Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Fachruddin
Jakarta: Kencana, 2012
384.553 AND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"[Rating dan share masih menjadi tujuan utama stasiun televisi di Indonesia saat ini. Hal tersebut
membuat persaingan antar stasiun televisi semakin ketat. Oleh karena itu, stasiun televisi
menggunakan berbagai strategi yang tepat untuk menaikkan rating dan share. Net merupakan
televisi baru yang mengedepankan kualitas konten, dengan segmentasi penonton yang sempit,
namun dengan rating dan share yang rendah. Dengan menggunakan konsep strategi, segmentasi
penonton, dan rating share, tulisan ini akan membahas tentang strategi apa saja yang harus
dilakukan Net untuk meningkatkan rating dan share dari segi segmentasi penonton Net
berdasarkan demografi dan konten tayangan program televisi., Rating and share still the main purpose of television station in Indonesia today. This makes the
competition among television stations increasingly stringent. Therefore, the television station
using a variety of strategies to raise the rating and share. Netmedia is a new television with a
good quality of the content, with a narrow audience segmentation, but with a rating lower share.
By using the concept of strategy, audience segmentation, and rating share, this paper will
discuss about Net strategy to increase the rating and share in terms of audience segmentation
based on demographics and content of television programs.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fred Wibowo
Jakarta: Grasindo, 1997
384.55 FRE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Ras Amanda G.
"Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang Sejalan dengan perkembangan dunia politik di Indonesia pada tahun 1998. Angin reformasi saat itu tidak hanya membuka peluang untuk menambah jumlah stasiun televisi Swasta, namun juga gerakan di daerah untuk mendirikan televisi maupun radio, balk swasta, komunitas maupun publik. Materi siaran selama ini dikuasai stasiun nasional yang berpusat di Jakarta, yang relatif selalu mengangkat isu dan wacana nasional sedangkan wacana di daerah seringkali tidak mendapat perhatian. Di sisi lain dengan hadimya televisi-televisi Iokal. maka perebutan kue iklan di televisi yang sudah sangat ketat akan semakin ketat PT Bali Ranadha Televisi adalah salah satu televisi swasta Iokal di Indonesia, yang mengudara di daerah Bali dan sekitamya. Kehadiran BaliTV di Bali mendapat perhatian khusus dari masyarakat Bali, dengan program bermuatan Iokal, posisi rating BaliTV di Bali berada pada urutan keempat setelah Indosiar, RCTI dan SCTV.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pola masyarakat di Denpasar dalam menggunalcan televisi, jenis hiburan dan informasi apa yang dikonsumsi mereka, dan mengetahui ragam kebutuhan program teievisi yang diinginkan masyarakat di Bali khususnya di Denpasar.
Penelitian menggunakan kerangka pemikiran studi ekonomi media, yang terfokus pada konsumen pengguna media dengan mempelajari karakteristik konsumen pengguna media televisi, meliputi kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan kelompok berdasarl-can status sosial ekonomi sampai pacla budaya yang mereka anut hingga pola penggunaan media televisi. Pole penggunaan ini terbagi dari program acara yang mereka sukai, saluran televisi hingga durasi menonton televisi.
Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian, yakni metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Sifat penelitian ini bersifat deskriptif, dimana memaparkan suatu situasi atau peristiwa. Sedangkan tehnik pengumpulan data dengan dua tehnik ; yakni dengan studi dokumen data rating yang dikeluarkan Nielsen Media Research Indonesia. Lalu untuk memperkaya data dan menjawab fenomena yang didapatkan peneliti melakukan wawancara pada masyarakat pengguna televisi di Denpasar, Bali.
Dari hasil penelitian diketahui, di antara faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang, faktor budaya adalah faktor terbesar yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat khususnya dalam menggunakan televisi. Untuk kelompok masyarakat yang mempunyai kecenderungan budaya yang homogen dan masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan norma-norma yang sangat mengikat di dalam masyarakat, maka faktor budayalah yang memberi kontribusi terbesar dalam menentukan pola konsumsi seseorang.
Berdasarkan pada asumsi studi ekonomi media, media berfungsi dalam dual pasar produksi, yakni menjual program kepada masyarakat dengan, dan sebagai mempromosikan produk dari pengiklan. Dari hasil penelitian ini, diketahui peran televisi khususnya televisi swasta komersial, Iebih sebagai wadah untuk melayani pengiklan dibanding melayani masyarakat pada umumnya.
Televisi bagi masyarakat di Denpasar lebih digunakan sebagai media hiburan dibandingkan dengan media informasi. Tipe program acara yang mereka sukai adalah acara serial komedi, atau aoara yang mengundang tawa. Terutama komedi yang ditayangkan BaliTV dengan mengangkat budaya Iokal, yang menggunakan bahasa daerah.
Penelitian ini mengimplikasikan pada perlunya menyusun program dengan terus menerus melakukan riset terhadap budaya Iokal serta unsur proximity atau lokalitas lainnya antara Iain program acara variety show, yang menampilkan kesenian-kesenian Bali, muiai dari lawak Bali hingga sajian musik Bali."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogya (LP3Y) dan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), 1994
R 778.53 SEM m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tribuana Tungga Dewi
"Berita dalam industri penyiaran adalah program yang semestinya independen dan ada dengan tujuan menjadi media bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang sebenarnya. Tetapi, sejak berubahnya struktur industri pertelevisian di Indonesia, peran negara yang sebelumnya sangat dominan menjadi melemah. Bagi sebagian orang perubahan struktur ini dianggap sebagai hal positif. Tetapi nyatanya apa yang kita saksikan di layar kaca, terutama televisi swasta, tak ubahnya sebagai produk dan perpindahan dominasi. Jika sebelumnya dominasi berada di tangan pemerintah, maka saat ini dominasi tersebut beralih ke tangan industri periklanan.
Kehadiran televisi-televisi baru di Indonesia pasca orde baru, membawa angin segar bagi pemirsa dan pengamat media. Dalam suasana reformasi diharapkan akan muncul kebebasan dari kungkungan penguasa yang akhirnya akan membebaskan media untuk menyalurkan informasi ke khalayaknya. Untuk itulah menjadi menarik mengamati keberadaan program berita di stasiun televisi Trans TV, salah satu stasiun televisi yang muncul pasca orde baru. Benarkah angin segar akan bertiup dalam dunia pemberitaan pada khususnya dan dunia pertelevisian pada umumnya?
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa wacana kritis, yaitu tipe penelitian analisa wacana yang terutama mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketidakadilan (inequality) muncul, direproduksi, dan dikonfrontasikan melalui teks dan pembicaraan dalam konteks sosial-politik. Pada tingkatan teks, peneliti akan melakukan analisa isi dari beberapa tayangan berita Trans TV, pada dimensi discourse practice pengumpulan data akan dilakukan dengan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan tim redaksi Berita Trans Petang selama beberapa waktu. Sedangkan dalam dimensi sosiokultural, peneliti akan melakukan studi dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang terjadi dalam ruang redaksi televisi swasta baru, dan dalam skala yang lebih luas, yaitu konteks sosiokultural tidaklah semenyegarkan yang diprediksi banyak orang. Usaha mengejar rating yang lebih tinggi adalah motivasi utama proses pengemasan produk pemberitaan. Di samping itu, masalah kejaran tengat waktu, rutinitas organisasi, dan dominasi kelas penguasa tetaplah menjadi penentu proses produksi pemberitaan yang hasilnya dapat kita saksikan di layar kaca. Hanya saja jika dahulu pemerintahlah yang memegang kendali, saat ini industri periklananlah yang mengontrol apa yang layak dan tidak layak ditayangkan. Batas-batas antar divisi dalam organisasi televisi makin mengabur, ini menyebabkan divisi pemberitaan bukanlah lagi -suatu divisi independen yang memberikan fakta dan informasi umum bagi khalayaknya. Melainkan sekedar kepanjangan tangan dari usaha pemenuhan kebutuhan khalayak yang diasumsikan sebagai khalayak potensial oleh industri periklanan.
Jika khalayak tidak menyukai idealisme pemberitaan yang dianut maka dengan mudahnya mereka dapat memindahkan saluran ke stasiun lain. Dengan demikian tak heran jika rating adalah yang paling penting untuk industri pertelevisian saat ini. Oleh sebab itu, setiap tayangan berita wajib dibuat untuk memenuhi kegemaran pemirsa yang dianggap sebagai pembeli potensial oleh pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onong Uchjana Effendy
Bandung: Mandar Maju, 1993
371. 335 8 ONO t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuliharza
"PT. Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV adalah salah satu televisi swasta nasional yang ada di Indonesia. Trans TV hadir sebagai televisi swasta ke delapan yang mengudara di Indonesia sejak memperoleh izin siarnya pada Oktober 1998. Bersiaran pertama kali pada 15 Desember 2001, perusahaan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung ini telah hadir dan berkembang sebagai salah satu televisi swasta yang berbeda dan diperhitungkan di Indonesia. Sebagai stasiun televisi yang besar, Trans TV diharuskan memiliki manajemen produksi yang solid dan menganut ?zero mistakes? pada setiap produksi tayangan-tayangannya. Hal ini tentu saja membutuhkan tim yang solid yang dapat mewujudkan manajemen produksi yang baik sehingga program-programnya dapat ditayangkan dengan sempurna.
Salah satu bagian penting dari manajemen produksi ini adalah seorang asisten produksi. Seorang asisten produksi diharuskan memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, hingga evaluasi setelah program tersebut ditayangkan. Begitu juga dengan asisten produksi di dalam Trans TV. Laporan magang ini akan menjelaskan secara lengkap bagaimana tugas dan kewajiban seorang asisten produksi secara teori dan bagaimana pekerjaan seorang asisten produksi di Trans TV. Selain itu, pada laporan magang ini juga diberikan saran bagi akademis dan perusahaan.

PT. Television Transformation Indonesia or Trans TV is one of the national television in Indonesia. Trans TV is the eighth television that got the legal permission in broadcasting in Indonesia at October 1998. Was first broadcast on December 15, 2001, the company owned by Chairul has been present and grow as one of the different television in Indonesia. As a major television station, Trans TV must have a solid production management and adopt 'zero mistakes' on each production. This point of course requires a solid team that can achieve good production management so that programs can be aired perfectly.
One of the important part of the management production is a production assistant. A production assistant must understand and carry out the duties and obligations of preproduction, production, post-production, and evaluation after the program aired. And so must production assistant at the Trans TV. This internship report will explain fully how the duties and responsibilities of a production assistant theoretically and jobdesk of production assistant at Trans TV. In addition, this internship report is also provided some suggestion for academic and corporation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>