Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Mardiyah
"Gangguan kepadatan tulang atau osteoporosis dan osteopenia merupakan
masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak
faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang
berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia de-
wasa di daerah urban dan rural terpilih di Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel
142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei _ Juni 2012 di Pesona
Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, sebagai daerah urban
dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor seba-
gai daerah rural. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian
ini adalah sekitar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia).
Analisis multivariat menemukan responden yang mempunyai indeks mas-
sa tubuh (IMT) < 23,49 kg/m2 berisiko mengalami gangguan kepadatan tu-
lang 5,5 kali lebih tinggi daripada responden dengan IMT > 27,36 kg/m2.
Responden yang mempunyai IMT 23,49 _ 27,36 kg/m2 berisiko mengalami
gangguan kepadatan tulang 2,2 kali lebih tinggi daripada responden yang
mempunyai IMT > 27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vita-
min D, dan asupan protein. Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang
paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol
variabel usia, asupan vitamin D, dan asupan protein. Semakin rendah
IMT,maka semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang.
Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public
health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find
out factors related to adult bone density disorder in the selected urban and
rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and
the samples were 142 respondents. The data was taken from 2012 May to
June in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the ur-
ban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study
was 31.7% (4.2% osteoporosis and 27.5% osteopenia). Multivariate analy-
sis verified that respondent with body mass index (BMI) < 23.49 kg/m2 will
5.5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >
27.36 kg/m2. Respondent with BMI 23.49 _ 27.36 kg/m2 will 2.2 times high-
er to have bone density disorder than respondent with BMI > 27.36 kg/m2
after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. In this study,
BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by
age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of
bone density disorder."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Kontras,
050 KON
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Paige, Jeffry M.
Pasuruan: Penerbit Penati, 2003,
338.1 Pai r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Petani di kabupaten Temanggung sejak nenek moyang hingga kini mata pencaharian pokok petani adalah bertanam tembakau dan menurut sejarah belum pernah tembakau tidak laku jual atau belum pernah tengkulak tidak membeli tembakau....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purnama Rezeki
"Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find out factors related to adult bone density disorder in the selected urban and rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and the samples were 142 respondents. The data was taken from 2012 May to June in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the urban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study was 31.7% (4.2% osteoporosis and 27.5% osteopenia). Multivariate analysis verified that respondent with body mass index (BMI) < 23.49 kg/m2 will 5.5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI > 27.36 kg/m2. Respondent with BMI 23.49 - 27.36 kg/m2 will 2.2 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI > 27.36 kg/m2 after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. In this study, BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of bone density disorder.

Gangguan kepadatan tulang atau osteoporosis dan osteopenia merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia dewasa di daerah urban dan rural terpilih di Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel 142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei Juni 2012 di Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, sebagai daerah urban dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagai daerah rural. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian ini adalah sekitar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia). Analisis multivariat menemukan responden yang mempunyai indeks massa tubuh (IMT) < 23,49 kg/m2 berisiko mengalami gangguan kepadatan tulang 5,5 kali lebih tinggi daripada responden dengan IMT > 27,36 kg/m2. Responden yang mempunyai IMT 23,49 - 27,36 kg/m2 berisiko mengalami gangguan kepadatan tulang 2,2 kali lebih tinggi daripada responden yang mempunyai IMT > 27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D, dan asupan protein. Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D, dan asupan protein. Semakin rendah IMT,maka semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tulang Bawang Barat: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2016
899.221 TUB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hawari
Yogyakarta B2P3KS6 1992,
363.49 Haw p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Mardiyah
"Gangguan kepadatan tulang (osteoporosis dan osteopenia) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang disebabkan oleh banyak faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang pada kelompok usia dewasa (30-55 tahun) di daerah urban dan rural terpilih Provinsi Jawa Barat tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel sebanyak 142 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 di Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok sebagai daerah urban dan Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor sebagai daerah rural Provinsi Jawa Barat. Prevalensi gangguan kepadatan tulang dalam penelitian ini sebesar 31,7% (4,2% osteoporosis dan 27,5% osteopenia).
Hasil analisis bivariat menunjukkan proporsi gangguan kepadatan tulang lebih banyak pada responden yang berusia ≥50 tahun (p-value=0,047) dan yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki IMT <23,49 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 dan responden yang memiliki IMT 23,49-27,36 kg/m2 akan mengalami gangguan kepadatan tulang sebesar 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki IMT >27,36 kg/m2 setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein.
Pada penelitian ini, IMT merupakan faktor yang paling berhubungan dengan gangguan kepadatan tulang setelah dikontrol variabel usia, asupan vitamin D dan asupan protein. Semakin rendah IMT, semakin tinggi risiko gangguan kepadatan tulang.

Bone density disorder (osteoporosis and osteopenia) is a major public health problem caused by multifactor. The purpose of this study was to find out factors related to adult bone density disorder (30-55 years of age) in the selected urban and rural area, West Java Province, 2012. It used cross-sectional method and the sample was 142 respondents. The data was taken on May-June 2012 in Pesona Khayangan, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok as the urban area and Desa Pabuaran, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor as the rural area. Prevalence of bone density disorder in this study was 31,7% (4,2% osteoporosis and 27,5% osteopenia).
Bivariate analysis showed higher proportion of bone density disorder in respondent aged ≥50 years (p-value=0,047) and BMI <23,49 kg/m2 (p-value=0,003). Multivariate analysis verified that respondent with BMI <23,49 kg/m2 will 5,5 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 and respondent with BMI 23,49-27,36 kg/m2 will 2,2 times higher to have bone density disorder than respondent with BMI >27,36 kg/m2 after controlled by age, vitamin D and protein intake variable.
In this study, BMI is the most related factor of bone density disorder after controlled by age, vitamin D and protein intake variable. The lower BMI, the higher risk of bone density disorder.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rijadiati
"Rawa Pekayon Bulak merupakan tempat pembuangan sampah sementara di daerah Pekayon, Bekasi, sebenarnya merupakan daerah resapan air bagi lingkungan sekitarnya. Penumpukan sampah di rawa tersebut berlangsung terus menerus, karena pemerintah kota tidak mampu menyediakan lahan penampungan sampah untuk warganya. Perubahan fungsi rawa dan bertumpuknya sampah mendatangkan dampak negatif bagi kehidupan warga di sekitarnya. Intervensi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran warga supaya mau terlibat dalam usaha memperbaiki kerusakan yang terjadi, yaitu dengan mengelola sampah domestik mereka. Pengelolaan dimulai dengan memilah sampah warga dari rumahnya masing-masing. Target intervensi adalah-ibu-ibu di RT 03 dan 04, RW 11, kompleks PPI, Bekasi, dengan jumlah 96 KK.
Baseline study dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan penyebaran kuesioner. Teori-teori yang mendasari intervensi adalah teori perubahan sosial, theory of planned behavior dan teori belajar sosial. Strategi yang digunakan adalah strategi persuasi melalui pembentukan organisasi dalam komunitas yang bersangkutan, pemberian pelatihan dan penyuluhan bagi seluruh stakeholder yang terlibat dalam proses pembuangan sampah dan penerapan komunikasi yang intensif melalui leaflet dan manipulasi lingkungan.
Perubahan secara khusus yang terjadi adalah: warga mulai memilah sampah (56,75%), membuat kompos pribadi (16,21%), 8 dari 14 tong kompos yang disediakan untuk pembuatan kompos kolektif sudah mulai dipenuhi oleh potongan sayuran dan sampah halaman warga, pengadaan wadah sampah di rumah warga meningkat, terpasang prompts di lingkungan warga yang mengingatkan warga untuk memilah sampah. Secara umum: terjadi perubahan perilaku warga terhadap sampah domestiknya dengan adanya piket dan kerja bakti warga.
Untuk intervensi berikutnya, penulis menyarankan untuk melakukan penyuluhan tindak lanjut bagi para stakeholder pembuang sampah, review terhadap program yang sudah berjalan dan diskusikan perbaikan dan pengembangannya terutama dalam hal komunikasi internal dan pelaksanaan Sistem-sistem monitoring dan evaluasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Husdafianti
"Penelitian tentang pemanfaatan majalah ilmiah yang membandingkan antara hasil evaluasi berdasarkan permintaan artikel melalui Berita Literatur (evaluasi yang telah rutin dilakukan oleh Perpustakaan PT. PLN (Persero) - Pusat Penyelidikan Masalah KelistrikanlPLN-LMK) dengan hasil evaluasi berdasarkan metode Langlois (evaluasi yang diterapkan oleh penulis). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan metode evaluasi menurut pendapat Langlois dapat menggambarkan pemanfaatan majalah ilmiah yang Iebih menyeluruh dibandingkan dengan hasil evaluasi yang hanya berdasarkan permintaan artikel melalui Berita Literatur.
Majalah ilmiah yang dianalisa pemanfaatannya berjumlah 79 judul, seluruhnya adalah majalah langganan. Pengumpulan data dilakukan selama bulan April sampai dengan bulan Juni 1994, Data yang dikumpulkan adalah jumlah majalah yang dibaca di ruang baca perpustakaan, jumlah majalah yang difotokopi balk yang diminta langsung oleh pengunjung perpustakaan maupun yang diminta Iewat surat, telepon dan facsimile serta permintaan artikel melalui JASA INFO KILAT, untuk mengetahui judul judul majalah yang diminati, diminta juga pendapat pemakai melalui kuesioner. Sebagai perbandingan diambil data permintaan fotokopi artikel melalui Berita Literatur dari hasil evaluasi pemanfaatan majalah yang telah dilakukan oleh Perpustakaan PLN-LMK.
Hasilnya menunjukan bahwa terdapat perbedaan peringkat judul majalah yang dimanfaatkan antara hasil evaluasi melalui Berita Literatur dengan metode Langlois. Majalah ilmiah yang dimanfaatkan melalui Berita Literatur berjumlah 5.384 eksemplar, 8 judul (10,13%) yang tidak dimanfaatkan dan semuanya berasal dari terbitan 5 tahun terakhir, sedangkan hasil penerapan metode Langlois berjumlah 7.195 eksemplar, hanya 1 judul (1,27%) yang tidak dimanfaatkan dan semuanya berasal dari terbitan 5 tahun terakhir sampai dengan terbitan di atas 15 tahun terakhir. Secara keseluruhan hasil evaluasi melalui Berita Literatur menduduki 74,8 %, dari hasil evaluasi keseluruhan, akan lebih baik lagi apabila perpustakaan melengkapinya dengan metode evaluasi lain seperti metode Langlois agar dapat mengetahui kebutuhan pengguna yang selama ini kurang diperhatikan dan mempertimbangkan kembali langganan majalah yang kurang dimanfaatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>