Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Arya Putra
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"ABSTRAK
Pada saat ini, industri pariwisata di Indonesia mengalami masa yang suram paling tidak
disebabkan oleh 2 hal utama yaitu pertama, krisis ekonomi yang berkepanjangan yang
menghantam Indonesia sejak 3 tahun terakhir dan kedua, unjuk rasa dan kerusuhan-kerusuhan
sosial. Akibat krisis ekonomi dan krisis sosial yang melanda dunia pariwisata di Indonesia, juga
dialami PT Pembangunan Jaya Ancol ( PT PJA) dengan penurunan jumlah pengunjung dan
jumlah pendapatan operasional khususnya pada tahun 1997 dan terutama 1998, walaupun sampai
saat ini PT PJA merupakan market leader. PT PJA memiliki 2 kegiatan usaha pokok yaitu pada
industri pariwisata yang meliputi bisnis rekreasi dan resort, dan industri properti. Dalam
pembahasan hanya dibatasi pada bisnis rekreasi yang meliputi unit DUFAN, Taman & Pantai,
Gelanggang Renang AncoL (GRA), Gelanggang Sarnudera Ancol (GSA), dan Pasar Seni.
Rekreasi dan hiburan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Beragam jenis rekreasi
dan hiburan tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia yang selatu meningkat
dari masa ke masa, menjadikan industri pariwisata suatu industri yang dinamis, terus berkembang
mengikuti kemajuan jaman terutama di milenium mendatang. Untuk dapat mengikuti dinamika
perkembangan jaman perlu dilakukan pengkajian strategis agar industri pariwisata tidak
ditinggalkan wisatawan atau masyarakat pendukungnya.
Bisnis rekreasi PT PJA dapat dimasukkan dalam industri taman rekreasi, dengan demikian
PT PJA perlu melakukan pengkajian strategis terhadap bisnisnya dengan melakukan analisis
lingkungan eksternal baik Iingkungan makro maupun lingkungan ìndustri usahanya dengan
menangkap peluang yang diberikan dan memperlemah ancaman yang ditimbulkan, serta
menganalisis lingkungan internalnya untuk mempertahankan atau meningkatkan kekuatan yang
dimiliki serta mengurangi kelemahan yang ada, sehingga rekreasi PT PJA dapat bertahan dan makin berkembang.
Analisis terhadap faktor Lingkungan eksternal yang mempengaruhi industri rekreasi
dimana PT PJA berada dilakukan dengan melihat perubahan-perubahan pada lingkungan
makro meliputi kondisi ekonomi, isu Lingkungan dan sosial, stabilitas politik dan keamanan,
perubahan teknologi dan tenaga kerja serta penerapan otonomi daerah. Lingkungan industri
rekreasi yang dianalisis meliputi hambatan masuk pemain baru di industri taman rekreasi
perilaku rekreasi meliputi perubahan konsep rekreasi. pola rekreasi, persepsi tentang Ancol,
tempat rekreasi favorit; produk substitusi rekreasi di DKI: kekuatan tawar menawar pemasok
dan pembeli. Dan hasil analisis terhadap lingkungan eksternal diperoleh peluang dan
ancaman yang mempengaruhi industri taman rekreasì. Selanjutnya terhadap peluang dan
ancaman industri rekreasi secara rinci dengan melakukan pembobot dan penilaian masing
masing faktor lingkungan eksternal yang memberikan pengaruh penting pada industri
pariwisata untuk melihat daya tarik industni taman rekreasì. Dari hasil analisis yang
dilakukan, diketahui daya tarik industri taman rekreasi berada pada posisi Iemah di tingkat
atas dan mendekati biasa saja dengan skor 2,67 dan total skor 6 = sangat menarik.
Berdasarkan analisis internal dan berbagai faktor keuangan dan non keuangan penting
dapat diketahui seberapa kekuatan dan kelemahan unit rekreasi PT PJA Selanjutnya
terhadap faktor-faktor kunci keuangan dan non keuangan tersebut, serta perbandinganya
dengan pesaing secara rinci dilakukan pembobolan dan penilaian untuk mengetabui posisi
kekuatan bisnis rekreasi PT PJA. Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui kekuatan bisnis
rekreasi PT PJA berada pada posisi agak kuat cenderung menuju kuat (kuat tetapi di tingkat
bawah) dengan skor 4,13 dan total skor 6 sangat kuat. Selain itu berdaaarkan analisis risiko
bisnis rekreasi PT PJA adalah rendah, disebabkan beragamnya produk rekeasi yang diberikan,
pengunjung dan pendapatan operasional tidak begitu sensitif terhadap perubahan kondisi
ekonomi makro karena disaat krisispun orang tetap mernbutuhkan rekreasi, dan operating
leverage yang relatif rendah karena penggunaan teknologinya tidak terlalu susah (kecuali unit
DUFAN).
Berdasarkan matriks daya tarik industri-kekuatan bisnis. unit rekreasi PT PJA berada
pada kuadran II dengan strategi grow and build dalam bentuk pertumbuhan selektif Strategi
secara rinci yang dapat dilakukan adalah strategi intensive dalam bentuk pengembangan
produk, pengembangan pasar dan penetrasi pasar; dan strategi integratif datam bentuk
forward integration, backward integration dan horizontal integration.
Dengan strategi generik diferensiasi untuk bisnis diwujudkan dalam strategi investasi
yang dilakukan dalani bentuk aktiva berwujud, aktiva tidak berwujud dan sumber daya manusia
balk jangka pendek maupun jangka panjang yang mengacu pada strategi intensive dalam bentuk
pengembangan produk, pengembangan pasar dan penetrasi pasar; dan strategi integratif dalam
bentuk forward integration, backward integration dan horizonta? integration. Sena penambahan
kapasitas rekreasi dengan melakukan rekiamasi.
Prioritas pertama sumber dana adalah sumber dana internal berupa laba ditahan
PT PJA Selanjutnya adalah hutang, berdasarkan analisis nisiko keuangan PT PJA adalah rendah
hal ¡ni lampak pada debt to equity ratio yang rendah dan risiko bisnis yang rendah, PT. PJA
masih aman untuk menambah hutangnya sampai batas tertentu dengan memperhatikan antara lain
fluktuasi Laba usahanya serta indikator keuangan lainnya yaitu debt equity ratio dan time interest
earned. Penambahan hutang dapat dilakukan dari kredit bank , yaitu dari bank yang memiliki
CAR (tasio kecukupan modal) yang memenuhi persyaratan dan otoritas moneter dan memiliki
likuiditas tinggi, serta dan bank yang melakukan kerja sama sponsor dengan PT PJA dan juga
pemah memberikan kredit kepada PT PJA. Alternatif lain yang disarankan dengan menjual
obligasi mengingat bentuknya beragam dan jatuh temponya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
PT PJA.
Go public merupakan prioritas terakhir sebagai alternatif sumber dana eksternal karena
selain biayanya mahal juga membutuhkan proses yang lama.
"
2000
T1972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadi B. Sukamdani
"Usaha akomodiasi telah dikenal sejak lama, sejak manusia mulai membutuhkan jasa penginapan untuk mendukung kegiatan yang terjadi jauh dari tempat tinggalnya. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, usaha akomodasi tersebut berkembang menjadi industri perhotelan dengan berbagai jenisnya untuk melayani kebutuhan spesifik dari berbagai konsumen.
Kelompok usaha Z atau dapat disebut KUZ adalah suatu kelompok usaha di Indonesia yang mempunyai beberapa kegiatan usaha dan unit usaha yang menonjol adalah perhotelan. Pada awal tahun 1992 kelompok usaha ini mempunyai 11 hotel yang tersebar di beberapa wilayah indonesia. Hotel-hotel yang dimiliki oleh KUZ sebagian besar adalah Business/City Hotel yaitu 9 unit dan Resort Hotel 2 unit.
Dengan berkembangnya perekonomian Indonesia maka diperlukan adanya tambahan kamar dalam dunia perhotelan nasional untuk menampung peningkatan jumlah konsumen baik dalam negeri maupun luar negeri yang bertujuan bisnis atau wisata. Persaingan duni perhotelan semakin keras dengan masuknya investor asing yang mempunyai International Hotel Chain dengan jaringan pemasaran internasional yang kuat. Dalam menghadapi persaingan tersebut KUZ harus dapat mengantisipasi dengan baik, alternatif terbaik bagi KUZ adalah memperbesar kapasitas kamar untuk memperluas pasar pada waktu yang sedini mungkin.
Dalam usaha untuk memperbesar kapasitas kamar tersebut diperlukan investasi yang cukup besar. Mulai akhir tahun 1990. Kondisi perekonomian Indonesia kurang menguntungkan karena pemerintah berusaha untuk menekan laju inflasi yang cukup tinggi dengan menarik dana yang eredar dimasyarakat melalui instrumen SBI, sehingga terjadi pengurangan uang beredar dan menyebabkan meningkatnya suku bunga pinjaman pada lembaga perbankan. Kondisi demikian dikenal dengan sebagai Tigh Money Policy atau Kebijakan Uang Ketat.
Kebijakan uang ketat tidak menguntungkan bagi dunia usaha terutama yang menghasilkan devisa, termasuk dalam hal ini adalah dunia perhotelan, karena rencana untuk melakukan investasi menjadi tertunda sedangkan peluang menarik wisatawan dan usahawan asing untuk berkunjung ke Indonesia cukup besar.
Dalam kondisi yang tidak menguntukan tersebut untuk mebiayai investasinya KUZ mempunyai beberapa alternatif pembiayaan yaitu:
- Bank Loan (Direct Financing)
- Go Public
- Joint Venture
- Obligasi
- Credit Supplier
- Pembiayaan International (Off Shore Loan)
KUZ merencanakan untuk membangun 4 unit hotel yaitu
1. Medan / Hotel bintang 4 / 400 kamar
2. Bandung / Hotel bintang 4 / 350 Kamar
3. Semarang / Hotel bintang 3 / 300 Kamar
4. Ujung Pandang / Hotel bintang 3 / 300 kamar
Pada lokasi yang akan dibangun hotel tersebut, KUZ telah memiliki tanahnya dan status tanah tersebut adalah bankable yaitu dapat dijaminkan pada bank sebagai equity.
Dalam menganalisa alternatif pembiayaan yang ada, metode yang digunakan adalah :
- Net Present Value (NPV)
- Internal Rate of Return (IRR)
- Rasio Keuangan"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harijono Jonggowisastro
"ABSTRAK
Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tercermin dalam berbagai indikator ekonomi antara lain dengan dapat dicapainya Pendapatan Nasional Bruto sebesar 6,5% pada tahun 1989 merupakan hasil dari rencana pembangunan lima tahun kita dan sekaligus memberikan implikasi tersendiri dalamindustri perhotelan. Seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia, peningkatan modal asing atau domestik merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan permintaan akan kamar hotel khususnya kamar hotel berbintang lima di Jakarta.
Pada sekitar awal kwartal keempat tahun 1990 di Jakarta bagi tamu-tamu yang akan bermalam di suatu hotel bintang lima harus mengadakan pemesanan satu bulan dimuka pada. hal bukan saat musim ramai (peak season) demikian yang diberitakan oieh harian Pelita tanggal 19 Nopember 1990. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan untuk menambah hotel baru semakin terasa. Melihat adanya peluang usaha yang baik ini PT PAH tidak mau melewatkan begitu saja melainkan ikut berlomba-lomba dengan investor lain untuk menginvestasikan dananya dalam pembangunan hotel bintang lima di Jakarta dengan orientasi tamu yang maksud kedatangannya untuk usaha. Oleh karena investasi dalam usaha perhotelan ini memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perseroan dalam jangka panjang , make keputusan investasi ini harus di buat secara teliti dan hati-hati. Untuk itu maka penulis mencoba melakukan evaluasi rencana investasi hotel bintang lima di Jakata oleh PT PAH tersebut dengan pendekatan teoritis dan praktis yang menitik beratkan pada analisa aspek pasar dan keuangan terbatas pada investasinya sendiri (bukan perseroan secara keseluruhan) Serta dibahas sedikit mengenai aspek teknis,manajemen dan ekonomis/sosial. Dari hasil analisa pasar, didapat kesimpulan bahwa hotel bintang lima masih memiliki potensi pasar yang baik dicerminkan dengan perkiraan tingkat penghunian kamar hotel (TPKH) pertahunnya lebih dari 65% yaitu mencapai 75% mulai tahun 1997
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yardho Irhama
"Makalah ini memiliki topik tentang ekonomi Arab Saudi yang berjudul “Investasi Jangka Panjang Arab Saudi Dalam Visi Saudi 2030”. Tujuan penelitian makalah ini adalah menjelaskan langkah-langkah Arab Saudi dalam menerapkan investasi jangka pangjang pada Visi Saudi 2030. Dalam makalah ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan pada makalah ini adalah teknik penelitian studi pustaka. Makalah ini menjelaskan tentang langkah-langkah Arab Saudi dalam investasi jangka panjang yang telah direncanakan pada Visi Saudi 2030. Terdapat empat poin rencana bidang ekonomi dalam Visi Saudi 2030, yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perekonomian, melakukan investasi jangka panjang, pembukaan sektor bisnis baru, dan optimalisasi posisi strategis wilaya Arab Saudi.

This paper has topic about Saudi Arabia’s Economic that has title is “Long-Term Investment of Saudi Arabia on Saudi Vision 2030”. Purpose of this paper is describe steps of Saudi Arabia to investing for long-term that listed on Saudi Vision 2030. In this paper, the methode that used is qualitative methode. The research technique used in this paper is literature study research techniques. This paper describes steps and strategics of Saudi Arabia to investing for long-term that listed on Saudi Vision 2030. There are four plans economic sector on Saudi Vision 2030: increasing public participation in the economy, making long-term investments, opening new business sectors, and optimizing the Saudi Arabian strategic position.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Tasman Permana
"Data return reksa dana yang ada di pasar bukanlah merupakan satu-satunya parameter yang dapat dijadikan pedoman bagi investor dalam pemilihan produk reksa dana yang tepat. Penilaian kinerja reksa dana yang portfolionya dikelola secara aktif, dimana tingkat resiko dan nilai harapan investasi selalu berubah, dapat dilakukan dengan cara menilai kemampuan market timing.
Market timing merupakan strategi aktif dalam mengelola portofolio, dimana manajer Investasi memindahkan atau memperbesar bobot dana dalam suatu aktiva yang diperkirakan akan memberikan hasil investasi yang lebih tinggi. Henriksson dan Merton telah membuktikan bahwa dengan prosedur parametrik, penilaian kinerja portofolio yang dikelola secara aktif dapat dilakukan dengan analisa regresi pada data-data lampau excess return portofolio tersebut.
Dengan menggunakan metoda yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penelitian ini mengukur kemampuan market timing dan tiga jenis reksa dana. Ketiga jenis reksa dana tersebut adalah reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Dan ketiga jenis reksa dana yang dipilih tersebut, dievaluasi semua reksa dana yang telah aktif sejak tenggal 18 September 2000. Sehingga untuk reksa dana pendapatan tetap terdapat 34 buah reksa dana, untuk reksa dana cam puran terdapat 22 buah reksa dana, sedangkan untuk reksa dana saham terdapat 21 buah reksa dana. Data yang diarnbil adalah data harian sehingga didapatkan 226 sampel data pengamatan.
Dari hasil perhitungan regresi dengan menggunakan metoda parametrik dart Henriksson dan Menton, didapatkan bahwa pada jenis reksa dana Saham, hanya empat buah reksa dana yang memiliki kemampuan ,nurke timing yang balk. Yaitu reksa dana Dana Megah Kapital, Dana Reksa Syariah, GTF Sentosa, dan Panin Dana Maksima. Enam belas reksa dana yang lain, menunjukkan kemampuan market timing yang tidak balk. Sedangkan sam buah reksa dana yaltu Niaga Saham. Pada jenis reksa dana campuran, dan 21 buah reksa dana yang dianalisa, terlihat bahwa ada enam buab reksa dana yang memiliki kemampuan market timing yang balk. Yaltu reksa dana Bangun Indonesia, Dana Megah Kombinasi, GTF Dinamis, Mahameru, Niaga Kombinasi Sen A, dan PNM Syariah. Lima belas reksa dana yang lain, menunjukkan kemampuan market timing yang tidak balk. Sedangkan satu buah reksa dana yaitu reksa dana DUIT, cendez-ung tidak melakukan market timing. Pada jenis reksa dana Pendapatan Tetap dan 34 reksa dana yang diregresi, hanya ada satu reksa dana yang melakukan market timing, yaltu Master Pundi. Dan reksa dana Master Pundi ini memiliki kemampuan market timing yang tidak baik.
Tugas akhir ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi para investor yang tertarik untuk menanamkan investasinya pada reksa dana. Namun harus diperhatikan bahwa terdapat kemungkinan salah dalam menganalisa kinerja sampel reksa dana tersebut. Karena kinerja sampel reksa dana selama periode ¡ni belum tentu akan benilang kembali untuk periode yang akan datang. Hal ini dise babkan oleh karena perubahan parameter-parameter makro ekonomi yang belum diketahui dan strategi investasi reksa dana yang mungkin berubah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bjardianto Pudjiono
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Kalau di masa lalu investasi masyarakat umumnya hanya terbatas di sektor-sektor riif saja seperti tanah, logam mulia, dan berbagai jenis properti, maka di masa sekarang ini investasi sudah berkembang sedemikian pesatnya serta menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Disamping itu dapat pula memberikan peluang usaha, peluang pekerjaan serta peluang untuk meningkatkan pendapatan baik bagi masyarakat usaha maupun pemerintah.
Investasi tersebut adalah investasi di bidang keuangan yang antara lain dapat berupa tabungan, deposito berjangka, obligasi, saham, reksa dana dan berbagai sekuritas keuangan lainnya. Oleh sebab itu agar dapat menjamin bahwa berbagai ragam investasi keuangan tersebut benar-benar dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat usaha dan dapat menciptakan iklim usaha yang sehat, maka perlu diciptakan suatu regulasi yaitu Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 yang mengatur tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pasar modal di Indonesia.
Bagi masyarakat investor baik secara individu maupun secara kelompok yang merasa mempunyai keterbatasan dana kemudian keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan untuk menganalisa suatu investasi, namun berminat untuk melakukan investasi di Pasar Modal maka mereka dapat melakukan investasi tersebut melalui instrumen financial yang di sebut sebagai Reksa Dana, yaitu suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer lnvestasi.
Permasalahan muncul seiring dengan semakin banyaknya Manajer lnvestasi yang mengeluarkan produk investasi Reksa Dana dengan berbagai 1enis dan komposisinya serta dengan menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat fantastis, sehingga seringkali timbul kesan terjadi persaingan yang tidak sehat dan akhirnya masyarakat pemodal menjadi rugi. Padahal kondisi yang demikian ini justru pada akhirnya akan merugikan manajer investasi sendiri selaku perusahaan pengelola portofolio investasi yang dananya berasal dari masyarakat. Dengan demikian bagi masyarakat pemodal atau investor, preferensi yang tepat terhadap jenis reksa dana menjadi sangat penting, karena jika salah memilih akan memperoleh reksa dana yang kinerjanya kurang baik dan tidak menguntungkan serta tidak cocok dengan tujuan investasinya. Sedangkan bagi manajer investasi, sangat perlu untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja yang baik dari portofolio reksa dananya dan kegiatan ini adalah tindakan penting yang tidak boleh diabadikan agar tidak kalah bersaing dalam memperebutkan calon investor. Perusahaan sebagai manajer investasi akan di hadapkan pada suatu pilihan atas berbagai alternatif investasi yang tersedia untuk membentuk portofolio reksa dana yang layak ditawarkan kepada investor. Hal ini disebabkan sebagaimana sarana investasi lainnya, reksa dana disamping mendatangkan keuntungan yang relatif tinggi juga mengandung risiko usaha yang harus dipertimbankan, walaupun risiko pada reksa dana masih bisa diminimalkan melalui diversifikasi yang memang merupakan ciri investasi reksa dana, yaitu investasi yang berbentuk portofolio.
Kemudian iklim investasi di Pasar Modal yang berkembang pesat di awal
tahun 1996, tidak di sia-siakan oleh PT.Danareksa Fund Management (pesero)
sebagai anak perusahaan dari PT.Danareksa (pesero) yang bertindak selaku
Manajer lnvestasi. Perusahaan ini menjadi pefopor dalam mengefuarkan Reksa
dana di Indonesia dengan menawarkan tiga jenis Reksa Dana yaitu, Reksa Dana
Mawar dengan komposisi 80persen saham dan 20persen non saham seperti obligasi dan
deposito, kemudian Reksa Dana Anggrek dengan komposisi yang moderat namun
lebih banyak ke efek hutang dibanding saham dan yang ketiga adalah Reksa Dana
Melati dengan komposisi yang lebih banyak ke risk-free asset.
Oleh sebab itu karya akhir ini penulis beri judul Penilaian Portofolio
lnvestasi Reksa Dana pada PT Danareksa Fund Management (pesero).
Pemilihan PT. Danareksa Fund Management (pesero) sebagai obyek, karena alasan kepeloporannya sebagai manajer investasi reksa dana kontrak investasi
kolektif di Indonesia.
Selanjutnya setelah melalui berbagai proses penelitian dan perhitungan kinerja dari ketiga reksa dana tersebut, ternyata reksa dana Mawar mempunyai kinerja yang kurang bagus jika dibandingkan dengan reksa dana lain yang sejenis dan dikeluarkan oleh Manajer lnvestasi lain juga masih kalah, kemudian jika dibanding dengan kinerja Pasar (IHSG) pun masih kalah. Hasil yang didapat dari
perhitungan berdasar data-data yang ada, menunjukkan return rata-rata per bulan
adalah 2,00persen, sedangkan Reksa Dana lain yang sejenis dan dikeluarkan ofeh
Manajer lnvestasi lain adalah sebesar 2,19persen kemudian return rata-rata dari Pasar
(IHSG) adalah sebesar 2,48persen. dari analisa terhadap ratio pendapatan operasi bersih terhadap total aktiva bersih selama 6 bulan terakhir sejak bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 1997 juga menunjukkan trend yang menurun.
Berkaitan dengan kondisi diatas, agar kinerja portofolio Reksa Dana Mawar
dapat ditingkatkan, maka diperlukan suatu tindakan atau langkah koreksi terhadap
kualitas portofolio dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan baru dalam
proses investasinya yang antara lain meliputi bagaimana memlilih saham yang akan dijadikan target pembentukan portofolio investasi. Dari proses pembentukan portofolio yang selama ini dilakukan oleh perusahaan diketahui bahwa proses pemilihan saham dilakukan atas dasar pendekatan PER saham individual yang dibandingkan dengan PER rata-rata dari pasar (IHSG), kemudian saham-saham yang mempunyai PER diatas dan PER rata-rata pasar ditetapkan sebagai target bagi pembentukan portofolio investasi reksa dana. Disamping itu pemilihan saham juga dilaukan berdasar pengamatan langsung di Bursa saham dengan melihat trend harga yang terjadi pada saat tersebut. Model pemilihan saham yang demikian ini ternyata menghasilkan kinerja portofolio yang kurang optimal.
Untuk mengatasi kondisi diatas maka pendekatan PER yang diterapkan oleh perusahaan selaku manajer nvestasi tersebut, dapat dipertajam lagi dengan
melakukan langkah regresi berganda (multiple regretion) terhadap PER saham individual yang dijadikan target awal dan cara ini lazim disebut sebagai Cross
Section Model. Kemudian dengan bantuan program statistik komputer dari
microstat dapat diperoleh suatu persamaan regresi berganda dengan PER saham
sebagai variabel dependen dan Dividen Payout Ratio, Growth dan Beta saham
sebagai variabel independen. Dari proses regresi ini dapat dihitung PER prediksi dari saham-saham tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan antara PER-actual dengan PER-prediksi dapat dihasilkan kelompok saham yang mempunyai
PER-actual yang overvalued, kelompok saham dengan katagori normal dan
kelompok saham yang mempunyai PER-actual undervalued. Akhirnya kelompok
saham yang mempunyai PER-actual uncfelalued inilah yang seharusnya dijadikan
target untuk membentuk portofolio melalui prose pembuatan effesien frontier,
tentunya dengan memper atikan kondisi fundamental dari perusahaan emiten yang
mengeluarkan saham tersebut.
Pembentukan portofolio saham yang optimal dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam penulisan ini penulis mempergunakan bantuan program komputer dari invest (Charles P. Jones) yang khusus digunakan untuk membentuk effecient frontier yaitu sekelompok portofolio yang dianggap efisien.
Kemudian deng.an mempertimbangkan degree at averse atau tingkat utilitas dari
investor dapat ditentukan komgosisi dari portofolio yang optimal. Dengan demikian
dapat diharapkan portofolie yang terbentuk bisa menghasilkan kinerja yang optimal
dan tingkat pengembalian yang optimal dengan risiko yang relatif kecil. Dari
perhitungan pada bab 4, diperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan dari
portofolio yang berasal dari 10 saham terpilih sebesar 18,65persen dengan tingkat risiko
20,87persen dan hasil ekspektasi ini ternyata relatif lebih baik jika dibanding dengan
return yang selama ini dihasilkan perusahaan. Dengan demikian penggunaan Cross
Section Model dalam melakukan proses pemilihan saham akan dapat membantu Manajer lnvestasi untuk mengoptimalkan portofolionya.
Pada akhir dari penelitian ini penulis dapat menyarankan bahwa
pembentukan portofolio investasi sebaiknya dilakukan dengan perencanaan dan
perhitungan yang tepat dan selanjutnya membentuk suatu portofolio yang optimal
melalui effesien frontier. Disamping itu perusahaan hendaknya selalu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya, sehingga diharapkan dapat semakin mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang terjadi dan dapat memanage risiko yang timbul. Perlu juga diperhatikan untuk menghindari kerugian besar yang mungkin terjadi sebagai akibat harga saham yang turun drastis sampai titik nol atau mendekati harga perdananya atau bahkan lebih kecil lagi, maka perlu dilakukan tindakan preventif melalui kebijakan pembelian saham yang sifatnya defensif, dengan demikian risiko rugi besar dapat ditekan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Young Soo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Safarani
"ABSTRAK
Perjanjian Kerjasama Permodalan merupakan kesepakatan dua pihak, yakni penerima modal dan pemberi modal untuk melaksanakan suatu kegiatan, di mana pemberi modal menempatkan dananya dalam usaha yang dikelola penerima modal dan sebagai imbalannya, penerima modal akan memberikan keuntungan atas hasil usaha tersebut kepada pemberi modal. Dari perjanjian tersebut kemudian timbul beberapa permasalahan mengenai sifat hubungan hukum antara para pihaknya, obyek dalam perjanjian, dan hak-hak serta kewajiban para pihak. Dalam penulisan tesis ini, digunakan metode penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian deskriptif analitis, yakni untuk menggambarkan keadaan di dalam masyarakat dengan maraknya penawaran kerjasama permodalan ini, di mana kerjasama tersebut menjanjikan keuntungan yang besar dengan risiko yang kecil atau bahkan tanpa risiko. Dari basil penelitian diperoleh bahwa sifat hubungan hukum Perjanjian Kerjasama Permodalan adalah perjanjian investasi, sebab berdasarkan perjanjian tersebut, pemberi modal akan memperoleh keuntungan dalam kurun waktu tertentu setelah menempatkan uangnya dalam usaha yang dimiliki dan dikelola oleh penerima modal, dan ini merupakan hakikat dari investasi. Obyek dalam Perjanjian Kerjasama Permodalan ialah memberi sesuatu, yaitu memberi keuntungan kepada pemberi modal, dan hal ini merupakan kewajiban dari penerima modal. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian ini, yaitu pemberi modal berhak mendapat keuntungan setelah pemberi modal menginvestasikan dananya pada penerima modal. Sedangkan penerima modal berhak untuk memperoleh dana tersebut, dan mengelolanya dengan kewajiban menyerahkan keuntungan kepada pemberi modal, sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian kerjasamanya.

ABSTRAK
Joint investment contract is an agreement between two parties i.e. the investment recipient and the investor in order to conduct certain activities, where the investor places his investment in a business managed by the investment recipient and in return, the investment recipient would give profits of the business to the investor. From the contract, there are several problems about the legal relationship characteristic between the parties, the object of the contract, and rights and obligations of the parties. This thesis uses the research methodology of normative law with the descriptive analytical research type, i.e. describing the condition in the society as the number of joint investment offers is increasing, where the offers promise high profit with less or no risks. The research results show that the legal relationship characteristic of joint investment contract is investment contract, because based on the contract, the investor would gain profit in certain duration of time after placing his fund in the business owned and managed by the investment recipient, and this is the essence of investment. The object in the joint investment contract is to give something, i.e. to give profit to the investor, and this is the obligation of the investment recipient. The rights and obligations of the parties in the contract are: the investor has the right to get profit after the investor places his fund to the investment recipient, while the investment recipient has the right to receive the fund and to manage it with the obligation of giving profit to the investor, as has been agreed upon in the joint investment contract.
"
2007
T19616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Purwanto
"ABSTRAK
Perkembangan instrumen investasi obligasi di Indonesia akhir-akhir ini, semakin
marak yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
obligasinya di pasar modal serta meningkatnya nilai obligasi yang diperdagangkan.
Sehingga tidak mengherankan saat ini obligasi dijadikan alternatif pendanaan oleh
perusahaan dan disisi lain juga dijadikan alternatif investasi oleh investor.
Fenomena perkembangan obligasi di indonesia pada pertengahan tahun 1990-an
tergolong menarik, dimana sebagian besar obligasi yang ditawarkan ke para investor
adaiah obligasi bunga mengambang yang berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat
bunga deposito berjangka. Path akhir tahun 1999, hampir 60% dan total 90 obligasi y
diperdaganglcan aclalah obligasi bunga mengambang (floating rate bond).
dengan fenomena yang terjadi pada negara-negara tetangga seperti Malaysia, lhailanci
dan Australia.
PT. Jamsostek (Persero), salah satu investor institusi terkemuka di Indonesia
dihadapkan pada permasalahan di bidang investasi. Disatu sisi sebagai dampak dari
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, perusahaan mengalami peningkatan
dana yang dihimpun sehingga akan berdainpak terhadap peningkatan dana investasi yang
dikelolanya. Peningkatan dana tersebut tentunya memerlukan pengelolaan yang balk dan
profesional sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal. Namun disisi
Lain perusahaan ini juga dibatasi oleh sejumlah peraturan Pemerintah seperti PP 28/1996
yang membatasi ruang gerak investasi perusahaan.
Dampak dan penerapan kebijakan tersebut perusahaan diharus mengalokasikan
dananya keberbagai macam instrumen investasi dan adanya pembatasan dana yang
tentanam di satu jenis intrumen investasi. Dalam upaya melakukan diversifikasi investasi,
salab saW alternatif investasi yang cukup menarik adalah obligasi bunga mengambang
yang menawarkan return yang relatif menarik, yaitu membenikan prerni tetap antara
1,00% s/d 2,00%.
Setelah dilakukan evaluasi yang cukup mendalam terbadap hasil investasi obligasi
ini, dimana penulis xnengambil studi kasus obligasi Pcrum Pegadaian III serta
bandingkannya dengan instrumen investasi yang memiliki karakteristik yang sama
yaitu deposito berjangka, ditemukan baliwa basil yang diterima dafi obligasi ini tidak
lebib besar dan deposìto berjangka. Hal ini menuniukkan bahwa ada potensial loss yang
cukup material yang akan diperoleh investor jika menginvestasikan pada instrument ini.
Potensial loss tersebut terjadi karena sistem pembayaran bunga obligasi,
benchmark tingkat bunga yang digunakan serta besarnya premi tetap yang dibenikan. Hal
ini juga diperburuk lagi dengan kelemahafl dañ obligasi tersebut seperti tidak optinialnya
kcberadaan pasar sekunder obligasi di Indonesia serta resiko lain yang terkait dengafl
instrumen ini.
Permasalahan tersebut jika tidak ditangani secara serius dikhawatirkan akan
menghanibat perkembangan obligasi dimasa mendatang, dimana obligasi bunga
mengambang akan menjadi instrumefl yang tidak menarik bagi investor. Untuk itu
penulis mengajukan alternatif pemecahan masalah antara lain menambah premi tetap
yang ditawarkan hingga level 2,271 %, mengubah sistem benchmark tingkat bunga,
memperpendek jangka waktu pembayaran bunga dan memperhitungkan risk premium
untuk obligasi yang memiliki resiko relatif tinggi.
Khusus untuk para investor institusi dibarapkan untuk lebih untuk melihat
evaluasi yang mendalam terhadap aspek risk and return dan istrumen ini serta
menghindari pembelian obligasi di pasar perdana untuk menekan opportunity loss yang
mungkin timbul dan investasi pada instrumen ini."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>