Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6854 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lila Pratiwi
"Steel industry is a strategic sector in the economy of a country. Steel
industry in Indonesia has not been able to fulfill their domestic demand
that is still necessary to import steel product. However, many of these
imported products are sold at dumping prices, especially those from china
giving rise to unfair trade. One of trade remedy measures as a result of
unfair trade remedies can recover trough the imposition of antidumping
duty. In 2013, Indonesia imposes antidumping duty for Cold Rolled Coil/
Sheet (CRC/S) from China and other countries. Imposition of antidumping
duty will be analyzed descriptively with the antidumping agreement
conformity. While, it cannot be denied that political factors also determine
imposition of antidumping duty. It is need to use analytical theory of
justice in order to enforce fair-trade"
University of Indonesia, Faculty of Law, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Pratiwi
"ABSTRAK
Industry baja merupakan sektor strategis dalam perekonomian suatu negara. Industri logam di Indonesia saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan domestik akan produk baja, sehingga masih diperlukan impor produk tersebut. Namun, banyak dari produk impor tersebut dijual dengan harga dumping terutama yang berasal dari China sehingga menimbulkan unfair trade. Salah satu tindakan trade remedies akibat adanya unfair trade dapat dilakukan melalui pengenaan anti dumping duty/bea masuk anti dumping. Pengenaan Bea Masuk Antidumping yang baru saja ditetapkan oleh Indonesia di tahun 2013 ialah terhadap produk Baja Lembaran Canai Dingin (Cold Rolled Coil/ Sheet (CRC/S)) dari China dan beberapa negara lainnya. Pengenaan bea masuk antidumping tersebut akan dianalisis secara deskriptif dengan melihat kesesuaiannya dengan Antidumping Agreement. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor politis juga menentukan pengenaan bea masuk anti dumping. Sehingga perlu dilakukan analisis menggunakan "Theory of justice" dalam rangka menciptakan perdagangan yang adil.

ABSTRACT
Steel industry is a strategic sector in the economy of a country. Steel industry in Indonesia has not been able to fulfill their domestic demand that is still necessary to import steel product. However, many of these imported products are sold at dumping prices, especially those from china giving rise to unfair trade. One of trade remedy measures as a result of unfair trade remedies can recover trough the imposition of antidumping duty. In 2013, Indonesia imposes antidumping duty for Cold Rolled Coil/ Sheet (CRC/S) from China and other countries. Imposition of antidumping duty will be analyzed descriptively with the antidumping agreement conformity. While, it cannot be denied that political factors also determine imposition of antidumping duty. It is need to use analytical theory of justice in order to enforce fair-trade "
Universitas Indonesia, 2013
T35193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Eric Gokasi
"Terbentuknya WTO secara perlahan-lahan telah mengurangi hambatan perdagangan dalam bentuk tarif akan tetapi di lain sisi hal ini mendorong munculnya jenis hambatan perdagangan baru. Salah satu bentuk hambatan dalam perdagangan yang sering digunakan adalah pengenaan bea masuk anti dumping dan produk-produk Indonesia juga tidak terlepas dari tuduhan dumping Produk Indonesia yang seringkali dituduh dumping atau dikenakan bea masuk anti dumping adalah produk kertas, saiah satu contoh kasusnya adalah pengenaan bea masuk anti dumping terhadap eksport produk kertas Indonesia oleh komisi perdagangan Korea.
Studi ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengenaan bea masuk anti dumping terhadap ekspor kertas Indonesia ke Korea beserta pengaruh faktor-faktor utama lainnya terhadap ekspor produk kertas dari Korea.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengenaan bea masuk anti dumping akan menghasilkan pengaruh yang signitikan terhadap penurunan ekspor walaupun pengaruh yang dapat ditimbulkan lebih keoil dibandingkan faktor-faktor Iain yang ada dalam penelitian ini. Sementara itu berdasarkan estimasi, faktor-faktor utama yang membentuk ekpor Indonesia seperti PDB 1-ill, nilai tukar nominal dan hard relatif juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekspor dengan hubungan yang sesuai dengan hipotesis. Hasil dari studi ini juga menunjukkan bahwa faktor yang paling mcrnpengaruhi ekspor produk kertas Indonesia adalah real gross domestic product dari Korea
The establishment of World Trade Organization, obviously, has result in the alleviation of tariff barriers periodically, but it gives place on the rise of another type of barriers instead. Another type of barrier which often used is the imposition of anti dumping duties which also bear down upon exported products from Indonesia. One of Indonesia?s exported products that often accused of dumping is paper products. One of dumping cases of Indonesia's export is the imposition of anti dumping duty on paper products by Korean Trade Commission.
This study is going to observe the impact of anti dumping duties imposed by Korea on certain paper products toward the demand of exports from Indonesia, as well as its other determinants using OLS method with multiple regressions.
The result of this study shows that the imposition of anti drrmping duties variable has a significant effect in generating a decline on demand of exports from Indonesia, even though the impact produce of this variable is smaller than other variables which used in this study. Moreover, all of control variables which used in this study are also statistically significant and have appropriate sign in affecting exports demand on paper products. In this study, real gross domestic product of Korea is shown as the most variable that affecting exports from Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Tjahjasari
"Tesis ini menganalisa pengaruh kebijakan anti dumping terhadap volume impor produk baja di Indonesia terutama pada produk Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S) menggunakan data bulanan volume impor Indonesia terhadap produk baja CRC dari bulan Januari 2008 sampai dengan bulan Maret 2015. Penelitian ini membandingkan pengaruh kebijakan anti dumping terhadap dua kelompok negara yaitu ?named countries? sebagai negara yang menjadi subjek kebijakan antidumping Indonesia terhadap produk Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S) dan ?nonnamed countries? sebagai negara yang bukan merupakan subjek dari kebijakan antidumping Indonesia terhadap produk Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S).
Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu metode ekonometri juga metode analisa grafik serta gambar. Selain itu, variabel duty, market share dan dummy dumping period adalah variabel utama untuk menemukan seperti apa efek pembatasan perdagangan maupun efek pengalihan perdagangan sebagai akibat kebijakan antidumping tersebut.
Beberapa penelitian sebelumnya telah meneliti mengenai pengaruh kebijakan anti-dumping bagi negara berkembang. Namun, dalam penelitian ini penulis fokus untuk meneliti satu produk baja yaitu CRC/S dimana kasus dumping untuk produk ini merupakan kasus dumping terbaru di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan anti-dumping secara signifikan telah berhasil menurunkan volume impor produk CRC/S dari 5 negara "named countries" yaitu Jepang, Cina, Korea Selatan, Taiwan dan Vietnam, sementara impor volume dari negara "Non names countries" justru meningkat akibat kebijakan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa efek pembatasan maupun efek pengalihan terbukti akibat dari kebijakan antidumping terhadap produk CRC/S di Indonesia.

The present research study investigates the impact of anti-dumping policy on import volume of steel product in Indonesia specifically on Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S) using time series monthly data from January 2008 until March 2015. This study compare the impact of anti-dumping policy on two cluster countries namely "named countries" as the country who become the subject of anti-dumping policy and "non-named countries" who become non-subject of this policy.
This research also employs two main research methods such as econometric method as well as descriptive analysis method. In addition, the variables namely duty, market share and dummy dumping period are the key variables to examine the trade restriction effect and trade diversion effect of anti-dumping policy.
Several empirical studies have addressed the impact of anti-dumping policy in developing country. However, this research focuses to investigate specific product in steel industry namely CRC/S which is the newest dumping case in Indonesia.
The empirical result shows that anti-dumping policy has negative significance to the import volume of Cold Rolled Coil/Sheet (CRC/S) from 5 (five) "named countries" namely Japan, China, South Korea, Taiwan and Vietnam, while it has found positive significance to the increase in the import volume from "nonnamed countries". The descriptive analysis method shows that both trade restriction effect as well as trade diversion effect proven from "named" to "non-named countries"
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Sonia Taruli
"ABSTRACT
Ukuran butir merupakan salah satu faktor penting untuk mengamati sifat mekanis suatu material polikristalin terutama pada kekerasan serta ketahanan korosi. Penelitian terdahulu melakukan beberapa pengaturan parameter uji lapis listrik nikel, yang salah satunya dilakukan dengan penambahan aditif untuk mendapatkan lapisan nikel nanokristalin. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengamati pengaruh penambahan sakarin pada proses lapis listrik nikel terhadap perubahan ukuran butir deposit dan ketahanan korosi lapisan nikel. Proses lapis listrik dilakukan dengan menggunakan larutan Watt bath pada temperatur 50-55oC dimana baja SPCC digunakan sebagai substrat yang ingin dilindungi. Pada penelitian ini sakarin ditambahankan pada larutan Watt bath dengan variasi konsentrasi sebanyak 0g/L, 1g/L, 3g/L dan 5g/L. Hasil pelapisan listrik dikarakterisasi melalui beberapa pengujian, yaitu pengamatan makro dengan menggunakan Optical Microscope, Secondary Electron Microscope SEM digunakan untuk mengamati perubahan struktur deposit, X-Ray Diffraction XRD digunakan untuk menghitung ukuran butir, thickness meter untuk mengukur ketebalan lapisan dan perilaku korosi diamati melalui pengujian Linear Polarization dan Electrocemical Impedance Spectroscopy EIS. Hasil pengujian menunjukan adanya perubahan struktur deposit setelah penambahan sakarin. Tanpa penambahan sakarin butir deposit memiliki struktur menyerupai piramidal dan polihedral kristal. Sementara setelah penambahan sakarin, butir deposit memiliki struktur globular yang berkoloni. Ukuran butir terhalus yaitu berukuran 17.39nm didapat dengan penambahan 5g/L sakarin. Ketebalan lapisan nikel yang terbentuk mengalami penurunan seiring penambahan sakarin. Hasil pengujian EIS diketahui pada sampel dengan butir terkecil yaitu 17.39nm memiliki nilai tahanan transfer muatan Rct dan tahanan lapisan pasif Rf tertinggi yaitu sebesar 3267? dan 83.4? yang diindikasi memiliki ketahanan korosiyang baik. Hal ini diverifikasi melalui hasil pengujian linear polarization dimana diketahui pada penambahan 5g/L memiliki nilai laju korosi terendah yaitu 0.024mm/year.

ABSTRACT
The Grain size is one of the factors that affects mechanical properties and corrosion resistance of polycrystalline material. In metallic coating process there are several ways to obtain nanocrystalline deposit and one them is by using additives. The previous studies have suggested that the addition of saccharin during the nickel electroplating process will produce nanocrystalline grains that can increase corrosion resistance. This study used watts bath solution for nickel electroplating with the current density used is 6 A dm2 for 20 minutes and by adding saccharine as much as 0g L, 1g L, 3g L and 5gr L. The grains deposit were observed by using the X Ray Diffraction XRD method while the corrosion mechanism was observed and measured by using Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS and Linear polarization methods. The test results indicate a change in the structure of the deposit after the addition of saccharin. Without the addition of saccharine the deposit grains have a pyramidal like structure and a polyhedral crystalline, while after the addition of saccharin, the deposit grains have a colonized globular structure. The finest grain size of 17.39nm is obtained by the addition of 5g L saccharin. The thickness of the formed nickel coating decreases with the addition of saccharin. The result of EIS test is known in the sample with the smallest grain of 17.39nm has the highest charge transfer resistance Rct and passive resistance Rf value of 3267 and 83.4 which is indicated have good corrosion resistance. This is verified by the results of the linear polarization test which is known at the addition of 5g L has the lowest corrosion rate value of 0.024mm year."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suryawan
"ABSTRAK
Salah satu usaha konservasi energi dalam pabrik baja adalah melakukan optimasi energi pada pembuatan Rolled Coil. Metode untuk mencapai optimasi tersebut, antara lain yaitu dengan menerapkan sistem Hot Charging antara unit Slab Steel Plant (SSP) dan Hot Strip Mill (HSM).
Di beberapa negara yang telah maju, sistem hot charging dapat dilakukan langsung dari unit penghasil slab SSP ke unit pengerolan HSM. Hal ini dimungkinkan karena baja yang dihasilkan tidak mempunyai cacat atau free defect, sehingga tidak perlu melalui proses pembersihan kulit atau scarfing. Berdasarkan data yang diperoleh di pabrik baja PT. BS jumlah produksi slab yang bebas proses scarfing atau free scarfing adalah sekitar 48% dari total produk slab yang dihasilkan oleh SSP.
Sesuai dengan kondisi yang ada selama ini di PT. BS, maka dalam penelitian ini telah dilakukan penerapan sistem hot charging terhadap slab yang bebas cacat, yaitu dengan menggunakan Heat Conservation Chamber (HCC) atau ruang konservasi kalor. Slab panas yang bebas cacat langsung dimasukkan ke dalam HCC, sehingga dalam waktupenyimpanan sekitar 6 jam, temperatur slab akan turun dari 900 °C menjadi sekitar 642 °C. Apabila dibandingkan dengan penyimpanan slab panas di Slab Yard, terlihat ada perbedaan temperatur sebesar 522 °C. Sehingga untuk mencapai temperatur austenisasi sekitar 1250 °C di dalam Reheating Furnace, tidaklah memerlukan energi kalor yang terlalu besar.
Dengan sistem hot charging yang menggunakan HCC ini,penghematan energi yang diperoleh adalah sebesar 40.744 M.t per slab. Atau bila dikonversikan ke dalam nilai penghematan energi bahan bakar untuk setiap slab yaitu sebesar US$85,40 atau Rp.184.464,00. Sehingga dalam hal ini akan terbukti bahwa dapat dicapai suatu optimasi energi pada pembuatan rolled coil. Penghematan biaya bahan bakar yang akan dicapai dalam tahun 1994, 1995 dan 1996 berturut-turut adalah sebesar Rp.3.297 juta, Rp.3.579 juta dan Rp.3.438 juta."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Rizky Trianda
"ABSTRAK
Pada penelitian kali ini, proses pengelasan electrical resistance spot welding diaplikasikan pada cold rolled sheet yang biasa diguanakan pada industri manufaktur. Paramaeter pada proses pengelasan electrical resistance spot welding seperti bentuk elektroda, material elektroda, dan gaya elektroda dianggap konstan. Pada penelitian ini menggunakan variasi waktu pengelasan dan arus pengelasan untuk mengindentifikasi nilai parameter pengelasan yang optimal untuk menghasilkan beban tarik dan ukuran weld nugget yang baik. Arus pengelasan yang digunakan ialah 1, 2, dan 3 kA dan pada waktu pengelasan 4, 6, dan 8 cycles untuk menyambungkan pelat dengan ketebelan 0.8 mm. Hasil pengelasan tersebut akan diuji dengan mesin ujik tarik di laboaraturium untuk mengetahui beban tarik masksimum dari hasil sambungan lasan tersebut. Selain mengetahui beban tarik maskimum dari hasil lasan tersebut, penelitian ini juga mengamati perkembangan ukuran weld nugget. Weld nugget dapat mendeteksi kualitas dari hasil sambungan las dengan melihat ukuran untuk mencegah terjadinya expulsion dan mendapatkan ukuran weld nugget yang baik. Untuk mengidentifikasi perubahan siklus termal pada proses pengelasan maka dilakukan pengambilan foto mikrostruktur dan makrostruktur. Penelitian ini memperlihatkan paramater pengelasan optimum yang akan digunakan pada industri otomotif dan manufaktur yang digunakan oleh produsen.
ABSTRACT
this study, the electric resistance spot welding process was applied to cold rolled sheet used in manufacture industry. Resistance spot welding parameter such as, electrode form, electrode material, and electrode force were stayed constant. This experiment using different welding time and welding current to identify the optimum welding parameters for the optimum shear load and weld nuggget size. Using 1, 2, and 3 kA welding current and 4, 6, and 8 cycles welding times for 0.8 mm sheets were spot welded by lap joint method. These spot-welded joints will be tested with uniaxial tensile test in laboratory to identify shear load from spot-welded joint. Not only identify shear load from the result of uniaxial tensile test this experiment but also observe development the size of weld nugget. Weld nugget can detect the quality of spot-welded joint with its size to prevent the expulsion and get the acceptable nugget diameter in that process. For identification the change of thermal cycle in this welding process that uses micro-structure and macro-structure appearances. This experiment showing the optimum welding parameters that use in the automotive manufacturing were given to users."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Iqbal
"Dengan sering diberlakukannya tindakan anti-dumping (AD) yang dilakukan oleh Indonesia terhadap negara-negara yang melakukan dumping selama dua dekade terakhir, penting untuk memeriksa dampak apa yang telah dihasilkan oleh kebijakan ini terhadap impor dari negara-negara tersebut. Secara empiris, penelitian ini menguji pengaruh langkah-langkah AD terhadap impor Indonesia menggunakan data UN Comtrade pada tingkat produk kode HS 6 digit. Bukti yang disajikan dalam makalah ini menunjukkan bahwa AD memang memiliki pengaruh pembatasan yang signifikan terhadap impor dari negara-negara yang dikenakan bea masuk AD. Langkah-langkah AD berhasil mengurangi nilai impor produk yang bersangkutan sekitar 126% selama periode pengenaan. Selain itu, tidak ada bukti efek pengalihan perdagangan ke negara-negara yang tidak dikenakan bea masuk AD. Selama tiga tahun pertama kebijakan AD, nilai impor ke negara-negara yang tidak dikenakan bea masuk AD menurun sekitar 53%. Oleh karena itu disimpulkan bahwa kebijakan AD Indonesia telah membantu menekan impor yang tidak diinginkan dan karenanya memenuhi syarat sebagai efektif. Model empiris studi ini diestimasi menggunakan penduga sistem GMM.

With the frequent imposition of anti-dumping (AD) actions carried out by Indonesia over the past two decades, it is necessary to examine what impact these measures have had on the countrys imports. Empirically, this study examines the effect of AD measures on Indonesian imports using UN Comtrade data at the 6-digit HS codes product level. The evidence presented in this paper shows that AD does have a significant restriction effect on imports from named countries. AD measures succeeded in reducing the import value of the products concerned by about 126% during the period of imposition. In addition, there is no evidence of trade diversion effects to non-named countries. During the first three years of AD measures, the value of imports to non-named countries decreased by around 53%. It is therefore concluded that Indonesias AD policy has helped to check unwanted imports and therefore may qualify as effective. The empirical model of the study is estimated using the system GMM estimator."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Muda
"ABSTRAK
Baja Al killed telah digunakan untuk proses penarikan dan penarikan dalam komponen plat yang mempunyai deformasi yang ringan (kompor gas, listrik) dan penarikan dalam untuk panci dan bak cuci piring yang mempersyaratkan deformasi. Baja Al killed mempunyai keterbatasan dalam deformasi, sehingga dari waktu ke waktu terjadi kegagalan yang disebabkan retak selama penarikan dalam. Untuk memenuhi permintaan pelanggan dibuat kualitas yang baik untuk penggunaan enamel, yaitu menggabungkan kelebihan dari baja bebas larut intertisi yang mempunyai kemampuan ektra penarikan dalam dan ketahanan terhadap cacat sisik ikan dan sifat enamel yang mirip dengan baja Al killed.
Baja bebas larut intertisi, karena mempunyai nilai anisotropi normal yang tinggi, dapat menghasilkan mampu bentuk yang sangat baik, dan digunakan untuk peregangan dan penarikan dalam. Mampu bentuk dikembangkan menggunakan baja karbon sangat rendah (0,002 % Aberat kaibon j. Dengan ditambahkan unsur paduan seperti titanium yang berfungsi untuk mengikat karbon dan nitrogen terlarut. Baja enamel digunakan untuk peralatan masak, peralaian dapur dan peralatan mesin cuci. Khusus untuk cacat sisik ikan dapat terbentuk setelah proses enameling pada baja karbon rendah jika ada tekanan tinggi dari hidrogen pada permukaan dari lapisan enamel dan tidak terdapat rongga rongga halus untuk mengakomodasi hidrogen didalam baja. Jadi perlu mengontrol ukuran dan distrlbusi clari rongga rongga halus didalam baja untuk khususnya untuk baja enamel. Rongga rongga halus terbentuk pada baja enamel setelah reduksi berat di tandem cold mill, di pabrik pengerolan panas menggunakan temperatur penggulungan diatas 700°C, yang berfungsi untuk menampung hidrogen dan mencegah caoat sisik ikan. Tetapi dengan temperatur penggulungan yang tinggi terbentuk presipitat Fe3C yang besar dan pada saat dilakukan penarikan dalam pada panci akan terjadi robek pada panci.
Pada disertasi ini dipelajari tentang sifat mekanik dan struktur mikro dari tiga kelas baja AI killed (A: 0,05 % C ; B : 0,009 % C, 0,57 % Ti ; dan C 1 0,006 % C, 0,053 % Ti ) setelah dilakukan pengerolan dingin dan aniling pada 600°C - 900°C dalam waktu 6 - 12 jam pada laju pemanasan cepat dan lambat. Secara umum nilai anisotropi normal dan tekstur dari baja bebas larut intertisi lebih tinggi dari baja karbon rendah, dengan baja B (o,oo9 %C, o,s7% Ti) yang nilainya paling tinggi dengan pengecua|ian pada baja B (0,009%C, 0,57 % Ti) setelah aniling pada temperatur 900°C yang telah di aniling pada daerah dua fasa austenit dan ferit.
Hubungan yang sangat kuat dicapai antara nilai anisotropi normal dengan tingkat tekstur dan keduaraya meningkat dengan meningkatnya temperatur, dengan pengecualian pada baja B (0,009 %C, 0,57 %Ti) setelah aniling pada temperatur 9oo°c. Semua baja mempunyai kekuatan tarik yang same, tetapi, kekuatan luluh baja bebas larut intertisi lebih rendah dibandingkan dengan baja karbon rendah. Presipitat sementit yang terbentuk didalam baja karbon biasa lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan presipitat Ti(C, N) pada baja bebas larut intertisi. Rongga rongga halus yang terbentuk relatif sama besar pada ketiga baja tersebut. Tidak terdapat cacat sisik ikan pada Iapisan pada baja karbon rendah mengindikasikén bahwa rongga rongga halus yang ada dapat menampung hidrogen."
2003
D1255
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>