Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fery Andriyanto
"Layanan 4G bukan dongle di Indonesia pertama kali digelar pada tahun 2014 oleh Telkomsel. Layanan 4G bukan dongle di Indonesia hingga saat ini telah disediakan oleh 6 operator seluler. Pengukuran tentang QoE pada layanan 4G di Indonesia belum pernah dilakukan. QoE berbeda dengan QoS, di mana QoS mengukur kualitas layanan berdasarkan parameter teknis jaringan sedangkan QoE mengukur kualitas layanan sesuai dengan persepsi pengguna layanan. Peningkatan pengguna layanan 4G di masa depan memberikan motivasi pengukuran QoE pada layanan 4G saat ini di Indonesia perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur layanan 4G di DKI Jakarta sebagai sampel dari populasi penduduk Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. Survei menggunakan sampel berupa purposive sampling, metode pengambilan sampel yang dilakukan untuk tujuan meneliti masalah tertentu pada suatu kelompok populasi. Responden survei dalam penelitian ini berjumlah 422 orang dengan kriteria pemakai telepon seluler menggunakan layanan 4G yang beraktivitas di DKI Jakarta.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa performa semua operator layanan 4G signifikan berbeda dan lebih baik dibandingkan dengan 3G. Penelitian juga menemukan bahwa 213 responden lebih sering menggunakan telepon seluler sebagai modem/tethering/personal hotspot, 72,75 responden lebih sering melakukan panggilan voice atau video dengan aplikasi text messenger, 188 responden lebih sering menggunakan kamera ponsel disertai peningkatan aktivitas mengakses aplikasi media sosial yang lebih sering dengan menggunakan layanan 4G saat ini dibandingkan dengan saat menggunakan layanan 3G, dan 86 dari 153 responden pengguna Telkomsel menyatakan bahwa tarif layanan 4G Telkomsel mahal.

First 4G mobile service roll out in Indonesia was held in 2014 by Telkomsel mobile operator. 4G mobile services have been provided by 6 mobile operators in Indonesia. A measurement of 4G mobile service Quality of Experience QoE never been conducted in Indonesia. QoE is different from Quality of Service QoS , QoS focuses on technical parameters while QoE focuses on end user perceptive measures. 4G subscribers growth triggers the importance of QoE measurement in Indonesia.
This research aims to measure QoE of 4G in DKI Jakarta as the sample of Indonesian subscribers population. Data is collected by survey method. Survey employed purposive sampling, sampling method that aims to conduct specific reseach issues on a specific population. Survey conducted to 422 respondents with main activity engaged in Jakarta and using any 4G mobile telecommunication operator.
Research found all of Indonesian mobile operators provide 4G mobile service that significance better than the old 3G mobile service. Research also found that 213 respondents use cell phone as personal hotspot, 72,75 respondents call using messenger application, 188 respondents use cell phone camera with increases social media accessing with 4G mobile data service more frequent than 3G data service, and 86 of 153 respondents using Telkomsel service operator state that 4G service tarrif is expensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suryanegara
"Mobile technology is continuously evolving towards the development of fourth generation (4G) cellular telephony. Many countries are anticipating such a new technological deployment while developing countries may also see it as the opportunity for catching up. Within the orientation of innovation building, 4G may act as the medium for triggering country’s innovation policies. This paper aims to identify the windows of opportunity from the upcoming implementation of 4G mobile technology. The methodology is constructed based on the perspective of an innovation system in which mobile cellular is regarded as a series of technological innovations. By utilizing the relevant data of 3G and 4G standard development, we predicted the 4G implementation profile. They consist of a set of technologies which can be the main area of science and technology (S&T) as well as research and development (R&D) activities in a developing country. Policymakers may utilize such opportunities to foster the acquisition and generation of the relevant knowledge in both manufacturing and service industries."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2012
UI-IJTECH 3:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Pradana
"Pada era digital sekarang, pengguna telepon selular dan internet meningkat akan tetapi profitabilitas dan return on asset perusahaan telekomunikasi cenderung menurun. Return on asset ROA memiliki kekurangan hanya menggunakan satu pembilang dan satu penyebut sehingga tidak dapat menganalisis bagian mana yang dapat ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan membandingkan efisiensi industri telekomunikasi di Indonesia dengan tepat dan menentukan faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap nilai efisiensi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis dan Tobit Regression. Data yang digunakan adalah data primer, data didapatkan dari laporan keuangan Telkomsel, Indosat, XL, dan Smartfren. Faktor input yang digunakan untuk menghitung efisiensi adalah aset, liabilitas, dan beban. Sedangkan untuk faktor output yang dihitung adalah pendapatan data, pendapatan SMS dan telepon, pendapatan interkoneksi dan pendapatan. Sedangkan faktor operasional yang diukur antara lain biaya karyawan, biaya penjualan, biaya administrasi, biaya operasional, biaya investasi, pendapatan SMS dan telepon, serta pendapatan data. Hasil dari penelitian ini adalah Telkomsel memiliki efisiensi tertinggi selama 10 tahun dan akan dianalisis faktor apa yang paling berpengaruh.

In the digital era, mobile phone and internet users are increasing, but profitability and return on assets of telecommunications companies tend to decrease. Return on asset ROA has the disadvantage of only using one numerator and one denominator so that it cannot analyze which parts can be improved. This study aims to measure and compare the efficiency of the telecommunications industry in Indonesia appropriately and determine what factors most influence the value of that efficiency. The method used in this research is Data Envelopment Analysis and Tobit Regression. The data used are primary data, data obtained from the annual reports of Telkomsel, Indosat, XL and Smartfren. Input factors used to calculate efficiency are assets, liabilities, and expenses. Whereas the output factors calculated are data income, SMS and voice revenue, interconnection revenue and others revenue. While operational factors measured include employee costs, sales costs, administrative costs, operational costs, investment costs, SMS and voice revenue, and data revenue. The results of this study are Telkomsel has the highest efficiency for 10 years and will be analyzed what factors are most influential."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T55101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Ghofur Al Amin
"Seiring dengan perkembangan dalam teknologi seluler, telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan dari jaringan, perangkat hand phone dan jumlah aplikasi yang tersedia, terjadi ledakan permintaan akan layanan data. Pengembangan jaringan secara masif untuk jaringan seluler generasi 2G, 3G dan 4G turut memacu pertumbuhan layanan data. Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 16 tahun 2013 tentang Standar Kualitas Jasa Teleponi Dasar Pada Jaringan Bergerak Seluler, standar tolok ukur QoS hanya dilakukan untuk jenis layanan suara.
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses analisis terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor dan Depok, Indonesia dengan sistem uji petik secara drive test dan static test. Pada proses drive test dilakukan uji coba untuk aplikasi HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk static test dilakukan uji coba aplikasi PING. Untuk melengkapi hasil analisis dilakukan dengan benchmarking terhadap regulasi layanan data pada ETSI, MCMC, IDA, dan Ofcom.
Diharapkan hasil penelitan ini dapat menjadi gambaran secara utuh terhadap performansi QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler yang dapat indikator penting dalam menentukan parameter QoE dan QoS layanan data guna perbaikan regulasi pada penentuan standar tolok ukur QoS dan QoE layanan data pada jaringan seluler di Indonesia.

Along with the development in the mobile technology, there has been a significant increase in the ability of the network, the device is a mobile phone and the number of applications available, causing explosion in demand for data services. Massive's network development for 2G, 3G and 4G mobile netowork helped increasing the growth of data services. Based on the regulation of the Minister of Communication and Information number 16 of 2013 on Basic Telephone Service Quality Standard On Mobile Cellular Network, the measurement of QoS is only done for voice services.
In this study we will perform an analysis of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks in Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor and Depok, Indonesia with pick-test system as drive test and static test. In the drive test conducted trials for application HTTP (Hypertext Transfer Protocol) and for the static test trials conducted PING application. The results of the analysis is completed with regulation benchmarking on data services at the ETSI, MCMC, IDA, and Ofcom.
Expected results of this research can be a full picture of the performance of QoS and QoE data services on mobile networks that can be an important indicator in determining the parameters of QoE and QoS data services for the improvement of the regulation on the standard QoS and QoE data services on mobile networks in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Agung Prasetyo
"Penerapan Internet of Things di sektor perkotaan di Indonesia sudah meluas dengan semakin bermunculannya Smart City di berbagai kota di Indonesia, dengan Jakarta Smart City adalah salah satunya. Pengukuran QoE layanan berbasis Internet of Things di Jakarta Smart City belum pernah dilakukan padahal operasional layanan belum tentu menjamin tingkat kepuasan sesuai dengan yang diharapkan oleh penggunanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur QoE layanan berbasis Internet of Things di Jakarta Smart City. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei kepada enam Dinas/SKPD maupun BUMD di Jakarta Smart City yang telah menerapkan Internet of Things dalam layanan mereka.
Hasil pengukuran QoE Internet of Things melaporkan bahwa nilai rata-rata untuk parameter non-fungsional berkisar pada rentang nilai 1.58 hingga 2.06 dan untuk parameter fungsional berkisar pada rentang 0.6 hingga 2.75 yang berarti bahwa layanan berbasis Internet of Things memberikan pengalaman yang lebih baik dan bahkan sangat baik kepada pengguna dibandingkan sebelum menggunakan Internet of Things. Seluruh hasil pengukuran QoE Internet of Things memberikan hasil positif yang memberikan kesimpulan bahwa Internet of Things berhasil diterapkan di Jakarta Smart City.

The application of the Internet of Things in the urban sector in Indonesia has expanded with the emergence of Smart City in various cities in Indonesia, with Jakarta Smart City is one of them. QoE measurement of the Internet of Things Services in Jakarta Smart City has never been done even though service operations do not necessarily guarantee the level of satisfaction as expected by its users.
This research aims to measure Internet of Things based services in Jakarta Smart City. Data collection was conducted by surveying six Dinas/SKPD and BUMD in Jakarta Smart City that had implemented the Internet of Things in their services.
The results of the QoE Internet of Things report that the mean values for non-functional parameters range from 1.58 to 2.06 and for functional parameters range from 0.6 to 2.75 which means that Internet of Things-based services provide a better and very good experience to users compared to before using the Internet of Things. All the results of the QoE Internet of Things measurements gave positive results which gave the conclusion that the Internet of Things was successfully implemented in Jakarta Smart City.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Ayuningtyas
"Produktivitas manusia yang semakin meningkat diiringi dengan perkembangan jaman yang semakin maju berdampak pada kebutuhan komunikasi dan bertukar data yang semakin cepat dan mudah, salah satunya menggunakan mobile smartphone. Aplikasi Ngresiki merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk melaporkan penumpukkan sampah. Penumpukan sampah merupakan permasalahan yang sering ditemui salah satunya di obyek wisata Gunungkidul sehingga perlu adanya solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu solusi itu adalah dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS) dan Firebase untuk membuat sebuah aplikasi pelaporan sampah. Penggunaan GPS dapat memudahkan dalam pelaporan penumpukan sampah di suatu tempat dengan memanfaatkan teknologi geo tagging dan kompleksitas fitur yang terdapat pada Firebase memberikan kemudahan pengguna baik dari segi pengembangan aplikasi maupun penggunaan fitur dalam aplikasi yang dapat memudahkan pelapor dan penerima laporan sampah. Semua fungsi pada Aplikasi Ngresiki berjalan sesuai perancangan. Pengujian di lapangan dapat menunjukkan lokasi penumpukkan sampah dengan foto yang dikirim dengan selisih ketepatan lokasi terjadinya laporan penunumpukan sampah 1,38 meter dari titik lokasi yang dikirimkan oleh aplikasi. Kemampuan transfer data upload Aplikasi Ngresiki ratarata sebesar 1161,8 ms untuk bagian pelapor dan 1004,2 ms untuk bagian petugas kebersihan. Pengujian fungsional foto yang di-upload ke Firebase telah melalui proses pengkompresan foto secara otomatis dengan presentase nilai rata-rata 61,22% dari ukuran foto yang di-upload"
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Novelia Ananda
"Teknologi telekomunikasi mengalami perkembangan yang pesat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan masyarakat. Jaringan 5G merupakan salah satu teknologi telekomunikasi yang saat ini berkembang sangat pesat. Di Indonesia, implementasi jaringan 5G baru dimulai di beberapa kota-kota besar, salah satunya kota Bogor. Jaringan 5G diharapkan dapat memberikan kinerja dan kualitas jaringan yang lebih baik dibandingkan jaringan 4G berdasarkan perspektif pengguna. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala dalam implementasi teknologi 5G di Indonesia dikarenakan keterbatasan infrastruktur, frekuensi radio, serta persebaran jaringan 4G yang belum merata. Hal ini menyebabkan kinerja dari jaringan 5G di Indonesia belum optimal sesuai dengan harapan pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja jaringan 5G dan 4G LTE di kota Bogor menggunakan parameter Quality of Service (QoS) dan kekuatan sinyal. Penelitian dilakukan pada wilayah kecamatan Bogor Tengah, yaitu sekitar SMAN 1 Bogor, Hotel Salak The Heritage, Sekolah Regina Pacis, Dunkin Donut Pengadilan, dan Taman Sempur. Provider yang digunakan untuk pengukuran adalah Telkomsel dengan menggunakan software Wireshark dan G-Nettrack Pro. Hasil yang didapat adalah jaringan 5G Telkomsel di kota Bogor masih belum optimal dilihat dari kualitas dan kekuatan sinyalnya yang masih belum lebih baik dibandingkan jaringan 4G-nya. Hal ini didukung dengan infrastruktur 5G menggunakan 5G NSA, lokasi tower yang jauh dari titik pengujian, serta kondisi lingkungan di sekitar kota Bogor.

The rapid development of telecommunication technology is aligned with the increasing needs and demands of society. The 5G network is one of the telecommunication technologies currently experiencing significant growth. In Indonesia, the implementation of the 5G network has just begun in several major cities, including Bogor. The 5G network is expected to provide better performance and network quality compared to the 4G network from a user perspective. However, there are still several challenges in the implementation of 5G technology in Indonesia due to limited infrastructure, radio frequencies, and the uneven distribution of the 4G network. This has resulted in the performance of the 5G network in Indonesia not meeting user expectations optimally. Therefore, this study aims to measure the performance of 5G and 4G LTE networks in Bogor using Quality of Service (QoS) parameters and signal strength. The study was conducted in Bogor Tengah sub-district, around SMAN 1 Bogor, Hotel Salak The Heritage, Regina Pacis School, Dunkin Donut Pengadilan, and Taman Sempur. The provider used for measurement is Telkomsel, utilizing Wireshark and G-Nettrack Pro software. The results showed that Telkomsel's 5G network in Bogor is still not optimal in terms of quality and signal strength, which is not yet superior to its 4G network. This is supported by the fact that the 5G infrastructure uses 5G NSA, the tower locations are far from the test points, and the environmental conditions around Bogor city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Deiny Mardian Wijayapraja
"Kehadiran teknologi 5G memberikan harapan kualitas pengalaman atau Quality of Experience (QoE) yang jauh lebih baik dalam memanfaatkan layanan video streaming. Namun, selain kualitas, ada banyak faktor lain yang diyakini memberikan nilai dan memengaruhi pengalaman pengguna layanan video streaming di era 5G. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pengukuran sekaligus mendapatkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi QoE pada 5G dengan menggunakan kerangka kerja konseptual yang melibatkan ukuran penilaian korelasi pengaruh teknologi 4G terhadap 5G. Pengembangan model ini dilakukan melalui pengukuran User Experience (UX) dan Quality of Service (QoS) sebagai unsur pembentuk QoE. Hal ini pun dilakukan mengingat perlu standar khusus untuk mengukur QoE secara detil terutama pada sisi UX. Kerangka konseptual dikembangkan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM), berdasarkan data UX dan QoS di Jakarta secara realita di tahun 2022. Dari hasil pengukuran UX diperoleh bahwa pada kondisi realita di Jakarta memiliki nilai korelasi sebesar 0.59. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G pada pengalaman pengguna layanan video streaming di Jakarta masih signifikan. Sementara dari pengukuran QoS diketahui bahwa terdapat nilai korelasi sebesar 0.27. Hal ini berarti pengaruh teknologi 4G terhadap 5G secara teknis di Jakarta tidak signifikan Hasil akhir nilai QoE dengan format UX dan QoS ini pun dapat dipetakan untuk melihat posisi dan potensi dari pengukuran QoE ini. Lebih lanjut lagi pada faktor-faktor pembentuk UX, dilakukan analisis dengan Exploratory Factor Analysis (EFA). Dari hasil analisis dengan EFA untuk area Jakarta diperoleh bahwa hal terkait kemudahan atau perspicuity dan aspek ekonomi menjadi faktor-faktor dominan. EFA juga mengelompokkan kesepuluh faktor ke dalam tiga dimensi di mana dimensi teknologi merupakan dimensi yang dominan dan memiliki prioritas dalam pengembangan teknologi 5G di Jakarta.

The presence of 5G technology provides hope for a much better Quality of Experience (QoE) in utilizing streaming video services. However, apart from quality, many other factors are believed to provide value and influence the user experience of streaming video services in the 5G era. This study aims to develop a measurement model as well as obtain what factors will affect QoE on 5G by using a conceptual framework that involves measuring the correlation of the influence of 4G technology on 5G. The development of this model is carried out by measuring User Experience (UX) and Quality of Service (QoS) as elements that form QoE. This was also done considering the need for particular standards to measure QoE in detail, especially on the UX side. The conceptual framework was developed using the Structural Equation Model (SEM) approach based on actual UX and QoS data in Jakarta in 2022. The UX measurement results found that in real conditions in Jakarta, it has a correlation value of 0.59. This means that the influence of 4G technology on 5G on the user experience of streaming video services in Jakarta is still significant. Meanwhile, from QoS measurements, it is known that there is a correlation value of 0.27. This means that the influence of 4G technology on 5G technically in Jakarta is not significant. The final results of QoE values with UX and QoS formats can also be mapped to see the position and potential of this QoE measurement. Furthermore, on the factors that make up UX, analysis is carried out with Exploratory Factor Analysis (EFA). The analysis with EFA for the Jakarta area found that matters related to ease or perspicuity and economic aspects were the dominant factors. EFA also groups the ten factors of UX into three dimensions, where the technology dimension is the dominant dimension and prioritises developing 5G technology in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rifandi
"Kualitas layanan yang relatif cepat dan reliable merupakan pertimbangan penting dalam memilih Internet provider. Aplikasi pengukur Quality of Experience (QoE) dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui tingkat kecepatan dan reliability dari Internet provider. Penelitian ini fokus pada pengembangan aplikasi web pengukur kecepatan dan reliability dari Internet provider dengan menggunakan HTML5 dan WebView.
Hasil dari implementasi dan pengujian aplikasi menunjukkan bahwa pengaksesan website aplikasi berjalan selama 4.652 ms, mengimplementasikan WebView untuk smartphone memakan waktu 0.00229 ms, kecepatan rata-rata pengunduhan 0.076 mbps dan kecepatan rata-rata pengunggahan 0.496 mbps. Pengujian likert scale mengimplikasikan bahwa Telkomsel, Indosat, dan XL memiliki kualitas yang cukup baik dengan skor 85%, 72.5%, dan 68.75%.

Internet speed and reliability of the Internet service is one of the most important parameters in selecting Internet provider. Quality of Experience (QoE) measuring application might provide a solution for measuring and analyzing the speed and reliability of the Internet providers. This research focused on the development of web application for measuring speed and reliability of the Internet providers utilizing HTML5 and WebView.
The implementation of the developed application showed that the access of the website took 4.652 ms, implementing WebView for smartphone took 0.00229 ms, the average of the download speed was 0.076 mbps and the avarage of the upload speed was 0.496 mbps. Likert scale method showed that Telkomsel, Indosat, and XL had a fairly good quality with the score of 85%, 72.5%, and 68.75%, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Kristo Aji
"Penelitian ini membahas pembentukan loyalitas pengguna sistem layanan mobile banking melalui dukungan kualitas layanan mobile banking dalam menciptakan kepuasan penggunanya. Sistem mobile banking yang dapat digunakan secara efisien, andal, aman, tanggap selama melakukan transaksi online di bank dapat menghasilkan kepuasan dan loyalitas pengguna.
Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas melalui kepuasan menggunakan sistem mobile banking. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pengguna mobile banking di Jakarta. Data diolah menggunakan teknik the Structural Equation Modelling untuk pengujian hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan pengujian the Structural Equation Modelling, terlebih dahulu dilakukan pengujian goodness of fit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh efisiensi, keandalan, keamanan (privasi), dan ketanggapan (komunikasi) terhadap kepuasan dan loyalitas. Sekanjutnya kepuasan menempatkan pengaruh positif langsung terhadap loyalitas. Saran untuk penelitian mendatang, penelitian selanjutnya harus memasukan variabel brand reputation dan compliant-based-service yang masih jarang diteliti oleh untuk mengukur loyalitas bank.

This study describes building the loyalty of mobile banking users through supporting service quality to create users satisfaction. Mobile banking system that gives efficiency, reliable, secured and responsive in make online transaction at bank can be produced users satisfaction and loyalty.
Purpose of study is to examine the impact of service quality on loyalty through satisfaction of mobile banking users in Jakarta. Datagathering is performed using questionnaire that distributed to mobile banking users in Jakarta. Further data is processed using the Structural Equation Modelling to testing the research hyphotesis. Before is performed testing with the Structural Equation Modelling, it is formed testing to goodness of fit previously. This study founds that efficiency, reliability, security and privacy, responnsiveness and communication have direct and positive impact on satisfaction and loyalty. Further, satisfaction has direct and positive impact on loyalty of mobile banking users.
As recommendation for next research, next study must include bank reputation and compliant-based-service as the variable yang that rarely studied to testing bank loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>