Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Albiner
"Kebutuhan energi, protein, dan zat besi dapat disumbangkan oleh makanan jajanan masing-masing sekitar 36%, 29%, dan 52%. Namun, makanan jajan yang tersedia disamping tidak selalu sehat dan bergizi juga perilaku sisiwa tidak selalu positif untuk kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 2009. Dengan desain eksperimen kuasi one pre- and post-test group, penelitian dengan perlakuan pajangan poster dan leaflet di sekolah ini menilai pengaruh intervensi 2 minggu setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan metode uji T-berpasangan terhadap sampel 80 pelajar kelas khusus. Sebelum dan setelah perlakuan, skor rata-rata pengetahuan siswa adalah 1,99 dan 3,00, skor rata-rata sikap adalah 1,80 dan 3,00. Tindakan konsumsi makanan para pelajar juga meningkat sebelum (x=1,76) dan sesudah (x=1,86) intervensi. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan gizi menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku gizi anak sekolah. Disarankan pihak sekolah dan puskesmas menggunakan poster dan leaflet sebagai salah satu media penyuluhan gizi menyampaikan informasi gizi tentang makanan jajanan dan isu kesehatan lain untuk mempromosikan upaya kesehatan sekolah.

Street food plays an important role in students? nutrition. About 36%, 29%, and 52% of energy, protein, and iron, respectively, can be contributed by street food. The aim of the research was to know effect of nutritional extension using healthy food poster and leaflet on street food consumption behaviour among Senior Height School students in District of Mandailing Natal. The research is quasi-experiment with one pre- and post-test group design. The intervention was conducted by displaying poster and giving leaflet to students. Effects of interventions were evaluated two weeks after intervention. Subjects are 80 students. Data were analyzing by using paired sample T-test. Result showed that the average scores of knowledge of students were 1.99 and 3.00 before and after intervention, respectively. The average scores of attitude were 1.80 and 3.00 before and after intervention, respectively). Also, the practice of food consumption among students also increases (1.76 and 1.86 for before and after intervention, respectively). There was a significant difference in street food consumption behavior among students between before and after intervention. It can be concluded that nutritional extension using visual posters and leaflets increase student?s nutritional behaviour. It is suggested that, both school and puskesmas, use poster and leaflet as media of nutritional extension regarding street food and other health issues to promote school health."
2010
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Kristianto
"Makanan jajanan pada siswa sekolah masih banyak yang bermutu rendah
sehingga keterampilan anak dalam memilih memegang peran penting
dalam mendapatkan jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai mutu jajanan siswa sekolah dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang menentukan pemilihan jajanan. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan desain cross sectional pada 120 siswa sekolah
dasar di Kota Batu yang dipilih secara purposif pada bulan September
hingga Desember 2009. Mutu jajanan sekolah diperiksa di laboratorium.
Siswa diminta untuk menjawab 28 pertanyaan tentang pemilihan jajanan.
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan uji analisis faktor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya jajanan pada siswa seko-
lah mengandung energi di bawah standar (300 Kkal/porsi). Komposisi
bahan penyusun jajanan kurang bervariasi. Sebagian besar jajanan
(71,4%) mengandung formalin. Faktor utama yang menentukan pemilihan
jajanan di sekolah mencakup variabel harga, hadiah, ukuran porsi, aroma,
dan kebebasan menentukan pilihan sendiri. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kandungan gizi dan keamanan jajanan anak sekolah
perlu ditingkatkan. Determinan utama pemilihan jajanan didominasi aspek
harga, hadiah, dan cita rasa. Untuk membuat jajanan yang bergizi dan
aman disarankan pembuatan dilakukan dengan menggunakan bahan pan-
gan dan teknologi lokal. Selain itu, juga diperlukan penegakan hukum
terkait dengan penggunaan bahan berbahaya dalam jajanan siswa sekolah.
Snacks of poor qualities which still predominate foods sold in school high-
lights the importance of skill in choosing healthy foods. This research was
aimed to examine the quality of snack and determine factors that contribute
to children?s food choice. The study was conducted using cross sectional
design on purposefully selected 120 school children from four elementary
schools in Kota Batu in September to December 2009. School snacks were
489
collected for laboratory analyses. The children were asked to the extent they
agree or disagree with 28 questions on snack choice. The collected data
were analysed using factor analysis test. The study revealed that the energy
content of the snacks was generally below standard (300 Kcal/serving).
The snacks were in most cases made of less diverse food ingredients while
71.4% samples contained formaldehyde. The children choice to snacks
were primarily determined by factor including price, gimmick, serving size,
flavor, and freedom to choose their own snacks. It is concluded that both
snack quality and safety should be improved. Determining factors to snack
choice mainly cover price, gimmick, and food sensory qualities. Snacks
made of local mixed-ingredients should be promoted to decrease the price
while regulations on providing better and safer foods should be seriously
enforced."
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Makanan jajanan merupakan salah satu hasil produk dari tempat pengolahan makanan dan banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah serta umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Selain mempunyai peran yang menguntungkan makanan jajanan mempunyai risiko untuk menimbulkan masalah kesehatan seperti kejadian keracunan makanan di sekolah. Beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya penularan penyakit melalui makanan adalah perilaku yang tidak higienis, adanya sumber penyakit menular, adanya media dan resipien. Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kondisi higiene sanitasi makanan jajanan serta faktor yang mempengaruhinya di kabupaten Tangerang tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan
jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variabel yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan Iimbah, tempat pembuangan sampah dan lokasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.CoIi.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan Iebih dari separuh (62,9%) tidak baik, Sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syaraf (53,5%). Bggitu pula untuk peralatan yang digunakan lebih dari
separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat.
Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu : pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= (1,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis multivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,2S. Dari hasil akhir analisis multivariat tersebut diketahui bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : CI) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut : Logit (kontaminasi makanan) = 0,297 + 1,158*perilaku = 0,81
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam Iangkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekolah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya Iainnya adanya Iomba kantin seknlah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekolah serta membuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam satu tempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient.
The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang.
Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coli contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is selling has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state. Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional,
75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances.
From the bivariate analysis, there four variables are found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p = 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From
the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination (p = 0.011) with OR 3.2 (95% C.I) with its mathematical formulation is:
Logit (food contamination) = 0.297 + 1.158*behavior = 0.81
Suggestion on academic issues is suppose to improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling. Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Wibawa
"Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, sehingga makanan harus aman untuk dikonsumsi. Penyakit bawaan makanan adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme pathogen.
Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (Cross Sectional), dengan memanfaatkan data sekunder kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang terhadap pedagang makanan jajanan di Sekolah Dasar di Kabupaten Tangerang tahun 2006. Sampel pada penelitian ini adalah makanan jajanan yang diambil dari 159 Sekolah Dasar di kabupaten Tangerang tahun 2006 adapun variable yang diamati adalah : pengetahuan, perilaku, peralatan sarana air bersih, sarana pembuangan limbah, tempat pembuangan sampah dan 1okasi usaha, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kontaminasi bakteri E.Coli.
Hasil penelitian menunjukan sampel makanan yang terkontaminasi sebanyak 37,1%. Untuk pengetahuan lebih dari separuh (62,9%) tidak baik, sedangkan untuk perilaku sebagian besar tidak baik (76,7%). Lokasi usaha lebih dari separuh tidak memenuhi syarat (53,5%). Begitu pula untuk peraIatan yang digunakan lebih dari separuhnya yaitu 57,2% tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk fasilitas sanitasi menunjukan hampir sebagian besar kondisi tempat sampah tidak memenuhi syarat (93,1%), untuk sarana air bersih hampir sebagian besar (75,5%) tidak memenuhi syarat. Begitu pula untuk sarana pembuangan limbah 86,2% tidak memenuhi syarat. Hasil uji bivariat menunjukan hanya empat variabel yang bermakna yaitu pengetahuan (p = 0,028), perilaku (p = 0,009), peralatan (p = 0,039) dan sarana air bersih (p= 0,037) sehingga variabel ini masuk menjadi kandidat analisis muItivariat. Pada analisis multivariat lalu dilakukan seleksi kandidat dengan memasukan variabel dengan nilai p<0,25. Dari basil akhir analisis multivariat tersebut diketalmi bahwa perilaku merupakan variabel murni yang mempengaruhi terrjadinya kontaminasi pada makanan jajanan (p = 0,011) dengan nilai OR 3,2 (95% : Cl) dengan persamaan matematisnya adalah sebagai berikut Logit (kontantinasi makanan) = 0,297 ± 1,158*perilaku 0,81.
Saran secara akademik adalah perlunya perbaikan metode dalam penyusunan kuesioner dan kejelasan dalam langkah kerja ketika mengambil sampel. Saran secara praktis adalah Dinas Kesehatan hendaknya meningkatkan upaya pembinaan dan pengawasan atau inspeksi sanitasi terhadap pedagang rnakanan jajanan di Sekolah Dasar secara rutin, adanya kerjasama dengan pihak sekolah dalam upaya pengelolaan kantin sekoIah yang sehat serta penyediaan fasilitas sanitasi yang diperlukan. Upaya lainnya adanya lomba kantin sekolah sehat yang bisa memotivasi perilaku hidup bersih dan sehat pada pedagang makanan jajanan di sekoiah serta mernbuat sentra makanan jajanan dengan menggabungkan para pedagang dalam setempat.

It has been known that food is one of the human basic needs. Therefore, food should be safe to be consumed. Food born disease is a disease that originated from food that contaminated by pathogenic microorganism.
Street food is a food that produced, processed and mainly found in the area surrounding the school and routinely consume by most of the students in their break time. Although it is found that street food has an advantages side, but it is also has a risk on their health, like food poisoning. Some factors that could be occurring in food born disease are: unhygienic behavior, the source of the contagious disease, the media, and the recipient. The main purpose of the study is to describe the condition of sanitation hygienic of the street food and factors related to the condition, at the district of Tangerang 2006. The study use the cross sectional design with secondary data obtained from the activities of food and drink monitoring that carried out by the Health District Authority of Tangerang towards food street vendors in all Primary School in Tangerang. Samples are food from street food that sells in 159 Primary School at the district of Tangerang. Variables observed are including the knowledge, behavior, eating utensils and clean water, waste disposal appliance, the garbage storage, and the location on where the food is selling. The E. coil contamination is being the dependent variable of the study.
The study found that food sampled has have contaminated is around 37.1%. More than half (62.9%) has poor knowledge, and mainly (76.7%) has poor behavior. Mostly (53.5%), the location on where the food is se/lintl, has poor condition. Same situation for the condition of eating utensils, 57.2% have unconditional state_ Meanwhile, most of sanitary facilities are in poor condition, 93.1% of garbage storages are unconditional, 75.5% of clean water facilities are poor, as well as 86.2% of waste disposal appliances. From the bivariate analysis_ there four variables ale found have significant relationship, i.e. knowledge (p = 0.028), behavior (p = 0.009), utensils (p — 0.039), and clean water appliances (p = 0.037), which lead to included to multivariate analysis. From the final analysis of multivariate, it has found that behavior is to be the sole variable that influences the occurrence of street food contamination ( p = 0.011) with OR 3.2(95% C.1) with its mathematical formulation is:
Logit (rood con(amination) 0.297 + /.158*behavior = 0.81 Suggestion on academic issues is suppose Lo improve the method of questionnaires arrangement and clarification on the step of activities on sampling.
Suggestion in practical issue, for the Health Authority that suppose to increase the capacity building and sanitary monitoring or inspection towards street food vendors surrounding the school in routinely base. There is a need on good collaboration between school management in order to obtain a healthy school canteen, as well as providing the sanitary facilities that urgently needed. Other form of endeavor is to create a healthy canteen competition in order to encourage the clean and healthy lifestyle towards street food vendors, as well as creating the center for street food that merging all street vendors into one selling location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wijayanti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko makanan dan minuman jajanan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Sukabumi tahun 2012. Data sekunder yang digunakan bersumber dari data BBTKL-PP Jakarta. Dari hasil uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan yang bermakna antara cuci tangan dan kebersihan pribadi dengan hasil uji bakteriologis E. coli serta cuci tangan dengan hasil uji bakteriologis Bacillus cereus (p<0,05). Akhirnya disarankan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) bagi komunitas sekolah (guru, murid dan pedagang jajanan di sekolah), pemberdayaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan penyediaan fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah, terutama tempat cuci tangan dan alat makan.

The research is aimed to know risk factor snacks food and drinks on children elementary school in Sukabumi Distric year 2012. The data was used from BBTKL – PP Jakarta. The resulted from statistical test founded relationship meaningfully between hand wash and personal hygiene with bacteriologis E. Coli test result and hand wash with bacteriologis Bacillus cereus (p<0,05) test result. Finally, that sugested need to do counseling of Clean and Healthy Living Behavior, and Washing Hand Wearing Soap for school comunity ( teacher, children, and school food traders), School Healthy Unit Empowerment, and provision of sanitation fasility in schools, especially washbowl and cutlery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Nurhasiah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sarapan sehat pada siswa sekolah dasar setelah mendapatkan intervensi dengan menggunakan media leaflet dan video. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan video sebagai kelompok perlakuan dan leaflet sebagai kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan kepada 43 siswa sekolah dasar kelas V yang terdiri dari kelompok leaflet berjumlah 23 siswa dan kelompok video berjumlah 20 siswa. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan 4 kali yang terdiri dari 1 kali pre test dan 3 kali post test selama 4 minggu dengan menggunakan kuesioner dan form food recall 24 jam. Uji statistik yang digunakan yaitu t test independent, chi square, dan ANOVA.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku di dalam masing-masing kelompok setelah dilakukan intervensi. Sementara untuk peningkatan rata-rata skor pengetahuan dan skor sikap setelah intervensi pada kelompok video lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok leaflet. Sedangkan untuk persentase perilaku sarapan sehat diantara kedua kelompok tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05).

The purpose of this research is to understand the change of knowledge, attitude, and behavior of healty breakfast on elementary school students after being intervened by leaflet and video. Research design is quasy experiment with video as treatment group and leaflet as control group.
This experiment implemented to 43 5th grade student in elementary school which leaflet group consist of 23 persons and video group consist of 20 persons. This research has 4 times data retrieval which is consist of 1 pre test and 3 post test in 4 weeks using questionnaire and form food recall 24 hours. The statistic experiment that used for this research is t test independent, chi square, and ANOVA.
The research result shown that there are enhancements of knowledge, attitude, and behavior in each group after the intervention. While the average score enhancement of video group is higher compared to leaflet group. But percentage of healthy breakfast behavior between the two groups was not significant be difference (p>0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andra
"ABSTRAK
Hak asasi atas akses air menjadi hak mendasar untuk dapat hidup bagi setiap
orang. Oleh karena itu, kebutuhan akan air sangat vital. Hal itu terkait air sebagai
unsur penting bagi keberlangsungan hidup setiap orang di dalam suatu
masyarakat. Maka dari itu, diperlukan suatu landasan pengaturan terkait kepastian
di dalam pemenuhan hak asasi atas akses air. Pengaturan tentang air di Indonesia
kembali pada Undang ? undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan yang
diberlakukan melalui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PU-XII/2013.
Putusan tersebut membatalkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(LNRI 2004-32; TLNRI 4377). Pembatalan itu adalah terkait penafsiran berbeda
atas pelaksanaan hak atas air. Dengan demikian terjadi perubahan fungsi sosial air
yang lebih menekankan hak guna usaha atas air yang dijalankan oleh pihak
swasta dibandingkan dengan hak guna pakai air bagi masyarakat. Di samping itu,
adanya pergeseran peran pemerintah dalam menyediakan air bagi masyarakat.
Namun ke semua hal itu dalam kenyataannya belum dapat mengatasi persoalan
mendasar yang dihadapi oleh masyarakat terkait akses mereka atas air, khususnya
di Kota Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
Akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air tetap saja terbatas. Begitu
pula pemberdayaan masyarakat terkait masyarakat terkait pengelolaan sumber
daya air. Pelaksanaan dari berbagai perencanaan yang dibuat oleh pemerintah juga
belum dapat mensejahterahkan masyarakat di Natal. Hal itu bahkan berpotensi
memunculkan konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya air di antara
masyarakat sekitar dan pelaku usaha. Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana persoalan pemenuhan hak akses air bagi masyarakat di Natal seperti
tidak meratanya distribusi air terakit saluran akses air dari sumber air yang ada
beberapa rumah masyarakat. Sarana dan prasarana sumber daya air masih minim
dalam memenuhi akses masyarakat atas air di Natal. Di samping itu
pemberdayaan masyarakat masih lemah di mana sebagian masyarakat di Natal
belum memiliki pemahaman apa yang menjadi haknya dalam akses terhadap air.
Terkait landasan pengaturan, Kabupaten Mandailing Natal masih belum memiliki
peraturan daerah yang mengatur terkait sektor sumber daya air. Upaya ? upaya
pemerintah daerah terkait kewajiban terhadap pelaksanaan atas perencanaan
pembangunan akses air masih belum dijalankan dengan baik. Selain itu, dikaji
bagaimana landasan pengaturan atau hukum dan upaya ? upaya pemerintah
daerah dalam memenuhi hak asasi atas akses air khususnya bagi masyarakat di
kota kecamatan Natal.

ABSTRACT
Rights of access of water into the fundamental right to be able to live for
everyone. Therefore, the need for water is vital. This is related to water as an
essential element for the survival of everyone in a community. Therefore, we need
a foundation of certainty in the regulations related to the fulfillment of rights of
access to water. The arrangement of the water in Indonesia returned to the Act No.
11/1974 on Irrigation imposed by the Constitutional Court Decision No. 85 / PUXII
/ 2013 that withdrawal the Act No. 7/2004 on Water Resources (LNRI 2004-
32; TLNRI 4377). Withdrawal because of different interpretations related to the
implementation right to water. Thus a change in the social function of water is
more emphasis on the right to cultivate the water run by the private water right
run by private than the right to use water for the community. In addition, the shift
in the role of government in providing water for the community. But to all of it in
fact it cannot to resolve the basic problems faced by the peoples related to their
access to water, especially in the Town District of Natal, Mandailing Natal, North
Sumatra Province. In other side, public infrastructures for support access to the
water remains limited. Similarly, there no community development related to
water resources management. Implementation of the various plans made by the
government is not yet able to prosper the community at Natal District City. It even
has the potential to create a conflict of interest in the utilization of water resources
between local peoples and private. This study research is intended to determine
how the issue of the fulfillment of rights to access for water in the peoples such as
the Town District of Natal uneven distribution of water connection via assembled
of water drains from water sources for peoples houses. Meanwhile, existing water
sources in Natal are shared by the community. Supporting elements in the form of
infrastructure of water resources is still minimal of access water for peoples in
Natal. In other side, the empowerment of people still weak where most peoples in
Natal did not have an understanding of what they are entitled for access to water.
Mandailing Natal Regency still has no local regulations level related to water
resources sector. Efforts made by local government authorities, and obligations
related to the implementation of planning the construction of water access are still
not well executed in the field. In addition, it was studied how the legal foundation,
legal arrangements and efforts by Local Government of Mandailing Natal in fulfill
for rights of access to water especially for people in the Town District of Natal."
2016
S65862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatun Nafi'ah
"Perilaku sedentari merupakan faktor risiko gangguan metabolisme tubuh seperti: obesitas, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes melitus, serta berkaitan dengan gejala depresi dan kecemasan pada remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku sedentari siswa SLTA di Kecamatan Tajurhalang Kabupaten Bogor tahun 2023 dan determinannya. Penelitian dengan desain cross sectional. Sampel sebesar 240 siswa diambil secara proportional random sampling  pada 16 sekolah. Pengumpulan data dengan cara responden mengisi sendiri kuesioner yang diadaptasi dari The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Analisis univariat, bivariat (Chi Square), dan multivariat (regresi logistik ganda) dilakukan pada penelitian ini. Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 58,8% siswa berperilaku sedentari kategori tinggi (≥6 jam/hari). Faktor individu yang berhubungan dengan perilaku sedentari siswa adalah jenis kelamin dan status ekonomi keluarga. Faktor interpersonal yang berhubungan dengan perilaku sedentari adalah pola asuh orang tua dan dukungan teman sebaya, sedangkan peraturan sekolah merupakan variabel confounding. Jenis kelamin adalah faktor yang dominan berhubungan dengan perilaku sedentari siswa, siswa perempuan berpeluang hampir 12 kali untuk berperilaku sedentari tinggi dibanding siswa laki-laki (OR=11,8; 95% CI=5,829–23,934) setelah dikontrol oleh status ekonomi keluarga, pola asuh orang tua, dukungan teman sebaya dan peraturan sekolah. Untuk itu, Dinas kesehatan dan Puskesmas perlu mengoptimalkan peran dan fungsi edukasi pencegahan perilaku sedentari siswa serta menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama agar upaya pencegahan perilaku sedentari dapat maksimal.

Sedentary behavior is a risk factor for metabolic disorders such as obesity, high cholesterol, hypertension, diabetes mellitus, and is associated with symptoms of depression and anxiety in adolescents. The research objective was to describe the sedentary behavior of high school students in Tajurhalang District, Bogor Regency in 2023 and its determinants. Research with cross sectional design. A sample of 240 students was taken by proportional random sampling in 16 schools. Data collection by means of respondents filling out a questionnaire adapted from The Adolescent Sedentary Activity Questionnaire. Univariate, bivariate (Chi Square), and multivariate (multiple logistic regression) analyzes were performed in this study. The results of the study found that 58.8% of students behaved sedentarily in the high category (≥6 hours/day). Individual factors related to students' sedentary behavior are gender and family economic status. Interpersonal factors related to sedentary behavior are parenting and peer support, while school regulations are confounding variables. Gender is the dominant factor related to students' sedentary behavior, female students are almost 12 times more likely to have high sedentary behavior than male students (OR=11.8; 95% CI=5.829–23.934) after being controlled by family economic status, pattern parenting, peer support and school rules. For this reason, the Health Service and Community Health Centers need to optimize the role and function of education to prevent sedentary behavior in students and collaborate with the Education Office and the Ministry of Religion so that efforts to prevent sedentary behavior can be maximized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>