Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Wisnu Santoso
"ABSTRAK
Dalam penulisan karya akhir ini, saya akan mencoba menilai harga saham T.Century Textile Industry, Tbk. yang usahanya bergerak di bidang industri pertekstilan. Analisa fundamental akan dilakukan sebelum kita membuat asumsi-asumsi untuk peramalan earning perusahaan masa depan. Analisa industri pertekstilan dan PT.Century Textile Industry,Tbk., pada dasamya, ditujukan untuk mengidentifikasi keadaan ekonomi makro Indonesia, kondisi industri pertekstilan Indonesia, prospek industri tekstil di Indonesia, dan kebijakan ekspor tekstil pasca kuota.
Secara umum, ada beberapa pendekatan yang dapat kita gunakan dalam melakukan penilaian fair value dari suatu saham (valuation). Yang pertama adalah discounted cash flow valuation, yang menghubungkan nilai suatu asset dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari asset tersebut, kemudian relative valuation, yang mengestimasi nilai asset dengan melihat pada penentuan harga pada asset-asset yang sebanding secara relatif terhadap variabel-variabel yang umum seperti earnings, cash flow, book value atau sales, selanjutnya adalah contingent claim valuation, yang menggunakan option pricing model untuk mengukur nilai suatu asset yang memiliki karakteristik option.
Terlepas dari model mana yang akan digunakan, asumsi-asumsi yang mendasari pembuatan analisa kitalah yang sebenamya lebih penting dalam meramalkan earning yang dapat dihasilkan perusahaan di masa depan. Karena prospek perusahaan terkait dengan faktor-faktor ekstemal di luar perusahaan itu sendiri, maka dalam membuat analisa fundamental ini, kita harus mempertimbangkan lingkungan di mana perusahaan melakukan usahanya.
Karena itu, sangat beralasan jika kita me!akukan top-down analysis sebelum membuat asumsi untuk meramalkan prospek perusahaan masa datang. Kita akan melakukan analisa mengenai keadaan makro dari negara di mana perusahaan melak:ukan usahanya dan dilanjutkan dengan analisa industri dimana perusahaan beroperasi serta melihat posisi perusahaan relatif terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam industri tersebut. Baru setelah itu, kita melakukan peramalan earning perusahaan masa depan dan melak:ukan penilaian dengan metode yang ada.
Dengan metode analisa di atas, terlihat jelas bahwa hasil dari valuation ini akan didasari pada asumsi-asumsi yang didapat dari analisa fundamental yang dibuat pada awal proses tersebut. Karena itu analisa fundamental dapat dikatakan sebagai kunci dari proses penilaian fair value dari saham ini. Analisa fundamental yang baik akan membuat proses valuation ini memberikan hasil yang maksimal sehingga tentunya dapat digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi.
Pada kesempatan kali ini penulis mendapatkan nilai intrinsik saham PT.CENTEX,Tbk dengan pendekatan free cash flow to equity (FCFE) adalah sebesar Rp.3538 per lembar sahamnya. Harga saham PT.CENTEX,Tbk. di bursa adalah sebesar Rp.4500, maka melihat realita ini dapat dikatakan harga saham PT. CENTEX,Tbk. adalah overvalue.
Penulis juga melakukan valuasi perbadingan terhadap perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama dengan relative valuation dengan jalan membandingkan PER PT.CENTEX,Tbk dengan PER rata- rata industri. Dari hasil perhitungan diperoleh PER rata - rata industri adalah sebesar -176.14 sedangkan PER PT.CENTEX,Tbk. Sendiri adalah -30.08. Dari realita ini dapat dikatakan PER PT.CENTEX,Tbk. overvalue relatif terhadap PER rata - rata industri. Namun kemudian dilakukan subjective adjustment terhadap hasil tersebut dan kemudian dilakukan sectoral regression untuk mengontrol perbedaan yang timbul diantara perusahaan - perusahaan tersebut sehingga dapat ditentukan nilai predicted PER untuk semua perusahaan- perusahaan tersebut.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Gary Yuniker
"ABSTRAK
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk melakukan perhitungan untuk mengestimasi nilai wajar saham PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) dengan metode analisis Discounted Cash Flow melalui pendekatan Free Cash Flow to The equity dan metode Relative Valuation melalui pendekatan Price to Earning Ratio. Kemudian membandingkan hasil estimasi nilai wajar dengan harga pasar untuk menentukan apakah harga saham over, fair atau undervalued. Dan tujuan terakhir adalah untuk melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang memadai mengenai kinerja masalalu dan prospek perusahaan.

ABSTRACT
The purpose of writing this thesis is to perform calculations to estimate the fair value of the shares of PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) with the method of Free Cash Flow to the equity and Relative Valuation Price to Earning Ratio. Then compare the results of the estimated fair value at market prices to determine whether the stock price over, fair or undervalued. And the final goal is to perform qualitative and quantitative analysis to obtain adequate information about the past performance and prospects of the company."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Fanny Suzuda
"Jatuhnya harga saham karena krisis global merupakan indikasi harga saham sangat murah dan merupakan saat yang tepat untuk membeli saham-saham di pasar modal. Meskipun demikian valuasi yang tepat terhadap nilai perusahaan yang akan dibeli adalah hal utama yang mesti dilakukan sehingga investor dapat melakukan prediksi dan perhitungan terhadap harga saham dengan benar. PT Bank Central Asia Tbk dipilih karena memiliki peningkatan asset yang pesat juga fundamental yang kuat. Pada tesis ini digunakan 2 skenario dan 2 metode berbeda dalam menentukan nilai intrinsik PT Bank Central Asia Tbk, yaitu dengan menggunakan free cash flow to Equity dan abnormal earning. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kondisi harga saham BCA saat ini apakah overvalued atau undervalued.

Stock drops due to the global crisis is an indication that the stocks are very cheap and is
an appropriate time to buy stocks in the stock market. Even though, precise valuation
toward the value of the companies that issued the stocks must be of main concern for
investors in order to carry out correct calculations and predictions. PT Bank Central
Asia Tbk was chosen because other than having a rapid increase in assets, their
fundamentals are also strong. In this thesis 2 scenarios and 2 methods are used to
determine the intrinsic value of PT Bank Central Asia Tbk, which are Free Cash Flow to
Equity and Abnormal Earning. The calculation results are then compared to BCA?s
current stock price to determine whether it is overvalued/undervalued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25528
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purwito
"Analisis nilai intrinsik merupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu free cash flow to eguity model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan free cash flow to eguity model dengan harga pasar saham.
Karya akhir ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak yang berkepentingan, baik bagi manajemen perusahaan serta para penanam modal (investor). Bagi perusahaan, pemilihan strategi yang tepat yang didasarkan pada prediksi ke depan sebelum melakukan strategi tersebut, akan mengurangi risiko ketidakpastian dalam pelaksanaannya. Bagi investor, mengingat bisnis media televisi memiliki potensi yang cerah di masa depan, dan berdasarkan perhitungan nilai intrinsik saham ini berada pada posisi undervalue bila menggunakan model free cash flow to eguity, maka PT Surya Citra Media Tbk merupakan alternatif yang baik untuk berinvestasi dan disarankan untuk mengambil posisi hold (tahan), dikarenakan perusahaan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang.

Intrinsic value analysis can be used by investors to observe -whether the price of stocks in the markets reflect the intrinsic value of the firm or not. This research usesfree cash flow to eguity model model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stock in order to assist investors in their investment decision and to expose how strong the intrinsic values based on free cash flow to equity model were correlated with the price of stocks in the market.
We hope that this would give a benefit for all concemed parties, bofh management and investors. Company must choose the prefect stralegy based on future prediction before applying strategy in order to reduce uncertainty In the implementation. Considering that media business has bright potential in the future and based on calculation in intrinsic value, this share is in undervalue position using free cash flow to eguity, therefore PT. Surya Citra Media, Tbk could be one of a good alternative to invest money for long term investment, for investor should be hold to sell or buy the stock based on that valuation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26594
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Anggaranti
"Tesis ini membahas mengenai valuasi saham perusahaan yang bergerak di industri peternakan ayam yaitu PT Charoen Pokhpand dan PT Sierad Produce. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor mengenai nilai wajar saham PT Charoen Pokhpand dan PT Sierad Produce. Metode yang digunakan dalam valuasi saham PT Charoen Pokhpand dan PT Sierad Produce adalah FCFF, FCFE, dan PER. Hasil perhitungan berdasarkan ketiga metode tersebut dibandingkan dengan harga pasar pada 30 Desember 2010, menunjukan bahwa saham PT Charoen Pokhpand dinilai overvalued. Hasil valuasi PT Sierad Produce jika dibandingkan harga pasar pada 30 Desember 2010 maka hasil valuasi mengunakan metode FCFE dinilai wajar, namun jika mengacu pada metode FCFF dan PER dinilai overvalued.

This thesis analyzed the intrinsic value of PT Charoen Pokhpand and PT Sierad Produce both of companies operating in poultry industry. The result of this thesis expected can gives investors information about intrinsic value of PT Charoen Pokhpand and PT Sierad Produce. Valuation is performed using Free Cash Flow to Equity, Free Cash flow to the Firm and Price Earnings Ratio method. When the intrinsic value based on FCFF, FCFE and relative valuation of PT Charoen Pokhpand and PT Sierad Produce is compared with market value on December 30¬th 2010, the result suggest PT Charoen Pokhpand is overvalued. On the other hand, valuation result of PT Sierad Produce using FCFE method suggest its stocks valued at fair price, in contrast its valuation result using FCFF and PER method suggest its stocks is overvalued."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T30287
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Freddy Iwan S.
"Investor yang ingin melakukan transaksi di pasar sekunder perlu juga memperhatikan saat-saat yang tepat untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian saham. Banyak investor melakukan keputusan pembelian saham berdasarkan harga jual terakhir. Pembelian saham pada harga yang tinggi merupakan suatu keputusan yang sama buruknya dengan melakukan pembelian saham pada harga yang murah namun memiliki kecenderungan untuk terus turun secara bertahap. Oleh karena itu, investor perlu mengetahui nilai intrinsik dari suatu saham sebelum melakukan keputusan pembelian atau penj ualan saham untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dalam investasi.
Permasalahan yang diangkat dalam karya akhir ini adalah melakukan analisis valuasi harga saham BM posisi 30 September 2003, 31 Desember 2003 dan 31 Maret 2004 dengan menggunakan model free cash flow to equity (FCFE) dan relative valuation.
Pendekatan yang digunakan daiam anatisis valuasi pada tulisan ini adalah free cash flow to equity dan relative valuation. Dengan menggunakan analisis valuasi, investor dapat menilai saham Bank Mandiri dan mengetahui nilai sebenamya (nilai intrinsik) sehingga dapat membandingkan apakah saham Bank Mandiri yang beredar yang dihargai terlalu tinggi (overpriced) atau terlalu rendah (underpriced).
Dari hasil analisisi diperoleh baik dengan metode free cash flow to equity dan relative valuation , harga saham Bank Mandiri di market masih dibawah (undervalued) dari nilai intrinsiknya.
Berdasarkan analisis valuasi yang telah dilakukan, selama kondisi makro ekonomi, industri perbankan dan kinerja bank sama dengan asumsi kualitatif dan kuantitatif yang dipakai dalam tulisan ini, disarankan kepada investor untuk membeli saham Bank Mandiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Riski Ningtyas
"Seiring dengan perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), industri perbankan mikro pun mengalami perkembangan yang signifikan dengan banyaknya bank-bank besar yang terjun ke sektor ini. Salah satu bank milik pemerintah yang fokus pada pengembangan UMKM ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Dengan proporsi target bisnis UMKM sebesar 80% dan Corporate sebesar 20% dan didukung dengan luasnya jaringan di seluruh Indonesia BRI menjadi market leader di sector ini.
Penilaian saham perlu dilakukan sebelum investor mengambil keputusan untuk membeli, mempertahankan atau menjual saham. Penilaian saham BRI ini menggunakan analisis fundamental dengan pendekatan topdown approach. Hasil dari analisis itu kemudian digunakan untuk perhitungan harga wajar saham dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Relative Valuation. Hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa saham BRI berada dalam kondisi undervalued jika dibandingkan dengan harga pasar. Untuk itu investor disarankan untuk membeli saham BRI tersebut.

Along with the development of micro, small and medium enterprises (SMEs), micro-banking industry also significantly growth with the number of major banks who involved into this sector. One of the government-owned bank that focuses on SMEs is PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. With the proportion of SME business targets by 80% and 20% Corporate and supported by the extensive network throughout Indonesia BRI become market leader in this sector.
Stock valuation needs to be done before investors decide to buy, hold or sell stocks. BRI's valuation uses fundamental analysis approach with topdown approach. The results used for the calculation of fair prices of shares by using the Free Cash Flow to Equity (FCFE) and Relative Valuation. The results of these calculations indicate that the BRI?s stock is in undervalued compared to market prices. It is advisable for investors to buy shares of the BRI
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Pramoda Wardhani
"Predikat yang diperoleh Indonesia sebagai negara layak investasi oleh Fitch dan Moody's, membuat para investor berlomba untuk menginvestasikan dananya di pasar saham Indonesia. Valuasi menjadi sangat penting dilakukan sebelum memutuskan untuk berinvestasi, agar investor mengetahui aspek fundamental dari saham yang dituju. Bank Danamon sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang sedang mengembangkan berbagai program konsumer dan usaha kecil dan menengah, membuat harga saham BDMN layak untuk dipertimbangkan oleh investor. Untuk itu dengan mengetahui nilai wajar dari saham tersebut, investor bisa mengambil langkah pintar untuk menjaga portofolio, mengambil keuntungan dan meminimalisasi risiko.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada skenario normal dengan metode Free Cash Flow to Equity, harga saham BDMN Rp 6.055, sedangkan dengan Relative Valuation Rp 5.518 dan untuk metode Abnormal Earnings harga saham BDMN Rp 7.997. Harga-harga tersebut di bandingkan dengan harga pasar BDMN per tanggal 30 September 2012 yaitu Rp 6.100, sehingga dari kedua metode disimpulkan harga saham BDMN overvalued dan dengan metode abnormal earnings harga saham BDMN undervalued.

Predicate that gained by Indonesia as an investment worth by Fitch and Moody's, make a lot of investors raced to invest in Indonesia stock market. Valuation becomes very important before deciding to invest, so that investors know the fundamental aspects of the stock in question. Bank Danamon as one of the largest banks in Indonesia, which is developing a range of programs of consumer and small and medium enterprises, making stock prices of BDMN eligible for consideration by investors. For that to determine the fair value of shares, investors can take smart steps to keep their portfolio, take an advantage and minimize risk.
The results of the research that has been done by normal scenario using free cash flow to equity method, gave the intrinsic value of BDMN stock IDR 6,055, while calculation with relative valuation method IDR 5,518 and abnormal earnings method resulting amount of IDR 7,997. Those prices has been compared with market price of BDMN on September 30, 2012 amounts IDR 6,100, and it can be concluded that the stock price of BDMN with two different method is overvalued and with only abnormal earnings method is undervalued.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferly Aninditya
"Industri telekomunikasi adalah industri yang dinamis dikarenakan perkembangan teknologi telekomunikasi yang begitu cepat. Pelayanan selular bergerak di Indonesia, pada saat ini sedang beralih dari fokus pada layanan suara dan pesan singkat menuju layanan data. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, persaingan menjadi semakin ketat. Namun demikian, hanya ada tiga pemain utama yaitu PT. Telkomsel Tbk., PT. Indosat Tbk., dan PT. XL Axiata Tbk (XL). XL merupakan perusahaan telekomunikasi di Indonesia dengan pertumbuhan yang paling cepat. Kinerja perusahaan sejak diakuisisi oleh grup Axiata pada tahun 2009 selalu meningkat. XL optimis akan menjadi perusahaan telekomunikasi terdepan dalam kurun lima tahun ke depan. Untuk itu manajemen berusaha menarik minat investor untuk melakukan investasi di XL. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah nilai investasi yang ditawarkan sesuai dengan nilai perusahaan. Pada penelitian ini, dilakukan valuasi saham PT. XL Axiata Tbk. menggunakan Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Earnings Model dan Relative Valuation Model.Pada setiap model yang digunakan, masing-masing dibagi dalam tiga skenario, yaitu skenario normal, skenario pesimis dan skenario optimis.

Telecomunication industry is dinamic because it fastest growth in technology. In Indonesia, the mobile sellular services is on the step to change from focus on voice and short messege services to data services. With so many competitor in telecommunication industry, the competition become very high. Indeed, only three main company that dominate market. The three company are PT Telkomsel Tbk, PT Indosat Tbk, and PT XL Axiata Tbk (XL). XL is the fastest growth company in Indonesia telecommunication industry. The company performance raised every year since it acquisition by Axiata group in 2009. Management optimistic that the company will become the first telecommunication company in Indonesia by five years. To achieve this goal, the management try to atract the investor interest to investing their funds in XL. The question is, wether the value of the investment offered was in line with the return. This study shows the valuation of PT XL Axiata Tbk shares value by using Free Cash Flow to Equity Model, Abnormal Earnings Model and Relative Valuation Model. In each valuation model consists of three scenarios, normal scenario, pessimistic scenario, and optimistic scenario."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Melanty Veronica
"ABSTRAK
Krisis yang sedang dialami perbankan Indonesia saat ini pada dasarnya disebabkan oleh lemahnya permodalan yang dimiliki. Hal ini menjadi ancaman serius terutama dalam menghadapi era pasar bebas dunia yang sudah semakin dekat. Mengantisipasi masalah ini, pemerintah Indonesia menghendaki agar perbankan nasional memperkuat permodalannya sendiri dengan salah satu jalan melakukan penawaran saham ke pasar modal. Pasar modal yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan sumber dana yang besar: Di samping itu pasar modal juga dapat menjadi alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dananya karena dapat memberikan keuntungan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor, semakin tinggi pula resiko yang harus dihadapinya. Untuk itu diperlukan analisis yang matang sebelum investor mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual suatu saham. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukannya adalah analisis fundamental.
Analisis fundamental dengan metode top down approach dimulai dengan analisis perekonomian makro, analisis industri dimana perusahaan berada, dan analisis perusahaan. Termasuk ke dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap variabel-variabel perekonomian makro, seperti kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi, inflasi tingkat suku bunga dan lain-lain. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter, 1980), yaitu melihat kekuatankekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain adalah analisis terhadap strategi perusahaan, laporan keuangan, dan penghitungan nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan model penilaianfree cash flow to equity.
Penulisan Karya Akhir ini menerapkan analisis fundamental pada sebuah perusahaan BUMN yang mepunyai rencana untuk melakukan go public di masa yang akan datang. Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui perkiraan nilai wajar sahamnya pada saat IPO dilaksanakan. Perusahaan yang dipilih adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau lebih dikenal dengan BRI yang berada di dalam sektor perbankan dan kepemilikannya masih 100% dimiliki pemerintah. Dalam program restrukturisasi perbankan yang sedang dilakukan pemerintah dengan bantuan IMF saat ini, BRI ditetapkan untuk berdiri sendiri tanpa diikutsertakan dalam proses merger bank-bank pemerintah lain, serta kegiatan bisnis BRI difokuskan kepada usaha kecil dan menengah.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan dengan pendekatan FCFE model, diperoleh nilai intrinsik saham sebesar Rp.3.808,49 per saham yang dapat dijadikan patokan bagi investor apakah nantinya harga yang terjadi di pasar adalah harga yang undervalued atau overvalued. Sehingga dengan diketahuinya nilai wajar dari saham ini investor dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham tersebut. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan adanya ketidakpastian, kesimpulan tersebut dapat berubah. Karena apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat maka kesimpulan akhir yang diperolehpun dapat berubah."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>