Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Pemerintah sebaiknya mencabut kebijakan pembebasan PPN pada tingkat produsen untuk menghindari cascading effect pada harga jual produk ternak unggas dan tidak menimbulkan distorsi kebijakan PPN sehingga mampu mengurangi beban pajak yang timbul (cost of taxation) baik dalam bentuk compliance cost yang terdiri dari direct money cost, time cost maupun psychological cost yang berdampak pada efisiensi industri terkait. Selain itu, Badan Kebijakan Fiskal sebaiknya mengganti instrumen insentif pembebasan PPN yang tidak komprehensif dan kontraproduktif dengan upaya meningkatkan produktivitas sesuai prinsip supply side tax policy dengan mempertimbangkan alternatif bentuk kebijakan Barang Tidak Kena Pajak untuk seluruh mata rantai produksi dan konsumsi ternak unggas
This study uses a qualitative-descriptive method with in-depth interview data collection techniques and documentation studies. The government should revoke the VAT exemption policy at the producer level to avoid the cascading effect on the selling price of poultry products and does not cause distortion of VAT policy so as to reduce the tax burden arising (cost of taxation) in the form of compliance costs that consist of money costs, time costs and psychological costs that have an impact on the efficiency of the related industry. In addition, the Fiscal Policy Agency should replace the non-comprehensive and counterproductive VAT exemption instruments with efforts to increase productivity in accordance with the principle of supply side tax policy by considering alternative forms of Non-Taxable Goods policy for the entire production chain and consumption of poultry
"Sektor pangan terutama jagung merupakan salah satu sektor industri yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun industri tersebut memiliki permasalahan food loss pada rantai pasok di sentra jagung nasional seperti Nusa Tenggara Timur yang mengakibatkan terjadinya penurunan keuntungan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari strategi berupa kebijakan terbaik dalam upaya mengurangi food loss dalam rantai pasok industri jagung di Nusa Tenggara Timur menggunakan pendekatan sistem dinamis. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah model yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki pengaruh cukup tinggi terhadap penggenerasian food loss dalam rantai pasok seperti kualitas bibit jagung yang ditanam dan kualitas peralatan yang digunakan. Maka dari itu, dari hasil model skenario yang telah dijalankan, ditemukan alternatif strategi utama yang menunjukkan pengurangan food loss yang signifikan yaitu meningkatkan investasi terhadap kualitas bibit jagung yang ditanam dan kualitas peralatan yang digunakan.
"