Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144962 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriyanti Wulandari
"Kemerahan pada kulit eritema merupakan salah satu tanda terjadinya inflamasi yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme, trauma mekanis, zat kimia, dan paparan sinar matahari. Kasus eritema yang disebabkan oleh paparan sinar matahari merupakan kasus yang dominan di Indonesia. Oleh karena itu dikembangkan produk perawatan kulit berbentuk lotion yang mengandung bahan aktif dari bahan alam. Selaginella plana dan Lagenaria siceraria merupakan tanaman asli Indonesia yang diduga dapat digunakan sebagai antiinflamasi. Senyawa aktif yang berperan dalam penurunan kadar eritema adalah flavonoid dalam Selaginella plana dan asam amino dalam Lagenaria siceraria. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain randomized controlled trial RCT Study, dimana kelompok perlakuan terdiri dari 5 kelompok yaitu kelompok control negatif, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol netral, kelompok uji formula A mengandung 1 fraksi etanol Selaginella plana dan 0,5 fraksi etanol Lagenaria siceraria , kelompok uji formula B mengandung 0,5 fraksi etanol Selaginella plana dan 1 fraksi etanol Lagenaria siceraria . Kelompok diinduksi dengan paparan sinar matahari outdoor selama 30 menit kemudian diamati kadar penurunan eritema setelah mendapatkan perlakuan pada masing-masing kelompok pada 1 jam, 3 jam dan 24 jam setelah aplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formula A mampu menurunkan kadar eritema berbeda bermakna p

Erythema is a sign of inflammation which is caused by microorganisms, mechanical trauma, chemicals, and sun exposure. Cases of erythema caused by sun exposure is the dominant case in Indonesia. Therefore skin care lotion containing botanical of active ingredients was developed. Selaginella plana and Lagenaria siceraria molina Standl are Indonesian native plant which are been used as anti inflammatory. The active compounds decreasing the level of erythema are flavonoid in Selaginella plana and amino acids in Lagenaria siceraria molina Standl. This study is an analytical study design randomized controlled trial RCT Study, in which the treatment group consist of 5 groups negative control, positive control, neutral control, the test group of formula A containing 1 ethanol fraction Selaginella plana and 0, 5 ethanol fraction Lagenaria siceraria molina Standl , the test group of formula B containing 0.5 ethanol fraction Selaginella plana and 1 ethanol fraction Lagenaria siceraria molina Standl . Each group was induced by exposure to sunlight for 30 minutes at 10 00 to 16 00, then observed decreasing the level of erythema after 1 hour, 3 hour and 24 hour after application. The result shows that the A formulation is significantly p
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Daun Averrhoa carambola L. belimbing manis diketahui mengandung senyawa apigenin dan memiliki manfaat sebagai antiinflamasi pada kulit. Salah satu penyebab inflamasi adalah paparan sinar matahari. Soothing agent dapat menjadi solusi untuk meredakan kemerahan akibat inflamasi setelah terpapar sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan daun A. carambola sebagai antiinflamasi dalam sediaan gel yang aman dan bermanfaat untuk mengurangi kemerahan kulit setelah terpapar sinar matahari. Daun A. carambola varietas Dewi diekstraksi dengan etanol 70 dan difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat, dan air untuk mendapatkan senyawa flavonoid yang berperan sebagai antiinflamasi. Uji antiinflamasi dilakukan secara in vitro untuk melihat kemampuan ekstrak dan fraksi daun A. carambola dalam penghambatan enzim lipoksigenase. Fraksi etil asetat daun A. carambola terbukti mengandung apigenin paling tinggi 6,37 dan memiliki aktivitas penghambatan enzim lipoksigenase terbaik dengan nilai IC50 7,84 0,03 . Sediaan gel yang mengandung 0,01 dan 1 fraksi etil asetat daun A.carambola dilakukan uji keamanan terhadap 22 orang sukarelawan dan uji manfaat terhadap 100 orang sukarelawan. Sediaan gel yang mengandung fraksi etil asetat daun A. carambola dinyatakan aman dan berpotensi dapat mengurangi gejala inflamasi pada kulit yaitu menurunkan nilai kemerahan pada kulit sukarelawan yang diberikan paparan sinar matahari.

The leaves of Averrhoa carambola L. sweet star fruit are known to have acompound, apigenin, and to have anti inflammatory activity for the skin. The skininflammation can be induced by sun exposure. The skin redness, as a sign of skininflammation, can be relieved by soothing agent. The aim of this study was to testthe anti inflammatory activity of A. carambola leaves extracts and fractions. Thegel formulation of the most potential fraction was prepared and ensured for itssafety and its efficacy for reducing skin redness. The Leaves of A. carambola var.Dewi was extracted using 70 ethanol and fractionated using n hexane, ethylacetate, and water in order to obtain flavonoids, which is known as antiinflammatoryagent. The anti inflammatory activity of the extracts and fractions ofA. carambola leaves was performed in vitro and measured as an inhibition oflipoxygenase. The ethyl acetate fraction of A. carambola leaves was reported tohave the highest amount of apigenin 6.37 and the highest inhibition tolipoxygenase with IC50 values 7.84 0.04 . The gel formulations which contained0.01 and 1 ethyl acetate fractions were assessed for their safety to 22 volunteersand their efficacy to 100 volunteers. The potency of the tested gel formulations wasmeasured as the reduction value of skin redness after sun exposure. Both of thetested gel formulations were reported to be safe and beneficial to reduce thesymptom of skin inflammation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Apriyanti
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung beberapa derivat xanton yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa-senyawa tersebut dapat mencegah pembentukan radikal bebas yang dapat menyebabkan penuaan dini. Fraksi diklorometana dari ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Fraksi diklorometana kulit buah manggis diformulasikan dalam bentuk losio dengan konsentrasi fraksi diklorometana yang berbeda, yaitu 0,01; 0,05; dan 0,25 %. Aktivitas antioksidan ditetapkan melalui metode peredaman DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Stabilitas fisik losio dievaluasi dengan cycling test, uji mekanik, dan penyimpanan losio pada suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar (27±2ºC), dan suhu tinggi (40±2ºC).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa losio stabil pada tiap kondisi penyimpanan dan cycling test. Namun, hasil uji mekanik menunjukkan terjadinya pemisahan fase. Nilai IC50 losio blanko positif vitamin C dan losio fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,01; 0,05; dan 0,5% berturut-turut 164,29; 174,42; 131,59; dan 87,77 ppm. Losio yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,25 dan 0,05 % memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada losio fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,01% dan losio vitamin C.

Mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) contains some of xanthones derivates which have antioxidant activity. Those compounds prevent formation of free radicals that cause premature aging. Dichloromethane fraction from methanol extract of mangosteen pericarp has very strong antioxidant activity. Dicholomethane fraction of mangosteen pericarp was formulated into lotion dosage form with different concentration 0.01; 0.05; and 0.25%. Antioxidant activity was determined by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) radical scavenging method. Physical stability of lotion was evaluated by cycling test, centrifugal test, and stored the lotions at low temperature (4±2ºC), room temperature (27±2ºC), dan high temperature (40±2ºC).
The result showed that the lotions stable at each strorage condition and cycling test. However, the result of centrifugal test showed separation phase of lotions. IC50 values of vitamin C lotion and 0.01; 0.05; and 0.25% dichloromethane fraction lotions were 164.29; 174.42; 131.59; dan 87.77 ppm respectively. Lotion which containing 0.05 and 0.25% of dichloromethane fraction have stronger antioxidant activity than 0.01% dichloromethane fraction lotions and vitamin C lotion.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Amalia
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) secara empiris memiliki kandungan flavonoid yang dapat memberikan aktivitas pada pertumbuhan rambut. Fitosom adalah suatu sistem pembawa obat dimana komponen ekstrak tanaman herbal berikatan dengan fosfolipid yang dapat meningkatkan absorpsi obat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan serta memperoleh karakteristik fitosom yang dibentuk dengan metode hidrasi lapis tipis. Selanjutnya fitosom diformulasikan ke dalam sediaan lotion untuk mengetahui stabilitas secara fisik. Uji kestabilan fisik dilakukan dengan pengamatan lotion fitosom yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4o±2oC), suhu kamar (25o±2oC), dan suhu tinggi (40o±2oC); cycling test; dan uji sentrifugasi. Pembuatan fitosom dengan perbandingan antara fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,36%, nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252, dan nilai zeta potensial sebesar -3,5 mV. Sediaan lotion fitosom fraksi etil asetat daun mangkokan 1%, 0,5%, dan 0,25% mengalami peningkatan ukuran partikel setelah fitosom ditambahkan ke dalam sediaan lotion tetapi secara fisik terbukti stabil dalam berbagai suhu penyimpanan, cycling test, dan uji sentrifugasi.

Nothopanax scutellarium leaves contain flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a drug carrier system which herbal plant extracts bind with phospholipid that can enhance the absorption of the drug. The aims of this research are to formulate ethyl acetate fraction phytosome of Nothopanax scutellarium leaves and to obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hidration method. Subsequently, the phytosome was formulated into lotion dosage form to know the physical stability. The physical stability test was conducted at low temperature (4o±2oC), room temperature (25o±2oC), and high temperature (40o±2oC) storage; cycling test; and centrifugation test. Phytosome formulation with a ratio of ethyl acetate fraction and phosphatidylcholine was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value was 74,36%, the particle size distribution value was 335,4 nm, polidispersity index was 0,252, and zeta potential value was -3,5 mV. Phytosome lotion containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium leaves 1%, 0,5%, and 0,25% increased the particle size after phytosome was added to the lotion but phytosome lotion was physically proved that stable in a wide range of temperature storage, cycling test, dan centrifugation test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aes Dei Sandia
"ABSTRAK
Agen pencerah kulit yang berasal dari bahan alam kini banyak diteliti karena dinilai
lebih aman. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai agen pencerah kulit
adalah Cassia fistula L. Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara in vitro
aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase oleh fraksi air daun Cassia fistula
L. serta uji manfaat fraksi tersebut dalam sediaan gel. Penetapan antioksidan dengan
metode DPPH dan uji penghambatan tirosinase dengan microplate reader. Uji
manfaat dilakukan pada 33 orang wanita dengan penggunaan gel dengan konsentrasi
2% selama 28 hari yag dibandingkan dengan kontrol negatif. Uji aktivitas antioksidan
didapatkan hasil IC50 118,05.1 μg/ml dibandingkan dengan vitamin C dengan nilai
IC50 2,51 μg/ml. Sedangkan aktivitas inhibisi tirosinase oleh fraksi air didapatkan
nilai IC50 165,27 μg/ml yang dibandingkan dengan asam kojat sebagai kontrol positif
dengan nilai IC50 7,12 μg/ml. Uji kinetika menunjukkan fraksi air daun trengguli
menginhibisi tirosinase secara unkompetitif. Uji manfaat dengan analisis bivariat, gel
yang mengandung fraksi air daun trengguli dengan uji T-test berpasangan terbukti ada
penurunan yang signifikan secara statistik didapati p 0,000 (p<0,05), dengan rata-rata
penurunan indeks melanin kulit sebesar 4,54 sampai dengan 5,03. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan fraksi air daun trengguli memiliki kemampuan sebagai
agen pencerah kulit.

ABSTRACT
Skin-lightening agent derived from natural materials widely researched now because
it is more secure than syntetic agent. One of the plants that have potential as a skin
lightening agent is Cassia fistula L. This researches was conducted to examine the in
vitro antioxidant activity and inhibition of tyrosinase by a water fraction of Cassia
fistula L. leaves and the efficacy test of trengguli water fraction in gel formulation.
Determination of antioxidant with DPPH and tyrosinase inhibition test with a
microplate reader. Efficacy test conducted on 33 women used the gel for 28 days with
2% concentration compared with negative controls. Antioxidant activity assay
showed IC50 118,05 μg/ml compared with vitamin C with IC50 value 2,51 μg/ml.
Activity of tyrosinase inhibition by water fraction obtained IC50 value 165,27 μg/ml
compared with kojic acid as positive control with IC50 value of 7,12 μg/ml . Enzyme
kinetics assay showed that water fraction of trengguli leaves extract inhibited
tyrosinase with uncompetitive inhibition type. Efficacy test using bivariate analysis,
gel formulation containing 2% water fraction of trengguli leaves with paired T-test
proved there was a statistically significant decrease, p- value 0,000 ( p < 0,05 ), with
an average decrease in skin melanin index of 4,54 to 5,03. Based on these results can
be concluded trengguli leaves water fraction has the ability as a skin lightening
agent ."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Rahmawati
"Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas penumbuh rambut. Fitosom merupakan suatu sistem pembawa yang mengandung fitokonstituen bioaktif dari ekstrak tanaman yang dikelilingi dan diikat oleh lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat dan memperoleh karakteristik fitosom yang terbentuk melalui metode hidrasi lapis tipis serta untuk memformulasikan dan menguji stabilitas fisik dari sediaan gel fitosom yang mengandung fraksi etil asetat daun mangkokan dengan konsentrasi yang bervariasi, yaitu 1%, 0,5% dan 0,25%. Pembuatan fitosom dengan perbandingan fraksi etil asetat dan fosfatidilkolin sebesar 1 : 2 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 74,37% dengan nilai distribusi ukuran partikel sebesar 335,4 nm, nilai polidispersitas sebesar 0,252 dan nilai potensial zeta sebesar -3,50 mV. Selanjutnya dilakukan uji stabilitas fisik terhadap gel fitosom yang dilakukan selama 8 minggu dengan uji stabilitas dipercepat. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa gel dengan konsentrasi fitosom sebesar 0,5% terbukti paling stabil dalam berbagai suhu penyimpanan dan cycling test.

Nothopanax scutellarium leaves contains flavonoid compounds which have hair growth activity. Phytosome is a carrier system which contains bioactive phytoconstituent of plant extract which surrounded and bonded by lipid. The aims of this research were to make and obtain phytosome characteristic which formed by thin layer hydration method and to formulate and examine the physical stability of phytosome gel containing ethyl acetate fraction of Nothopanax scutellarium with various concentration, that is 1%, 0,5% and 0,25%. Phytosome formulation by ethyl acetate fraction and phosphatydilcholine ratio was 1 : 2 indicated the entrapment efficiency value 74,34% with particle size distribution value 335,4 nm, polidispersity index 0,252 and zeta potential value -3,50 mV. Subsequently physical stability test was performed for phytosome gel during 8 weeks with accelerated stability test. The result of stability test indicated that gel with 0,5% phytosome concentration proved to be the most stable in various temperature storage and cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiliana Charissa
"Di daerah Kalimantan, wanita suku Dayak merawat kulit dengan bahan alam, salah satunya adalah kulit batang taya (Nauclea subdita). Tujuan penelitian adalah memperoleh ekstrak kulit batang taya dan menguji aktivitas antioksidan, penghambatan tirosinase, membuat sediaan gel yang stabil serta melakukan uji keamanan dan manfaat terhadap kulit. Hasil uji penghambatan tirosinase ekstrak menunjukkan nilai IC50 568.58 μg/mL pada L-tyrosine dan 1374.69 μg/mL pada LDOPA, lebih besar dibandingkan standar asam kojat yang memiliki IC50 15.69 μg/mL dengan L-tyrosine dan 61.38 μg/mL. Hasil uji antioksidan ekstrak memiliki nilai IC50 48.78 μg/mL dibandingkan standar kuersetin 10.12 μg/mL dan dapat dikategorikan sebagai antioksidan yang kuat (<50 μg/mL). Hasil uji sediaan gel yang mengandung ekstrak kulit batang taya selama 12 minggu menunjukkan gel stabil secara fisik. Uji keamanan dan manfaat sediaan gel menunjukkan gel aman digunakan secara topikal dan uji manfaat menunjukkan perubahan peningkatan elastisitas kulit.

In Borneo, Dayak women treat the skin with natural ingredients, one of which is taya cortex (Nauclea subdita). The research objective was to obtain taya cortex extract and test the antioxidant activity, inhibition of tyrosinase, create a stable gel formulation as well as to test the safety and efficacy of the skin. The test results showed inhibition of tyrosinase extract IC50 value of 568.58 μg/mL in L-tyrosine and 1374.69 μg/mL in L-DOPA, larger than standard kojic acid which has IC50 15.69 μg/mL with L-tyrosine and 61.38 μg/mL. The test results antioxidant extracts have IC50 value of 48.78 μg/mL compared to standard quercetin 10.12 μg/mL, and can be categorized as a powerful antioxidant (<50 μg/mL). The result of gel formulation containing taya cortex extract for 12 weeks showed physically stable gel. Safety test and efficacy test of gel preparation showed the gel is safe to use topically and shows an increase in skin elasticity changes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenas, Desy Muliana
"Liposom merupakan sistem pembawa obat yang dapat meningkatkan efektivitas penghantaran obat berbahan utama lipid agar mudah terpenetrasi dalam kulit. Ekstrak metanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama fraksi diklorometana. Fraksi diklorometana digunakan dalam formulasi liposom dan dibuat liposom triplo. Presipitat yang telah dipisahkan dari supernatan akan digunakan untuk membuat krim liposom 5%, 10%, dan 15%.
Tujuan penelitian untuk menguji daya penetrasi α-Mangostin dalam krim liposom. Ketiga formulasi krim liposom dan krim fraksi diklorometana diuji daya penetrasinya secara in vitro dengan alat sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus galur Sprague-Dawley. Jumlah kumulatif α-Mangostin yang terpenetrasi dari krim liposom 5%, 10%, 15% dan krim fraksi ialah 1,65 ± 2,22; 3,95 ± 0,13; 8,27 ± 0,14; dan 3,44 ± 0,27 μg/cm2. Presentase jumlah α-Mangostin yang terpenetrasi dari krim liposom 5%, 10%, 15% dan krim fraksi ialah 1,43 ± 1,92 %; 1,72 ± 0,06 %; 2,4 ± 0,04 %; dan 0,24 ± 0,02 %. Fluks dari krim liposom 5%, 10%, 15% dan krim fraksi ialah 0,058 ± 0,07; 0,088 ± 0,04; 0,349 ± 0,25; 0,22 ± 0,046 μg/cm2.jam.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa krim liposom 15% memiliki daya penetrasi terbaik bila dibandingkan dengan krim liposom 5%, krim liposom 10%. krim fraksi diklorometana yang dibuat menunjukkan kestabilan fisik. Uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikril hidrazil) dilakukan untuk mengetahui nilai IC50 dari krim liposom masing-masing konsentrasi. Aktivitas antioksidan terbaik pada sampel penetrasi SDF krim liposom 10% dengan nilai AEAC 187,861 ppm. Krim liposom telah yang telah diuji menunjukkan stabilitas fisik pada berbagai suhu penyimpanan, uji mekanik dan cycling test.

Liposome is a drug carrier system that can enhance the effectiveness of drug delivery which is made from the lipid that easily penetrated into the skin. The methanol extract of mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) has been proved rich in xanthone compounds that have very high potential of antioxidant activity, especially the fractionation of dichloromethane (FD). The aim of this study to test the penetration ability of liposomal cream throughout mouse's skin. The FD has been used in making liposome as triploid. The precipitate of liposome with the best entrapment efficiency of liposome (77,09%) is used in making liposomal cream (LC) with 5%, 10% and 15% concentration.
The liposome had been made as triploid and the precipitate of the liposome with the best entrapment efficiency will be used in LC. The three dosage forms and FD cream was examined their physical stability and penetration ability by in vitro Franz Diffusion Cell test using Sprague-Dawley rat abdomen skin as diffusion membrane. Total cumulative penetration of α-mangostin from 5%, 10% and 15% (LC) and FDC were 1,65 ± 2,22; 3,95 ± 0,13; 8,27 ± 0,14; and 3,44 ± 0,27 μg/cm2. The percentage of penetrated α-mangostin from 5%, 10% and 15% LCs and DFC were 1,43 ± 1,92 %; 1,72 ± 0,06 %; 2,4 ± 0,04 %; dan 0,24 ± 0,02 % respectively. Flux of α-mangostin from 5%, 10% and 15% LCs and DFC were 0,058 ± 0,07; 0,088 ± 0,04; 0,349 ± 0,25; 0,22 ± 0,046 μg/cm2hour, respectively.
Penetration ability of 15% LC is higher than FDC, 5% and 10% LCs. The method was used in this study the reduction of DPPH (2,2-Diphenyl-1-pikril hidrazil) to determine the IC50 value of LC. IC50 values of the FD was 17.47 ppm. The best antioxidant activity with AEAC value 187.861 ppm is penetration sample of 10% LC."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T45533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Yanuarti Dewi
"Kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana. Sampo adalah kosmetik yang digunakan untuk mencuci rambut, menghilangkan kotoran dari kulit kepala dan rambut, serta mempertahankan rambut dalam keadaan yang bersih dan mudah diatur. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) untuk mengetahui nilai IC50 dari hasil fraksinasi diklorometana ekstrak metanol kulit buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi hasil fraksi diklorometana ekstrak metanol kulit buah manggis ke dalam 3 formula sampo yang berbeda konsentrasi yaitu 0,010; 0,050 dan 0,252% kemudian dihitung aktivitas antioksidan masing-masing formula dengan metode peredaman DPPH. Uji stabilitas fisik dipercepat dilakukan pada sampo yang disimpan pada suhu yang berbeda (suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar dan suhu tinggi (40±2ºC)) dan uji cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sampo fraksi diklorometana ekstrak metanol kulit buah manggis 0,01; 0,050 dan 0,252% memiliki kestabilan setelah dilakukan pengujian pada suhu rendah (4±2ºC), suhu kamar dan suhu tinggi (40±2ºC) serta uji cycling test. Nilai IC dari ketiga sampo pada konsentrasi 0,010, 0,050; 0,252% dan blangko positif adalah sebesar 98,680; 81,963; 76,172 dan 92,037 ppm. Berdasarkan Nilai IC50, disimpulkan bahwa sampo fraksi diklorometana ekstrak metanol kulit buah manggis 0,252% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibandingkan dengan sampo fraksi diklorometana ekstrak metanol kulit buah manggis 0,010; 0.050% dan kontrol positif (vitamin C).

Mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) has been proved rich in compounds of xanthone that have very high potential of antioxidant activity, especially the fraction of dichlormethane from methanol extract of mangosteen pericarp. Shampoo is a type of cosmetics which has function to wash and removes dirt from hair and scalps. Shampoo also can maintain hair in good condition so it will be easy to manage. The method was used in this study was the reduction of DPPH (2,2-diphenyl-1-picryl hydrazyl) to determine the IC50 value of the fraction of dichlormethane from methanol extract of mangosteen pericarp. The aim of this study to formulate the fraction of dichlormethane from methanol extract mangosteen pericarp into three different concentration which are 0.010; 0.050 and 0.252% respectively. The antioxidant activity of each concentration of shampoo also calculated by DPPH reduction method. Accelerated physical stability test was done at different temperatures including (low temperature (4±2ºC), room temperature, and high temperature (40±2ºC)) and also cycling test. IC value of shampoo containing dichlormethane fraction from methanol extract of mangosteen pericarp of 0.010; 0.050 0.252% and positive control are 98.680; 81.963; 76.172 and 92.037 ppm respectively. Based on IC50values, it was concluded that shampoo containing dichlormethane fraction from methanol extract of mangosteen pericarp of 0.252% have the highest antioxidant activity compared to shampoo containing dichlormethane fraction from methanol extract of mangosteen pericarp of 0.010; 0.050% and the positive control (vitamin C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayuwati Waluyo
"Salah satu penyebab penuaan adalah keberadaan advance glycation end products (AGEs) dan nanopartikel emas mampu menghambat pembentukan AGEs. Nanopartikel emas sudah banyak dicoba untuk disintesis menggunakan ekstrak tanaman, pada penelitian ini ekstrak Sida rhombifolia (Sidaguri) dimanfaatkan sebagai agen pereduksi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data keamanan dan manfaat dari nanopartikel emas yang disintesis dengan ekstrak Sidaguri. Penelitian dilakukan dengan menentukan kemampuan anti-aging dari serum mengandung nanopartikel emas dengan metode uji anti-glikasi secara in-vitro dan uji manfaat, serta menentukan keamanannya menggunakan uji iritasi dengan metode hen’s egg chorioallantoic membrane (HET-CAM) dan uji patch. Nanopartikel emas yang disintesis dengan bantuan ekstrak Sidaguri dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis, Particle Size Analyzer (PSA), Transmission Electron Microscopy (TEM) dan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Koloid nanopartikel emas sebanyak 10%, diperoleh dari uji anti-glikasi secara in-vitro, diformulasikan kedalam serum anti-aging dan diuji keamanannya secara ­in-vitro menggunakan uji HET-CAM. Kemudian, serum ke manusia untuk mengetahui potensi iritasi dan manfaatnya. Nanopartikel emas yang disintesis dengan bantuan ekstrak Sidaguri memiliki panjang gelombang maksimum di 547 nm dengan absorbansi 0,459, ukuran partikel rata-rata 91,29±0,48 nm, indeks polidispersitas rata-rata 0,179±0,01, nilai potensial zeta rata-rata -34,77±1,39 mV, pH rata-rata 2,84±0,08, struktur polikristallin dan mengandung 216,2 ppm emas. Nanopartikel yang diformulasikan ke dalam serum mengandung 10% koloid nanopartikel emas memiliki efek penghambatan glikasi sebesar 68,20±11,67%, tidak mengiritasi dengan nilai RI pada uji HET-CAM 0,0 dan nilai respon 0,0 setelah uji provokatif dan memiliki manfaat sebagai kosmetika anti-aging dengan meningkatkan kadar kolagen (nilai rerata akhir 64,72±27,11%) dan elastisitas kulit (nilai rerata akhir 64,11±11,67%) setelah 8 minggu pemakaian. Dengan demikian, diharapkan nanopartikel emas ini dapat digunakan sebagai salah satu agen anti-aging di kemudian hari.

Advance glycation end products (AGEs) is one of the cause of aging and gold nanoparticle inhibit the formation of AGEs. Gold nanoparticles (AuNP) has been synthetized using plant extract, in this research Sida rhombifolia (Sidaguri) extract was used. This research aims to acquire the safety and beneficial data of gold nanoparticle synthetized using Sidaguri extract. To obtain the beneficial data, anti-aging properties of gold nanoparticles were determined using in-vitro antiglycation inhibition activity test and efficacy test meanwhile the safety data were obtained using hen’s egg chorioallantoic membrane (HET-CAM) test and patch test. AuNP produced by reducing HAuCl4 solution using Sidaguri extract. AuNP formed were evaluated with spectrophotometer UV-Vis, pH meter, Particle Size Analyzer (PSA), Transmission Electron Microscopy (TEM) and Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Then, AuNP were formulated into serum anti-aging. Optimum dose of colloidal AuNP for anti-aging serum was 10%, obtained from in-vitro anti-glycation test. The irritation potency of serum was tested using HET-CAM method and patch test, then the efficacy test was tested by applying it to the volunteer. The developed AuNP has maximum wavelength (λmax) at 547 nm with 0.459 absorbance, average particle size was 91.29±0.48 nm, polidispersity index (PDI) was 0.179±0.01, average zeta potential was -34.77±1.39 mV, average pH was 2.84±0.08, polycrystalline structure with face-centered cubic and containing 216.2 ppm gold. Serum anti-aging containing 10% colloidal AuNP had anti-glycation effect inhibition of 68.20±11.67%. Serum anti-aging was not irritant with RI value 0,0 and response value 0,0 after provocative test. Serum anti-aging has the ability to increase skin collagen (average 64.72±27.11%) and skin elasticity (64.11±11.67) after 8 weeks of use. Thus, AuNP can be used as an anti-aging agent in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>