Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Contents :
- Editor
- Authors
- Abbreviations
- Chapter 1: Introduction
- Chapter 2: Overview of SIMOX technology: historical perspective
- Chapter 3: Fundamental processes in SIMOX layer formation: ion
implantation and oxide growth
- Chapter 4: SIMOX/SOI processes: flexibility based on thermodynamic
considerations
- Chapter 5: Electrical and optical characterisation of SIMOX substrates
- Chapter 6: SIMOX material technology from R&D to advanced products
- Subject Index "
London: Institution of Engineering and Technology, 2009
e20452680
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ngurah Gde Sapteka
"Riset ini difokuskan pada karakteristik linier arus-tegangan dioda P-I-N silikon skala nano doping tinggi dalam rentang temperatur dari 50K hingga 250 K serta karakteristik arus-tegangan dan konduktansi dioda P-N Silikon skala nano doping tinggi pada temperatur 5,5K. Untuk itu dioda P-N dan P-I-N dengan konsentrasi doping tinggi difabrikasi pada wafer ultra tipis berstruktur silicon-oninsulator (SOI). Dari hasil fabrikasi telah diperoleh konsentrasi doping tinggi Boron dan Phosphorus pada divais dioda mencapai 1×1020 cm-3 and 2×1020 cm-3, berturut-turut.
Pengukuran karakteristik arus-tegangan dioda P-I-N silikon skala nano doping tinggi dilakukan pada beberapa divais dengan lapisan intrinsik sepanjang 200 nm dan 700 nm. Linieritas arus pada rentang forward bias dari 1,5 V hingga 2,0 V dan rentang temperatur dari 50 K hingga 250 K menunjukkan divais ini sesuai untuk sensor temperatur rendah. Pada pengukuran juga diperoleh data bahwa dioda P-I-N silikon skala nano doping tinggi menghasilkan arus yang lebih tinggi saat temperatur diturunkan dalam rentang forward bias dari 1,5 V hingga 2,0 V. Selain itu juga diperoleh data bahwa divais skala nano dengan lapisan intrinsik yang lebih panjang dan lebih lebar akan menghasilkan arus yang lebih tinggi pada rentang forward bias dari 1,5 V hingga 2,0 V dan temperatur dari 50K hingga 250K.
Hasil pengukuran pada dioda P-N silikon skala nano doping tinggi pada rentang forward bias hingga 0,1 Volt maupun rentang reverse bias hingga -0,1 Volt menghasilkan beberapa puncak konduktansi yang menunjukkan kesesuaian nilai dengan level energi density of state dua dimensi (2D DOS) dan level energi kombinasi phonon pada temperatur 5,5K. Pada forward bias, level energi diskret heavy hole, light hole, serta kombinasi phonon TA, LA, TO dan LO berkontribusi signifikan pada puncak konduktansi dalam rentang tegangan hingga 0,1 Volt. Demikian juga halnya pada reverse bias, level energi diskret elektron 2-fold valley, 4-fold valley, serta kombinasi phonon TA, LA, TO dan LO berkontribusi signifikan pada puncak konduktansi dalam rentang tegangan hingga -0,1 Volt. Transport elektron pada dioda P-N Silikon dalam skala nano doping tinggi akan mengalami puncak konduktansi saat elektron memiliki energi yang sama dengan level diskret energi 2D DOS. Hal ini membuktikan adanya phonon-assisted tunneling pada dioda P-N silikon skala nano doping tinggi.

This report is focused on linier current-voltage (I?V) characteristic of highly-doped nanoscale Silicon P-I-N diodes at temperature from 50K to 250K and also I-V and conductance characteristics of highly-doped nanoscale Silicon P-N diode at temperature 5.5K. For that purpose, we fabricated nano scale P-I-N and P-N diodes within ultra thin silicon-on-insulator (SOI) structures. From fabrication, we achieved high doping concentrations of Boron and Phosphorus in SOI diodes, 1×1020 cm-3 and 2×1020 cm-3, respectively.
Measurement of current-voltage characteristics of highly-doped nanoscale silicon PIN diode is performed on devices with intrinsic layer length of 200 nm and 700 nm. The current linearity under forward bias range from 1.5 V to 2.0 V and temperature range from 50K to 250K shows that these devices are suitable for lowtemperature sensor. The measurement data shows also that highly-doped nanoscale silicon PIN diode produces higher current when the temperature is lowered under forward bias from 1.5 V to 2.0 V. In addition, the data shows that nanoscale devices with longer and wider intrinsic layer would generate higher current under forward bias range from 1.5 V to 2.0 V and temperature from 50K to 250K.
Measurement of highly-doped nanoscale silicon P-N diode under forward bias to 0.1 Volt and also reverse bias to -0.1 Volt results conductance peaks that show relationship with two-dimensional density of state (2D DOS) and phonon combination energy level at temperature 5.5K. Under forward bias, discrete energy level of heavy hole, light hole and phonon combination of TA, LA, TO and LO have significant contribution to conductance peaks in range 0.1 Volt. Also under reverse bias, discrete energy level of electron 2-fold valley, 4-fold valley and phonon combination of TA, LA, TO and LO have significant contribution to conductance peaks in range -0.1 Volt. Electron transport of highly-doped nanoscale silicon P-N diode will experience conductance peaks when it has equal energy with 2D DOS discrete energy level. It proves the existence of phonon-assisted tunneling on highly-doped nanoscale silicon P-N diode.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
D2149
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Martiningsih
"Minyak transformator digunakan sebagai bahan isolasi dan pendingin pada transformator, oleh karena itu sifat-sifat dielektrik minyak isolasi yang baik merupakan prasyarat penting bagi minyak isolasi.
Beberapa pengotor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat minyak transformator adalah uap air, gas, partikel padat lainnya. Ketidak murnian dapat muncul didalam minyak transformator yang baru akibat proses pembuatan atau selama penyimpanan maupun selama transportasi dan akibat pengaruh lingkungan.
Pemanasan minyak transformator yang berlangsung terus-menerus akan menimbulkan dekomposisi minyak dan akhirnya akan menyebabkan perubahan kekuatan dielektrik minyak.
Dalam tesis ini dilakukan pengujian tegangan gagal akibat adanya kontaminasi air dan adanya pengaruh perubahan temperatur pada minyak transformator.

Transformer oil is used for the insulation and cooling of power transformer, therefore good dielectric properties are main factor for transformer insulation.
Some impurities can impact in to the properties of transformer oil such as moisture, gas and solid particles. The impurities can exist in new transformer oil either processing or storage, transportation and that caused of environment.
The continuously heating of transformer oil can make decomposition and therefore can change dielectric strength of oil.
In this thesis, writer to perform breakdown voltage test which to caused water contaminant and temperature variable of transformer oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T4654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sholeh Hidayat
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, penggunaan dan pengembangan metode pengujian untuk memonitor pertumbuhan hasil degradasi dari EPDM yang digunakan sebagai weather shed pada insulator komposit telah dilakukan dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR).
Proses degradasi polimer dikaji dengan pengambilan sejumlah kecil pada permukaan polimer tersebut dengan cara swabbing yang menggunakan pelarut xylena dan menganalisis material ini dengan menggunakan spektroskopi FTIR emisi. Pengukuran jumlah quantitatif permukaan chalking dilakukan dengan dua cara. Perlama, pengerikan (scraping) sejumlah kecil dari permukaan material yang terdegradasi dengan menggunakan sebuah razor blade dan menganalisis material tersebut dengan menggunakan spektroskopi FTIR absorpsi. Kedua, Pengumpulan sejumlah kecil material pada permukaan yang terdegradasi dengan menggunakan diamond impregnated pad dan menganalisis material tersebut dengan menggunakan spektroskopi Diffuse Reflectance Infrared Fourier Transform (DRIFT). Scanning Electron Microscope (SEM) juga telah digunakan unluk menyelidiki perubahan fisik dari permukaan material tersebut.
lndek numerik yang dikenal sebagai Oxidation Index (01) dan Chalking Index (CI) telah digunakan untuk menentukan jumlah basil degradasi dan permukaan chalking secara kuantitatlf Nilai tersebut didapal dengan cara menghitung perbandingan tinggi puncakpada spektra inframerah emisi, absorpsi dan difuse reflectance.
Hasil pengukuran Oxidation Index menunjukkan bahwa insulator EPDM dari sediver mengalami kenaikan dari 0,153 - 0,364 ketika diageing selama 336 jam dan nilai 01 tersebut relatif tidak berubah setelah diageing selama 2400 jam. Untuk insulator EPDM dari Salisbury, terdapat perubahan nilai 01 dari 0,170 - 0,391 selama 672 jam ageing dan relatif tidak mengalami perubahan 01 sampai 2400 jam ageing. Sedangkan insulator blend EPDMIsilikon dari Chance mengalami kenaikan 01 yang tajam dari 0,026 - 0,072 ketika diageing selama 672 jam dan mengalami sedikit kenaikan 01 menjadi 0,10 sampai 2400 jam ageing. Hasil yang menarik ditunjukkan oleh insulator blend EPDMIsilikon dari Ohio Brass yang memiliki nilai 01 relatif tetap (0.349 - 0,364) selama diageing sampai 2400 jam. Perbedaan nyata dari nilai 01 yang dihasilkan oleh keempat sampel insulator disebabkan oleh formulasi yang berbeda dari masing-masing sampel tersebut.
DRIFT adalah metode pengujian non-destruktif yang dikembangkan untuk mengkaji permukaan chalking dari insulator komposit field aged. Chalking Index yang ditentukan denganmetode ini menunjukkan hasil yang reproducible dan -memperlihatkan kesesuaian (good agreement) dengan hasil pengukuran yang diperoleh dari Electron Spectroscopy for Chemical Analysis (ESCA). Hubungan antara Chalking Index dan jarak terhadap tegangan tinggi juga telah dipresentasikan. Untuk sampel 210BUL, nilai CI = Z38 (shed no.l) dan CI - 2,34 (shed no.6), sedangkan sample 210FUL nilai C11,22 (shed no.l) dan CI = 1,61 (shed no.6). Untuk sampel 227BU, CI = 3,10 (shed no.1) dan CI = 4,30 (shed no.3), sedangkan untuk sampel 227FU, CI = 3,31 (shed no. I) dan CI = 2,36 (shed no.3).

ABSTRACT
In this work, the development and use of assessment methods to monitor the progress of degradation products of EPDM used as weather sheds of composite insulators has been investigated using Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy.
Polymer degradation is assessed by removing small amounts of surface polymer by swabbing with xylene and analyzing this material by FTIR emission spectroscopy. A measure of amounts of surface chalking is obtained by two techniques. Firstly, scraping a small amount of degraded surface material using a razor blade and analyzing by FTIR absorption spectroscopy. Secondly, collecting a small amount of degraded surface material using diamond impregnated pad and analyzing by D0-use Reflectance Infrared Fourier Transform (DRIFT) spectroscopy. the Scanning Electron Microscope (SEM) has also been used.
Numerical indices, termed Oxidation Index (01) and Chalking Index (CI), are used to quant1 the amount of degradation products and surface chalking. These are obtained by calculating the ratio of emission, absorption, and diffuse reflectance peak heights in the infrared spectra.
The results of Oxidation Index show that 01 of EPDM insulator from Sediver increased from 0.153 to 0.364 for 336 hours of exposure to UVB and it remains constant until 2400 hours of ageing. There was also an increase of 01 of EPDM insulator from Salisbury from 0.170 to 0.391 for 672 hours of ageing and it remains constant until 2400 hours of ageing. Meanwhile, 01 of EPDM/silicon blend insulator from Chance experienced an increase from 0.026 to 0.072 during 672 hours of ageing and it is followed by slightly increase of 01 until 2400 hours of ageing. The interesting result was indicated by EPDM/silicone blend insulator from Ohio Brass that its 01 remains constant (0.349 - 0.361) for the while 2400 hours exposure to artificial UVl3.
The DRIFT is non-destructive developed method to assess surface chalking of field aged composite insulators. The results indicate that Chalking Index determined by this method is quite reproducible and shows good agreement with that of by electron spectroscopy for chemical analysis (ESCA). The relationship between Chalking Index and distance to high voltage are also presented.
For sample 210BUL, CI = 2.38 (shed no. I) and CI = 2.34 (shed no.6), while sample 210FUL had CI 1,22 (shed no. I) and CI = 1,61 (shed no.6). For sample 227B U, CI 3,10 (shed nod) and Cl = 4,30 (shed no.3), while sample 227FU had CI = 3,31 (shed no. l) and CI = 2,36 (shed no.3).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Luminar
"Permasalahan bahan isolasi telah terjadi seperti retak, rapuh luntur dan sebagainya sejak digunakan beberapa produk porselen yang beraneka ragam seperti pin isolator 20 kV yang digunakan sebagai pemegang atau pemikul konduktor yang diisolasi pada sistem saluran lintas udara tenaga listrik berskala besar. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh perbandingan sifat phisik produk-produk tersebut. Dari hasil analisa kualitatif unsur material dengan menggunaan spektrometer sinar-x XRF dan diffraktometer sinar-x XRD, yang diinterpretasikan dari hasil uji-jenis sifat-sifat teknik listrik dan mekanik, telah memberikan hasil dari identifikasi unsur material yang meliputi formula khemikal, data kristalografi, dan identifikasi unsur-unsur material yang relatif dapat mempengaruhi sifat-sifat listrik dan mekanik pada produk porselen pin isolator 20 kV. Hasil analisa menunjukkan bahwa produk menggunakan aluminum silicate hydrat dan silicon dioxide sebagai komponen utama material, tetapi berbeda didalam pemakaian komponen pencampur seperti alkali aluminum silicate dan alkalin mineral. Ternyata produk yang menggunakan aluminum silicate hydrate dengan kandungan Al yang relatif besar menunjukkan bahwa oxida impuritas terjadi dari unsur Mn, disamping adanya unsur Ti dan Fe. Produk manufaktur diproses melalui pembakaran pada suhu 1200°-14500C. Unsur Si dengan intensitas yang relatif besar telah menunjukkan bahwa tingkat ketahanan isolasi listrik lebih baik pada produk porselen pin isolator. Oxida impuritas dari unsur Ti yang berlebihan mengakibatkan berkurangnya tingkat ketahanan isolasi listrik. Kuat mekanik yang relatif besar belum tentu memberikan sifat isolasi listrik yang baik."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Isolasi berperan penting untuk memisahkan bagian bagian yang mempunyai beda tegangan agar tidak terjadi lompatan listrik. Minyak trafo yang digunakan pada transformator merupakan salah satu jenis isolasi cair. Agar suatu jenis minyak dapat digunakan sebagai isolasi cair pada transformator harus memenuhi beberapa kriteria yang berhubungan dengan ketahanan dielektrik dari minyak tersebut. Ketahanan dielektrik dari minyak trafo berhubungan dengan tegangan tembus minyak trafo. Air dan temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan tembus minyak trafo. Semakin besar kadar air belum tentu menurunkan tegangan tembus minyak trafo dikarenakan sifat air yang sebenarnya merupakan isolator serta posisi air yang tidak selalu berada di antara elektroda. Sedangkan jika temperatur dinaikkan sampai derajat tertentu tegangan tembus akan semakin meningkat. Pengujian dilakukan dengan mengamati dan menganalisis bentuk gelombang tegangan yang terlihat pada osiloskop dengan memvariasikan kadar air dan temperatur. Bentuk gelombang tersebut dipengaruhi oleh harmonik yang menyebabkan gelombang tegangan tidak sinusoidal murni melainkan terdapat kerutan pada gelombang. Nilai Total Harmonic Distortion (THD) menyatakan seberapa besar pengaruh harmonik pada gelombang tegangan, yang pada pengujian berkisar 80% -90%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ade Sholeh Hidayat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T39450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Purnawan Budhihadi
"Transformator daya merupakan salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik yang paling banyak digunakan. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) digunakan untuk mendiagnosis kegagalan transformator sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah dengan menganalisis indikator gas yang terlarut pada minyak transformator melalui beberapa metode salah satunya menggunakan metode konvensional. Namun, berdasarkan sebagian besar pengujian yang dilakukan oleh peneliti, tingkat akurasi pendeteksian metode konvensional tersebut masih cukup rendah, oleh karena itu, penelitian Tesis ini memiliki tujuan utama dalam mengidentifikasi kelemahan salah satu metode konvensional yaitu metode Rogers Ratio. Metode penelitian ini menggunakan modifikasi pada flow chart diagnosa gangguan yang kemudian diterapkan dalam interpretasi hasil uji DGA pada transformator daya dalam kasus di Transformator GSUT #1 20/11 kV PLTMG Manokwari. Berdasarkan hasil peneltian ini metode sebelumnya tidak dapat mendiagnosa gangguan (Undetermined) sedangkan setelah dimodifikasi dapat mendiagnosa gangguan Thermal Fault < 150-200OC. Jika dibandingkan dengan metode konvensional lain yang sudah teruji seperti dengan interpretasi metode Duval Triangle didapat hasil diagnosa gangguan Thermal Fault < 300OC artinya secara umum dapat diketahui bahwa telah terjadi gangguan thermal pada internal transformator pada temperatur dibawah 300OC. Jadi hasil interpretasi modifikasi metode Rogers Ratio lebih baik dibanding sebelumnya sehingga dapat diterapkan sebagai tambahan teknik interpretasi data hasil uji DGA.

Power transformers are one of the most widely used important components in the electric power system. Dissolved Gas Analysis (DGA) testing is used to diagnose transformer failures before more severe damage occurs by analyzing gas indicators dissolved in transformer oil through several methods, one of which uses conventional methods. However, based on most of the tests conducted by researchers, the detection accuracy of the conventional method is still quite low, therefore, this thesis research has the main objective of identifying the weaknesses of one of the conventional methods, namely the Rogers Ratio method. This research method uses modifications to the fault diagnosis flow chart which is then applied in the interpretation of DGA test results on power transformers in the case of the GSUT #1 20/11 kV Transformer of PLTMG Manokwari. Based on the results of this research, the previous method cannot diagnose the fault (Undetermined) while after being modified it can diagnose the Thermal Fault < 150-200OC fault. When compared with other conventional methods that have been tested such as the interpretation of the Duval Triangle method, the results of diagnosing Thermal Fault < 300OC means that in general it can be known that there has been a thermal disturbance in the internal transformer at temperatures below 300OC. So the results of the modified interpretation of the Rogers Ratio method are better than before so that it can be applied as an additional technique for interpreting DGA test data."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3358
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>