Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jasmine Ardhya Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang validasi sosial yang dilakukan dalam ranah dunia maya, khususnya pada media
sosial, dan pengaruhnya terhadap konten yang dipublikasikan oleh orang-orang yang menjadi penerima validasi
sosial tersebut. Sosial media yang akan dibahas untuk penelitian ini adalah Facebook, Twitter, dan Instagram.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa validasi sosial yang diberikan di media sosial dipengaruhi oleh
konten yang dipublikasikan, dan juga menunjukkan bahwa beberapa media sosial mempermudah penggunanya
untuk memberikan validasi sosial untuk sesama melalui fitur-fitur yang ditampilkan di halamannya.

ABSTRACT
This research is focused on online social validation that happens in the social media landscape and its impact
towards the content that its users share in their respective social medias, upon receiving the said form of social
validation. The social media that will be discussed in this research are Facebook, Twitter, and Instagram. The
results of this research show that online social validation is affected by the types of content that its users share,
and that the social media that have been the focus of this research proves to facilitate its users in giving social
validation through the tools that are provided on their webpage."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Alaika
"Twitter menjadi ruang publicsphere yang diciptakan dalam komunitas maya atau virtualsphere. Penggunaannya pun bisa beralih fungsi menjadi ranah debat politik, gerakan mahasiswa hingga kampanye partai kepentingan demi meningkatakan elektabilitas. Untuk itulah penelitian mengenai hubungan antara jaringan sosial pada Twitter terhadap partisipasi politik online dan offline dilakukan. Dengan mengambil sampel mahasiswa yang tergabung dalam organisasi BEM FISIP UI 2014 dan BPM FISIP UI 2014. Dan hasilnya, bahwa jaringan sosial pengguna twitter cenderung kurang mempengaruhi partisipasi politik online dan offline. Namun, ditemukan bahwa dalam virtualsphere terjadi fenomena slacktivism dan clicktivism pada mahasiswa.

Twitter have became shared information from user to other user. Even, it could be a new public sphere in a virtual sphere. The function of twitter may be used for political aspect like debate, discussion, making a new student movements, or campaign from political parties for successing their goals. This study is finding relationship between social network on Twitter as independent variable and political participation. The sample of this study is member of BEM FISIP UI 2014 and BPM FISIP UI 2014. The results is relationship in social networking on twitter and political participation (online-offline) tend lowest. And, this study also finding phenomenon like as slacktivism and clictivism in virtualsphere.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khosirotul Fajri Hududurohim Al Khoir
"This paper aimed to describe and analyze current state of electronics industry in Indonesia and also makes a particular attempt to analyze the close links between economic and social upgrading within Global Value Chain GVC . Mostly past studies only focused on finding ways to improve the economy, while the social issues are not addressed. The economists have found that increase in FDI and export indicates industrial development as well as deeply integrated in global value chain, known as economic upgrading. Economic upgrading move along with social development. This paper applies a parsimonious measurement approach which refer to the economic and social index that consist of four dimension of growth, i.e. high road growth low road growth high road decline and low road decline to examine how the Indonesian electronics industry has performed during 2000 2014. This paper finds that the electronic industry experienced in economic and social downgrading or, in other words, suffered from low road decline dimension.

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keadaan industri elektronika saat ini di Indonesia dan juga melakukan upaya tertentu untuk menganalisis hubungan erat antara economic upgrading dan sosial di dalam rantai nilai global. Dalam studi sebelumnya, para ekonom kebanyakan berfokus pada menemukan cara untuk memperbaiki ekonomi, sementara isu sosial yang terjadi di sektor industri tidak dibahas. Para ekonom berpendapat bahwa peningkatan FDI dan ekspor mengindikasikan perkembangan industri dan juga terintegrasi secara mendalam dalam rantai nilai global, yang dikenal sebagai economic upgrading. Economic upgrading sejalan dengan aspek sosial. Artikel ini menerapkan parsimonious measurement approach yang mengacu pada indeks ekonomi dan sosial yang terdiri dari empat dimensi pertumbuhan, yaitu high-road growth; low-road growth; high-road decline; dan low-road decline untuk menguji bagaimana kondisi industri elektronik Indonesia selama tahun 2000-2014. Artikel ini menemukan bahwa industri elektronik mengalami penurunan ekonomi dan sosial atau, dengan kata lain, berada dalam dimensi low-road decline."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Bramantyo
"Dunia modern tidak lepas dari internet. Salah satu fenomena yang berperan penting di internet adalah situs jejaring sosial dan tingkah laku berbagi. Penelitian ini berusaha mencari tahu alasan di balik tingkah laku berbagi konten informasi berupa artikel berita. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan empat jenis motivasi prososial berdasarkan teori Batson dan intensi berbagi konten berita pada situs jejaring sosial. Partisipan dari penelitian ini adalah 70 mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang memiliki akun di situs jejaring sosial. Analisis penelitian menggunakan analisis regresi berganda menggunakan metode stepwise. Hasil menunjukkan bahwa motivasi egoisme dan motivasi altruisme memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi berbagi. Sedangkan motivasi kolektivisme dan prinsipilisme tidak ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan intensi berbagi.

The modern world can`t be separated from the internet. One of the phenomenon that plays an important role on the internet is social networking sites and sharing behavior. This research is trying to look for the reasons behind online sharing behavior of informational content in the form of news article. The purpose of this research is to discover the relationship between Batson`s four kind of prosocial motivation and sharing intention of news article on social networking sites. The participants of this research are 70 undergraduate students from Faculty of Psychology Universitas Indonesia that have account on social networking site. The research use multiple regression with stepwise method. The results shows that egoistic motivation and altruistic motivation have significant relationship with sharing intention. On the other hand, there is no correlation between sharing intention and both collectivistic motivation and principlistic motivation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Salsabila Ande
"There is no way to talk about cultural products without mentioning their fans, with the development of the Internet into Web 2.0 this has changed the dynamic of fan’s consumption culture to participatory culture, making fans able to contribute to their idol’s success; a contribution further strengthened by social media because it allows an immediate and instantaneous connection between fans and their idols, specifically Harry Styles, a celebrity who has had unassailable success in his solo career as a musician, with the title of Variety’s Hitmaker of the Year in 2020. Using content and comparative analysis, this study explains how participatory culture works within a fandom and how social media has provided a realm that allows fans to express, contribute, and share in an artist’s success. This study ascertained that in line with participatory culture, fans has found new ways in creating and sharing content, one of which is fanfiction and with the presence of social something definitive to fan culture has broken through the general public because social media has allowed fans to connect and made room for things that might not have been possible if not for social media. Findings from this study were backed with theoretical findings from several scholars which provided empirical understanding on the topic.

Tidak ada cara untuk membicarakan produk budaya tanpa menyebut penggemarnya, dengan berkembangnya Internet menjadi Web 2.0 ini telah mengubah dinamika budaya konsumsi penggemar menjadi budaya partisipatif, membuat penggemar dapat berkontribusi untuk kesuksesan idola mereka; Kontribusi yang semakin diperkuat oleh media sosial karena memungkinkan hubungan langsung dan instan antara penggemar dan idola mereka, khususnya Harry Styles, seorang selebriti yang telah sukses dalam karir solonya sebagai musisi, dengan gelar dari Variety's Hitmaker of the Year in 2020. Dengan menggunakan analisis konten dan komparatif, penelitian ini menjelaskan bagaimana budaya partisipatif bekerja dalam sebuah fandom dan bagaimana media sosial telah menyediakan ranah yang memungkinkan penggemar untuk berekspresi, berkontribusi, dan berbagi dalam kesuksesan artis. Kajian ini memastikan bahwa sejalan dengan budaya partisipatif, penggemar telah menemukan cara baru dalam membuat dan berbagi konten, salah satunya adalah fanfiction dan dengan adanya sosial sesuatu yang definitif untuk budaya penggemar telah menembus masyarakat umum karena media sosial telah memungkinkan penggemar untuk terhubung dan memberi ruang untuk hal-hal yang mungkin tidak mungkin terjadi jika bukan karena media sosial. Temuan dari penelitian ini didukung dengan temuan teoritis dari beberapa sarjana yang memberikan pemahaman empiris tentang topik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Andriani
"Sejak pandemi COVID-19, layanan telemedisin di Indonesia semakin marak digunakan. Untuk semakin meningkatkan penjualan, para penyedia layanan telemedisin turut melakukan aktivitas komunikasi pemasaran di dunia digital, tak terkecuali di Instagram. Penelitian ini bermaksud untuk meneliti pengaruh konten yang diunggah di Instagram Alodokter sebagai salah satu penyedia layanan telemedisin di Indonesia terhadap niat pengikutnya menjadi pengguna, menggunakan dua konsep kunci dari Paradigma Naratif Walter Fisher (1984), yakni Koherensi Naratif dan Kesetiaan Naratif. Analisis faktor menunjukkan temuan baru, yakni pengelompokkan lima variabel yang berbeda dari Paradigma Naratif Walter Fisher: Hasil & Konsekuesi dari Konsumsi Narasi, Kualitas Narasi & Nilai yang Terkandung, Relevansi Narasi, Karakter dalam Narasi, serta Kesesuaian dengan Narasi Serupa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara hasil & konsekuesi dari konsumsi narasi, kualitas narasi & nilai yang terkandung, karakter dalam narasi, serta kesesuaian dengan narasi yang serupa konten Instagram Alodokter terhadap niat pengikutnya menjadi pengguna aplikasi Alodokter, sementara relevansi narasi ditemukan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap munculnya niat menjadi pengguna.

Since the COVID-19 pandemic, telemedicine service use in Indonesia is increasing. To further increase sales, telemedicine service providers perform digital marketing communication activities, including Instagram. This study intends to examine the effect of content on Alodokter's Instagram, one of the telemedicine service providers in Indonesia, on their followers' intention to become their users, using two key concepts from Walter Fisher's Narrative Paradigm (1984): Narrative Coherence and Narrative Fidelity. Factor analysis revealed new findings, a new grouping of five different variables from the Walter Fisher’s Narrative Paradigm: Outcomes & Consequences of Narrative Consumption, Narrative Quality & Contained Values, Narrative Relevance, Characters in Narratives, and Conformity with Similar Narratives. The results showed that there was an influence between the results & consequences of narrative consumption, the quality of the narrative & the values contained, the characters in the narrative, and the conformity of the narrative similar to Alodokter's Instagram content on the followers' intention to become users of the Alodokter app, while the relevance of the narrative was found to have no significant effect on intention to become a user."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Leony Putri Rasono
"Tulisan akademis ini bertujuan untuk menganalisis potensi efek bumerang terhadap korban kekerasan seksual akibat dari informasi yang disampaikan dalam konten-konten dalam akun-akun penyintas kekerasan seksual kampus dalam echo chambers media sosial. Dengan menggunakan metode analisis konten, bentuk terjadinya potensi efek bumerang yang muncul diidentifikasi melalui representasi foto, comments, dan caption. Hasil analisis memperlihatkan bahwa respons dalam unggahan akun-akun tersebut berpotensi menimbulkan efek bumerang bagi korban akibat informasi yang disampaikan. Potensi lain juga ditemukan karena ketiadaan consent korban terhadap dinaikkannya unggahan dalam akun-akun tersebut. Guna memberikan ruang aman dan perlindungan bagi korban, beberapa strategi dan penguatan dari lingkungan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya efek bumerang bagi korban dan produser konten, yaitu akun-akun penyintas kekerasan seksual tersebut.

This academic paper aims to analyze the potential impact of sexual violence as a result of content in the accounts of survivors of campus sexual violence in social media echo chambers. By using the content analysis method, the potential form of the boomerang effect that appears is identified through the representation of photos, comments, and descriptions. The results of the analysis show that the responses in the uploads of these accounts may have a boomerang effect on the victims as a result of these errors and the lack of transparency in the delivery of information. Another potential is also found in the lack of notification of the victim's consent to uploads on these accounts. In order to provide a safe space and protection for victims, several strategies and continuing from the university environment are needed for a boomerang effect for victims and content producers, namely the accounts of survivors of sexual violence. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Melita Nuriza
"Di masa kini, efektivitas media sosial dalam menjangkau massa berisiko membuat penggunanya terekspos pada konten negatif seperti ekstremisme. Studi terdahulu mengungkapkan bahwa ekspos terhadap ekstremisme erat kaitannya dengan perkembangan wacana dan ideologi tertentu pada level kelompok dan individu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Worldview dan rutinitas penggunaan media sosial terhadap risiko keterpaparan konten ekstremisme daring. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data online survey yang dilakukan di Fakultas X Universitas Y. Total Sampel dalam penelitian ini berjumlah 164 responden dengan karakteristik mahasiswa berusia 15-24. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Melalui teori Aktivitas Rutin dari Cohen dan Felson dan teori pembelajaran sosial Akers, penelitian ini berupaya membuktikan pengaruh dari penggunaan media sosial serta tingkat kepercayaan dan kepuasan pada pemerintah dan institusi terhadap kemungkinan peningkatan risiko keterpaparan konten ekstremisme daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Worldview dan penggunaan media sosial berpengaruh terhadap risiko keterpaparan konten ekstremisme daring.

At present, the effectiveness of social media in reaching out to the public is at risk of exposing users to negative content such as extremism. Previous studies revealed that exposure to extremism is closely related to the development of certain discourses and ideologies at the level of groups and individuals. This study aims to analyze the effect of Worldview and routine use of social media on the risk of exposure to online extremism content. This study uses quantitative methods with online survey data collection techniques conducted at the Faculty of X, University of Y. Total Samples in this study amounted to 164 respondents with the characteristics of students aged 15-24. The sampling technique in this study used purposive sampling. Through Cohen's and Felson's Routine Activity theory and Akers' social learning theory, this study seeks to prove the effect of the use of social media and the level of trust and satisfaction with government and institutions on the possibility of increasing the risk of exposure to online extremism content. The results showed that worldview and the use of social media influence the risk of exposure to online extremism content.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Saleh Waluyo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan digital yang pesat di Indonesia beberapa tahun belakangan yang mengubah cara orang mencari jodoh sehingga banyak bermunculan aplikasi dan biro jodoh online. Banyak pengguna online dating yang tidak mendapatkan pasangan sehingga membuat perkembangan pengguna aplikasi online dating atau biro jodoh online menjadi stagnan. Adapun aplikasi kencan online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tinder karena salah satu aplikasi kencan online yang paling banyak digunakan.
Tesis ini membahas bagaimana perilaku pengambilan keputusan pengguna Tinder untuk melanjutkan hubungan lebih jauh dengan calon pasangan yang ditemuinya dalam Tinder berdasarkan Teori Pertukaran Sosial dan hal-hal apa saja yang turut mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teori Pertukaran Sosial dengan konsep keuntungan dan pengorbanan yang kemudian diturunkan lagi berdasarkan fitur-fitur yang ada dalam online dating Tinder. Penelitian ini menggunakan paradigma pascapositivisme. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan peranan pertukaran sosial dalam online dating secara detail dan memperinci informasi yang ada.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah pengguna online dating mencari keuntungan dari calon pasangannya dalam berbagai tahap, yaitu tahap pertama, tahap pengecekan latar belakang, dan tahap utama.Untuk komponen pengorbanan terdapat pengorbanan yang bernilai sama diantara pria dan wanita dan juga ada yang bernilai berbeda

This research is motivated by the rapid digital developments in Indonesia in these recent years that changed the way of people search for a mate that emerges so many applications and online matchmaking. But many online dating users who do not get a pair that makes development of applications users in online dating become stagnant. As for online dating application is selected in this study is Tinder as one of online dating applications that most widely used.
This thesis describes how the decisionmaking behavior of the users in Tinder to continue its relationship further with potential mates who met in Tinder by Social Exchange Theory, and whatever things that influence the decision-making process.
This study uses the concept of Social Exchange Theory, cost and benefit, then specify it based on the features that exist in Tinder. This study uses post positivism paradigm. Researchers will use descriptive qualitative method with the aim to describe the role of social exchange in online dating.
The findings from this research is online dating users seeks benefit from potential partners in various stages, the first stage, the stage background checks, and the main phase. For sacrifice component, there are two types, the first is the cost that worth the same between men and women, and also the cost that are worth different in value between men and women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savana Orcaputri
"Media sosial merupakan wadah komunikasi baru bagi masyarakat, untuk bisa saling berinteraksi dan bertukar informasi dengan menggunakan sistem elektromagnetik. Namun, dengan meningkatnya jumlah pengguna media sosial, hal tersebut juga diikuti dengan berkembangnya tindak kejahatan pornografi dengan menyalahgunakan media sosial yang ada. Maka dari itu, media sosial sebagai salah satu penyelenggara sistem elektronik (PSE) di Indonesia, dapat dimintakan pertanggungjawaban secara hukum atas tindak pidana pornografi yang difasilitasi dalam sistem elektroniknya. Fokus penelitian ini, akan membahas lebih mendalam mengenai aplikasi TikTok, dan menguraikan secara akademis tentang (i) bagaimana kewajiban media sosial TikTok sebagai PSE dalam mematuhi norma kesusilaan berdasarkan hukum positif di Indonesia; (ii) bagaimana media sosial TikTok mengatur pembatasan muatan seksual yang dilarang untuk disiarkan; (iii) bagaimana pertanggungjawaban media sosial Tiktok terhadap konten pornografi yang ditayangkan pada sistem elektroniknya dalam fitur live streaming. Metode penelitian yang digunakan penulis ialah penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan sumber penelitian pustaka, serta dengan sifat penelitian yang analitis dan berbagai jenis data sekunder yang mendukung. Dasar hukum utama yang mengatur mengenai media sosial sesuai dengan hasil analisis penulis ialah, UU ITE, UU Pers, serta UU Penyiaran. Namun penulis akan memfokuskan pembahasan kepada TikTok sebagai PSE resmi di Indonesia, yang diatur oleh peraturan turunan UU ITE, yakni Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019, dan Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2020. Penelitian penulis juga ditinjau dari dasar hukum utama mengenai pornografi, yakni pada UU Pornografi dan KUHP. Pada dasarnya, ketentuan diatas telah memuat hak dan kewajiban TikTok sebagai PSE, yang dimana salah satunya untuk tidak menyebarkan informasi/dokumentasi elektronik yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan. Dalam praktiknya, TikTok masih menyebarkan konten pornografi, sehingga badan usaha asing tersebut wajib mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum dalam hal belum terpenuhi secara lengkap kewajibannya, sebagai PSE berdasarkan peraturan perundangundangan.

Social media is a new communication platform for the public, to be able to interact and exchange information using electromagnetic systems. However, with the increasing number of social media users, this is also followed by the development of pornography crimes by abusing existing social media. Therefore, social media as one of the organizers of the electronic system (PSE) in Indonesia, can be held legally responsible for pornography crimes facilitated in its electronic system. The focus of this research, will go deeper into the TikTok app, and elaborate academically on (i) how TikTok’s as a social media comply with obligations as a PSE in based on moral norms positive law in Indonesia; (ii) how TikTok's as a social media regulates restrictions on sexual content that is prohibited from being broadcast; (iii) how Tiktok's as a social media is responsible for pornographic content that is aired on its electronic system in the live streaming feature. The research method used by the author is normative juridical research, using literature research sources, as well as with the analytical nature of research and various types of supporting secondary data. The main legal basis governing social media in accordance with the results of the author's analysis is the ITE Law, the Press Law, and the Broadcasting Law. However, the author will focus the discussion on TikTok as an official PSE in Indonesia, which is regulated by derivative regulations of the ITE Law, namely Government Regulation No. 71 of 2019, and Ministerial Regulation No. 5 of 2020. The author's research is also reviewed from the main legal basis regarding pornography, namely the Pornography Law and the KUHP. Basically, the provisions have contained the rights and obligations of TikTok as a PSE, one of which is not to disseminate electronic information/documentation that is prohibited by laws and regulations. In practice, TikTok still spreads pornographic content, so the foreign business entity is obliged to legally responsible its actions based on the law, in terms of they have not fully fulfilled their obligations as a PSE based on laws and regulations."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>