Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149892 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelica Chantika Herlambang
"ABSTRAK
Karya ilmiah ini meneliti pengaruh standar kecantikan yang ada di Instagram dalam membentuk identitas online mahasiswi-mahasiswi. Riset ini menelaah apakah mahasiswi-mahasiswi berselaras dengan standar kecantikan yang ditetapkan oleh masyarakat yang ada di situs jejaring sosial tersebut; seberapa penting hal itu dilakukan dan cara mereka melakukannya untuk membangun identitas online yang diinginkan. Subyek studi ini adalah mahasiswi-mahasiswi berumur 18 sampai 24 tahun dan data akan dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuisioner online. Dari studi ini, dapat dibuktikan bahwa mahasisiwi-mahasiswi yang sering menggunakan Instagram paham akan adanya standar kecantikan di gambar-gambar yang diposting di media sosial tetapi mereka memilih untuk tidak menyesuaikan dengan standar kecantikan tersebut.

ABSTRACT
This paper examines the impact of beauty standards on Instagram in shaping female university students rsquo online identity. The research explores whether or not female university students conform to the ideal of beauty set by society on the social networking site, the importance of following the standards of beauty that exist on Instagram, as well as the way they follow beauty standards on Instagram and applying these benchmarks to construct a desirable online identity. Female university students between the ages of 18 to 24 will be the subjects for this study and the data will be collected through the distributions of online questionnaire. From this study, it is proven that most of the university student who use Instagram frequently understand the existence of beauty standards on pictures posted on the social media but choose not to conform to it."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrinda Putri Poempida
"Standar kecantikan adalah gagasan yang menyiratkan bagaimana perempuan seharusnya berpenampilan. Hal ini menjadi standar sosial sekaligus harapan terhadap perempuan, dan penampilan mereka. Di Indonesia, standar kecantikan berubah dari waktu ke waktu, bergantung pada banyak faktor kultural. Pada saat ini, media sosial berperan penting dalam banyaknya konstruksi opini publik, termasuk terhadap standar kecantikan wanita. Dalam beberapa tahun terakhir, inklusivitas telah menjadi tren dalam menentukan standar kecantikan di kalangan wanita Indonesia. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap pencangkupan inklusivitas dalam mendefinisikan standar kecantikan adalah postingan Instagram fenomenal Tara Basro yang menarik banyak sentimen campuran dari publik dan media. Fenomena yang berdampak sosial ini memiliki dampak terhadap konstruksi standar kecantikan wanita Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengkaji apakah ada peran dari media sosial, khususnya postingan Instagram Tara Basro, dalam melakukan konstruksi terhadap persepsi publik tentang standar kecantikan wanita Indonesia.

Beauty standard is a notion which imply how female, in particular, should look like. It became social standard as well as expectation toward female, and their appearance. In Indonesia, beauty standard has changed overtime, depending on multiple cultural factors. Nowadays, Social Media plays important role on construction various of public opinion toward many social issues, including female beauty standard. In addition, inclusivity has become a trend on defining beauty standard among Indonesian female in the past few years. One of the most recent influential aspects that promotes inclusivity in defining beauty standard is Tara Basro’s phenomenal Instagram post which drew plenty of mixed sentiment from both the public and media. This social phenomenon has its own impact toward the construction of Indonesian female beauty standard. Therefore, this study is to assess whether or not there is an impact of social media, especially Tara Basro’s Instagram post, in the construction of public perception toward Indonesian female beauty standard."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Retna Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Instagram Account Characteristic terhadap studi kasus Beauty Blogger Indonesia terhadap Consumer Purchase Intention yang terjadi di dalam transaksi online produk kecantikan dan perawatan diri. Penelitian juga berlandaskan pada peran mediasi Key Opinion Leadership yang dimiliki oleh Beauty Blogger Instagram dan Consumer Behavioral Intentions. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pengikut akun Instagram Beauty Blogger yang telah melakukan pembelian produk kecantikan secara online. Data diperoleh dan diolah dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek pada Instagram Account Characteristic memiliki pengaruh yang berbeda dalam hubungannya dengan Key Opinion Leadership, yaitu Perceived Originality dan Perceived Quality yang tidak memiliki pengaruh positif, Perceived Uniqueness menurunkan pengaruh secara negative dan Perceived Quantity yang berpengaruh secara positif terhadap Key Opinion Leadership. Hal tersebut kemudian menghasilkan pengaruh Key Opinion Leadership yang positif dan signifikan terhadap Consumer Behavioral Intentions pada aspek Intention to Interact dan Intention to Recommend tetapi tidak memiliki pengaruh positif terhadap aspek Intention to Follow the Advice. Ketiga aspek tersebut kemudian diperkuat secara positif dan signifikan dengan pengaruh moderasi, yaitu Online Interaction Propensity dan Perceived Fit with Personal Interest. Pada akhirnya menjadikan ketiga aspek pada Consumer Behavioral Intentions menunjukkan pengaruh positif terhadap Consumer Purchase Intention.

This study aims to determine the effect of Instagram Account Characteristic on Indonesian Beauty Blogger case studies on Consumer Purchase Intention that occurs in online transactions of beauty and personal-care products. The research is also based on the mediating role of Key Opinion Leadership owned by Instagram Beauty Blogger and Consumer Behavioral Intentions. The samples used in this study are followers of the Instagram Beauty Blogger account who have purchased beauty products online. Data is obtained and processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that the aspects of the Instagram Account Characteristics had a different influence in relation to Key Opinion Leadership, namely Perceived Originality and Perceived Quality that did not have a positive effect, Perceived Uniqueness decreases the influence negatively and Perceived Quantity that positively influences Key Opinion Leadership. This then resulted in a positive and significant effect of Key Opinion Leadership on Consumer Behavioral Intentions on aspects of Intention to Interact and Intention to Recommend but did not have a positive effect on the aspect of Intention to Follow the Advice. These three aspects are then reinforced positively and significantly with moderating influences, namely Online Interaction Propensity and Perceived Fit with Personal Interest. In the end it made the three aspects of Consumer Behavioral Intentions show a positive influence on Consumer Purchase Intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Paramita Prameswari
"The usage of beauty filters in Instagram rises nowadays as women try to fit into that beauty standard and obtain validation as being naturally attractive. Using uses and gratifications theory, this research aims to show that Instagram users are trying to satisfy their affective and personal integrative needs by applying beauty filters to their pictures. Uses and gratification theory describes how media consumption is influenced by the individual needs that people attempt to satisfy. This research will use exploratory research in the form of interviews and conducted to female Instagram users between the ages of young adults and millennials, who are a heavy user of social networking platforms. Finding of this study testifies the assumptions of the gratifications sought for their personal integrative needs include gaining confidence and feeling positive about themselves, which is connected to their affective needs. This study suggests that additional studies should be done on the gratifications sought of other types of needs, as well as the analysis of other emotional experiences obtained by users on the platform.

Penggunaan filter kecantikan di Instagram meningkat saat ini karena wanita mencoba menyesuaikan diri dengan standar kecantikan itu dan mendapatkan validasi sebagai wanita yang menarik secara alami. Dengan menggunakan teori uses and gratifications, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pengguna Instagram berusaha memenuhi kebutuhan afektif dan integratif pribadi mereka dengan menerapkan filter kecantikan pada foto mereka. Teori uses and gratification menjelaskan bagaimana konsumsi media dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang berusaha mereka penuhi. Penelitian ini akan menggunakan penelitian eksploratif berupa wawancara dan dilakukan kepada pengguna Instagram perempuan berusia dewasa muda dan milenial yang merupakan pengguna berat platform jejaring sosial. Temuan penelitian ini membuktikan asumsi gratifikasi yang dicari untuk kebutuhan integratif pribadi mereka adalah mendapatkan kepercayaan diri dan perasaan positif tentang diri mereka sendiri, yang terhubung dengan kebutuhan afektif mereka. Studi ini menyarankan bahwa studi tambahan perlu dilakukan pada kepuasan yang dicari dari jenis kebutuhan lain, serta analisis pengalaman emosional lain yang diperoleh pengguna di platform.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Lestari Putri
"Seiring dengan perkembangan teknologi kini tubuh bisa dihadirkan dalam wujud digital. Instagram sebagai salah satu media sosial menjadi ruang bagi penggunanya untuk merepresentasikan dirinya. Foto yang menjadi representasi diri di Instagram sudah melalui serangkaian proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Dalam perjalanan mewujudkan representasi diri di Instagram, perempuan muda penggguna Instagram mengalami kompleksitas dalam dirinya karena terbelenggu
dalam konstruksi mitos kecantikan dan femininitas yang sudah terinternalisasi dalam diri individu. Konstruksi tersebut membuat perempuan melakukan praktik
pendisiplinan tubuh yang mengalienasi dirinya demi mewujudkan representasi diri yang ideal di Instagram. Peralihan fungsi penggunaan Instagram juga mempengaruhi
perwujudan representasi dirinya. Penelitian ini membahas pengalaman perempuan pengguna Instagram dalam mewujudkan representasi dirinya di Instagram. Penelitian ini menggunakan studi kasus sebagai jenis penelitian dengan perspektif feminis. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam dan analisis teks melalui foto di Instagram. Teori narsisme feminin dan teori pendisiplinan gender oleh Sandra Lee Bartky untuk menganalisis hasil temuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pendisiplinan tubuh yang dilakukan perempuan dalam merepresentasi dirinya sebagai perwujudan narsisme merupakan sebuah proses menuju subjektivitas diri perempuan pengguna Instagram.
Subjektivitas yang dimiliki perempuan pengguna Instagram membuat mereka memiliki kontrol terhadap narasi yang ditampilkan oleh representasi diri. Penelitian ini juga menemukan bahwa representasi diri perempuan dapat diwujudkan melalui bentuk lain selain ketubuhan Pembentukan subjektivitas perempuan pengguna Instagram juga menunjukan perlawanan terhadap pendisiplinan tubuh dan memperlihatkan bahwa praktik pendisiplinan tubuh bukan merupakan sebuah penundukan terhadap tubuh yang feminin melainkan pembebasan diri dan
pembuktian otentisitas diri.

The advancement of technology has made it possible for us to present our body digitally. Instagram as a media social platform provided a space for its users to
represent themselves, especially through photos. These photos, which represents who people are in the Instagram world, have gone through several processes before
showing up at one’s Instagram profile due to several factors. In its journey to represent themselves in Instagram, many young women faced complicated issues
stemming from the beauty myth and femininity internalised within their minds. This construct has influenced them to go through gender-related disciplinary practices, alienating themselves along the way just so they can achieve that ideal in Instagram.
The change in Instagram’s use has also impacted the embodiment of self representation. This research makes use of the aforementioned case study to delve
into the topic from a feminine perspective. The data presented in this research was gathered via in-depth interview and text analysis of the photos in Instagram. The basis on which this research examines the data presented is concentrated on feminine narcissism theory and gender-related disciplinary practices proposed by Sandra Lee Bartky. The result of this research shows that the gender-related disciplinary practices
young women went through in order to represent themselves as the result of narcissism is a pathway to self subjectivity in Instagram, especially for young female users. This subjectivity thought adopted by female users of Instagram has created a notion of having control over the narrative rendered by self representation. This research also found that the concept of self representation in women may be
actualised in forms other than that of bodily nature. The conception of Instagram female users’s subjectivity is also an epitome of contest against interpreting genderrelated disciplinary practice as merely bodily-related practices, instead it can also be interpreted through the perspective of self liberation and self authenticity.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Almira Nindyaswari
"Studi ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara ulasan online di Instagram dan pembelian impulsive pada kategori produk kecantikan, dengan browsing dan dorongan untuk pembelian impulsif sebagai mediator. Ada dua manfaat ulasan online yang mungkin memainkan peran penting dalam mendorong perilaku penelusuran konsumen, yaitu nilai utilitarian dan nilai hedonis. Selain itu, riset ini juga mendiskusikan bagaimana efek moderasi dari perbedaan tingkat impulsive pada konsumen dapat mempengaruhi kegiatan browsing mereka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan pembagian kuisioner online kepada 441 responden yang berpengalaman menggunakan Instagram dan pernah membaca ulasan online di platform tersebut. Hal ini dilakukan untuk memverifikasi efek dari nilai yang dirasakan konsumen saat membaca ulasan online terhadap perilaku pembelian impulsif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling, dengan melibatkan penduduk Jabodetabek sebagai sampel. Tes hipotesis dilakukan menggunakan Structural Equation Model (SEM) yang diolah menggunakan software LISREL 8.8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai utilitarian dan nilai hedonis secara positif memengaruhi browsing dan akan semakin meningkatkan dorongan untuk membeli secara impulsif dan akhirnya mengarah pada perilaku pembelian impulsif. Studi ini juga menunjukkan bahwa perbedaan tingkat impulsive setiap konsumen memoderasi pengaruh nilai utilitarian dan nilai hedonis pada kegiatan browsing. Hasil penelitian ini memiliki implikasi bagi manajer pemasaran produk kecantikan untuk memahami bagaimana pelanggan berperilaku dan mengembangkan strategi untuk merangsang perilaku pembelian impulsif tersebut.

This research was conducted to analyse the relationship between online reviews on Instagram and impulse buying for beauty products, with browsing and urge to buy impulsively as the mediator. Moreover, this research also discusses how the moderation effect of impulsiveness level of customers affects their browsing behaviour. The framework of this study was tested on Instagram social media in Indonesia. An online questionnaire with 441 participants who had experience using Instagram and have been exposed by beauty products online review was recruited to verify the effects of consumers’ perceived value from reading online reviews on urge to buy impulsively and impulse buying behaviour. The sampling technique in this study is using convenience sampling, with residents of Jabodetabek used as samples. Hypothesis test used in this study is the use of SEM (Structural Equation Model) using LISREL 8.8. There are two benefits of online reviews that may play an important role in driving consumers’ browsing behaviour, namely utilitarian value and hedonic value. The results of this study indicate that utilitarian value and hedonic value positively influences browsing and which further enhances the urge to buy impulsively and leads to impulse buying behaviour. This study also shows that impulsiveness moderates the influence of utilitarian value, hedonic value on browsing. This result of this study has implications for the marketing manager of beauty products to understand how customer behaves and developing strategy to stimulate customer impulsive buying behaviour."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jurnal Makalah ini membahas tentang social media yang saat ini sedang berkembang pada era globalisasi. Seiring dengan perkembangan social media banyak para pebisnis menggunakan social media menjadi lahan untuk mendapatkan kesuksesan salah satu social media yang digunakan para pebisnis adalah Instagram. Di Instagram banyak para pebisnis membuka Online Shop melalui Instgaram dan menggunakan Endorser untuk menaikan penjualan mereka. Jurnal ini menganalisis peran endorsement seorang endorser dalam pemasaran online sebuah product di instagram. Endorser yang dibahas adalah seorang selebriti yakni Tyas Mirasih. Di dalam jurnal ini peneliti membahas lebih dalam kreadibilitas Tyas Mirasih dalam menjadi selebriti Endorser apakah product tersebut turun nilainya ataukah naik nilai nya.

This Journal Paper discusses the social media that is currently being developed in this era of globalization. Along with the development of social media that many businesses use social media to get the land into one of the success. In social media businesses use Instagram . Instagram many businesses open through Instgaram Online Shop and use Endorser to increase their sales. The journal analyzes the role of an endorser endorsement in online marketing a product in instagram . Endorser discussed is a celebrity that Tyas Mirasih . In this journal researchers discuss in creadibility Tyas Mirasih in being a celebrity endorser whether those products rise or fall in value of its value."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Setiasih Aurelie
"This research is situated in the context where the influence of the Korean Wave (Hallyu) and the idols serving as cultural ambassadors of the country are changing conventional attractiveness standards across the globe. By applying Stuart Hall's theory of representation and establishing connections with the dissemination of Korean beauty products in the Indonesian market, this article examines the messages within the ads of these idols which may influence the reframing the concept of conventional beauty in the Indonesia. The research focuses on three local products that use K-Pop idols to represent the ideal beauty: Cha Eun-woo as the ambassador for MS Glow, Han So Hee who represents Somethinc, and TWICE who is supporting Scarlett Whitening. The main argument asserts that the aesthetic appeal of these idols, serving as brand representatives, conveys messages that have the potential to alter Indonesian beauty standards. The study is conducted through descriptive qualitative observation of the three mentioned product advertisements on Instagram. Findings and discussions reveal the intricate relationship between media representation, brand endorsements, and the potential for changing beauty standards embraced by social media users who are fans of these idols.

Penelitian ini ditempatkan dalam konteks dimana pengaruh Korean Wave (Hallyu) dan idola-idola yang menjadi duta budaya negara tersebut mengubah standar daya tarik konvensional di berbagai belahan dunia. Dengan menerapkan teori representasi Stuart Hall dan menjalin keterhubungan dengan penyebaran produk kecantikan Korea di pasar Indonesia, artikel ini mengkaji pesan lewat iklan dari idola-idola ini dan kemungkinannya membingkai ulang konsep kecantikan konvensional di Indonesia. Penelitian ini mengkaji tiga produk local yang menggunakan idol K-Pop sebagai representasi ideal kecantikan, yaitu Cha Eun-woo (sebagai duta MS Glow), Han So Hee (mewakili Somethinc), dan TWICE yang mendukung Scarlett Whitening. Argumen utama menegaskan bahwa daya tarik estetis dari idola-idola ini, yang berfungsi sebagai perwakilan merek, memberikan pesan-pesan 2 yang berpotensi mengubah standar kecantikan Indonesia. Studi dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan observasi terhadap tiga iklan produk tersebut di Instagram. Temuan dan dikusi mengungkapkan hubungan rumit antara representasi media, dukungan merek, dan potensi perubahan standar kecantikan yang diterima oleh pengguna sosial media yang adalah penggemar para idola ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Setiasih Aurelie
"This research is situated in the context where the influence of the Korean Wave (Hallyu) and the idols serving as cultural ambassadors of the country are changing conventional attractiveness standards across the globe. By applying Stuart Hall's theory of representation and establishing connections with the dissemination of Korean beauty products in the Indonesian market, this article examines the messages within the ads of these idols which may influence the reframing the concept of conventional beauty in the Indonesia. The research focuses on three local products that use K-Pop idols to represent the ideal beauty: Cha Eun-woo as the ambassador for MS Glow, Han So Hee who represents Somethinc, and TWICE who is supporting Scarlett Whitening. The main argument asserts that the aesthetic appeal of these idols, serving as brand representatives, conveys messages that have the potential to alter Indonesian beauty standards. The study is conducted through descriptive qualitative observation of the three mentioned product advertisements on Instagram. Findings and discussions reveal the intricate relationship between media representation, brand endorsements, and the potential for changing beauty standards embraced by social media users who are fans of these idols.

Penelitian ini ditempatkan dalam konteks dimana pengaruh Korean Wave (Hallyu) dan idola-idola yang menjadi duta budaya negara tersebut mengubah standar daya tarik konvensional di berbagai belahan dunia. Dengan menerapkan teori representasi Stuart Hall dan menjalin keterhubungan dengan penyebaran produk kecantikan Korea di pasar Indonesia, artikel ini mengkaji pesan lewat iklan dari idola-idola ini dan kemungkinannya membingkai ulang konsep kecantikan konvensional di Indonesia. Penelitian ini mengkaji tiga produk local yang menggunakan idol K-Pop sebagai representasi ideal kecantikan, yaitu Cha Eun-woo (sebagai duta MS Glow), Han So Hee (mewakili Somethinc), dan TWICE yang mendukung Scarlett Whitening. Argumen utama menegaskan bahwa daya tarik estetis dari idola-idola ini, yang berfungsi sebagai perwakilan merek, memberikan pesan-pesan yang berpotensi mengubah standar kecantikan Indonesia. Studi dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan observasi terhadap tiga iklan produk tersebut di Instagram. Temuan dan dikusi mengungkapkan hubungan rumit antara representasi media, dukungan merek, dan potensi perubahan standar kecantikan yang diterima oleh pengguna sosial media yang adalah penggemar para idola ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Michelle Utama
"Studi ini bertujuan untuk membahas mengenai fenomena penggunaan teknologi filter kecantikan di kalangan perempuan muda yang berkaitan dengan bekerjanya panoptik virtual di Instagram. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan filter kecantikan dilatarbelakangi oleh kehadiran filter yang merubah persepsi kecantikan ideal, usaha presentasi diri, manajemen kesan hingga perilaku narsistik. Akan tetapi, masih sedikit studi yang melihat dan mengeksplor tentang bagaimana filter kecantikan digunakan sebagai bagian dari bekerjanya panoptik virtual di media sosial Instagram. Penelitian ini berargumen bahwa bentuk aktivitas pengunggahan foto/video di Instagram yang dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh khalayak luas membuktikan Instagram sebagai bentuk modern dari panoptik, atau disebut panoptik virtual. Akibatnya, aktivitas berbagi foto tersebut menimbulkan efek perasaan selalu berada di bawah pengawasan dan memunculkan bentuk self-disciplining, dimana para pengguna Instagram khususnya perempuan muda akan mendisiplinkan dirinya dengan tampil menggunakan filter-filter kecantikan agar sesuai dengan norma kecantikan ideal. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Instagram mencerminkan ide panoptik karena memenuhi dua aspek kekuasaan, yakni visible dan unverifiable. Potensi atas pengawasan akhirnya menyebabkan adanya modifikasi perilaku yang terlihat dari usaha subjek panoptik untuk tampil cantik di Instagram sesuai norma kecantikan ideal. Seperti penggunaan filter kecantikan dengan efek natural, riasan wajah, pakaian yang rapih, hingga penentuan angle dan pencahayaan. Dengan kata lain, subjek yang secara sukarela menciptakan visibilitas akan menjadi supervisor atas dirinya sendiri. Sementara pengawasan dan pendisiplinan diri berjalan, terjadi normalisasi penilaian dimana subjek panoptik diklasifikasikan, dinilai, dikoreksi sesuai norma untuk menciptakan apa yang disebut docile body dan homogenitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi pada perempuan muda yang aktif dalam menggunakan teknologi filter kecantikan di Instagram.

This study aims to discuss the phenomenon of beauty filter technology among young women related to the work of virtual panoptic on Instagram. Previous studies have shown that the use of beauty filters is motivated by the presence of filters that change the perception of ideal beauty, self-presentation efforts, impression management to narcissistic behavior. However, there are still few studies that look at and explore how beauty filters are used as part of the virtual panoptic operation on Instagram social media. This study argues that the form of photo/video uploading activity on Instagram which is intended to be consumed by a wide audience proves Instagram as a modern form of panoptic, called virtual panopticon. As a result, the photo-sharing activity creates the effect of feeling always under surveillance and creates a form of self-discipline, where Instagram users, especially young women, will discipline themselves by appearing using beauty filters to conform to ideal beauty norms. The research findings show that Instagram reflects panoptic ideas because it fulfills two aspects of power, namely visible and unverifiable. The potential for supervision eventually leads to behavioral modifications that can be seen from the panoptic subject's efforts to look beautiful on Instagram according to the ideal beauty norms. Such as the use of beauty filters with natural effects, makeup, neat clothes, to determining angles and lighting. In other words, subjects who voluntarily create visibility will become supervisors over themselves. While surveillance and self-discipline is running, there is normalization of judgment where panoptic subjects are classified, assessed, corrected according to the norm to create what is called a docile body and homogeneity. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews and observations of young women who are active in using beauty filter technology on Instagram.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>