Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5822 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saifuddin Sirajuddin
"Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah salah satu program Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang memberikan rangsangan awal dimulai pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini, dan diharapkan berkelanjutan selama enam bulan pertama. Kegagalan IMD dan pemberian ASI eksklusif pada periode tersebut, berpotensi menimbulkan defisiensi zat gizi pada bayi, serta memungkinkan terjadi status gizi kurang, yang berujung pada penurunan poin kecerdasan intelektual bayi, dan menjadi ancaman terhadap sumber daya manusia Indonesia peda masa mendatang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh faktor determinan pendidikan, pengetahuan, sikap ibu, tindakan bidan dan dukungan keluarga) terhadap Pelaksanaan IMD. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang, populasi adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Sampel sebanyak 215 orang ditentukan secara acak sederhana. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang berkontribus meliputi dukungan keluarga, pendidikan, tindakan bidan (nilai p < 0,05). Variabel dukungan keluarga, pendidikan dan tindakan bidan adalah determinan penting, sedangkan variabel dukungan keluarga adalah determinan utama terhadap pelaksanaan IMD.

Early Breastfeeding Initiation (IMD) is Indonesian?s Ministry of Health program, which is intended to provide early stimulation start of breastfeeding, and expected to sustained during the first six months (exclusive breastfeeding). IMD failure and exclusive breastfeeding during this period, potentially causing nutrient deficiency in infants, and allow the malnutrition status, which led to the decline of infant IQ points, and a threat to Indonesia's human resource in the future. This study aims to determine the determinant factors (education, knowledge, attitude mother, midwife, and family support Determinan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Determinant of the Implementation Early Breastfeeding Initiation measures) of implementation of IMD. The study design was cross sectional study, population was mothers who delivered at health centersTilamuta, Boalemo district. Sample as many as 215 drawn by simple random sampling. Data analysis was performed using univariate, bivariate by chi square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results of the study showed that there were a relation between education, knowledge, mother attitude, midwife action, and family support with the implementation of IMD (p value < 0.05). Multivariate analysis showed that variable family support, education, and midwife action contribute to the implementation of the IMD (p value < 0.05), and family support give the highest contribution. Family support, education and midwife action are an important determinant, whereas family support is the main determinants of the implementation of IMD."
Makasar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Gizi, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Inayah Abdullah
"Pemerintah Indonesia menargetkan cakupan pemberian air susu ibu (ASI)
eksklusif sekitar 80%, tetapi hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 me-
nunjukkan cakupan ASI eksklusif baru mencapai 15,3%. Dari tahun ke tahun,
prevalensi pemberian ASI eksklusif cenderung menurun dengan berbagai
alasan, antara lain ibu pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
proporsi pemberian ASI eksklusif pada ibu pekerja. Rancangan penelitian yang
dipakai adalah potong lintang pada data primer yang terdiri dari 120 responden.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2012 menggunakan kuesioner yang diisi
sendiri oleh responden. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat,
analisis bivariat menggunakan kai kuadrat, dan analisis multivariat mengguna-
kan regresi logistik ganda model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan pro-
porsi pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kementerian Kesehatan
sebesar 62,5%, lebih rendah dari target nasional (80%). Alasan responden
berhenti menyusui eksklusif bukan karena bekerja melainkan karena ASI
sedikit. Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada
penelitian ini adalah sikap, ketersediaan fasilitas dan dukungan pengasuh.
Variabel sikap merupakan faktor paling dominan dalam pemberian ASI
eksklusif. Ibu pekerja yang mempunyai sikap mendukung berpeluang 5 kali
memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang mempunyai sikap
kurang mendukung.
Government of Indonesia has a target of 80% exclusive breastfeeding cover-
age. Health Baseline Research 2010 showed the coverage only reached
15.3%. Year by year, the prevalence of exclusive breastfeeding tends to de-
crease with a variety of reasons. One of the reasons is exclusive breastfeeding
on working mothers. This study aimed to determine the prevalence of exclusive
breastfeeding on the working mothers in the Ministry of Health. The study de-
sign used was cross sectional on the primary data consisted of 120 respon-
dents. The study was conducted on May 2012 using self-administered ques-
tionnaire by respondents. Data analysis was performed by univariate,
bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple
logistic regression prediction model.The results showed the proportion of
exclusive breastfeeding on working mothers in Ministry of Health is 62.5%,
lower than the national target (80%). Working is not a reason of respondents
to stop breastfeeding is not because of insufficient breastfeeding supply.
Factors associated with this behavior are the attitude, the availability of facili-
ties and support of baby-sitter. Variable of attitude is the most dominant factor
in exclusive breastfeeding. Working mothers having positiveness likely 5 times
give exclusive breatfeeding compared with mother having negative attitude."
Subbidang Media Massa Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Makasudede
"Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Waktu yang disarankan adalah tepat setelah persalinan (masih di ruang bersalin), sampai satu jam setelah persalinan. Menyusui pada satu jam pertama menyelamatkan satu juta nyawa bayi, merupakan suatu pernyataan berdasarkan bukti ilmiah yang mengandung pesan moral sangat besar untuk semua orang demi kelangsungan hidup dan kesehatan bayi. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, inisiasi menyusu dini harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat, terutama kepada masyarakat yang merupakan sasaran dari kebijakan tersebut dalam hal ini ibu yang akan melakukan persalinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap ibu yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini di puskesmas kecamatan pasar minggu. Desain penelitian ini menggunakan Rapid Assessment Procedures (RAP). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam sebagai sumber data primer. Sedangkan teknik melihat isi dokumen yang berkaitan sebagai sumber data sekunder. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap baik yang terdapat di luar diri ibu (ekstern) yaitu keterpaparan ibu dengan informasi melalui komunikasi massa dan interaksi kelompok maupun hal-hal yang terdapat didalam diri ibu (intern) yaitu asosiasi, penguatan atau peneguhan kembali, imitasi atau peniruan yang menentukan sikap seorang ibu untuk mau atau tidak mau melakukan inisiasi menyusu dini. Ibu yang sebelum proses persalinan telah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini cenderung untuk melakukan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan apa yang diterima sebelumnya. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) informan yang mempunyai sikap ini, meskipun salah seorang diantaranya tidak sampai melakukan dalam proses persalinan. Sedangkan pada ibu yang sebelum proses persalinan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai inisiasi menyusu dini, tidak terjadi pembentukan sikap dengan tahapan yang sama dengan keempat informan di atas. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) informan yang dimaksud. Komunikasi massa dalam penelitian ini hanya berhubungan dengan pembentukan atau perubahan sikap pada informan dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedangkan pada informan dengan tingkat pendidikan rendah tidak berhubungan (yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Interaksi kelompok sosial pada informan terjadi dalam lingkup hubungan informan dengan keluarga, teman, tetangga dan dalam penyuluhan kelompok oleh pihak Puskesmas (pada informan yang melakukan dan tidak melakukan inisiasi menyusu dini). Asosiasi, peneguhan atau penguatan kembali dan imitasi atau peniruan sikap terjadi pada informan yang melakukan inisiasi menyusu dini maupun yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini dalam proses persalinan, dengan proses yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya alangkah lebih baiknya jika inisiasi menyusu dini dituangkan dalam kebijakan puskesmas, penyuluhan kelompok lebih sering lagi dilakukan, pendidikan dan atau promosi kesehatan untuk individu seperti : konseling dan atau konsultasi perlu diterapkan oleh tenaga kesehatan (dokter dan bidan) pada setiap kesempatan periksa pasien, metode pendidikan dan atau promosi seperti penyuluhan dengan games yang melibatkan sasaran akan lebih sesuai dengan sasaran tingkat pendidikan yang rendah, pelaksanaan promosi untuk inisiasi menyusu dini perlu ditunjang oleh semua unit pelayanan di puskesmas, selain unit pelayanan kesehatan ibu dan anak serta rumah bersalin puskesmas sehingga pelaksanaan inisiasi menyusu dini dapat berjalan dengan baik. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tahir Abdullah
"Berbagai studi dan pengamatan memperlihatkan kecenderungan penurunan pemberian ASI dan berganti dengan susu fomula menjadi kebiasaan umum di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola pemberian ASI pada periode 12 bulan umur bayi dan perbedaan pengaruh variabel determinan terhadap lama pemberian ASI secara penuh (ASI secara penuh) tanpa makanan lain. Penelitian observasional analitik yang dilaksanakan di dua wilayah kerja puskesmas Kecamatan Tallo Kota Makassar ini menggunakan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel 300 responden. Analisis multivariat dilakukan dengan metode Cox Proportional Hazard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bayi untuk mendapatkan ASI secara penuh pada bulan pertama adalah sekitar 0,86, pada bulan ke 6 menurun sekitar 31%, dan pada periode 5,06 bulan menurun menjadi sekitar 50%. Ada perbedaan lama pemberian ASI secara penuh berdasarkan variabel keadaan fisik ibu, pengetahuan ibu, pendidikan, dan pekerjaan. Hasil analisis lanjut menunjukkan variabel yang berbeda secara nyata dalam hubungan dengan durasi pemberian ASI secara penuh adalah keadaan fisik ibu dan pengetahuan ibu.

Various studies and observations indicate declining trend of breastfeeding and replacing breast milk with formula is already a common thing in society. This study aimed to find out the pattern of breastfeeding in infants up to 12 months, and to know the difference effect of the determinant variables of full breastfeeding. This observational research with cross sectional study design that involved 300 respondents was conducted in the Tallo District of Makassar City. Data analysis was performed by univariate, bivariate with Kaplan Meier and multivariate with Cox Proportional Hazard. The results showed that proportion of infants get full breastfeeding in first month was 0.86, infants who still get full breastfeeding on the 6th month are 31%, and Kondisi Fisik, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan Ibu, dan Lama Pemberian ASI Secara Penuh Physical Status, Knowledge, Education, Mother?s Occupation and Full Breastfeeding Duration Muhammad Tahir Abdullah, Alimin Maidin, Andi Dwi Lestari Amalia half of the number of infants are not get full breastfeeding after 5.06 months. There are differences in the duration of full breastfeeding on the mother`s physical status, education, and occupation. The further analysis showed a markedly different variables in influencing the duration of full breastfeeding are mother`s phisical status and knowledge."
Universitas Hasanuddin, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bagian Biostatistik, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moudy Emma Unaria Djami
"Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi penting karena erat
hubungannya dengan kelangsungan hidup bayi, pertumbuhan dan per-
kembangan yang optimal serta peningkatan kualitas generasi berikutnya.
Penelitian ini bertujuan menentukan hubungan frekuensi pemeriksaan ke-
hamilan dan konseling laktasi dengan pemberian ASI eksklusif. Rancangan
penelitian adalah kohor historikal. Analisis multivariabel dilakukan menilai
hubungan dan faktor paling dominan antara variabel bebas (frekuensi pe-
meriksaan kehamilan dan konseling laktasi), variabel perancu (penge-
tahuan, pendidikan, pekerjaan, paritas dan tingkat pendapatan keluarga)
dan variabel terikat (ASI eksklusif). Pada analisis regresi logistik ditemukan
pengetahuan sebagai faktor paling dominan dalam pemberian ASI eksklusif
(OR = 4,30; 95% CI = 1,98 _ 9,31). Pengetahuan yang baik tentang ASI ek-
sklusif meningkatkan pemberian ASI eksklusif 4,30 kali lebih besar.
Kesimpulan penelitian ini adalah semakin sering frekuensi pemeriksaan ke-
hamilan akan semakin tinggi pemberian ASI eksklusif, serta semakin ser-
ing pemberian konseling laktasi oleh tenaga kesehatan semakin tinggi pem-
berian ASI eksklusif.
Exclusive breastfeeding is important because it is connected with infant
survival, optimal growth and development and improving the quality of the
next generation. This study aims to analyze and determine the frequency of
prenatal care and relationship counseling lactation with exclusive breast-
feeding. A historical cohort study design and bivariate and multivariable
analyzes performed to look for association and dominant factor among the
independent variables (frequency of prenatal care and counseling lactation),
confounding variables (knowledge, education, employment, parity and level
of family income) with the dependent variable (exclusive breastfeeding). In
the logistic regression analysis found knowledge as a dominant factor in the
exclusive breastfeeding (OR = 4,30; 95% CI = 1,98 _ 9,31). The conclusion
of this study is that the more often the frequency of antenatal care will in-
crease exclusive breastfeeding, and the more lactation counseling given by
health provider during antenatal visit will increase exclusive breastfeeding."
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang,, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desmawati
"Pengeluaran air susu ibu (ASI) secara dini adalah syarat penting dalam
mendukung pemberian ASI eksklusif. Pengeluaran ASI pada ibu post
sectio caesarea sedikit lebih lambat dibanding dengan ibu post partum nor-
mal. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh posisi menyusui, nyeri
setelah sectio caesarea, mobilisasi, rooming in, dan rolling massage ter-
hadap kecepatan pengeluaran ASI pada ibu post sectio caesarea. Populasi
penelitian dengan metode cross sectional ini adalah ibu-ibu post sectio cae-
sarea yang berjumlah 90 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubung-
an posisi menyusui, nyeri setelah sectio caesarea, mobilisasi aktif, rooming
in kontinu, dan intervensi rolling massage dengan kecepatan waktu penge-
luaran ASI pada ibu post sectio caesarea (nilai p= 0,000; D 0,05). Posisi
menyusui yang tepat, nyeri ringan, mobilisasi aktif, rooming in kontinu, dan
pemberian intervensi rolling massage 12 jam post sectio caesarea meru-
pakan faktor penentu kecepatan pengeluaran ASI pada ibu-ibu post sectio
caesarea. Disarankan ibu post sectio caesarea melakukan hal-hal tersebut.
Early distribution of breast milk is an important requirement in supporting ex-
clusive breastfeeding. Early distribution of breast milk in post sectio cae-
sarea mothers is slower than normal post partum. This study aimed to de-
termine the influence of breastfeeding position, pain, mobilization, rooming-
in, and rolling massage on the early breastmilk distribution on mothers post
sectio caesaria. This study used cross sectional approach. Population of
this study was mother post sectio caesarea. The research sample consist-
ed of 90 people. The results showed there relationship between rooming
in, mobilization, pain, positions breastfeeding and rolling massage with
speed of time of early breastmilk distribution on mothers post sectio cae-
sarea (p value= 0.000; D= 0.05). Breastfeeding with position right, mild
pain, active mobilization, continuous rooming-in, and rolling massage inter-
vention 12 hours post sectio caesarea are determining factors in the speed
of time of early breastmilk distribution on mothers post sectio caesarea.
Suggestion researchers to post sectio caesarea mothers to do all that."
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Kusuma
"Bayi sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh Makanan Pendamping Air Susu Ibu lokal (MP-ASI lokal). Sampai saat ini belum di-ketahui keamanan penyajiannya dari kontaminasi mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontaminasi Escherichia coli (E. coli) pada penyajian MP-ASI lokal dan mengamati hubungan antara kondisi sanitasi rumah, seperti Sarana Air Bersih (SAB), tempat mencuci peralatan makan bayi, kondisi Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), kondisi tempat sampah dan keberadaan hewan berkeliaran di dalam rumah terhadap kontaminasi E. coli pada penyajian. Desain penelitian ini adalah potong lintang yang mengamati penyajian MP-ASI lokal bagi bayi usia 6-12 bulan pada 138 rumah. Lokasi penelitian pada 21 Dusun di Kabupaten Solok. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran kontaminasi E. coli pada penyajian MP-ASI lokal, kondisi faktor sanitasi rumah tangga, mengetahui hubungan antara faktor sanitasi rumah dengan kontaminasi E. coli dan faktor yang paling berhubungan dengan kontaminasi tersebut. Penelitian ini menemukan lebih dari separuh (72,5%) MP-ASI lokal yang disajikan terkontaminasi E. coli. Keberadaan hewan yang berkeliaran di dalam rumah memiliki risiko dua kali lebih besar terkontaminasi E. coli pada penyajian MPASI lokal bagi bayi usia 6-12 bulan di rumah tangga.

Infant is the most vulnerable group of safer infectious diseases caused by complementary food. Meanwhile complementary food safety was unknown. The study aimed to know Escheria coli (E. coli) contamination in serving complementary food and relationship of house sanitation condition as clean water facilities, places for dishes infant food utensils, domestic waste water facilities condition, garbage facilities condition and the present of domestic animals in house to E. coli contamination in serving. Study design was cross sectional, object of observation were 138 household that serving complementary food for 6-12 month old infants. Location of study was in 21 sub-vilages at Solok District. Data analysis was used to know description of E. coli contamination, household sanitation condition, relationship between household sanitation factor with E. coli contamination and the most significant sanitation factors that have relationship with that contamination. This study found (72.5%) serving complementary food have been contaminated by E. coli. The domestic animals in the house, 2 times more risks to have E. coli contimination in complementary serving."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Fikawati
"Menyusui eksklusif kurang dari 6 bulan berkontribusi terhadap 1,4 juta kematian bayi dan 10% angka kesakitan balita. Persepsi Ketidakcukupan Air Susu Ibu (PKA) yang memengaruhi kepercayaan diri untuk menyusui menjadi salah satu penyebab utama kegagalan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di dunia. Salah satu faktor penyebab PKA adalah ketidakmampuan ibu hamil untuk mencapai kenaikan berat badan (BB) yang direkomendasikan sehingga ibu berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan memiliki cadangan lemak rendah untuk memproduksi ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi ibu dan PKA. Penelitian ini merupakan kajian terhadap 3 studi yang menganalisis di Kabupaten Karawang, Kecamatan Cilandak, dan Kecamatan Tanjung Priok pada tahun 2010 dan 2011. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara status gizi ibu dan PKA dengan odds ratio (OR) masing-masing 3,7 (1,470 _ 9,081); 3,9 (1,551 ? 9,832); dan 4,5 (1,860 ? 11,008). Disimpulkan bahwa PKA dialami oleh ibu menyusui yang selama hamil tidak mencapai kenaikan BB yang direkomendasikan menyebabkan ibu berhenti memberikan ASI eksklusif. Penemuan yang penting ini dapat digunakan untuk mengubah anggapan para pakar ASI dan masyarakat bahwa semua ibu, apapun kondisi status gizinya, mampu menyusui ekslusif. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi penentu kebijakan untuk memerhatikan status gizi ibu menyusui.

Exclusive breastfeeding for less than 6 months contributed to the 1,4 million deaths of infants and 10% toddlers? morbidity. Perceived Insufficient Milk (PIM) became one of the main causes of exclusive breastfeeding failure in the world. PIM could occured by inability of pregnant women to achieve the recommended weight gain thus mothers have the risk of giving birth of low birth weight (LBW) infants and have low fat reserves to produce milk. Low production of breast milk will negatively affect the confidence of mothers to breastfeed. This study aimed to examine three studies that analyzed the relationship between maternal nutritional status and PIM. The study was conducted in three places Karawang district, Tanjung Priok subdistrict, and Cilandak sub district in 2010 and 2011. The results of this study showed significant associations between maternal nutritional status and PIM with odds ratio (OR) 3,7 (1,47 to 9,08); 3,9 (1,55 to 9,83); and 4,5 (1,86 to 11,01) respectively. It concluded that PIM was experienced by breastfeeding mothers whose maternal weight gain during pregnancy did not achieve the recommendation and caused the mother to stop exclusive breastfeeding. This discovery is important and useful to change the existing perception among
breastfeeding experts and communities all mothers, regardless their nutritional status, are able to breastfeed exclusively. The study is expected to provide input for policy makers to pay more attention to the nutritional status of breastfeeding mothers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Martha
"Sebagian persalinan di Indonesia masih ditolong oleh dukun bayi, hal ini disebabkan karena terbatasnya tenaga kesehatan yang ada, kebiasaan, adat, dan faktor ekonomi yang membuat masyarakat masih memilih dukun bayi, sementara salah satu penyebab kematian bayi adalah pertolongan yang dilakukan oleh tenaga tidak terampil (dukun bayi). Mempertimbangkan masih kuatnya keberadaan dukun bayi di tengah masyarakat, perlu mengalihperan mereka dari penolong persalinan menjadi ?agent of change? sebagai penyampai pesan-pesan kesehatan. Dalam studi ini penyampaian pesan kesehatan difokuskan pada Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang bila dilakukan bisa mengurangi kematian pada bayi. Agar dukun bayi dapat menjalankan perannya sebagai agent of change perlu diberikan pembinaan dalam bentuk pelatihan yang memperhatikan latar belakang dan kemampuan dukun bayi dengan model pelatihan yang disebut ?Pelatihan Peduli Dukun Bayi?.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek model ?Pelatihan Peduli Dukun Bayi? dalam upaya meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Praktik dukun bayi untuk berpotensi sebagai ?agent of change? dalam pelaksanaan IMD pada ibu hamil dan melahirkan di Kabupaten Bogor, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metoda penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian kuantitatif menggunakan disain kuasi eksperimen dengan sampel 53 orang dukun bayi untuk kelompok intervensi dan 53 orang dukun bayi untuk kelompok kontrol. Analisa data dilakukan untuk melihat perubahan sebelum dan sesudah intervensi-pelatihan dan membandingkan hasil pengukuran pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Kemudian untuk melihat hubungan variabel independen dan dependen menggunakan uji regresi logistik. Pada penelitian kualitatif menggunakan Rapid Assessment Procedure dengan analisa tema.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan Pengetahuan, Sikap, Praktik Promosi IMD pada dukun bayi setelah mereka mendapatkan pelatihan. Faktor dominan yang mempengaruhi Pengetahuan, Sikap, Praktik dalam Pelaksanaan IMD adalah Pelatihan Peduli Dukun Bayi tentang IMD, sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi Praktik IMD oleh dukun bayi terhadap pasiennya adalah Banyaknya Jumlah Pasien Dukun Bayi. Temuan kuantitatif ini didukung oleh temuan kualitatif melalui ungkapan-ungkapan yang menggambarkan rasa senang dan beruntung karena dengan mengikuti pelatihan ini selain mendapat pengetahuan, mereka juga melihat dan merasakan secara langsung manfaat IMD. Di sisi lain setelah pelatihan sebagai pembuktian bahwa model Pelatihan Peduli Dukun Bayi diterima dan diterapkan oleh dukun bayi, lebih dari setengah pasien dukun bayi mempunyai Pengetahuan yang baik, Sikap yang positif, dan sudah melakukan IMD saat melahirkan atas anjuran dukun bayi. Dengan demikian dukun bayi terbukti bisa dilatih sebagai ?agent of change? dalam pelaksanaan IMD.
Mengingat keberhasilan penelitian ini, hendaknya ada kebijakan untuk mengadopsi dan menggunakan metoda Pelatihan Peduli Dukun Bayi dalam pelaksanaan IMD untuk Kabupaten lain yang keadaan social ekonomi dan budayanya lebih kurang sama. Memanfaatkan sumber daya lokal setempat sebagai ?agent of change? merupakan upaya yang strategis dan efisien, untuk itu dalam pelaksanaannya perlu diintegrasikan ke dalam sistem atau mekanisme yang sudah ada, sehingga lebih mudah pelaksanaannya dan relatif tidak membutuhkan biaya dan waktu tambahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
D1314
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Makanan jadi ?tidak sehat? yang melimpahnya dikemas secara sangat menarik, ditambah dengan pengertian salah tentang "4 Sehat 5 Sempurna" sebagai Gizi Seimbang memberikan kontribusi tidak kecil terhadap masalah gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) di sekolah dapat merubah Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP) anak sekolah tentang Gizi Seimbang. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Depok, melibatkan 132 anak kelas 4 dan 5. Desain penelitian adalah before and after, dengan metoda pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Sebagian besar siswa dan ibunya ternyata mempunyai pendapat bahwa gizi seimbang sama dengan "4 Sehat 5 Sempurna". Pengertian ini didapat murid dari apa yang diajarkan gurunya, sedangkan guru bersumber dari Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Intervensi KIE telah meningkatkan pengetahuan dan sikap, serta sebagian praktek murid dan orang tua. Disimpulkan bahwa pendekatan KIE mempunyai potensi yang baik untuk merubah PSP anak sekolah. Disarankan agar buku ajar guru disesuaikan sehingga materi yang disampaikan kepada murid sekolah berisi pesan yang tepat.

Indonesia is still being challenged by nutritional problems, both under and over nutrition. The availability of various?unhealthy? food with attractive packaging combined with misconception of balance diet as "4 Sehat 5 Sempurna", might contribute to the situation. This study aims at evaluating the effectiveness of IEC strategy in changing the Knowledge, Attitude and Practice regarding balance diet among elementary school communities. The study design is a before and after, located at two public schools in Depok, with 132 students grade 4 and 5 and their mother. Qualitative approach as well as baseline and endline surveys were used. Most students and their parents considered that balance diet is "4 Sehat 5 Sempurna". This knowledge was originated from their teachers? teaching and media. The teachers knowledge was based on the school reference book. The intervention has improved students main knowledge and attitude. While some practices have improved there are others that still need to be improved. It is concluded that IEC intervention is potential to change the KAP of the students. Teachers need to be supported by correct reference book to be in line with what they are teaching."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>