Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146393 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pujani Nadine Kamarwan
"ABSTRAK
Karya Ilmiah ini adalah ulasan penelitian yang telah dilakukan pada topic penyebaran berita melalui meme antara kalangan digital natives. Naskah ini akan menganalisa metode dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian tersebut, mengenali kekuatan dan kelemahannya, dengan juga menawarkan saran dan perbaikan untuk penelitian lainnya di masa depan. Saran-saran dan analisis ini akan didasarkan dari referensi lain yang berbeda dari literatur yang digunakan saat penelitian orisinil. Secara keseluruhan, ulasan ini menemukan bahwa walau penelitian terdahulu memiliki beberapa kekuatan dalam pertanyaan wawancara dan juga dalam proses wawancara, penelitian tersebut masih kurang dalam beberapa aspek, misalnya proses penelitian, yang mungkin telah menyebabkan kesimpulan akhir yang terlalu umum. Kata Kunci: meme, berita, pemuda, ulasan, analisiskualitatif

ABSTRACT
This paper reviews a previous research done on the topic of the spread of news through memes among Internet savvy youths. It analyses the methods and theories used in the original research and points out its strengths and weaknesses while offering suggestions and improvements for future research. These suggestions and analysis are based on a new, completely different set of literature on the same topics of research. Overall, the findings of this review are that while the research had some strong points on the point of generating interview questions and process, it is still lacking in several aspects of the research process that may have led it to an overly simplistic conclusion. Key Words memes, news, youth, review, qualitative analysis"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah Khairunnisa
"Meme adalah perwujudan unit dalam suatu budaya yang dapat berupa lagu, ide, slogan, atau mode pakaian, yang tertanam dalam pikiran manusia dan tersebar melalui proses imitasi. Seiring dengan maraknya penggunaan internet, meme menyebar dalam dunia maya dan membentuk internet meme. Salah satu internet meme bernama "Y U NO Guy" terindikasikan sebagai gambar berkalimat yang memiliki tindak tutur beragam dan menunjukkan nuansa humor. Penelitian dalam skripsi ini kemudian menjadikan "Y U NO Guy" sebagai sebuah wacana untuk mengetahui tindak tutur apa saja yang sebenarnya terdapat dalam kalimat pada "Y U NO Guy", dan bagaimana humor dibangun di dalamnya. Dengan menggunakan metode analisis wacana dengan pendekatan linguistik dan humor, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas data merupakan tindak ilokusi ekspresif yang menunjukkan sikap psikologis para pengguna "Y U NO Guy", dan terdapat kecenderungan pemakaian teknik imitasi dalam membangun nuansa humor di dalamnya.

Meme is a manifestation of a unit of a culture such as songs, ideas, catch-phrases, or clothes fashions, that exist in people’s mind and spread via imitation process. As internet grows rapidly, meme appears in cyber world and becomes internet meme. One of the internet memes namely "Y U NO Guy" is indicated as a captioned image which has several speech acts and depicts a sense of humor. This paper then perceives "Y U NO Guy" as a discourse in order to found out what speech acts are actually performed and how humor is build within it. Using discourse analysis as a method with linguistic and humor approaches, this paper concludes that the majority of datas are expressive illocutionary act which depicts the psychological attitude of the "Y U NO Guy" user, and there is a tendency of using imitation technique to build a sense of humor within it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Al Wahida
"ABSTRAK
Teknologi digital sudah mengubah banyak sekali aktivisme sosial yang terjadi dalam dunia daring (dalam jaringan); salah satu aktivitas tersebut adalah penggunaan memes yang sudah menjadi hal yang umum dan cukup melekat untuk masyarakat. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisa bagaimana penggunaan memes dalam kampanye Movember dan juga mengukur seberapa efektif kampanye Movember berdasarkan aspek-aspek fidelity, fecundity, longevity, replicability dan searchability. Metode yang akan digunakan dalam tulisan ini adalah dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis tulisan ini juga akan menganalisa bagaimana kegiatan daring (memes) sering digunakan dengan tujuan untuk membantu mencapai tujuan dari sebuah kampanye, misalnya dengan menarik perhatian masyarakat dan juga mendapatkan partisipasi dari masyarakat. Selain daripada itu, tulisan ini juga akan menganalisa bagaimana dampak dari kegiatan aktivisme daring terhadap aktivisme social dalam kehidupan luring

ABSTRACT
Digital technology has changed a lot of social activism that happens in the online world, one of the activities is the use of memes which is already being a common thing in our environment. This paper aims to examine the use of memes for an online activism, Movember Campaign, and to measure how effective the Movember Campaign is based on the aspects of fidelity, fecundity, longevity, replicability and searchability. The methods used for this paper is quantitative and qualitative content analysis. The analysis is going to demonstrate how online activism (memes) are used often in order to help achieving the goals of the campaign, such as gathering people awareness and participation. Apart from that, this paper will also examine how the impact of online activism can change the off-line activism."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vina Elmaresa
"Kehadiran media sosial dalam kehidupan masyarakat telah memasuki banyak ranah kehidupan manusia, termasuk ranah politik. Dinamika yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 diwarnai dengan kehadiran beragam meme yang tersebar di media sosial seperti Twitter. Meme menjadi media pengantar pesan yang digunakan oleh para pembuatnya dalam menanggapi berbagai isu yang hadir selama Pilkada DKI Jakarta 2017. Tidak hanya membaca meme secara harafiah, teori tindak ujaran diperlukan untuk benar-benar memahami maksud berbagai meme tersebut. Dengan menggunakan metode etnografi, penelitian ini menunjukkan bahwa praktik bermedia yang dilakukan para pembuat meme didasari oleh agensi yang mereka miliki. Tulisan ini menunjukkan bahwa praktik bermedia dengan membuat meme dan menyebarkannya di Twitter merupakan bentuk partisipasi politik era digital. Pengalaman yang dimiliki pembuat meme menjadi landasan untuk mewujudkan ekspresi dalam bentuk meme bertema politik.

The presence of social media in the life of society has entered many aspects of human life, including the political sphere. Dynamics that occurred during 2017 DKI Jakarta gubernatorial election was colored by the presence of diverse memes spread across social media such as Twitter. Meme became the medium to deliver message that used by the authors in response to various issues that were present during the 2017 DKI Jakarta gubernatorial election. Not only reading it literally, speech act theory is necessary to truly understand the meaning of the various memes. Using ethnographic methods, this research shows that the media based practices made by meme makers are based on their own agencies. This study shows that the practice of media by making memes and spreading them on Twitter is a form of political participation in the digital age. The experiences that meme makers possess serve as a foundation for realizing expression in the form of a political themed meme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Raisa
"ABSTRAK
Research ini ditujukan untuk mengeksplor persepsi terhadap fenomena internet lsquo;Ice Bucket Challenge rsquo;, memfokuskan terhadap bagaimana kultur mengubah persepsi terhadap tantangan ini. Research ini akan mendalami iya atau tidaknya perbedaan kultur dan/atau nasionaliti yang dimiliki memiliki efek yang berbeda terhadap tantangan ini dan iya atau tidaknya sikap individu memiliki korelasi dengan suksesnya tantangan ini di Negara Negara tertentu. Subjek research ini adalah mahasiswa berumur 18 hingga 26 maka dari itu kita harus menganggap memperhitungkan bias-bias yang ada/melekat pada seorang responden yang lebih muda dan terdidik
ABSTRACT

The research that will be carried out has been tailored to explore what the reception towards the viral internet phenomenon the Ice Bucket Challenge, focusing on the how culture changes perception or interest in this challenge. The research will be carried out in a way that digs into whether or not different cultures and or nationalities have differing attitudes towards the Ice Bucket Challenge, and whether or not these attitudes have any correlation with the success of the challenge in particular countries. The subjects for this research were university students, aged 18 to 26, and therefore we must account for the biases inherent in an educated, younger subject response. Our data will be collected through interviews."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Imaduddin
"Tulisan ini menelaah proses sosialisasi yang terjadi di dalam konteks internet. Teknologi internet yang baru muncul mengambil peranan penting dalam kebudayaan dan aktivitas sosial. Salah satu dampak yang masih kurang ditelaah adalah dampaknya bagi proses sosialisasi remaja. Perkembangan teknologi yang cepat membuat agen sosialisasi tradisional,seperti orang tua dan pemerintah, merasa khawatir dengan perkembangan peran internet. Tulisan ini mencoba menelaah karya dan pendapat berbagai ahli terkait sosialisasi, sosialisasi remaja, dan dampak internet terhadap proses ini. Salah satu argumen menarik mengenai internet sebagai konteks sosialisasi adalah bahwa proses sosialisasi di internet ternyata lebih mendekati sosialisasi diri. Berbagai sifat internet seperti anonimitas, luasnya konteks, minimnya otoritas, serta kebaruan struktur dunia internet membuat individu remaja memiliki kebebasan dan agensi yang lebih tinggi dalam proses sosialisasi. Tulisan ini juga mencoba menelaah berbagai aktivitas sosialisasi remaja yang secara khusus berjalan di dalam konteks internet, seperti perilaku fiktif, berbohong, dan perancahan sebagai metode check and balances yang lebih egaliter.
The purpose of this paper is studying the kind of socialization process happening in the internet. Since its emergence the internet has taken an important role in culture and social activity. Yet studies in several of its contexts, such as adolescent socialization, is still sorely lacking. The radically development of the internet is quickly changing society and the nature of socialization, incurring anxiety and confusion especially on traditional agents of socialization. This paper is written in an attempt to study and compare some expert rsquo s studes and opinions regarding socialization, adolescent socialization, and the internet rsquo s impact on it. One of the most interesting opinion, is that the process of socialization happening in the internet is actually closer to the definition of self socialization. Some of internet rsquo s contexts, such as lack of anonimity, breadth of context, lack of authority and the relative novelty of internet rsquo s social structure are the factors influencing adolescent socialization. In the internet, adolescents tend to have a higher level of agency and independence in their socialization process. This paper also covers various adolescent socialization activities happening uniquely in the internet context, such as fictive behavior, lying, and scaffolding as a more egalitarian form of check and balances. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ayshabella Rifdah Shelia
"Penelitian ini membahas tentang analisis semiotik meme tanpa konteks pada akun Twitter No context Russia dengan menggunakan teori semiotik oleh Roland Barthes. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna yang terkandung dalam unggahan meme pada akun Twitter Russia_NC. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Penulis menganalisis sepuluh buah data berupa meme dari twit pada akun Russia_NC. Pengambilan sumber data dilakukan dengan dokumentasi unggahan berupa gambar pada akun Twitter Russia_NC dan studi pustaka. Dari hasil analisis, penulis menemukan makna denotasi dan konotasi yang terkandung dalam unggahan meme pada akun Twitter No context Russia. Dengan demikian, penulis berharap penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan studi semiotik dan secara khusus menambah informasi tambahan terkait meme Rusia.

This study discusses the semiotic analysis of memes without context on the No context Russia Twitter account by using the semiotic theory by Roland Barthes. This study aims to identify the meaning contained in postings of memes on the Russia_NC Twitter account. This study uses a qualitative descriptive method to achieve the research objectives. The author analyzes ten pieces of data in the form of memes from tweets on the Russia_NC account. Data source retrieval was carried out by documentation of postings in the form of images on the Russia_NC Twitter account and literature studies. From the results of the analysis, the author has found the meaning of denotation and connotation contained in postings of memes on the Twitter account No context Russia. Thus, the author hopes that this research contributes to the development of semiotic studies and especially adds additional information related to Russian memes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hayfa Fawid Putri
"Penggunaan meme oleh pelajar di dunia menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan maraknya media sosial, memunculkan dinamika komunikasi yang unik. Meme yang berupa gambar yang mengandung unsur humor dengan deskripsi singkat yang acap kali menyindir fenomena sosial dan budaya telah menjadi salah satu bentuk komunikasi di kalangan pelajar. Pelajar menggunakan medium ini untuk berkomunikasi dan menyampaikan pesan dengan cara yang unik dan kreatif. Penelitian ini melihat unsur pelanggaran maksim yang terdapat pada kesembilan meme bertema tugas kelompok unggahan @studenten.memes di Instagram. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tentang pelanggaran maksim untuk menganalisis kesembilan meme secara keseluruhan. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya fungsi pelanggaran maksim flouting, suspending, infringing, violating, dan opting out guna mencapai kejenakaan dari unsur humor yang diciptakan oleh kesembilan meme tersebut. Membuat humor tercipta dengan adanya penekanan makna dengan cara yang kontradiktif, ironis, sinisme, atau denotatif. Pemahaman terhadap pelanggaran maksim menjadi kunci untuk mengartikan humor yang terkandung dalam meme-meme tersebut.

The use of memems by students worldwide has becme increasingly popular in recent years, especially with the rise of social media, giving rise to unique communication dynamics. Memes in the form of images containing elements of humor with short descriptions that often satirize social and cultural phenomena have become a form of communication among students. Students use this medium to communicate and convey messages in unique and creative ways. This research looks at the elements of maxim violations contained in the nine group assignment-themed memes uploaded by @studenten.memes on Instagram. The method used is a qualitative descriptive method using the theory of maxim violations to analyse the nine memes as a whole. The results of the research were the discovery of the function of violating the maxims of flouting, suspending, infringing, violating, and opting out in order to achieve humor from the elements of humor created by the nine memes. Thus humor is created by emphasizing meaning in a contradictory, ironic, cynical or denotative way. UNderstanding maxim violations is the key to interpreting the humor contained in these memes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Rahmaningrum Nur Khalifah
"Humor telah lama menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan sering dikaitkan dengan karakteristik generasi tertentu. Humor berkembang dan mengalami penyesuaian pada setiap generasi. Hal ini dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan perubahan sosial. Untuk itu, menganalisis humor sebuah generasi seperti Gen Z akan berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana humor itu bertransformasi dan mengalami penyesuaian. Penelitian seperti ini juga dapat mengemukakan bagaimana proses transformasi tersebut merefleksikan perubahan masyarakat. Generasi Z (atau sering disingkat Gen Z) menunjukkan preferensi humor yang sangat khas, yaitu humor absurd yang diekspresikan melalui meme internet. Penelitian ini menggunakan metode kajian tekstual dan etnografi untuk memahami secara mendalam apa yang dimaksud dengan humor absurd dan bagaimana humor tersebut berkaitan dengan konstruksi identitas dan stereotipe Gen Z. Studi kasus yang dipilih adalah meme internet dengan karakter utama Banana Cat dan beberapa karakter sampingan seperti Maxwell, Happy Happy Happy Cat, dan Pumpkin Cat karena sering digunakan untuk meme dengan humor absurd. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme dengan humor absurd sering kali menampilkan kombinasi elemen yang tidak biasa, tidak jelas dan dengan alur cerita yang tidak terduga sesuai dengan incronguity theory dalam studi humor. Humor absurd dalam meme Banana Cat dan teman-temannya mengandalkan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang sebenarnya terjadi. Bentuk ketidakjelasan atau absurditas inilah yang kemudian dianggap sebagai ciri khas humor Gen Z karena banyak dikonstruksi dan disebarluaskan oleh Gen Z. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa ada generalisasi preferensi humor karena apa yang disampaikan dalam humor menurut responden Gen Z mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas keseharian yang mereka jalani.

Humor has long been an integral part of human life and is often associated with the characteristics of specific generations. Humor evolves and adapts with each generation, influenced by technological advancements and social changes. Thus, analyzing the humor of a generation like Gen Z will contribute to a broader understanding of how humor transforms and adapts. Such research can also reveal how this transformation process reflects societal changes. Generation Z (often abbreviated as Gen Z) exhibits a distinctive preference for absurd humor expressed through internet memes. This study uses textual and ethnographic methods to deeply understand what is meant by absurd humor and how it relates to the construction of Gen Z's identity and stereotypes. The case study selected is internet memes featuring the main character Banana Cat and several supporting characters such as Maxwell, Happy Happy Happy Cat, and Pumpkin Cat, as they are often used for absurd humor memes. The research findings indicate that memes with absurd humor frequently showcase a combination of unusual elements, ambiguity, and unexpected storylines, aligning with the incongruity theory in humor studies. Absurd humor in Banana Cat and its companions' memes relies on the gap between expectations and reality. This form of ambiguity or absurdity is then considered a hallmark of Gen Z humor because it is largely constructed and disseminated by Gen Z. The study also reveals a generalization of humor preferences, as what is conveyed in the humor, according to Gen Z respondents, reflects their dissatisfaction with their everyday lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Andi Shadewo
"Skripsi ini membahas analisis struktur wacana meme internet berdasarkan aspek makrostruktur, suprastruktur, dan kohesi dengan menggunakan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 meme internet yang berasal dari media sosial Instagram. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna global yang terdapat pada suatu meme internet tidak hanya diperoleh melalui penelusuran hubungan unsur verbal dan nonverbal saja, melainkan juga penelusuran terkait unsur-unsur yang berasal dari luar meme internet. Proses produksi meme internet pada dasarnya selalu diawali dengan penyediaan gambar tertentu kemudian dilanjutkan dengan pemberian teks yang disesuaikan dengan kebutuhan pembuatnya. Sementara itu, penggunaan alat-alat kohesi tertentu mencerminkan karakteristik yang dimiliki meme internet, seperti teks yang dibuat seringkas mungkin serta adanya upaya pelibatan partisipan agar pesan yang terkandung dalam meme internet cepat tersampaikan.

This research discusses about internet meme discourse structure analysis based on macrostructure, superstructure, and cohesion aspects using qualitative method. The data used in this study are 15 internet memes derived from social media Instagram. The results of this study indicate that the global meaning contained in an internet meme is not only obtained through the searching of verbal and nonverbal elements only, but also the search related elements derived from outside the internet meme. The process of meme internet production basically always begins with the provision of certain images and then followed by giving the text tailored to the needs of the producer. Meanwhile, the use of certain cohesion tools reflects the characteristics of the internet meme, such as the text that is made as concise as possible and the involvement of participants to the message contained in the internet meme quickly conveyed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>