Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
2015
020 CDKN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Testa, Dean
"As organizations transform from an industrial to knowledge-based economy, assessment strategies are rarely adapted to the new environment. Offering an enhanced understanding of how to engage organisations in assessments, this is an unmissable book for knowledge management professionals and researchers."
Bingley: Emerald Publishing Limited, 2019
e20511720
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Houstoun, Texas: American Productivity & Quality Center , 2003
658.403 8 USI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan Amrin
"Persaingan dunia industri yang semakin berat, menuntut organisasi untuk dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang mereka miliki. Dan hal ini menyebabkan kini terjadi perubahan paradigma dari yang sebelumnya bertumpu pada resource based competitiveness menjadi mengandalkan knowledge based competitiveness.
Penelitian ini ingin menggambarkan bagaimana mengukur tingkat kesiapan organisasi dalam menerapkan knowledge management. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus dalam penulisan ini penulis memakai PT XYZ. Sebuah perusahaan konsultan Sumber Daya Manusia yang cukup terkemuka. Perancangan instrument penelitian untuk mengukur tingkat kesiapan penerapan Knowledge management di PT XYZ dilakukan dengan memetakan faktor-faktor dalam 3 teoriKnowledge management Critical Success Factor. Setelah dilakukan pemetaan maka akan dilakukan skoring untuk mengukur levelknowledge management readiness dari perusahaan.
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kuisioner, didapatkan bahwa PT XYZ memiliki tingkat kesiapan penerapan Knowledge management pada tingkat 2 (preliminary), dengan nilai kesiapan rata-rata 2.53. Nilai tersebut menggambarkan bahwa PT XYZ telah mulai mengenal manfaat knowledge management dan sudah mulai memiliki proses yang menggambarkan kegiatanknowledge management, walaupun belum optimal dan hanya di sebagian perusahaan.

Competition is increasingly tough industry, requires an organization to be able to make the most of their abilities. And this led to a paradigm shift now occurring earlier than relying on resource-based competitiveness to rely on knowledge-based competitiveness.
This research illustrates how to measure the level of organizational readiness in implementing knowledge management. The method used is the case study method. The case study in this paper the author wore XYZ. A Human Resources consulting firm that is prominent. The design of the research instrument to measure the level of readiness of the application of Knowledge management in PT XYZ done by mapping the factors in the theory of Knowledge management 3 Critical Success Factor. After mapping the scoring will be done to measure the level of readiness of the enterprise knowledge management.
After analyzing the results of the questionnaire, it was found that XYZ has a level of preparedness for the implementation ofKnowledge management at level 2 (preliminaries), with an average value of 2,52 readiness. This value illustrates that XYZ has come to know the benefits of knowledge management and has begun to have a process that describes the knowledge management activities, although not optimal, and only in some companies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Setiawan Tri Wahyudi
"Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) merupakan salah satu unit utama dalam struktur organisasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan serta pengelolaan sistem perbukuan. Dalam mendukung tugas dan fungsinya, BSKAP memiliki program pada rencana strategis organisasi untuk menerapkan manajemen pengetahuan (KM). Meskipun demikian, hingga saat ini penerapan KM belum terealisasi karena tidak yakin sepenuhnya mengenai kesiapan organisasi. Sehingga untuk mencapai keberhasilan perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan penerapan KM di BSKAP. Penelitian ini menggunakan desain exploratory. Model penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian sebelumnya dan hasil validasi pakar. Terdapat 22 faktor yang digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan penerapan KM di BSKAP, yaitu motivasi (individu dan pimpinan), sumber daya manusia (SDM), komitmen (individu dan pimpinan), inovasi dan kreativitas, goodwill (pimpinan), integritas, performance expectancy, effort expectance, social expectancy, penghargaan, kebijakan, kepemimpinan, budaya organisasi, kerja sama, lingkungan, monitoring dan evaluasi, network, kesempatan, anggaran, change management, IT, dan sarana prasarana. Data dikumpulkan dari 382 pegawai BSKAP dan berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan nilai kesiapan penerapan KM di BSKAP adalah sebesar 80,6% atau masuk dalam level receptive menurut skala Rao. Level ini memiliki arti bahwa BSKAP telah siap dalam menerapkan KM, namun masih dapat melakukan peningkatan kesiapan menuju pada level optimal. Salah satu bentuk peningkatan kesiapan tersebut adalah melakukan pembenahan pada faktor sumber daya manusia.

The Educational Standards, Curriculum and Assessment Agency (BSKAP) is one of the main units in the organizational structure of the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, which has the task of organizing the preparation of standards, curriculum, and educational assessments as well as the management of the bookkeeping system. In supporting its duties and functions, BSKAP has a program in the organization's Strategic Plan to implement knowledge management (KM). However, until now BSKAP has not realized it because it is not fully sure about the readiness of the organization. So that to achieve success, measurement of the level of readiness for the application of KM in BSKAP is carried out. This study uses an exploratory design. This research model was developed based on previous research and the results of expert validation. There are 22 factors used to measure the level of readiness to implement KM in BSKAP, namely motivation (individual and leadership), human resources (HR), commitment (individual and leadership), innovation and creativity, goodwill (leadership), integrity, performance expectancy, effort expectance, social expectancy, awards, policies, leadership, organizational culture, cooperation, environment, monitoring and evaluation, network, opportunity, budget, change management, IT, and infrastructure. Data were collected from 382 BSKAP employees and based on the results of calculations carried out, it was found that the value of readiness for implementing KM in BSKAP was 80.6% or included in the receptive level according to the Rao scale. This level means that BSKAP is ready to implement KM, but can still make improvements to the optimal level. One form of increasing readiness is to make improvements to the HR."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Eleonora Francisca Maria
"Penelitian ini dilakukan pada tim ketja majalah anak-anak dengan inisial Bb. Data dan infommasi diperolch dari wawancara, observasi, dan data hasil penjualan sclama tahun 2005 dan 2006.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja tim keqa Bb sedang mengalami penurunan kinerja, dengan tolok ukur berdasarkan penurunan market share, hasil penjualan dan kegagalan dalam melakukan pengembangan produk baru.
Berdasarkan analisis daur hidup produk majalah Bb telah mencapai tahap decline. Produk yang berada pada tahap ini perlu di ?re-launching" melalui inovasi produk, proses, dan layanan. Untuk melakukan inovasi diperlukan pengetahuan dari iuar maupun dari dalam organisasi agar "produk" yang diciptakan dapat bertumbuh kembali. Masalahnya orang-orang di tim kerja Bb belum mengetahui cara untuk mengumpulkan infonnasi dan mengolah informasi menjadi pengetahuan. Permasalahan ini disebabkan karena faktor Organization Capital yaitu sistem dan budaya di tim kerja Bb masih menj adi penghambat terciptanya knowledge.
Sebagai rekomendasi untuk mengatasi permasalahan ini, mula-mula yang harus dipersiapkan adalah Organization Capital untuk merangsang organisasi menjadi learning organization. Untuk menjadi learning organization, Organization Capital dibentuk berdasarkan penerapan tcori Organizational Knowledge Creation, scrta pcncrapan tcori FMh Discipline.

The research was conducted on a team of children magazine with the initial Bb. The data and information were obtained by interview and observation. All data and information were taken from the financial statistics of 2005 and 2006.
Measured by the decline of market share, the financial lost, and the failure to invent a new product; it is revealed that the work performance among the teams of Bb is declining.
The analysis shows that Bb magazine has reached the state of decline. At this point, the product needs to be relaunched with the innovation in product, process, and services. To implement the innovations, the teams should gain knowledge from inside and outside organizations so in order that the sales growth created products can increase. However, the member ofthe team do not know how to obtain the information and transform it into knowledge. Such problem is caused by the system and culture ofthe team that prohibits the knowledge sharing.
Based on the thorough analysis, firstly it is commended that the Organizational Capital is to prepare effectively by the management so that it can facilitate the Leaming Organization. Organization Capital should be developed based on the theories of Organizations Knowledge Creation and Fifth Discipline.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afrita Maharani
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh penggunaan aplikasi manajemen pengetahuan terhadap kinerja pustakawan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dalam penelitian ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan sebuah aplikasi manajemen pengetahuan untuk membantu secara teknis pekerjaan para pegawainya. Rumusan masalah penelitian ini mengungkapkan bagaimana penggunaan aplikasi manajemen pengetahuan ini dapat mempengaruhi kinerja pustakawan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi penggunaan aplikasi manajemen pengetauan dalam meningkatkan kinerja pustakawan yang dilihat dari indikator penilaian kinerja dari Prawirosentono. Penggunaan konsep Prawirosentono dalam penelitian ini dapat membantu menilai kinerja pustakawan BPPT. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling terhadap para pustakawan BPPT dan terpilih informan yang bergelut langsung dengan aplikasi KM ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasi KM ini dapat meningkatkan kinerja pustakawan yang bersifat teknis saja, seperti penugasan, komunikasi antar pustakawan, absensi, memberikan pendapat, dan perencanaan jadwal kerja. Walaupun ada beberapa indikator yang tidak sesuai, tetapi indikator yang tidak sesuai ini merupakan sebuah sikap yang tidak dapat diubah walau dengan suatu aplikasi.

This research focused to discuss the impact of the usage of knowledge management application on the performance of Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT)’s staff. In this research, BPPT developed a knowledge management application to help the technical issues faced by their staff. This research’s question is to reveal how the usage of the knowledge management application is affecting the staff’s performance. The purpose of this research is to find out and identify the usage of the application in increasing the staff’s performance seen from the indicator of staff’s performance by Prawirosentono. This research is done by conducting a qualitative approach and descriptive method. To gather the data, the researcher did an in-depth interview and the source was selected with snowball sampling technique towards the librarian of BPPT. The chosen sources are using the application firsthand. The result of this research is to know that the knowledge management application can improve the performance of the staff in terms of technical work such as for assignments, communication between the staff, attendance, sharing a comment, and work schedule. Nonetheless, there are a few missed indicators, but it is part of the behavior that can’t be changed through an application."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desiana Nurul Maftuhah
"Fungsi IT Service Desk di dalam sebuah organisasi adalah sebagai kontak satu pintu yang menangani keluhan dari pengguna sistem aplikasi dan memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna sistem. Untuk menunjang fungsi tersebut, pemanfaatan manajemen pengetahuan menjadi kebutuhan yang berperan penting dalam membantu mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara lengkap dan cepat. Berdasarkan data pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2022, penyelesaian complain IT Service Desk Bank XYZ belum mencapai SLA. Salah satu yang mempengaruhi hal tersebut adalah pengelolaan informasi atau pengetahuan di IT Service Desk dalam menunjang penyelesaian pekerjaan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level atau tingkat kematangan implementasi knowledge management pada IT Service Desk Bank XYZ serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam meningkatkan kualitas implementasi manajemen pengetahuan pada IT Service Desk Bank XYZ. Penelitian ini menggunakan metode mixed method. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan kuesioner yang disusun berdasarkan framework dari APO dengan responden pekerja di IT Service Desk Bank XYZ. Sedangkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan dapat diketahui bahwa implementasi manajemen pengetahuan di IT Service Desk Bank XYZ berada pada tingkat kematangan level 4 (refinement). Penelitian ini menghasilkan sebelas rekomendasi perbaikan implementasi manajemen pengetahuan.

The function of the IT Service Desk in an organization is as a single point of contact that provides help and assistance to users to overcome problems of applications that they face. Utilizing knowledge management is crucial for supporting the function since it makes it easier to rapidly and completely gather the necessary information. Based on the data from 2020 until 2022, complaint resolution time in IT Service Desk Bank XYZ has not reach the target. The management of information or knowledge in the IT Service Desk to support the execution of everyday job is one of the causes of this. This study's goals are to assess the IT Service Desk's knowledge management maturity level and offer suggestions for strengthening knowledge management implementation quality. This research used both quantitative and qualitative or mixed method. An APO-based questionnaire that was issued to IT Service Desk staff members as respondents is used for quantitative research. According to the results of the maturity level measurement, the IT Service Desk at XYZ Bank has knowledge management maturity at level 4 (refinement).. Considering the questionnaire's findings, expert validation was carried out and then eleven recommendations for improvement were made."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Gahral Adian
Jakarta: Teraju, 2002
121 DON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>