Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhianti Ayu Febiriandhinie
"ABSTRAK
Jurnal ini mengkaji tentang sistem pendidikan perempuan di Arab Saudi, menjelaskan tentang sistem pendidikan
di Arab Saudi secara umum, perkembangan sistem pendidikan perempuan, perguruan tinggi di Arab Saudi yang
menerima mahasiswa perempuan, serta pencapaian yang telah diraih oleh perempuan Arab Saudi. Penulisan ini
menggunakan metode sejarah dengan cara studi pustaka.Teori yang terdapat pada buku-buku teks yang
digunakan dalam penulisan jurnal ini merupakan hasil dari catatan serta pendapat para ahli sejarah, disertai bukti
bukti yang ada. Jurnal ini dibuat bertujuan bukan hanya untuk memenuhi tugas mata kuliah saja, tetapi juga
untuk menambah pengetahuan mengenai sistem pendidikan perempuan di Arab Saudi, baik bagi penulis maupun
bagi pembacanya. Pendidikan untuk perempuan di Arab Saudi memiki sistem yang unik dibandingkan dengan
negara-negara lain. Kini perkembangan sistem pendidikan perempuan di Arab Saudi telah mengalami
peningkatan yang pesat. Hal ini dapat dilihat pada semakin banyaknya perempuan Arab Saudi yang telah
mengenyam pendidikan dan semakin banyak pula sekolah-sekolah khusus perempuan serta universitasuniversitas
yang menerima mahasiswa perempuan.

ABSTRACT
This journal discusses women's education system in Saudi Arabia, describes the education system in Saudi
Arabia in general, the development of women's education system, universities in Saudi Arabia that accept female
students, and the achievements by Saudi Arabian women. The method used in this article is a historical study
retrieved from literature. The theory found in the literature used in this article is the result of the records and the
opinions of historians, complemented with evidences. This article was written not only to fulfill the tasks
subjects, but also to raise awareness about women's education system in Saudi Arabia, both for authors and the
audience. Education for women in Saudi Arabia have an unique system compared to other countries. Now the
development of women's education system in Saudi Arabia has experienced a rapid increase. This can be seen in
the increasing number of Saudi women who have been educated and the more girls' schools and universities that
accept female students."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meilia Irawan
"Male guardianship adalah konsep untuk keamanan perempuan Saudi di area publik. Konsep tersebut merupakan proteksi bagi perempuan untuk berkontribusi di ranah sosial, ekonomi dan politik. Male guardianship terhubung pada budaya patriarki. Hal itu memunculkan diskriminasi dan subordinasi pada posisi perempuan---Perempuan Saudi tidak memiliki kesempatan untuk aktif di publik dan terjadi pembatasan akses seperti larangan menyetir, terlibat dalam reformasi politik, keaktifan dalam komunitas sosial, pembatasan lahan pekerjaan sesuai kemampuan mereka, pembatasan mata kuliah dalam pendidikan dan lain-lain. Kasus-kasus tersebut merupakan permasalahan Hak Asasi Manusia di Arab Saudi. Puteri Ameera Al-Taweel, Pangeran Al-Waleed bin Abd. Aziz yakni dua elite yang memproteksi kebijakan kaku bagi perempuan di KSA dan mereka mendukung perempuan untuk bebas dan mendapatkan hak asasi mereka. Respon dalam memprotes isu perempuan telah dilakukan oleh Raja Abdullah bin Abd. Aziz. Tahun 2005 merupakan tahun transformasi kebijakan Raja Abdullah bin Abd. Aziz. Perempuan Saudi diberi hak untuk berkontribusi sesuai dengan kebutuhan proyek modernisasi dan sebagai langkah priventif untuk membatasi dominasi elite baru di KSA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-eksplanasi dengan teorisasi induksi dan menggunakan data primer dan sekunder dalam menganalisis kasus perempuan.

Male guardianship is the concept to secure Saudi women in public area. It is protection for women to contribute in social, economic, politic situations. Male guardianship related Patriarkh culture. It causes to emerge discrimination and subordination in women position---Women do not have chances to active in public and limited access such as forbiden for women to drive, join in political reform, active in social community, limitation in getting work as good as their capibility, limited major in education etc. Thoses are the cases in Saudi women human rights. Princess Ameera Al-Taweel, Prince Al Waleed bin Abd. Aziz are two of elites that protest the rigid women policy in KSA and they supporting women to be free and get the human rights. Responses to hid protest and women issue have been done by Abdullah bin Abd. Aziz King. In 2005, Abdullah bin Abd. Aziz King becomes transformation in women policy. Women are given rights to contribute as need for Saudi modernitation projects and preventing step to limit domination new elite in KSA. This research uses qualitatif-explanation method within the induction theory and uses primer and secondary data to analysis women case.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiya Maulani
"Penelitian ini membahas mengenai gerakan digital hak-hak perempuan Saudi untuk mengakhiri sistem perwalian laki-laki (mahram). Kampanye ini berawal di media sosial Twitter dengan tagar #EndMaleGuardianship pada tahun 2016. Maka yang menjadi pertanyaan penulis adalah bagaimana gerakan digital End Male Guardianship sebagai bentuk aktivisme digital dapat menyuarakan hak perempuan di Arab Saudi. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif, dimana metode ini terbagi menjadi tiga tahapan, terdiri dari tahap pengumpulan data, analisis data, interpretasi atau pemaknaan akan data yang sudah didapat, dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui upaya gerakan sosial End Male Guardianship sebagai bentuk aktivisme digital, tepatnya media sosial, dapat menyuarakan hak perempuan di Arab Saudi. Aktivis Saudi memulai gerakan digital End Male Guardianship dengan harapan dapat memiliki kebebasan dalam tiga hal, yaitu kebebasan berpergian, memperoleh pendidikan tinggi, dan pernikahan. Temuan dari penelitian ini adalah gerakan ini berhasil menyampaikan pesan perjuangan perempuan Saudi dan direspon oleh pemerintah dengan tanggapan positif, meskipun tidak semua kebijakan dapat dihapuskan.

This research discusses the digital movement of Saudi women's rights to end the male guardianship system (mahram). This campaign started on social media Twitter with the hashtag #EndMaleGuardianship in 2016. This paper aims to examines how the digital movement End Male Guardianship as a form of digital activism can speak for the rights of women in Saudi Arabia. The research method that the author uses is a qualitative research method, where this method is divided into three stages. Consisting of the stages of data collection, data analysis, interpretation or meaning of the data that has been obtained, and ends with drawing conclusions. The purpose of this research is to determine the efforts of the End Male Guardianship social movement as a form of digital activism, specifically social media, to voice women's rights in Saudi Arabia. Saudi activists started the digital movement End Male Guardianship with the hope of having freedom in three aspects, namely freedom of travel, obtaining higher education, and marriage. The result of this research are that this movement succeeded in conveying the message of the struggle of Saudi women and the government responded positively to it, although not all policies could be abolished."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Prabowo
"Sejak abad ke 19 Hukum Barat sudah masuk ke dunia Islam sehingga ada tiga jenis negara dalam memposisikan Hukum Islam, ada yang menggunakan hukum Islam sebagai sistem hukum secara formal, ada yang mengantikan hukum Islam secara penuh dengan hukum sekuler, dan ada yang menggunakan hukum sekuler namun masih menggunakan hukum Islam secara berdampingan dengan Hukum Islam. Arab Saudi termasuk dalam negara kategori pertama, sedangkan Indonesia termasuk dalam kategori ketiga.Penelitian ini membahas perbandingan pengaturan kelembagaan perbankan di Indonesia dan Arab Saudi beserta implementasinya dengan kerangka hukum komparatif. Metode yang digunakan adalah studi Pustaka dan wawancara, dengan meneliti bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat di Indonesia dan Arab Saudi terkait dengan hukum perbankan, bahan hukum primer dan sekunder tersebut kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk diperbandingan dalam kerangka hukum komparatif. Hasil penelitian ini adalah Indonesia dan Arab Saudi memiliki kesamaan, yaitu dual banking system, sistem syariah dan konvensional berjalan beriringan, dan ada Unit Usaha Syariah, yakni bagian bank konvensional yang menjalankan usaha syariah. Indonesia memiliki Bank Indonesia dan OJK untuk mengatur dan mengawasi seluruh aktivitas perbankan. Arab Saudi hanya memiliki SAMA untuk mengawasi seluruh perbankan. Bank di Indonesia harus memahami perbedaan ini apabila ingin bekerjasama dengan bank dari Arab Saudi.

Since the 19th century Western Law has entered the Islamic world so that there are three types of states in positioning Islamic Law, some use Islamic law as a formal legal system, some replace Islamic law fully with secular law, and some use secular law but still use Islamic law side by side with Islamic Law. Saudi Arabia is included in the first category of countries while Indonesia is included in the third category. The author here will discuss the comparison of banking institutional arrangements in Indonesia and Saudi Arabia along with their implementation with a comparative legal framework. The method used is a literature study and interview, by examining primary and secondary legal materials found in Indonesia and Saudi Arabia related to banking law, the primary and secondary legal materials are then described and analyzed for comparison within a comparative legal framework. The results of this study are similarities and institutional differences in banking systems in Indonesia and Saudi Arabia, namely the dual banking system, namely Islamic banks and conventional banks go hand in hand, and there is a Sharia Business Unit which is part of conventional banks that run sharia businesses. Indonesia has Bank Indonesia and OJK to regulate and supervise all banking, Saudi Arabia only has SAMA to supervise all banks, sharia banks depend on each scholar in each Islamic bank. Banks in Indonesia must understand what this difference is if they want to cooperate with banks from Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Mursyid, AUTHOR
"Penelitian ini membahas mengenai Saudi Aramco, sebuah perusahaan milik Arab Saudi yang
telah banyak memberikan kontribusi bagi Saudi. Saudi Aramco diresmikan pada tahun 1933
dengan nama California Arabian Standard Oil Company (Casoc). Pada tahun 1944, Casoc
berganti nama menjadi Aramco dan dinasionalisasikan oleh pemerintah Arab Saudi yang
kemudian berganti nama menjadi Saudi Aramco pada tahun 1988. Landasan teori yang
digunakan yaitu teori perusahaan, manajemen, konsesi serta kemitraan untuk mengetahui
bagaimana sebuah perusahaan berkembang. Metode penelitiannya yaitu metode kajian
pustaka dengan sumber-sumber yang berasal dari buku-buku, skripsi, artikel ilmiah serta
website resmi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi terkait
sejarah, profil serta peran Saudi Aramco bagi Arab Saudi.
The study discusses about Saudi Aramco, The Saudi Arabia’s Company that was gave many
contributes for Saudi Arabia. Saudi Aramco was inaugurated in 1933 as California Arabian
Standard Oil Company (Casoc). In 1944, Casoc was renamed into Aramco and nationalized
by Saudi Arabia Goverment and then renamed into Saudi Aramco in 1988. The foundations
of theory used are the theory of company, management, concession, and partnerhips to find
how the company develops. The study methode used the methode of literature riview from
the books, thesis, journal, and official website. The purpose of the studi is to provide the
information related the history, profile of company, and the company’s role for Saudi Arabia.
"
[Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Azahra Hidayat
"Kerajaan Arab Saudi mempunyai sejarah yang panjang dalam menerapkan hukum Islam sebagai acuan pada kebijakan-kebijakan negara. Modernisasi yang terjadi di Arab Saudi tentunya bersinggungan dengan Wahabisme yang diterapkan sebagai ideologi utama di Kerajaan Arab Saudi. Penelitian ini membahas tentang modernisasi di Arab Saudi yang digagas oleh Muhammad bin Salman dalam Visi 2030. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan menggunakan teknik pengumpulan data kepustakaan. Teori yang digunakan adalah teori fungsional struktural yang digagas oleh Talcott Parsons dengan pendekatan decision making process dan teori modernisasi oleh Inglehart dan Welzel. Hasil dalam penelitian ini adalah masa kepemimpinan Raja Salman dan Kerajaan Arab Saudi yang menerapkan Visi 2030 sebagai bentuk modernisasi oleh Muhammad bin Salman. Terdapat perubahan yang signifikan dalam pemerintahan Arab Saudi dari masa ke masa. Masyarakat yang dulu dikenal konservatif dapat dengan cepat menerapkan reformasi ekonomi dan sosial yang mulai mengarah pada sistem liberal. Hal tersebut dikarenakan kuatnya kekuasaan yang dipimpin oleh raja dan terjaminnya kesejahteraan negara.

The Kingdom of Saudi Arabia has a long history of applying Islamic law as a reference for state policies. The modernization that has taken place in Saudi Arabia is of course intersect with Wahabism which is applied as the main ideology in the Kingdom of Saudi Arabia. This study discusses modernization in Saudi Arabia which was initiated by Muhammad bin Salman in Vision 2030. The research method that the author uses is a qualitative research method with a descriptive analysis approach and uses library data collection techniques. The theory used is the structural functional theory initiated by Talcott Parsons with a decision making process approach and modernization theory by Inglehart and Welzel. The results in this study are the reign of King Salman and the Kingdom of Saudi Arabia who implemented Vision 2030 as a form of modernization by Muhammad bin Salman. There have been significant changes in the government of Saudi Arabia from time to time. Societies that were once known to be conservative were able to quickly implement the economic and social reforms that began to lead to a liberal system. This is due to the strong power led by the king and the guarantee of state welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Camila
"Dalam kehidupan ini ada banyak sekali tradisi-tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah tradisi pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu prosesi yang dianggap sakral bagi sebagian masyarakat pada umumnya. Karena begitu sakralnya, mereka mempersiapkan prosesi tersebut dengan sangat matang dan terperinci. Tentunya persiapan dan pelaksanaan prosesi tersebut disesuaikan dengan cara dan tradisi yang telah dilakukan oleh pendahulu mereka atau cara yang berlaku di lingkungan sekitar mereka. Masing-masing adat atau suku mempunyai tradisi pernikahan yang berbeda-beda. Masing-masing mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Tradisi pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Arab Saudi tergolong unik. Meskipun tergolong unik, mereka tetap mengedepankan aturan agama islam yang berlaku dengan dibalut dengan nuansa modern yang ada pada zaman sekarang ini.
Dalam penelitian ini peneliti ingin membahas tradisi pernikahan masyarakat Arab Saudi. Ada dua metode penelitian yang digunakan, yaitu studi pustaka dan wawancara. Landasan teori yang digunakan adalah antropologi budaya. Banyak hal-hal baru yang peneliti temukan dalam tradisi pernikahan Arab Saudi. Diantaranya prosesi ta’aruf dan khitbah sebelum prosesi ijab kabul, setelah dilakukan prosesi ijab qabul terdapat prosesi unik lainnya yaitu milka dan gumrah. Kemudian sebelum diadakannya acara resepsi, pasangan pengantin tidak boleh tinggal dalam satu rumah. Selain itu pada acara resepsi pernikahan pasangan pengantin laki-laki dan wanita mempunyai acara yang terpisah. Dan juga biasanya acara resepsi diadakan pada malam hari.

In this life, there are many traditions which have been done by the community including a wedding custom. Marriage has been generally defined as a sacred procession by some of society. Because it is so close to divinity, the preparation entails a mature and thorough procession. Furthermore, the preparation and implementation of the procession have been adjusted by means of a tradition that has been done by their predecessors or custom that is applied in their regions. Different customs has different traditions and each of them has its own characteristics and uniqueness. The marriage custom which is performed by the people of Saudi Arabia is quite unique. Although it is particular, they still put forward islamic values wrapped with modern nuances.
In this study, it will be discussed of the people of Saudi Arabia. There are two methods used in this research, namely the study of literature and interviews and theoretical basis used is a cultural anthropology. Lots of new cases that can be found in the wedding customs of Saudi Arabia. For instance, ta’aruf procession before ijab qabul, after that there are other unique things like milka and gumrah. Then prior to the reception, the bridal couple should not stay in a single house. In addition to the wedding ceremony, the bride and the groom have separated events and it is usually held in the evening.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Diah Sartika
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang Festival Janadriyah di Arab Saudi. Metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif. Festival Janadriyah merupakan festival budaya terbesar di Arab Saudi bahkan di Jazirah Arab dan puncak dari berbagai festival budaya di Arab Saudi. Ciri khas dari festival ini adalah balap unta yang selalu diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah dan negara. Festival ini diselenggarakan oleh Garda Nasional Arab Saudi. Peserta dari festival ini adalah seluruh provinsi yang memamerkan dan menampilkan budaya dan tradisi masing-masing. Selain itu, terdapat beberapa organisai pemerintah dan perusahaan ternama. Negara asing juga ikut berpartisipasi dalam festival ini sebagai peserta kehormatan. Terdapat tiga bagian utama dalam rangkaian acara festival ini, yaitu pameran seni dan budaya, balap unta, dan pameran sejarah Kerajaan Arab Saudi. Pameran lain dari beberapa organisai pemerintahan dan perusahaan ternama di Arab Saudi. Festival ini sangat menarik dan bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah Arab Saudi.ABSTRACT This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia., This journal discusses Janadriyah Festival in Saudi Arabia. The methodology used was a qualitative methodology. Janadriyah Festival is the biggest cultural festival in Saudi Arabia throughout Arabian Peninsula. It is also the culmination of all cultural festivals in Saudi Arabia. The distinctive feature of this festival is camel race which is always followed by thousands of participants from different regions and countries. The festival is organized by the National Guard of Saudi Arabia. The participants of the festival are all provinces which exhibits and showcases each culture and tradition. There are also several government organizations and leading companies which taking part in this event. Foreign countries also participated in this festival as honorary participants. There are three main parts of the series of events in this festival, they are exhibition of art and culture, camel race, and exhibition of history of the Kingdom of Saudi Arabia Exhibition from some government organizations and leading companies in Saudi Arabia are also there. This festival is not only interesting and but it also preserves the culture and history of Saudi Arabia.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifa Rahmaningtyassari
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh cara berpakaian masyarakat Arab Saudi. Kaum laki-laki menggunakan thawb berwarna putih, sedangkan perempuannya menggunakan abaya berwarna hitam. Apakah cara ini pengaruh agama Islam atau faktor Iklim geografis? Data penelitian ini diambil dari sumber-sumber utama seperti; buku, ensiklopedia, jurnal, wawancara dan observasi langsung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Dari hasil pembahasan dan analisis disimpulkan bahwa masyarakat Arab Saudi tradisi berpakaiannya menyesuaikan iklim geografisnya hingga Islam datang menyempurnakan cara berpakaian masyarakat Arab Saudi.

This research was motivated by the way of dressing of Saudi Arabian people. The men wear white thawb, meanwhile the women wear black abaya. Is this way of dressing influenced by the Islamic religion or geographical climate factors? The research data was taken from primary sources, such as books, encyclopedias, journals, interviews and direct observations. The research method used is qualitative method with study of literature approach. From the results of the discussion and analysis it can be concluded that the tradition of dressing of Saudi Arabian people adjusts its geographical climate until Islam came to improve their way of dressing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yon Machmudi
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh revolusi yang terjadi pada negara-negara Timur Tengah sejak akhir tahun 2007 sampai sekarang. Gelombang demokratisasi yang disebut denga Arab Spring dimulai dari Tunisia dan terus Mesir, Libya dan Suriah. Menariknya, revolusi terjadi di negara-negara yang secara ekonomi rendah dan secara politik menganut sistem republik. Negara-negara kaya yang berada di bawah sistem monarki berhasil untuk menangani dinamika politik mereka. Namun, negara-negara Teluk khususnya Arab Saudi, mulai khawatir karena revolusi yang melanda beberapa negara di Timur Tengah dipastikan akan mempengaruhi negara mereka.
,,,,,,
This research is motivated by the revolution that happen to the Middle East states since the end of 2007 to the present day. The wave of so called democratization started from Tunisia and continued to Egypt, Libya, and Syria. Interestingly, the revolution happened in the countries that are economically low and politically under the republic system. The rich countries that are under monarchy system succeeded to handle their political dynamics. However, the Gulf countries in particular Saudi Arab, has started to worry since the revolution that hit some countries in the Middle East also influence their countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>