ukukun men1pakan basil kf!rjr.~sama an tara Dapartemen J,Jewlwxi dan Jf,u.ria/ fTCJ dengan PT AS!I:JB Steel indonesia untuk dapat meningkatkan penggunaan baja Corrax: dan meningkatkan si/at mekanis baja rersahw unmk dapt:~l memenuhi sfandar sabaglan bahan r:etakan, Baja Corrcc.: dapat digolong.kan ke dalam jenis baja tahan karat pengerasan presipflasi. D1perlukan pencap~1ian sifat mekanis dengan kriteria tertentu .vang dikombmasikan dengan ketahanan korosi yang Iingg/ untuk aplikasinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41345
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rully Setyo Wibowo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41933
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41062
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Nadira Anindya Putri
"
ABSTRAK Penambahan partikel nano SiC ke dalam matriks Al 6061 telah terbukti memberikan efek penguatan terhadap sifat mekanis dari komposit bermatriks logam dengan mempertahankan keuletannya. Untuk meningkatkan sifat mekanisnya, komposit hasil pengecoran diberikan perlakuan panas pada beberapa temperatur aging. Sebagai wetting agent, 10 wt Magnesium ditambahkan ke dalam komposit untuk mendapat ikatan antarmuka yang kuat. Pada penelitian ini, Al 6061 diperkuat dengan 0,15 vf nano SiC dibuat, lalu diberikan perlakuan panas pada beberapa temperatur aging 140 oC, 160 oC, 180 oC, 200 oC, dan 220 oC . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa temperatur aging optimum adalah 180 oC yang dilakukan selama 8 jam, dengan nilai kekuatan tarik maksimum UTS mendapai 240 MPa, nilai kekerasan mencapai 72 HRB. Efek penguatan yang terjadi pada komposit dipengaruhi oleh adanya fasa Mg 2 Si, endapan Mg 2 Si dan Mg 5 Al 8, distribusi partikel nano SiC yang baik, dan juga ikatan antarmuka matriks dengan penguat yang baik.
ABSTRACT The addition of nano SiC particles to Al6061 matrix has enhancing the mechanical properties of metal matrix compoite while the ductility properties still maintaned. To improve the mechanical properties, the as cast composites are heat treated to various aging temperature. As the wetting agent, 10 Vf Magnesium were added into the composite to achieve strong interface bonding. In the present work, Al6061 reinforced with 0,15 Vf of nano SiC were prepared, then heat treated to various aging temperature 140 oC, 160 oC, 180 oC, 200 oC, and 220 oC . Result of this studies shows that the optimum aging temperature was 180 oC that was conducted for 8 hours, with UTS Ultimate Tensile Strength reached 242,52 MPa, and hardness value up to 71,7 HRB. The enhancement of mechanical properties of composite were influenced by the presence of Mg 2 Si phase, Mg 2 Si and Mg 5 Al 8 precipitates, good distribution of nano SiC particles, also good interfacial bonding between matrix and reinforce. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66183
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Salman
"Sebuah komposit aluminium dikembangkan sebagain material ringan dengan kekuatan yang tinggi untuk aplikasi kampas rem. Matriks aluminium ADC 12 diperkuat dengan SiC dan ditambahkan penghalus butir Al-5TiB dan modifier Sr dan difabrikasi dengan metode stir-casting. Komposit kemudian diberi perlakuan T6 dengan waktu aging yang bervariasi dari 2, 6, 10, 15 dan 24 jam. Karakterisasi komposit yang dilakukan meliputi kekuatan tarik, ketahanan impak, kekerasan, ketahanan aus, densitas, dan porositas. Analisis struktur mikro dilakukan untuk mendapatkan struktur mikro dan perubahan fasa setelah T6 dengan SEM-EDS dan dikonfirmasi dengan XRD.
Hasil menunjukkan bahwa perlakuan T6 memengaruhi morfologi Mg2Si primer dan eutektik, dan presipitasi ? 39;-Mg2Si metastabil dari proses aging. Perlakuan panas T6 meningkatkan sifat mekanis komposit dibandingkan komposit as-cast. Ultimate tensile strength dan kekerasan tertinggi didapatkan 145 MPa dan 64.5 HRB setelah T6 selama 6 hours pada 170 C.
An aluminium composite is developed as a light material with high strength for brake shoe application. Aluminium ADC 12 matrix was reinforced with SiC and added with Al 5TiB grain refiner and Sr modifier which is fabricated by stir casting. The composites then was T6 treated for various aging time from 2, 6, 10, 15 and 24 hours. The composites were characterized including tensile strength, impact resistance, hardness testing, wear resistance, density and porosity as well. The microstructural analysis to obtain the microstructure and phases changed after T6 using SEM EDS and confirmed by XRD. Results show that T6 treatment has affected morphology of primary and eutectic Mg2Si, as well as precipitation of metastable 39 Mg2Si from aging process. T6 heat treatment has improved mechanical properties for all composites compared to as cast composites. The highest ultimate tensile strength value and hardness is shown to be 145 MPa and 64.5 HRB after T6 for 6 hours at 170 C. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cahyo Antarikso
"Karakteristik strain aging pelat baja canai panas dari dua tipe C-Mn-Ti, yang dalam aplikasinya digunakan sebagai bahan baku tabung gas elpiji telah diamati melalui percobaan simulasi laboratorium. Pemberian regangan plastis pada spesimen uji tarik diikuti dengan pemberian temperatur pemanasan menunjukkan pengaruhnya terhadap sifat mekanik baja, khususnya kekuatan luluh dan elongasi.Regangan plastis sebesar 3, 8 dan 12% yang diberikan terhadap spesimen uji menggambarkan besarnya deformasi yang dialami lembaran baja saat mengalami proses pembuatan tabung gas (deep drawing). Sedangkan untuk menggambarkan kejadian static strain aging, spesimen yang telah dideformasi tersebut kemudian dipanaskan pada temperatur 100, 120, dan 160°C dengan waktu tahan 60 menit. Perubahan sifat mekanik yang terjadi merupakan bukti adanya peristiwa strain aging pada baja. Regangan plastis memberikan pengaruh yang paling signifikan terhadap berkurangnya elongasi (loss of ductility). Elongasi sisa terendah yang masih dimiliki sebesar 15% untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 14% untuk baja C- 1.4Mn-Ti. Sedangkan peninpkatan kekuatan luluh terbesar akibat strain hardening hingga mencapai 20kg/mm untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 18kg/mm2 untuk baja C-1.4Mn-Ti. Meskipun memberikan perubahan terhadap kekuatan luluh dan elongasi, namun temperatur pemanasan yang diterapkan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pengukuran dengan metode pelebaran garis difraksi sinar-x memberikan gambaran adanya peningkatan kerapatan dislokasi akibat pemberian regangan plastis, yang ditunjukkan dengan peningkatan lebar garis difraksi. Sedangkan akibat pemberian temperatur pemanasan pada selang 100° - 160°C, tampak adanya fenomena recovery, yang ditunjukkan oleh adanya penurunan lebar garis difraksi pada bidang (110)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39705
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nainggolan, Rita Adriana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41093
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Taufiq Afandi
"Dalam industri kawat konduktor listrik paduan Aluminium, proses pembuatannya sangat menekankan dalam hal sifat konduktivitas listrik, kekuatan tarik dan elongosinya. Biasanya paduan Aluminium yang sering digunakan adalah kelompok 6XXX, salah satunya yaitu type 6201. Untuk memperoleh karakteristik spesifikasi standar PLN dilakukan proses aging buatan (penuaan). Penelitian yang dilakukan menggunakan temperatur aging 200 °C dengan waktu bervariasi antara 15 hingga 60 menit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa waktu aging ,30 menit memberikan hasil yang paling baik dibandingkan 15. 45 ataupun 60 menit. Berdasarkan kaidah bahwa penggunaan temperatur aging yang lebih tinggi akan menurunkan penggunaan waktu aging, maka sumbangan yang dapat dberikan dari hasil penelitian ini adalah didapatkannya alternatif baru penggunaan waktu dan temperatur aging saat pembuatan konduktor listrik sehingga dapat memenuhi standar PLN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41945
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library