Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Ratna Suminar
"Limbah pewarna batik yang mempunyai komponen utamanya zat pewarna sintesis berbahaya bagi lingkungan sekitar. Pengolahan limbah pewarna batik secara fisika dan biologi kurang efektif. Elektrolisis plasma dengan menggunakan metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan bagian dari pengolahan secara kimiawi, yang efektif dalam mengolah limbah pewarna batik. Penambahan gelembung udara memberikan effisiensi proses yang baik dalam metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . Parameter kedalaman anoda dan temperatur sangat mempengaruhi dalam proses elektrolisis plasma metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE. Kedalaman anoda dan temperatur optimum dalam penelitian ini adalah 1,5 cm dan 55 0C, dimana produksi bull;OH sebesar 11,63 mmol dan energi proses selama 30 menit adalah 806,4 KJ. Persen dekolorisasi Remazol Red RB 133 pada konsentrasi 250 ppm, terbesar selama 30 menit mencapai 99,66, pada kedalaman 4,5 cm dengan energi 1075,212 KJ. Nilai COD limbah pewarna batik Remazol Red RB 133 menurun dari 169 mg/L menjadi 3,6 mg/L setelah proses CGDE selama 180 menit sesuai dengan baku mutu limbah. Limbah pewarna batik Remazol Red RB 133 telah terbukti dapat didegradasi menggunakan metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE . Injeksi gelembung udara pada penelitian ini telah terbukti menambah efektifitas proses, dilihat dari meningkatnya produksi bull;OH, meningkatnya dekolorisasi, berkurangnya pemakaian energi proses, menurunnya nilai COD dan TSS.

The main component of batik dye waste is synthetic dye, that is hazardous to the surrounding environment. Physical and biological treatment for batik dye waste is less effective. Electrolysis plasma with use Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is part of the chemical processing. Injection bubbler can increase effectiveness process in the Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method. The anode depth and temperature parameters greatly affect in CGDE process. The optimum anode depth and temperature in this study were 1.5 cm and 55 0C, which produced bull OH 11.63 mmol and energy 806.4 KJ, for 30 minutes process. The largest decolorization percentage of Remazol Red RB 133 250 ppm reach 99.66 , at anoda depth 4.5 cm with process energy 1075.212 KJ, for 30 minutes process. COD value has decreased from 169 mg L to 3,6 mg L after 180 minutes CGDE process conform to waste quality standards. Remazol Red RB 133 batik dye waste has been proven to be degraded using the method of Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE. Injection bubbler has been proven increase the effectiveness of the process, shown from the increased production of bull OH, the increasing of decolorization percentage, the decreasing of process energy, the decreasing of COD and TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspita
"Contact glow discharge electrolysis (CGDE) terbukti mampu mendegradasi banyak senyawa organik berat seperti zat pewarna karena produksi ?OH yang sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi limbah pewarna batik jenis Remazol Red dengan metode CGDE dan penambahan ion Fe2+. Penambahan garam besi terbukti dapat meningkatkan efisiensi proses. Degradasi zat pewarna diamati dengan mengukur absorbansi dengan alat Spektrofotometer UV-Vis. Kondisi optimum yang diperoleh adalah dengan larutan elektrolit Na2SO4 0,01 M; tegangan 860 V; penambahan FeSO4 0,1 gram, volum limbah 1500 mL, dan menggunakan 1 anoda tungsten kedalaman 5 mm dengan persentase degradasi limbah mencapai 99,92% dalam waktu 20 menit.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) has been shown to degrade much weight organic compounds such as dyes for the production of ?OH is excess. This research aims to degrade batik dye waste Remazol Red, using CGDE method with the addition of Fe2+ ion. The addition of iron salt compounds has proven to increase process efficiency. Dye degradation is known by measure its absorbances with Spectrophotometer UV-Vis. The result of study showed that percentage degradation was 99,92% in 20 minutes which obtained by using Na2SO4 0,01 M, with addition FeSO4 0,1 gram, applied voltage 860 volt, and 1 wolfram anode 5 mm depth."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chantika Putri Febianty Coan
"Remazol Brilliant Red merupakan salah satu zat pewarna yang banyak terdapat pada limbah cair industri tekstil dan berbahaya bagi lingkungan. Pengolahan limbah secara fisika dan biologi dinilai kurang efektif dalam mendegradasi limbah tersebut. Elektrolisis plasma merupakan metode yang telah terbukti efektif dalam mengolah limbah pewarna yang sulit terurai.
Injeksi udara dapat memberikan efisiensi dan efektivitas proses yang lebih baik dalam metode elektrolisis plasma. Injeksi udara yang dilakukan langsung pada reaktor dapat menurunkan konsumsi energi dan meningkatkan pembentukan radikal hidroksil. Penelitian ini dilakukan dalam reaktor batch aliran sirkulasi dengan elektrolit NaCl 0,03 M.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju alir injeksi udara optimum pada daya tertentu terhadap besar degradasi, produksi radikal hidroksil, besar energi, serta nilai COD, pH, dan senyawa intermediet yang terbentuk selama proses berlangsung. Variasi yang digunakan berupa daya listrik operasi sebesar 300-600 watt, serta laju alir penambahan gelembung udara sebesar 0 L/min; 0,5 L/min; 1 L/min; 2 L/min dan 3 L/min, Laju alir sirkulasi limbah sebesar 1 L/min, serta kedalaman katoda sebesar 2 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan laju alir injeksi udara dapat meningkatkan produksi radikal hidroksil dan persentase degradasi limbah pewarna tekstil Remazol Brilliant Red.

Remazol Brilliant Red is a coloring agent that is widely found in textile wastewater and is harmful to the environment. Physical and biological waste treatment is considered to be less effective in degrading the waste. Plasma electrolysis is a method that has proven effective in treating dye wastes that are difficult to decompose.
Air injection can provide better process efficiency and effectiveness in plasma electrolysis methods. Air injection carried out directly at the reactor can reduce energy consumption and increase hydroxyl radical formation. This research was conducted in a circulation flow batch reactor with 0.03 M NaCl electrolyte.
The purpose of this study was to determine the effect of optimum air injection flow rate on certain power to the extent of degradation, hydroxyl radical production, energy size, and COD, pH, and intermediate compounds formed during the process. Variations used in the form of electrical operating power of 300 - 600 watts, and the flow rate of the addition of air bubbles by 0 L/min; 0.5 L/min; 1 L/min; 2 L/min and 3 L/min, the circulation flow rate of waste is 1 L/min, and the cathode depth is 2 cm.
The results showed that an increase in air injection flow rate could increase hydroxyl radical production and the percentage of degradation of Remazol Brilliant Red textile dye waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Averous
"Limbah pewarna Remazol Brilliant Blue merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dari industri tekstil dan berbahaya bagi lingkungan. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi limbah pewarna dengan memproduksi radikal bull-OH yang akan digunakan dalam proses degradasi limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman anoda, suhu, dan laju alir injeksi udara terhadap produksi radikal hidroksil dan degradasi pewarna Remazol Brilliant Blue. Penelitian ini dilakukan dalam reaktor batch dengan elektrolit NaCl 0,03 M. Variasi yang dilakukan berupa kedalaman anoda yaitu 0,5 cm; 2 cm; 4 cm, suhu sebesar 40oC; 50oC; 60oC, serta laju alir injeksi udara sebesar 0 lpm dan 2,5 lpm. Penelitian dilakukan dengan uji karakteristik arus tegangan, uji produksi radikal hidroksil, dan uji degradasi pewarna. Degradasi Remazol Brilliant Blue mencapai 96,15 dalam waktu 30 menit dimana tegangan 750 V, konsentrasi larutan NaCl 0,03 M, penambahan ion Fe2 40 ppm, kedalaman anoda 2 cm, suhu 50oC, dan laju alir injeksi udara 2,5 lpm. Dengan kondisi yang sama, metode ini dapat menurunkan nilai COD sebesar 93,06.

Remazol Brilliant Blue dye waste is one of the liquid waste produced from the textile industry and harmful to the environment. Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is an effective method to degrade dye waste by producing OH radicals which will be used in liquid waste degradation process. This study aims to determine the effect of anode depth, temperature, and flow rate of air injection on the production of hydroxyl radicals and dye degradation of Remazol Brilliant Blue. This research was conducted in batch reactor with electrolyte NaCl 0,03 M. Variation which done is anode depth which is 0,5 cm 2 cm 4 cm, temperature of 40oC 50oC 60oC, and air injection flow rate of 0 lpm and 2.5 lpm. The research was conducted by voltage ndash current characteristic test, hydroxyl radical production test, and dye degradation test. Remazol Brilliant Blue degradation reached 96.15 within 30 minutes where the tension was 750 V, 0.03 M NaCl solution concentration, Fe2 40 ppm, 2 cm anode depth, 50oC temperature, and 2.5 lpm air injection flow rate. Under the same conditions, this method can reduce the COD value by 93.06."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saarah Amelinda
"ABSTRAK
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di masa depan karema sektor ini diprioritaskan dalam pengembangannya. Hal tersebut akan menghasilkan limbah pewarna tekstil meningkat. Salah satu limbah pewarna yang banyak digunakan adalah remazol red. Remazol Red merupakan zat warna reaktif yang mengandung gugus kromofor azo yang bersifat karsinogenik dan sulit diuraikan yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil denganpenambahan ion Fe2 dan injeksi udara juga dapat mengoptimalkan proses degradasi karena dapat mengubah H2O2 kembali menjadi bull;OH yang berperan langsung dalam proses degradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari konsentrasi Fe2 yang optimal untuk mendegradasi limbah pewarna tekstil dengan metode CGDE dan injeksi udara. Dalam metode ini, variasi Fe2 dan limbah pewarna tekstil dibuat untuk menentukan proses optimal. Nilai penambahan ion Fe2 optimum pada konsentrasi awal limbah 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, dan 400 ppm untuk degradasi limbah pewarna tekstil Remazol Red masing-masing adalah 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, dan 50 ppm dengan presentase degradasi mencapai 99,08, 99,35, 99,07, dan 95,77.

ABSTRACT
Textile industry is one of the industries that has great potential to grow and develop in the business sector rsquo s development. This will result in increasing number of textile dye waste. One of the most widely produced dye waste is remazol red which are carcinogenic and brings negative impact to the environment. Contact Glow Discharge Electrolysis Method is an effective method to degrade textile dye waste. The addition of Fe2 ions and air injection can also optimize the degradation process as it can convert H2O2 back into bull OH that play a direct role in the degradation process. This study aims to find the optimum concentration of Fe2 to degrade textile dye waste with CGDE method and air injection. Variation of Fe2 and textile dye waste were made to determine the optimum process. As the result, the optimum value of Fe2 ion addition at initial concentration of waste 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm and 400 ppm for degradation of Remazol Red textile dye waste are 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm and 50 ppm respectively with degradation percentage of 99, 08, 99.35, 99.07, and 95.77."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Kamilia Permatasari
"Limbah cair tahu merupakan salah satu sumber pencemar lingkungan yang berbahaya. Nilai COD limbah cair tahu dapat mencapai 8000 mg/L. Metode Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE merupakan metode yang efektif dalam dalam mendegradasi polutan-polutan organik yang terdapat dalam limbah cair tahu, karena kemampuannya dalam memproduksi radikal OH dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan metode CGDE dalam mendegradasi limbah cair industri tahu dengan penambahan injeksi udara. Pada metode ini dibuat beberapa variasi untuk menentukan laju alir udara, suhu dan konsentrasi awal limbah yang optimum dalam pengolahan limbah cair tahu. Degradasi limbah cair tahu mencapai 73 selama 120 menit, dengan nilai akhir COD sebesar 425 mg/L dan nilai BOD sebesar 447 mg/L. Dimana kondisi optimal didapatkan pada laju alir udara 2.5 lpm, suhu 50OC, dan konsentrasi awal limbah 2000 ppm. Penambahan injeksi udara engan laju alir 2.5 lpm dapat menurunkan konsumsi energi sebesar 37.

Tofu wastewater is one of the most dangerous source of environmental pollutants. It is known that the COD of tofu wastewater can reach 8000 mg L. Contact Glow Discharge Electrolysis CGDE method is an effective method in degrading complex pollutants contained in tofu wastewater, due to its ability to produce large quantities of OH radicals. This study aims to test the ability of the CGDE method in degrading the tofu wastewater by the addition air injection. In this method, several variations were made to determine the optimal airflow rate, temperature and initial concentration of tofu wastewater. Tofu wastewater degradation reached 73 for 120 minutes, with the final value of COD is 425 mg L and BOD is 447 mg L. Maximum conditions are obtained by using airflow rate 2.5 lpm, temeperature 50OC, and initial concentration of tofu wastewater is 2000 ppm. The addition of air injection with airflowrate 2.5 lpm is able to reduce energy consumption by 37."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S68266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Lestari
"Metode elektrolisis plasma telah terbukti lebih efektif dapat mendegradasi polutan kompleks dalam pewarna cair batik. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi efek dari gelembung gas dengan injeksi udara pada elektrolisis plasma dalam proses dekolorisasi. Mekanisme baru untuk membentuk gelembung udara yang diusulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan injeksi udara secara langsung menuju anoda melalui lubang kecil pada selubung kaca. Penelitian ini menghadirkan efek dari laju alir injeksi udara dan tegangan operasi pada berbagai fenomena yaitu besar konsumsi energi, konsentrasi radikal bull;OH yang terbentuk, dan persentase dekolorisasi dari remazol red sebagai limbah pewarna yang digunakan dalam sistem reaktor batch. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi udara dengan mekanisme injeksi secara langsung menuju anoda dapat menurunkan kebutuhan energi breakdown sebesar 67 dan energi kritis sebesar 50,7 untuk pembentukan plasma jika dibandingkan dengan tanpa injeksi udara. Konsumsi energi yang dibutuhkan juga terus menurun dengan semakin tingginya laju alir udara yang diinjeksikan. Laju alir udara optimum pada tegangan yang berbeda telah dievaluasi berdasarkan karakteristik fisik dan kimia dari plasma yang terbentuk. Pada konsumsi energi yang besar dengan semakin tingginya tegangan, laju alir injeksi udara optimum untuk mendekolorisasi limbah juga semakin tinggi. Dekolorisasi maksimum dihasilkan pada 99,35 dengan kondisi operasi laju alir udara sebesar 4 L/min, tegangan sebesar 700 V, dan waktu proses selama 30 menit.

Plasma electrolysis has been proved have much higher effectivity in degrading complex pollutant contained in batik dye wastewater. This study aims to investigate the effect of gas bubbles with air injection of plasma electrolysis in decolorization process. A new method to form bubbles using injection of air directly through anode with a tiny hole of glass tube is proposed. This research work presents the effects of gas injection rates and operation voltages on various phenomena such as electrical power of discharge pulses, concentration of bull OH radicals, and the decolorization percentage of remazol red as the dye waste in a batch reactor system. Experimental results showed that direct injection of air through anode can reduce 67 of required breakdown energy and 50,7 of critical energy for plasma generation significantly compared to non gas injection. Energy consumption for discharge plasma was observed lowered at higher rates of gas injected. Optimum gas flow rate at different voltage has been evaluated based on the physical and chemical characteristics of plasma. At higher required energy due to higher operation voltage used, the optimum gas injection rate to effectively degrade the waste was found higher. The maximum decolorization rate was found at 99,35 with conditions at 4 L min air flow rate, 700 V voltage, and 30 minutes process time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Amelia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi Remazol Red dalam limbah pewarna batik dengan menggunakan metode elektrolisis plasma. Elektrolisis Plasma merupakan salah satu metode yang terbukti mampu dalam mendegradasi limbah organik karena sangat produktif dalam menghasilkan radikal hidroksil. Pengukuran konsentrasi hidrogen peroksida yang merupakan indikator keberadaan radikal hidroksil juga dilakukan pada beberapa variabel penting yaitu tegangan dan konsentrasi elektrolit. Spektrum serapan ultraviolet-sinar tampak (UV-Vis) digunakan untuk memantau proses degradasi. Hasil penelitian menunjukkan degradasi Remazol Red mencapai 99,97% yang dicapai dengan larutan elektrolit NaCl 0,02 M dengan penambahan Fe2+ sebanyak 20 ppm, tegangan 700 V dan kedalaman anoda 0,5 cm dengan suhu dijaga pada 60-70°C.

This study aims to degrade Remazol Red in Batik dye waste water by using CGDE method. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a method which has been approved to degrade organic waste water because it is very productive in producing hydroxyl radical. Measurement of hydrogen peroxide concentration as an indicator of the presence of hydroxyl radical also performed in various influencing factors such as applied voltage and electrolyte concentration. Ultraviolet-Visible (UV-Vis) absorption spectra were used to monitor the degradation process. The result of study showed that percentage degradation was 99.97% which obtained by using NaCl 0.02 M with addition Fe2+ 20 ppm, applied voltage 700 volt, anode depth 0.5 cm and the temperature of solutions was maintained at 60-70°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Buhori
"Saat ini, limbah menjadi masalah yang semakin serius bagi lingkungan, terutama limbah industri. Pewarna Rhodamine-B adalah contoh limbah industri yang berbahaya dan sulit terdegradasi di ekosistem. Fotodegradasi pewarna menggunakan fotokatalis merupakan alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi jumlah limbah pewarna di lingkungan, terutama di perairan. Namun, diperlukan fotokatalis yang stabil, efisien, dan ramah lingkungan untuk menurunkan polutan organik yang persisten. Kerangka Logam-Organik (MOF) sebagai bahan fungsional baru yang dapat menjadi fotokatalis potensial karena stabilitas termal yang baik, serta sifat permukaan yang dapat dirubah. Dalam penelitian ini, 2 jenis Lanthanum-MOF dipilih untuk disintesis dengan variasi ligan, yaitu 1,4-Benzene dicarboxylic acid (BDC) dan 2,6-Naphthalene dicarboxylic acid (NDC) menggunakan metode solvothermal. Karakterisasi Lanthanum-MOF dilakukan dengan menggunakan FTIR, XRD, Surface Area Analyzer (BET), spektrofotometer UV-DRS, dan juga instrumentasi SEM. Proses oksidasi lanjutan asam-peroksida (AOP) digunakan dalam aplikasi fotokatalitik La-MOFs. Efisiensi degradasi (% degradasi) rhodamin-b selama 120 menit menggunakan MOFs La-BDC dan MOFs La-NDC untuk setiap fotokatalis adalah 69,47% dan 89,3%."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Vania Tjendana
"Limbah fenol dan logam Cr(VI) merupakan limbah organik dan logam berat berbahaya dan sulit didegradasi. Kedua jenis limbah tersebut dihasilkan dari berbagai macam proses industri seperti industri tekstil, cat, pewarna, dan lain lain. Maka, diperlukan teknologi pengolahan limbah yang efektif, salah satunya adalah dengan teknologi Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE). Metode Cathodic Contact Glow Discharge Electrolysis adalah bagian dari teknologi CGDE, dimana plasma terbentuk di katoda dengan pancaran sinar yang terang (glow discharge). Metode ini dapat menghasilkan spesi reaktif •OH dan H• dalam jumlah besar sehingga mampu mendegradasi limbah cair fenol dan Cr(VI) secara simultan. Kondisi optimum yang didapatkan adalah pada konsentrasi awal Cr(VI) 100 ppm, konsentrasi elektrolit Na2SO4 0,02 M, dan laju alir udara 0,2 L/menit. Untuk plasma anodik, didapatkan persentase degradasi untuk fenol sebesar 99,7% dan Cr(VI) sebesar 49%. Sedangkan untuk plasma katodik didapatkan persentase degradasi untuk fenol sebesar 70,98% dan Cr(VI) sebesar 44,77% selama 120 menit proses CGDE.

Phenol waste and Cr(VI) metal are hazardous organic waste and heavy metals that are difficult to degrade. Both types of waste are generated from various industrial processes such as textile, paint, dye, and so on. Therefore, an effective waste treatment technology is needed, one of which is Contact Glow Discharge Electrolysis technology. Cathodic Contact Glow Discharge Electrolysis is a part of plasma electrolysis technology in which plasma is formed at cathode with a bright glow (glow discharge). This method produces large quantity of reactive species •OH and H• which can degrade phenol and Cr(VI) liquid waste simultaneously. The optimum conditions obtained were at the initial concentration of Cr (VI) 100 ppm, electrolyte Na2SO4 0.02 M, and air flow rate of 0.2 L/minute. For anodic CGDE, the percetage for phenol degradation was valued at 99.7% and Cr(VI) degradation was valued at 49%. Whereas for the cathodic CGDE, the percentage for phenol degradation was valued at 70.98% and Cr(VI) degradation was valued at 44.77% for 120 minutes of plasma electrolysis process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>