Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurfida Hafiah Respati
"ABSTRAK
Perkembangan televisi streaming dalam dunia digital telah mengembangkan fenomena binge-watching kepada tahap yang baru. Perbedaan platform dari televisi analog dan digital menciptakan fenomena yang terjadi di penonton pada masing-masing platform juga berbeda. Dalam platform digital, penonton memiliki kekuasaan penuh untuk memilih apa saja yang mereka ingin tonton dan kapan saja mereka ingin menonton. Hal ini yang kemudian menimbulkan gelombang fenomena binge-watching di berbagai Negara. Menurut teori uses and gratifications, penonton televisi merupakan penonton aktif yang mencari medium sesuai dengan kebutuhan dirinya. Sehingga mereka memiliki kekuasaan penuh untuk memilih apakah mereka ingin atau tidak mau melakukan binge-watching. Alasan dan motivasi bagi para penonton televis streaming untuk melakukan binge watching antara lain adalah karena excitement, escape, enjoyment, relaxation, dan separation from others.

ABSTRACT
Television streaming development in the digital world has led the binge watching phenomenon to a whole new level. The differences on analog television platform and digital television platform also create a different phenomenon that occurs in the audiences of each platform. In the digital platform, the audiences have the full power to choose what they want to watch and when they will watch it. This has made the rises of binge watching phenomenon in many countries. According to uses and gratifications theory, the television audience is an audience that actively seeks medium to fulfill their needs. So they have the full power to consciously choose whether they want to do binge watching or not. The television streaming audience rsquo s reasons and motivations to do binge watching are because of excitement, escape, enjoyment, relaxation, and separation from others."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Endah Respati
"Binge watching televisi adalah aktivitas menonton dua atau lebih dari dua episode dalam sekali duduk. Dengan hadirnya layanan jasa penyedia konten bernama Netflix, mereka merilis seluruh episode dalam satu musim dari serial televisi, sehingga penonton tidak perlu menunggu lama untuk segera melanjutkan menonton hingga tamat sampai episode terakhir. Penonton serial televisi dengan cara binge watching, membutuhkan konsentrasi dan fokus saat melakukannya. Mereka juga terkadang lupa waktu dan dunia di sekitar karena terlalu asyik dengan serial televisi yang ditonton. Beberapa gejala yang dialami oleh penonton binge watching dapat dikategorikan ke dalam pengalaman flow. Pengalaman yang terjadi ketika suatu aktivitas yang dikerjakan oleh seseorang yang kemudian orang tersebut menjadi sangat terlibat atau larut sepenuhnya di dalam aktivitas tersebut. Untuk itu peneliti ingin mengetahui apakah pengalaman flow benar terjadi pada penonton binge watching dan menguji pengelompokan dengan analisis faktor eksploratori. Dengan responden sebanyak 156 orang yang berasal dari Jabodetabek. Hasil dari penelitian ini adalah benar pengalaman flow terjadi dalam binge watching. Dari sembilan indikator flow, sebanyak lima indikator valid, yaitu clear goal, challenge-skill balance, merging of action and awareness, loss of self-consciousness, dan intrinsic motivation.

Binge watching television is the activity of watching two or more than two episodes in one sitting. With Netflix, they releases all episodes in one season from the television series, so viewers dont have to wait until the last episode. Watching television series by binge watching, requires concentration and focus when doing it. They also sometimes forget the time and the world around them because they are too preoccupied with the television series that they watch. Some of the symptoms experienced by binge watching audiences can be categorized into flow experiences. Flow experience is a condition that occurs when an activity is carried out by someone who then the person becomes very involved or fully dissolved in the activity. For this reason, the researcher wants to find out whether the flow experience actually occurs in binge watching audiences and to test the grouping using exploratory factor analysis. With 156 respondents coming from Jabodetabek. The results of this study are true that flow experiences occur in binge watching. Out of the nine flow indicators, 5 indicators are valid, which are clear goal, challenge-skill balance, merging of action and awareness, loss of self-consciousness, and intrinsic motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Admiranka Vagreta Hanifati
"Saat individu yang sedang melakukan suatu tugas merasa berada di bawah tekanan dari orang lain yang berada di lingkungan yang sama, performa individu akan cenderung berbeda dibandingkan ketika individu mengerjakan tugas sendirian. Fenomena ini dikenal sebagai audience effect. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki audience effect berdasarkan teori evaluation apprehension dalam performa menyocokkan kartu. Empat puluh mahasiswa dari University of Queensland berpartisipasi dalam penelitian antar kelompok ini. Mereka dialokasikan secara acak dalam salah satu dari dua kondisi yaitu kondisi tanpa penonton dan kondisi dengan penonton. Tugas mereka adalah menyocokkan 32 kartu secepat mungkin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dengan penonton membutuhkan waktu yang secara signifikan lebih cepat untuk menyelesaikan tugas dibandingkan dengan kondisi tanpa penonton. Namun, kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam evaluasi yang dirasakan antara dua kondisi tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk penelitian ini, audience effect terjadi tetapi tidak disebabkan oleh perasaan dievaluasi oleh penonton.

When an individual who is performing a task perceives pressure from other people who are in the same environment observing their performance in the task, the individual’s performance would be different compared to when they are alone. This phenomenon is known as the audience effect. The current study aims to explore audience effect based on evaluation apprehension theory in matching card task performance. Forty university students from the University of Queensland participated in this independent-groups experiment. They were randomly allocated in two conditions which were no audience condition and audience condition. Their task was to match 32 cards as quickly as possible. The results showed that participants in the audience condition took significantly less time to complete the task than those in the no audience condition. However, we did not find a significant difference in the perceived evaluation between those conditions. These results implied that for this specific experiment, the audience effect was evident but was not caused by evaluation apprehension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paris : UNESCO, 1953
621.388 UNI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Arsy Adha
"ABSTRAK
Undang undang penyiaran mengamanatkan adanya keberagaman kepemilikan dan konten karena televisi merupakan bagian dari ranah publik Namun di Indonesia keberagaman konten dan kepemilikan tidak terjadi Hal tersebut karena kesalahan dalam penafsiran undang undang tentang kepemilikan dan proses konsolidasi Konsentrasi kepemilikan televisi ini menyebabkan konten siaran menjadi relatif sama dan banyaknya konten yang memfasilitasi kepentingan pemilik baik dari kepentingan ekonomi politik dan pribadi.

ABSTRACT
The Act of Broadcasting mandates the diversity of ownership and content because television is part of public area However in Indonesia the diversity of content and ownership does not occur It happens because misinterpretation of The Act of Broadcasting about ownership and consolidation process This concentration of television ownership also affects the broadacast content became relatively similar and there are some broadcasting content that facilitates the interests of the owner from economic politic and private aspect.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wulandari
"Perkembangan stasiun televisi di Indonesia semakin marak setelah 10 stasiun TV Swasta dan TVRI melaksanakan siarannya setiap hari. Untuk mempertahankan eksistensinya, maka persaingan gencar antar stasiun TV Swasta pun terjadi.
TRANS TV sebagai salah satu stasiun TV Swasta yang relatif masih muda menunjukkan eksistensinya dengan menempati peringkat ke-4 di antara stasiun TV Swasta pada usianya 10 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana manajemen TRANS TV melaksanakan strategi programming untuk menarik pemirsa yang didukung faktor promosi, teknologi, dan masalah sumber daya manusia. Berkaitan dengan hal tersebut menarik untuk diketahui strategi penjualan slot iklan TRANS TV untuk memperoleh iklan semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai stasiun TV Swasta.
Metodologi yang dgunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif melalui in depth interview dengan para narasumber/informan yang diambil dengan teknik snow ball. Dari hasil interview tersebut dan didukung oleh data-data sekunder diperoleh gambaran yang jelas dan terurai mengenai permasalahan dalam penelitian.
TRANS TV memiliki manajemen yang solid dengan mengandalkan budaya perusahaan yang diidentifikasikan sebagai good corporate governance. Perubahan yang mendasar dalam strategi programming yang semula mengutamakan acquisition program menjadi in-house production membawa implikasi pada perubahan kebijakan human capital dan strategi keuangan. Strategi penjualan yang 'menjemput bola' juga menghasilkan revenue yang tinggi, sementara overhead cost yang rendah. Hal ini berpengaruh pada bargaining position yang baik dalam bidang penjualan. Aktivitas promosi dilakukan baik dengan on air dan off air promo, sedangkan pemanfaatan teknologi digunakan serba digital. Selain itu sumber daya manusia yang digunakan TRANS TV adalah 80% berusia muda di bawah 27 tahun dan 20% tenaga yang sudah berpengalaman.
Setelah mendapatkan temuan-temuan penelitian, maka dibuatkan ikhtisar, kesimpulan dan implikasi baik dari sisi akademis, yaitu perlunya penelitian lebih lanjut mengenai strategi TV Swasta secara lebih mendalam, juga dengan membandingkan dengan stasiun TV Iainnya. Sedangkan implikasi praktis, penelitian semacam ini menjadi masukan dan pemahaman bagi pengelola media elektronik, khususnya televisi, maupun mitra kerja media televisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Amanda Gita Saraswati
"Televisi (TV) whitespace menjadi salah satu solusi layanan internet di daerah rural yang beroperasi tanpa lisensi dengan mengutilisasi alokasi frekuensi TV yang tidak digunakan. Dengan beroperasinya divais whitespace, dapat menimbulkan interferensi bagi Digital Video Broadcasting Second Generation Terrestrial (DVB-T2). Untuk menghindari terjadinya interferensi diantara divais whitespace (WSD) dan DVB-T2, dibutuhkan nilai rasio proteksi sebagai selisih maksimum kekuatan pancaran sinyal kedua divais.
Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Spectrum Engineering Advanced Monte Carlo Analysis Tool (SEAMCAT), dengan pendekatan Monte Carlo. Hasil simulasi menunjukan bahwa semakin besar nilai rasio carrier to noise (C/N) yang dihasilkan setiap variasi coderate dan tipe modulasi DVB-T2, menghasilkan nilai rasio proteksi yang semakin tinggi, dengan catatan jarak diantara kedua divais ≥ 1 km. Selain nilai C/N, lebar pita frekuensi kerja WSD juga berpengaruh dalam perbedaan nilai rasio proteksi.

Whitespace television (TV) is one of the internet service solutions in rural areas that operate without a license by utilizing TV frequency allocation that is not used. With the operation of the whitespace device, it can cause interference for Digital Video Broadcasting Second Generation Terrestrial (DVB-T2). To avoid interference between whitespace device (WSD) and DVB-T2, a protection ratio value is needed as the maximum difference in signal strength of the two devices.
Simulation is done using Spectrum Engineering Advanced Monte Carlo Analysis Tool (SEAMCAT) software, with the monte carlo approach. The simulation results show that the greater the C/N value produced by each coderate variation and modulation type of DVB-T2, the higher the value of the protection ratio, with the distance between the two devices ≥ 1 km. In addition to the carrier to noise ratio C/N value, the bandwidth of WSD also influences the difference in the value of the protection ratio.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiske, John
London: Routledge, 1994
384.55 FIS r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1995
384.55 UND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Livingstone, Sonia M.
London: Routledge, 1994
791.456 Liv t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>