Latar Belakang: Kanker membutuhkan perawatan medis jangka panjang dan biaya besar, sehingga memerlukan benchmark pelayanan kanker terstandardisasi. Program Kemenkes RI mengenai Rumah Sakit Jejaring Pengampuan Pelayanan Kanker berupa pelayanan berjenjang merata di Indonesia. Tiga pembagian strata rumah sakit, yaitu madya, utama, dan paripurna, dikoordinatori oleh satu pengampu nasional. RSCM sebagai pengampu dari lima RS strata utama yang tersebar dari empat Provinsi, yaitu Lampung, Banten, Kalbar dan Kalsel. Tujuan: Mengkaji situasi dan kondisi pelayanan kanker komprehensif di rumah sakit provinsi dan melakukan analisis keberhasilan program pengampuan tersebut. Metode: Studi deskriptif analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil: Pada kelima RS ampuan RSCM masih ada kesenjangan dalam pelayanan kanker dibandingkan dengan benchmark, terutama pada pemenuhan SDM, sarana, dan prasarana. Derajat kesenjangan dalam program penanggulangan kanker sedang hingga ringan. Terdapat kekurangan yang signifikan dalam aspek diagnosis dan terapi secara kualitatif pada RS Sitanala dan RS Banten, yang membutuhkan peningkatan SDM dan fasilitas untuk mengurangi kesenjangannya. Perubahan derajat kesenjangan masih rendah hanya 0.86% hingga 6.25%. Kendala terletak pada implementasi program yang tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing rumah sakit, serta ketergantungan pada dukungan dana dari pengampu nasional. Kesimpulan: Program pengampuan pelayanan kanker yang dirancang strategis berdasarkan analisis kesenjangan belum menunjukkan peningkatan yang memuaskan setelah dua kuartal pelaksanaan.