Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94279 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fenny Raharyanti
"Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang pada periode pemerintahan orde baru populer dan berkontribusi besar pada kesehatan ibu dan anak, kini meredup
dan mengalami penurunan peran. Ketika kasus-kasus bayi kurang gizi bermunculan, banyak pihak yang menyadari bahwa posyandu merupakan faktor yang
berkontribusi pada perbaikan gizi balita. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keberadaan posyandu, pengetahuan dan kesadaran ibu balita, membawa
balita ke posyandu, keaktifan kader menghidupkan posyandu, dan kelayakan fasilitas pendukung Posyandu di komplek Perumahan Pondok Cilegon Indah
dengan karakteristik sosial-ekonomi penduduk yang beragam. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2006 mengamati populasi ibu balita dan
kader bermukim di PCI dan mengikuti kegiatan posyandu yang telah dijadwalkan pada bulan Desember 2006. Ditemukan bahwa keberadaan Posyandu di
Pondok Cilegon Indah masih dipertahankan hingga kini.Tingkat kemampuan ibu menerima penjelasan posyandu cukup baik, tetapi kesadaran ibu membawa
balita ke posyandu rendah. Keaktifan kader menghidupkan kegiatan posyandu cukup baik dan kelayakan fasilitas pendukung program posyandu masih ter-
batas pada pelayanan posyandu minimal.
Posyandu is a community-based health care program to improve the quality of life in Indonesia. This research is conducted to study the roles of posyandu in
a community unit by observing the awareness of mothers and their satisfaction on the program activities and the quality of services provided. The communi-
ty unit observed in this research is the one in Pondok Cilegon Indah Housing Complex (PCI) which consists of people with various income levels. This re-
search is a descriptive study with a survey design which was conducted in December 2006 at PCI. The population is mothers living in the housing complex
who are involved in the posyandu program activities. Samples are taken from two posyandu groups. Results show that posyandu programs in PCI have been
beneficial since its inception in 1990. However, the number of mothers actively involved in the programs is of small portion compared with the total number
of residents in the housing complex. Satisfaction on the programs is incredibly high, even though the services provided are quite limited to children weight
monitoring, health food provision, vitamin A distribution, and children immunization."
2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Subhi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S41882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fertin Mulyanasari
"Indonesia merupakan negara yang akan mengalami kondisi penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia nonproduktif. Usia produktif identik dengan kerja. Jumlah pekerja informal lebih banyak dibandingkan dengan pekerja formal. Pekerja informal seperti pengrajin emping kurang mendapatkan pelayanan kesehatan kerja sehingga berisiko mengalami masalah kesehatan kerja. Pekerja pengrajin emping merupakan pekerjaan yang memiliki sumber risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Melalui Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), pengrajin emping mendapatkan pelayanan kesehatan kerja sehingga pengrajin emping mampu meningkatkan perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pelaksanaan Pos UKK terhadap perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja oleh pengrajin emping di Puskesmas Wilayah Kota Cilegon. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan jumlah sampel 97 orang menggunakan total sampling.
Hasil uji Pearson menunjukkan terdapat hubungan antara pelaksanaan pelayanan Pos UKK dengan perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja pengrajin emping (pvalue 0,001). Setiap peningkatan satu nilai satuan pelaksanaan Pos UKK dapat meningkatkan perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja 0,003 dan setiap peningkatan satu nilai satuan masa kerja dapat menurunkan perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja sebesar 0,002. Perilaku pencegahan risiko kecelakaan kerja dipengaruhi 5% oleh pelaksanaan pelayanan Pos UKK dan masa kerja. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Pos UKK dan melakukan pembinaan secara rutin kepada Pos UKK.

Indonesia will get condition that incresing productive age population. Characteristic of productive age population is work. The number of informal workers is more than formal workers. Characteristics of informal workers such as emping chips worker do not get occupational health services so they are at risk of work-related accident. Emping chips worker are jobs that have a source of risk and danger that cause occupational injury and disease. Through the Occupational Health Post (Pos UKK), emping chips worker get occupational health services so that emping chips worker are able to improve the prevention behavior of work-related accident.
This study aims to identify the relationship between Occupational Health Post (Pos UKK) with prevention behavior of work-related accident in emping chips workers in Cilegon Primary Health Care. This study is a cross-sectional study with sample size are 97 people. Sampling method using total sampling.
Pearson test results there is a relationship between the implementation of Occupational Health Post and prevention behavior of work-related accident in emping chips worker (p value 0.001). Each increase one value of Occupational Health Post implementation unit can increase about 0,03% preventive behavior of work-related accident and each increase one value of work period unit can reduce about 0,02% preventive behavior of work-related accident. Prevention behavior of work-related accident is affected about 5% by the implementation of  Occupational Health Post and work period. Primary health care have to improve quality of Occupational Health Post.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas ciomas tahun 2012 dengan menggunakan metode deskriptif studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 216 orang. Analisis data menggunakan Uji kai kuadrat.
Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas ciomas sangat rendah yaitu sebesar 23,6% dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia adalah pendidikan (P=0,01), pengetahuan (P=0,000), sikap (P=0,018), jarak dan transportasi (P=0,001), dukungan keluarga (P=0,000), peran petugas kesehatan (P=0,000), peran Kader (P=0,000), kebutuhan (P=0,000).
Untuk meningkatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia maka perlu dibentuk pos pembinaan terpadu lanjut usia di setiap RW, perlunya advokasi ke aparat desa untuk penyediaan sarana prasarana dan pemberian reward kepada kader yang aktif, sosialisasi keberadaan pos pembinaan terpadu lanjut usia kepada kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, PKK dan masyarakat, menambah kegiatan senam lansia, pengajian, keterampilan dan lain-lain di pos pembinaan terpadu lansia.

This study aims to determine what factors affect the utilization of integrated postal development in the region of elderly health centers in 2012 Ciomas using descriptive cross sectional study with a sample of 216 people. Test data analysis using quadratic kai.
The results obtained integrated utilization of postal coaching elderly health centers in the region of very low Ciomas by 23.6% to the factors associated with low utilization of integrated coaching post is the education of older (P = 0.01), knowledge (P = 0.000), attitude (P = 0.018), and transport distance (P = 0.001), family support (P = 0.000), the role of health workers (P = 0.000), the role of Kader (P = 0.000), requirement (P = 0.000).
To increase the utilization of integrated coaching post the elderly need to be established integrated coaching post at each RW elderly, the need for advocacy to village officials for the provision of infrastructure and provision of rewards to active cadres, socialization of the existence of integrated coaching post to the cadre of older, community leaders, religious leaders, nongovernmental organizations, PKK and the community, add gymnastics events elderly, recitals, and other skills in the elderly integrated coaching post.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S42008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanwar Hadiyanto
"Telah dilakukan penelitian riset operasional, kualitatif untuk pembuatan desain cetak biru layanan bedah elektif di rumah sakit Pondok Indah – Pondok Indah. Tujuan penelitian ini adalah memetakan pengalaman pasien bedah elektif di RSPI Pondok Indah saat ini, mendesain cetak biru layanan pasien bedah elektif yang dapat menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan perbaikkan mutu layanan, khususnya bedah elektif di RS Pondok Indah - Pondok Indah dan memberikan saran agar cetak biru layanan bedah elektif yang dihasilkan dapat diimplementasikan.
Hasil penelitian ini adalah peta pengalaman pasien bedah elektif dan cetak biru layanan bedah elektif yang masing-masing terbagi dalam 4 tahap yaitu rawat jalan, rawat inap pre-operasi, kamar operasi dan rawat inap paska-operasi. Peta pengalaman pasien bedah elektif di RS Pondok Indah- Pondok Indah memperlihatkan banyak potensi untuk perbaikkan proses khususnya dalam memperbaiki pengalaman pasien saat ini.
Cetak biru layanan bedah elektif yang dihasilkan merupakan masukkan untuk memperbaiki pengalaman pasien di rumah sakit di mana penelitian ini dilakukan dan langkah-langkah pembuatan cetak biru ini dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lain untuk mengelola pengalaman pasien dan pelengkap yang bermanfaat dalam pembuatan standar pelayanan kesehatan dalam pelayanan pasien yang berfokus pada pasien sesuai amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang Rumah Rumah Sakit karena cetak biru ini memperhatikan semua aspek layanan dari sisi pasien maupun dari sisi semua pemberi layanan termasuk yang bukan dokter dan perawat.

This research is an qualitative, operational research to design service blueprint for elective surgery at the Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah. The purpose of this study was to map the current experience of elective surgery patients in Pondok Indah RSPI, to design service blueprint for elective surgery patients which would be a guide in the preparation for the hospital in the planning process of service quality improvement, particularly in elective surgery in Pondok Indah Hospital and provide suggestions to the management for this service blueprint of elective surgery produced can be implemented.
The results of this study are elective surgical patients experience maps and service blueprint for elective surgery which both are divided into 4 stages outpatient, inpatient pre - surgery, operating room and post -operative hospitalization. Surgical patients experience maps in Pondok Indah Hospital - Pondok Indah shows a lot of potential for improvement in process especially in improving the current patient experience.
Service blueprint for elective surgery has provided an input to improve the patient experience at the hospital where the study was conducted and the steps to create this blueprint can be an example for other hospitals to manage patient experience and a useful complement to standard-setting in patient care according to the mandate of the Indonesia Law Number 44 of 2009 regarding Hospital, because this blueprint considers both aspects of the service, patient and providers perspective, including those who are not physicians and nurses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripto
"Dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, Kebijakan Penempatan bidan desa perlu didukung dengan Program pembentukan pondok bersalin desa (Polindes), agar bidan desa tersebut dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat meningkatkan jangkauan pelayanan.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan Polindes tersebut sebagai sarana pelayanan KIA dan KB, khususnya di wilayah Kabupaten Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan tentang pemanfaatan Polindes, untuk itu dipergunakan penelitian studi kualitatif, agar didapatkan informasi yang lebih rinci, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Proses pembentukan Polindes di Kabupaten Sukabumi telah melibatkan berbagai pihak baik pemerintah meliputi Kepala desa, dan petugas puskesmas, maupun masyarakat meliputi LKMD, dan tokoh-tokoh masyarakat, seperti hainya dalam pembentukan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang lain, 2) Keterlibatan sektor terkait meliputi hubungan, kerja sama, dan koordinasi antara kepala desa, LKMD, dan bidan dalam pelaksanaan Polindes belum berjalan dengan balk sehingga perkembangan Polindes belum seperti yang diharapkan. 3) Kemampuan bidan desa sudah cukup memadai terutama dalam menjalankan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan dasar. Hanya kemampuan dalam menjaiankan manajemen pengelolaan Polindes masih kurang. 4) Sebagian besar Polindes di kabupaten Sukabumi belum dilengkapi perlengkapan yang memadai. 5) Persepsi masyarakat terhadap Polindes, sebagian besar sudah mengetahui Polindes, dan dibutuhkan oleh masyarakat, namun belum ditunjang perilaku masyarakat terhadap pemanfaatan Polindes, walaupun lokasi Polindes dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat, serta biaya pelayanan kesehatn jugs dapat di jangkau warga masyarakat. 6) Pembinan bidan desa di Polindes oleh petugas puskesmas sudah baik,. 7) Kategorisasi Tingkat perkembangan Polindes di Kabupaten Sukabumi masih sangat lamban dan sebagian besar masih dalam kategori tingkat pratama atau strata 1. 8). Pemanfaatan Polindes masih kurang karena baru dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, dan belum optimal.
Untuk disarankan kepada: 1). Pengelola Program Polindes di Depkes Pusat, untuk melakukan; a) untuk melakukan pelatihan manajemen pecan serta masyarakat pada bidan pengelola Polindes, agar mereka dapat menjalankan Polindes dengan baik; b) agar mengadakan bantuan paket perlengkapan Polindes terutama desa tertinggal. 2) Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, agar : a) agar melakukan pembahasan pembentukan Polindes di Tingkat Kabupaten agar mendapat dukungan politis dari Pemda setempat. b) mengusulkan pengadaan perlengkapan Polindas dari APED, c) agar melakukan percepatan pembentukan Polindes di setiap desa. 3) Untuk bidan Pengelola Polindes; a) Perlu meningkatkan hubungan, kerja sama, dan koordinasi dengan sektor-sektor terkait untuk mendapat dukungan dari berbagai pihak. b) Perlu peningkatan penyuluhan kepada masyarakat secara lebih intensif dan diarahkan pada pemanfaatan Polindes. 4) Untuk Kelapa Desa dan LKMD, agar berperan serta aktif dalam pengelolaan dan pengembangan Polindes. 5) Untuk Penelitian, perk) dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan Polindes.

To accelerate the decrease in the maternal and child mortality, the policy of rural midwives placement should be supported by the Village Maternity Home (Polindes) Establishment program to make them able to provide health services of quality, and improve the extent of services.
Accordingly, this study is carried out for gathering information about the utilization of Polindes as the instrument of KIA (Maternal and Child Health) and KB (Family Planning) services, especially in the regency of Sukabumi.
This is a preliminary study of the utilization of Polindes that it employs the qualitative method for a detailed information to make it show that (1) the process of establishing Polindes in the Regency of Sukabumi has involved many parties including village head, agents of Health Centre of Puskesmas or community such as LICMD (Village Social Activities Group) and social figures as in the establishment of health care of other human resources, 2) the involvement of relevant sectors including cooperation, and coordination among the village head, LICMSD and midwives in the implementation of Polindes does not work well that the Polindes development is not as it should be. 3) the ability of rural midwives is sufficient particularly in handling main duties of providing basic health services. They only lack ability in handling the Polindes management. 4) Polindes in the Regency of Sukabumi is mosly not well-equipped. 5) Social perception Polindes indicates that it is familiar and required by the community but it is not used to a maximum although it is not far from the entire community and the health treatment cost is reasonable. 6) Rural midwives development at Polindes by the Puskesmas agency is good. 7) Categorization of growth rate of Polindes in the regency of Sukabuani is stagnant and most still lie in Strata -1 (first category). 8) The utilization of Polindes remains insufficient deficient since it is not used to an optimum.
It is suggested to : I) the Polindes Program management under the Central Ministery of Health: a) to manage training of social roles for midwives managing Polindes (Village Maternity Home) in order to handle it well; b) to provide Polindes facility package especially for any under-developed village. Z) the Health Agency of Sukabumi Regency: a) to discuss the establishment of Polindes on Regency level for a political support from the local government, b) to propose the facilities of Polindes and APED (local budget), c) to accelerate the Polindes establishment in any villages. 3) Midwives managing Polindes: a) to improve cooperation and coordination with the related sectors for any supports from many parties, b) to improve counseling with the community intensively towards the utilization of Polindes. 4) Head Village and LKMD (Village Social Activities Group) to play active roles in Polindes management and development. 5) to carry out further research of the factors affecting the Polindes utilization."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mus Aida
"Dunia perumah sakitan saat ini mulai dimarakkan dengan berbagai kasus gugatan hukum khususnya gugatan hukum terhadap pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Gugatan hukum pada umumnya diajukan atas tuduhan telah terjadi malpraktek, kelalaian atau tindakan yang berlebihan dalam pelayanan terhadap pasien. Phenomena ini terjadi akibat meningkatnya kesadaran dan harapan pengguna layanan rumah sakit atas pelayanan yang bermutu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penanganan kasus gugatan hukum ditinjau dari aspek manajemen risiko di Rumah Sakit Pondok Indah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik atau faktor-faktor pencetus timbulnya gugatan hukum, isyu-isyu yang menjadi pertentangan dalam penanganan kasus gugatan hukum, upaya-upaya dan para pihak yang terlibat yang dapat mendorong terjadinya kesepakatan serta diketahuinya prosedur penanganan kasus gugatan hukum, berbagai program manajemen risiko di RSPI dan tindakan pencegahan terhadap gugatan hukum.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan format studi kasus, dengan sample kasus gugatan hukum Tn.ED. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan panduan daftar pertanyaan dan tinjauan terhadap data sekunder dan daftar pemeriksaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya prosedur penanganan kasus gugatan hukum di RSPI yang dapat menjadi acuan bagi semua yang terlibat dalam penanganan kasus gugatan hukum agar kasus gugatan hukum dapat diselesaikan dengan secepat dan sebaik mungkin untuk menghindari risiko kerugian yang lebih besar baik moril maupun materiel. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa diperlukan pemahaman terhadap aspek hukum pelayanan medis khususnya aspek hukum rekam medis, persetujuan tindakan medis, pelayanan yang sub-standar, komunikasi dan informasi dokter pasien, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menyarankan kepada Rumah Sakit Pondok Indah untuk mengefektifkan program manajemen risiko yang sudah ada khususnya dalam penulisan laporan kejadian khusus atau luar biasa yang menimpa pasien khususnya kesertaan dokter didalam program-program manajemen risiko.

Case study of handling legal litigation in Pondok Indah hospitalPresently the hospital world is very busy with legal litigation especially litigation against the medical services being given to the patient. Normally the legal litigation is accused by malpractice, negligence or excessive treatment to the patient. This phenomenon occurred due to the increament of patient demand and expectation to the best practice hospital services.
The objective of this research is to have an information in regards of handling legal litigation case from the point of view of risk management in Pondok Indah Hospital. The other research objectives are also to identify the characteristic of factors triggering the legal litigation, issues which became dispute during the procees of handling legal litigation, the effort from all parties involved which can be resulted to the sattlement and also to find out the procedure in handling legal litigation, various
programs of risk management in Pondok Indah Hospital, and also preventive action against the legal litigation.
The methodology of this research used descriptive- analitic with case study format, the sample of this research is litigation case of Mr. ED. The datas collected with depth interview methode using questionare lists as reference point and also thru tracing of secundary datas and checklist
The research outcome shows the need of handling the procedure of legal litigation in RSPI which can be used as reference point for all parties involved in handling the case of legal litigation in order to proceed the legal litigation case as fast and good as possible to avoid mor risk of losses morally as well as materially. From this research can be found also the need of understanding legal aspects of medical record, the informed consent, substandard of services, communication and information between doctor and patient, etc.
This research suggest to Pondok Indah Hospital to make effective the existing programs of risk management especially in implementation of incident report and involvement of the doctors on risk management programs."
Universitas Indonesia, 2001
T427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Binur
"Kualitas pelayanan rumah sakit merupakan indikator yang menentukan citra rumah sakit yang pada gilirannya akan menentukan kesinambungan rumah sakit baik sebagai lembaga pelayanan kesehatan maupun sebagai bisnis pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat apabila kepuasan kerja dokter di rumah sakit tersebut dapat dipenuhi. Kepuasan kerja merupakan perasaan emosi yang menyenangkan setelah merasakan, mengalami dan memperoleh imbalan dari tempat kerja yang keseluruhannya berkaitan dengan faktor manajemen rumah sakit dan persyaratan yang sesuai dengan tuntutan profesi di bidang kedokteran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta dan melihat hubungan antara karakteristik dokter dengan tingkat kepuasan kerja dokter. Karakteristik yang dikaji adalah umur, pendidikan, jenis kelamin, status dokter dan lamanya bekerja. Data diperoleh melalui survey dengan menggunakan kuesioner yang reliabilitas dan validitas telah diuji coba terlebih dahulu. Besar sampel penelitian adalah sebanyak 93 responden. Survey dilakukan dalam waktu satu minggu, sehingga data survey merupakan data "cross sectional". Metoda analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan metoda "chi-square".
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan kerja dokter di RSPI sebesar 67 % , dengan prosentase yang puas sebesar 81,7 % dan berada pada gradasi puas. Dari variabel yang diteliti ternyata hanya faktor jenis kelamin dan lama kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter di RSPI.
Hasil penelitian ini menyarankan untuk menyiapkan kotak saran untuk dokter tamu dan paruh waktu terutama dokter yang tidak diikutkan dalam pertemuan rutin serta untuk selalu untuk memantau dan mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban.

Service quality of a hospital indicates certain image of the hospital, which in turn determines its continuity in health cervices either as an institution or a business. The service quality improves in accordance with an increase in job satisfaction of the physician at the hospital. Job satisfaction is a reflection of a good emotional feeling, resulting from involvement, experience, end recept of compensation provided by the work place, which are all relate to the management of the hospital and the other factors required by professional medical standards.
The purpose of this study is to measure job satisfaction level of the physicians correlation between the physician characteristics and their level of satisfaction. The studied characteristic include age, gender, physicians status, and physicians length of service. Datas were gathered through a survey, the questionnaires were distribute among 93 respondents as the sample_ Prior to distribution are three types analysis used in this research : univariat, bivariat, and multivariat. Different from bivariat analysis which "Chi-Square" method, Multivariat analysis uses multiple logistic regression method.
This study has come up with following conclusions : The level of physicians job satisfaction in RSPI averages to 67 %, 81,7 % of the physicians shows their satisfaction. From all physicians characteristics studied only physicians gender and length of service shows significant correlation to physicians job satisfaction, at the confidence level 95 %.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>