Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra
"ABSTRAK
Proses pengembangan perangkat lunak telah berevolusi menjadi sebuah proses yang besar dan kompleks. Sebuah perangkat lunak diharapkan dapat terintegrasi dengan perangkat lunak lainnya ataupun perangkat keras. Sebuah perangkat lunak juga dituntut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan penggunanya. Hal - hal tersebut membuat proses pengembangan perangkat lunak menjadi sebuah proyek kompleks yang tidak lagi dapat dilakukan secara individual, melainkan diperlukan sebuah tim kerja dengan tahapan kerja yang rapi dan terstruktur serta terkoordinasi antara satu anggota tim dengan lainnya. PT XYZ adalah perusahaan teknologi informasi dengan spesialisasi pengembangan internet banking. PT XYZ tidaklah sendirian dalam bidang usaha tersebut, banyak kompetitor yang selalu bersaing untuk meraih konsumen yang terbatas. Untuk mempertahankan dan menambah kliennya, PT XYZ perlu meningkatkan kualitasnya terus menerus. Peningkatan kualitas pada PT XYZ dilakukan dengan cara implementasi praktik ndash; praktik terbaik berdasarkan CMMI ndash; Dev. CMMI merupakan kerangka kerja yang besar dan kompleks, perusahaan perlu menggunakan CMMI Roadmap sebagai panduan untuk memulai implementasi CMMI. Pemilihan roadmap yang sesuai dengan kebutuhan PT XYZ berdasarkan kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan roadmap dan permasalahan perusahaan dengan permasalahan yang dapat diatasi oleh roadmap. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah rekomendasi ndash; rekomendasi yang dapat membimbing PT XYZ meningkatkan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Semua rekomendasi akan berdasarkan pada CMMI ndash; Dev. Lebih lanjut, rekomendasi - rekomendasi tersebut juga akan disesuaikan kembali dengan metodologi pengembangan perangkat lunak perusahaan dan ditambah dengan solusi dari permasalahan yang umum dihadapi dalam implementasi CMMI.

ABSTRACT
Software development has evolved into a big and complex process. Nowadays every software is expected to be able to integrate smoothly with other software or hardware. Furthermore, a single software is expected to perform many functions that can satisfy the needs of its users. These demands have made the software development process becomes complex and no longer viable to be done individually, software development now requires a well coordinated team with structured work process. PT XYZ is a company that specialized in internet banking. PT XYZ is not alone in Indonesia rsquo s internet banking industry, there are a lot of competitors who are ready to fight in the tight market of internet banking software. To be able to retain its client while gaining new customer, PT XYZ will need to constantly improve its software quality. To increase its software quality, the company need to implement recommendations from CMMI Dev. Since CMMI itself is a huge framework, the company must choose the starting point of CMMI implementation by using CMMI Roadmap. PT XYZ need to identify the company rsquo s objectives and its problems to choose the most suitable CMMI Roadmap. The result of this research is a recommendation that can lead to an improvement in software quality. The recommendation is based on CMMI ndash Dev as per process areas in the chosen CMMI Roadmap. The recommendation is then re adjusted by the company rsquo s current SDLC and then added with the solution to the most common inhibitor factor of CMMI implementation, resulting in a final recommendation that can be implemented by PT XYZ to improve its software quality."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indra
"Saat sekarang ini perkembangan teknologi komunikasi (seperti: cable network dan satelit) telah membawa perubahan pada berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang bisnis, perubahan teknologi komunikasi ini telah dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan media global untuk mengembangkan dan mendistribusikan produk/ layanan mereka ke berbagai tempat di dunia. Kemudahan berkomunikasi ini dimanfaatkan oleh HBO, sebuah perusahaan layanan berbagai tayangan dengan segmentasi program dan pelanggan yang spesifik yang terkenal dengan acara/ tayangan film- film Hollywood yang mana memberikan sebuah tayangan hiburan yang bisa memanjakan para pelanggan televisi kabel, sehingga Milyaran Dollar pun diraih oleh HBO dan mengukuhkan HBO sebagai channel dan media global papan atas. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis ingin mengupas dan menjabarkan bagaimana dan mengapa HBO bisa populer di Indonesia.

Nowdays, communication technology has changed the way of people live. Satellites and cable network has been using by media companies to develop their business and broadcasted their products easily to all over the world. This technologies has broken the borders of countries, space, and time. Here, HBO has used this communication technologies to spread their specific products (movies) to specific audiences globally. HBO is a channel that is famous with its Hollywood movies. It serves their customers with the best options of movies that they really like, and now HBO has become the prominent movie companies with billions of Dollar in revenue. Therefore, on this paper, writer really want to explore on how HBO utilize communication technologies to expand their business and become popular in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Christofer Verrel Argo Baldi
"ABSTRAK
Penggunaan teknologi dalam aspek komunikasi produk telah menjadi praktik yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan berhubungan dengan pesatnya perkembangan dari teknologi
sendiri yang sejalan dengan kebutuhan dari sasaran khalayak. Bermunculannya teknologiteknologi
baru ini memberikan pemasar sebuah tantangan baru untuk terus berinovasi dengan
cara mereka berkomunikasi pada sasaran khalayaknya. Maka dari itu, perusahaan harus
memberikan perhatian terhadap teknologi sebagai bentuk adaptasi dan inovasi perusahaan
untuk menjaga relevansi dan efektivitas pesan yang mereka sampaikan kepada pelanggannya.
Salah satu perusahaan yang berinvestasi besar dalam penggunaan teknologi adalah Marriott
Hotels. Marriott Hotels yang melakukan pergeseran strategi posisi brand dan berfokus pada
khalayak millennial, mengaplikasikan teknologi dalam strategi komunikasi pemasaran
terpadu untuk menyampaikan pesan brand ke benak mereka. Tulisan ini berfokus pada
penggunaan teknologi virtual reality oleh Marriott Hotels sebagai salah satu cara komunikasi
pemasaran dan perannya dalam membantu membentuk posisi brand Marriott Hotels di benak
khalayak sasarannya.

ABSTRACT
The uses of technology in the aspect of product communication has become a practice in the
companies corresponding with the rapid growth of technology itself in line with with the
needs of target audiences. The rise of new technologies gives a new challenge for the
marketers to continuously inovating with the way they communicate to their target audiences.
Thus, firms should pay attention to technology as a form of their adaptation and innovation to
maintain the relevance and and effectiveness of the messsage that they deliver to their
customer. One company that making vast investments in technology is Marriot Hotels.
Marriott Hotels that shift their brand positioning strategy and focusing on millennial
audience, utliizes technology in their integrated marketing communications to deliver brand
message to their mind. This paper focus on the use of virtual reality technology by Marriott
Hotels as one communication way and its role to help building Marriott Hotels brand position
in the mind of their target audiences."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewinta Puristia
"ABSTRAK
Komunikasi terjadi dalam suatu konteks sosial dimana penafsiran, sikap
dan penggunaan teknologi komunikasi pada suatu organisasi dibangun bersama dalam konteks sosial tersebut. Anggota organisasi memiliki keleluasaan dalam menginterpretasikan teknologi yang digunakan dimana interpretasi tersebut biasanya merupakan hasil dari konstruksi sosial. Pendekatan konstruksi sosial teknologi milik Pinch dan Bijker dan pengembangan milik Humphreys digunakan untuk menganalisis penggunaan teknologi dalam komunikasi organisasi pemerintah dengan menekankan pada dua elemen penting yaitu fleksibilitas interpretasi dan kelompok sosial relevan. Dari hasil wawancara mendalam menunjukkan bahwa sebuah teknologi yang sama digunakan oleh pengguna yang berada dalam kelompok sosial yang sama justru memiliki fleksibilitas untuk diinterpretasikan secara berbeda. Interpretasi aparatur pemerintah mengenai aplikasi Citizen Relation Management (CRM) yang digunakan dalam komunikasi organisasi sehari-hari terbentuk melalui pemahaman dan pengalaman menggunakan teknologi dalam praktek penyelesaian pekerjaan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa faktor kekuasaan dan struktural berperan untuk menunjukkan proses pembentukan makna pengunaan teknologi dalam komunikasi organisasi pemerintah.

ABSTRACT
The communication occurs in a social context in which the interpretation, attitude and the use of communication technology in an organization are constructed within that social context. The member of an organization has flexibility in interpreting the use of technology that such interpretation is usually the result of a social construction. The concept of Social Construction of Technology from Pinch and Bijker and its development that belongs to Humphreys are employed to analyze the use of technology at government organizational communications by emphasizing its two essential elements, interpretive flexibility, and relevant social groups. Through in-depth interview showed that the same technology used by users within the same of a relevant social group has the flexibility to be interpreted differently. The interpretation of government officers on Citizen Relation Management (CRM) application used in daily organizational communication is constructed through the
understanding and experience of using technology in the practice of work
completion. The findings of this study are power and structural factors play a role to show the process of shaping the meaning of technology use within government organizational communications."
2018
T51274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soufie Rosalind Saudiah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana anggota organisasi birokrasi berinteraksi pada Whatsapp group chat berdasarkan konsep rhetorical sensitivity sensitivitas retorik, serta kaitannya dengan konteks birokrasi di Indonesia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivism dengan metode penelitian netnografi pada teks grup WhatsApp salah satu unit kerja di Kementerian Pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berinteraksi pada grup WhatsApp, tiap-tiap individu akan menampilkan satu dari tiga gaya sensitivitas retorik rhetorical sensitive, noble self atau rhetorical reflector ketika mereka dihadapkan pada satu situasi komunikasi atau arah komunikasi organisasi tertentu Edie Paulson, 1986. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa WhatsApp group chat berpotensi mempersingkat alur komunikasi birokrasi, namun enkulturasi budaya instansi pemerintah yang sudah mengakar tidak serta merta hilang dengan hadirnya komunikasi bermediasi teknologi dalam organisasi birokrasi.

ABSTRACT
This study aims to examine how members of bureaucracy organization interact in WhatsApp group chat based on the rhetorical sensitivity concept, and how it relates to the Indonesian bureaucracy context. It observed the WhatsApp group chat of one of the working units in the Ministry of Tourism under the post positivism paradigm with netnography as the research methodology. The result shows that each members of the WhatsApp group chat tend to performs one out of three rhetorical style ndash the rhetorical sensitive, noble self or rhetorical reflector ndash when faced with particular communication situation or certain organizational communication flow Eddie Paulson, 1986. Other finding also shows that WhatsApp group chat is potential to shorten the bureaucracy communication flow however the enculturation of bureaucratic culture which have been rooted over a very long period of time within the government office would not be easily shifted with the presence of the technology mediated communication in this bureaucratic organization."
2017
T48924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrashafa Putri Mahardika
"Perkembangan inovasi di bidang teknologi menyebabkan beragamnya model dan variasi teknologi finansial. Sebagai langkah untuk memastikan optimalisasi teknologi finansial bagi pertumbuhan ekonomi dan pencegahan adanya potensi gangguan stabilitas sistem keuangan, regulatory sandbox digunakan untuk menguji inovasi, layanan, model bisnis, dan mekanisme layanan teknologi finansial. Penggunaan regulatory sandbox kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana model pengaturan serupa diterapkan diberbagai negara dan bagaimana kerangka hukum di Indonesia mengatur mengenai regulatory sandbox. Selanjutnya dibahas peranan regulatory sandbox dalam menjamin akuntabilitas dan keamanan penyelenggaraan teknologi finansial. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif.
Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah berbagai negara menerapkan regulatory sandbox dengan tahapan Application, Selection, Regulatory Sandbox dan Exit. Perbedaan pengaturan regulatory sandbox yang diterapkan dapat dilihat dari tiga indikator: peserta, manfaat, dan perlindungan konsumen. Regulatory sandbox di Indonesia diakomodir oleh dua lembaga, yakni Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dari segi teknis, lembaga pemerintahan yang berwenang mengatur serta mengawasi penyelenggaraan fintech ialah Kemenkominfo dan BSSN. Fintech tergolong sebagai sistem elektronik pelayanan publik harus melakukan pendaftaran ke Kemenkominfo dan penyelenggaraannya diawasi oleh BSSN. Tetapi, belum ada koordinasi yang tegas yang dilakukan oleh lembaga pemerintah pelaksana teknis dan bisnis (BI dan OJK) dalam kaitannya dengan regulatory sandbox di bidang fintech. Regulatory sandbox dapat dikategorikan sebagai langkah preventif penyelenggaraan fintech bagi perlindungan masyarakat. Tetapi langkah represif yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan OJK selama ini sudah sering dilakukan terkait dengan penyalahgunaan data maupun penipuan yang diselenggarakan oleh fintech.

The development of innovation in the technology sector has led to a variety of models and variations in financial technology. As a measure to ensure the optimization of financial technology for economic growth and a decrease in the level of financial potential, a sandbox system is used to obtain innovation, services, business models, and financial technology services. Regulatory sandbox then began to questioned about how the rules apply in various countries and how Indonesia regulate about regulatory sandbox. Then discussed how regulatory sandbox ensuring accountability and security in the implementation of financial technology. This research is conducted by normative juridical approach.
The conclusions generated from this study are countries that apply regulatory sandbox have general arrangement: Application, Selection, Regulatory Sandbox and Exit. The difference in the regulatory sandbox regulations can be seen from three indicators: participants, benefits, and consumer protection. Regulatory sandbox in Indonesia accommodated by two institutions, Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan. From a technical aspects, regulatory sandbox regulated and supervised by Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Siber dan Sandi Negara. Fintech is classified as an electronic public service system which must register with the Kemenkominfo and its implementation is supervised by the BSSN. However, there has been no firm coordination by technical and business government institution (BI and OJK) regarding implementation of regulatory sandbox. Regulatory sandbox can be categorized as a preventive measure of consumer protection. But the repressive steps coordinate by Kemenkominfo and OJK often been done related to data security and fraud.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T52665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mawar Rini Wintang Murtiari
"Tata kelola teknologi informasi (TI) merupakan hal yang penting bagi sebuah organisasi yang sedang melakukan transformasi digital dan menggunakan TI untuk mendukung proses bisnisnya. Dalam implementasi transformasi digital, BPS telah membangun Integrated Collection System (ICS). ICS merupakan sistem untuk mengumpulkan data multimode. Pengumpulan data multimode terdiri dari Pen and Paper Interviewing (PAPI), Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), Computer Assisted Web Interviewing (CAWI), dan Acquisition of Administrative Data. Sistem ini mereformasi cara BPS mengumpulkan data menggunakan berbagai teknologi dan mengintegrasikan data. Namun, saat ini terdapat beberapa kendala yang dimiliki oleh BPS berkaitan dengan tata kelola TI pada pengelolaan ICS. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat kematangan tata kelola TI dan memberikan rekomendasi perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan penerapan tata kelola TI pada ICS di BPS. Metode penelitian menggunakan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif) dengan instrumen penelitian yaitu wawancara, kuesioner, dan dokumen organisasi. Data primer didapatkan dari tujuh responden pengelola ICS. Pengukuran tingkat maturitas menunjukkan terdapat 8 proses yakni APO07 (Managed Human Resources), APO11 (Managed Quality), APO12 (Managed Risk), APO14 (Managed Data), BAI02 (Managed requirements definition), BAI08 (Managed Knowledge), DSS04 (Managed continuity), dan MEA01 (Managed performance and conformance monitoring) berada pada tingkat kapabilitas level 1 (initial), sedangkan 2 proses yaitu APO08 (Managed Relationships) dan BAI03 (Managed solutions identification and build) berada pada tingkat kapabilitas level 2 (managed). Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi kepada BPS perbaikan tata kelola TI dalam konteks pengelolaan ICS yang disampaikan berdasarkan aktivitas-aktivitas terbaik yang disediakan oleh COBIT 2019.

IT Governance is important for organizations that perform a digital transformation and use information technology to support their business processes. As an effort to carry out digital transformation, Statistics Indonesia (BPS) has built an Integrated Collection System (ICS), a system for multimode data collection through Pen and Paper Interviewing (PAPI), Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), Computer Assisted Web Interviewing (CAWI), and Acquisition of Administrative Data. ICS reforms the way BPS collects and integrates data using various technologies. Currently, there are several obstacles faced by the Statistics Indonesia with regard to IT governance of ICS. The research method uses mixed method (qualitative and quantitative) with research instruments namely interviews, questionnaires, and organizational documents. Primary data were obtained from seven resource persons from ICS team members. Maturity level measurement show that there are 8 processes APO07 (Managed Human Resources), APO11 (Managed Quality), APO12 (Managed Risk), APO14 (Managed Data), BAI02 (Managed requirements definition), BAI08 (Managed Knowledge), DSS04 (Managed continuity), and MEA01 (Managed performance and conformance monitoring) at the capability level 1 (performed), whereas 2 processes APO08 (Managed Relationships) and BAI03 (Managed solutions identification and build) at the capability level 2 (managed). The benefit of this research is to provide recommendations to Statistics Indonesia for improving IT governance of ICS based on the best activities provided by COBIT 2019.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementrian Komunikasi dan Informasi, 2013
303.4833 DIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Kustiawan
"Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek dari self-service technology quality setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada pengalaman pelanggan, kepuasan dan intensi untuk membeli kembali pada saat melakukan online shopping.
Metode penelitian. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok pelanggan, pelanggan yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggung jawab mereka serta yang mempersepsikan kegagalan adalah tanggungjawab online shopping website. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei pada konteks jasa online shopping. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada 200 responden, diambil dengan metode mall intercept. Metode analisis yang digunakan adalah partial least squares structural equation modeling.
Temuan - Hasil penelitian menjelaskan bahwa self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya mempengaruhi pengalaman dan kepuasan pelanggan. Kemudian, pengalaman pelanggan mempengaruhi kepuasan berbelanja online dan kepuasan berbelanja online mempengaruhi intensi untuk membeli kembali.
Implikasi - Hasil penelitian berimplikasi pada perusahaan yang membuka website belanja online untuk membangun strategi pemulihan dari kegagalan, meningkatkan kualitas dari self-service technology dan meningkatkan kualitas dari pengalaman pelanggan.
Orisinalitas/Nilai - Penelitian ini menggunakan expectation confirmation theory dan attribution theory pada efek dari self-service technology setelah terjadi kegagalan dan pemulihan nya pada dua kelompok pelanggan, dimana dasar dari atribusi yang dilakukan adalah locus of failure responsibility.

Purpose - The purpose of this study is to examine the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on online shopping experience, satisfaction, and repurchase intention.
Design/Methodology/Approach - This study involves two customer groups, a group who perceives the failure to be their own responsibility and the online shopping website responsibility. This study uses quantitative methods through surveys in the context of online shopping services. The research data were collected by self-administered questionnaires, which involved 200 respondents, taken with mall intercept method. The analytical method used is a model of partial least squares structural equation modeling.
Findings - The key findings of this research is self-service technology quality after failure and self-service technology recovery influence the online shopping experience and its satisfaction. Other findings are online shopping experience effect online shopping satisfaction, and online shopping satisfaction influence on its repurchase intention.
Practical implications - The findings of this research have implications for online shopping website companies such as to develop a service failure recovery strategy, to improve the quality of self-service technology and customer experience.
Originality/Value - This study used expectation confirmation theory and attribution theory on the effect of self-service technology quality after failure and its recovery on two customer group, which based on attribution of the locus of failure responsibility.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2642
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verma, Pramode K.
"This book explores alternative ways of accomplishing secure information transfer with incoherent multi-photon pulses in contrast to conventional Quantum Key Distribution techniques. Most of the techniques presented in this book do not need conventional encryption. Furthermore, the book presents a technique whereby any symmetric key can be securely transferred using the polarization channel of an optical fiber for conventional data encryption. The work presented in this book has largely been practically realized, albeit in a laboratory environment, to offer proof of concept rather than building a rugged instrument that can withstand the rigors of a commercial environment. "
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20502411
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>