Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi kelompok dengan pendekatan kognitif-perilaku pada mahasiswa perantau Universitas Indonesia yang memiliki permasalahan dalam penyesuaian diri sosial. Diketahui bahwa social self-efficacy merupakan karakteristik diri yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri sosial pada mahasiswa perantau. Melihat dampak masalah dalam interaksi sosial bagi mahasiswa perantau cukup besar dan memungkinkan munculnya permasalahan psikologis lebih berat, peneliti menilai perlu adanya suatu intervensi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan meningkatkan social self-efficacy mahasiswa perantau UI. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental dengan desain one group pre-post test yang dilakukan terhadap lima orang partisipan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor social self-efficacy pada kelima partisipan. Selain itu, dilihat dari hasil kualitatif terjadi pula perubahan pada aspek kognitif dan perilaku. Hal ini tampak dari perubahan penilaian diri partisipan, kemampuan menentang pikiran negatif menjadi pikiran yang lebih rasional. Semua partisipan tampak mengalami perubahan perilaku khususnya dalam hal mulai berinisiatif melakukan interaksi sosial dan ingin terlibat dalam kelompok pertemanan. Melalui penelitian ini, ditemukan pula bahwa intervensi dengan format berkelompok ini dapat memberikan manfaat dan perubahan terhadap kondisi partisipan. Hal ini terjadi karena adanya proses terapeutik melalui belajar dari pengalaman anggota kelompok lainnya.

This research was made to understand the effect of group therapy using cogntive behavioral approach to sojourner students of University of Indonesia that has social adjustment problem. Social self efficacy known as a traits that can affect social adjustment in sojourner student. Student rsquo s problem in social interaction has negative impact and became a serious psychological problem. Therefore, psychological intervention need to be done to solve the social adjustment problem with increasing social self efficacy to sojourner student of University of Indonesia. This research use quasi experimental as a method with one group pre post test design, by giving group therapy towards five participants.
Results of this research shows that social self efficacy increase in all of participants. In qualitative data, the results show that cognitive and behavior aspects in all of participants has changed. In cognitive aspects, shows that belief about self efficacy has changed and participant can dispute their negative thoughts so that they have more rational response. In behavioral aspects, shows that behavior in social interaction has changed, especially in initative to make a social contact and joining the groups. This research also shows that using group therapy has advantages to all participants due to therapeutic effects by learning from others member rsquo s experience.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anya Fazahra
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara self-efficacy dan dukungan sosial keluarga dengan resiliensi akademik pada mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Indonesia. Mahasiswa selama bertahun-tahun melalui berbagai tahapan dalam studinya. Pada tahap akhir, mahasiswa memiliki kewajiban untuk membuat karya tulis ilmiah berupa tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Dalam penyusunan tugas akhir, proses-proses yang perlu dilalui, mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian, analisis data penelitian, hingga penulisan tugas akhir menjadi hal yang cukup menyita waktu dan menguras tenaga mahasiswa. Untuk menghadapi situasi ini, mahasiswa perlu memiliki keyakinan akan kemampuan diri dalam menyelesaikan tugas akhir dan penguatan yang diperoleh dari orang- orang terdekat, seperti keluarga. Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu dari bulan Februari–Juni 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei dengan mendistribusikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada sampel. Sampel ditarik dengan teknik total sampling dan data berhasil dihimpun dari total delapan puluh (80) orang responden yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Indonesia. Uji korelasi Kendall's tau-b dilakukan untuk menganalisis data yang menghasilkan adanya hubungan positif yang signifikan antara variabel self-efficacy dan variabel resiliensi akademik. Dengan menggunakan metode yang sama, hasil analisis dari variabel dukungan sosial keluarga dan variabel resiliensi akademik tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki peran dalam tingkat resiliensi akademik mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Indonesia. Sedangkan, dukungan sosial keluarga tidak menjadi faktor yang memprediksi tingkat resiliensi mahasiswa tingkat akhir Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangsih tidak hanya pada aspek akademis, tetapi juga dapat diaplikasikan dalam rencana intervensi untuk meningkatkan resiliensi akademik mahasiswa tingkat akhir.

This research discusses the relationship between self-efficacy and family social support and academic resilience in final year students of the Bachelor Program of Social Welfare, University of Indonesia. Undergraduate students pursue higher education for years by going through various stages in their studies. At the final stage, students have the obligation to write a scientific paper in the form of a final assignment as one of the graduation requirements. In creating the final assignment, the processes that need to be gone through, starting from planning, conducting research, analyzing research data, to writing the final assignment are quite time-consuming and exhausting for the students. To face this situation, students need to have efficacy in their abilities to complete their final assignments and receive reinforcement from those closest to them, such as family. This research was conducted over the period from February to June 2024. This research uses a quantitative approach and uses a survey method by distributing questions in the form of a questionnaire to the sample. The sample was drawn using a total sampling technique and data was collected from a total of eighty (80) respondents who were final year students of the final year students of the Bachelor Program of Social Welfare, University of Indonesia. The Kendall's tau-b correlation test was carried out to analyze data which resulted in a significant positive relationship between the self-efficacy variable and the academic resilience variable. Using the same method, the results of the analysis of the family social support variable and the academic resilience variable did not show significant results. These findings indicate that self-efficacy has a role in the level of academic resilience of final year students of the Bachelor Program of Social Welfare Studies, University of Indonesia. Meanwhile, family social support is not a factor that predicts the level of resilience of final year students of the Bachelor Program of Social Welfare Studies, University of Indonesia. The results of this research can be a contribution not only to the academic aspect but can also be applied in intervention plans to increase the academic resilience of final year students."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Sulistiawijaya
"Mahasiswa keperawatan tentunya akan selalu dihadapkan dengan berbagai tantangan dan permasalahan akademik yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecemasan, stres, depresi, sampai dengan pengunduran diri dari perkuliahan. Dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang terjadi mahasiswa memerlukan resiliensi, dalam konteks akademik disebut dengan resiliensi akademik. Dukungan sosial teman sebaya dan self-efficacy yang tinggi dapat menjadi faktor dalam membentuk atau meningkatkan resiliensi akademik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan self-efficacy dengan resiliensi akademik pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Dilakukan pada 246 mahasiswa keperawatan di salah satu institusi pendidikan di Indonesia dengan teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner karakteristik responden, The Academic Resilience Scale-30 (ARS-30), The Social Provision Scale (SPS), dan General Self-Efficacy Scale (GSE). Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi KET-018/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. Hasil penelitian dianalisis dengan uji korelasi Spearman menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan resiliensi akademik (p-value= 0,001 r=0,425) dan self-efficacy dengan resiliensi akademik (p-value= 0,001 r=0,557). Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan untuk menyusun dan melaksanakan program yang dapat membantu mahasiswa mengoptimalkan hubungan pertemanannya serta meningkatkan keyakinannya terkait dengan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan pendidikan.

Nursing students will certainly always be faced with various challenges and academic problems that have the potential to cause anxiety, stress, depression, and even withdrawal from lectures. In facing the challenges and problems that occur, nursing students need resilience, in the academic context it is called academic resilience. High peer social support and self-efficacy can be factors in forming or increasing academic resilience in nursing students. This study aims to identify the relationship between peer social support and self-efficacy with academic resilience in nursing students. This study is a quantitative study with a cross-sectional approach. Conducted on 246 nursing students in one of the educational institutions in Indonesia with a proportionate stratified random sampling technique. Data was collected using a respondent characteristics questionnaire, The Academic Resilience Scale-30 (ARS-30), The Social Provision Scale (SPS), and General Self-Efficacy Scale (GSE). This research has passed the faculty ethics test with registration number KET-018/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. The results of the study analyzed with the Spearman correlation test showed a significant relationship between peer social support with academic resilience (p value = 0.001 r = 0.425) and self-efficacy with academic resilience (p value = 0.001 r = 0.557). This study recommends educational institutions develop and implement programs that can help nursing students optimize their friendship relationships and increase their confidence related to their ability to complete their education. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Astria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasi cognitive behaviour therapy (CBT) yang dibuat dalam bentuk brief untuk meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah. Subjek penelitian berjumlah dua orang, mahasiswa strata satu yang sedang aktif berkuliah semester 4, memiliki indeks prestasi dibawah 2,25, dan memiliki academic self efficacy yang rendah berdasarkan skor College academic self efficacy (CASES).
Hasil penelitian menunjukkan intervensi cognitive behaviour therapy terbukti dapat meningkatkan academic self efficacy pada mahasiswa dengan prestasi akademik yang rendah pada kedua partisipan. Kedua partisipan menunjukkan peningkatan skor CASES pada post test. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa partisipan merasakan manfaat yang positif setelah mengikuti intervensi ini.

The objective of this research is to see implementation cognitive behaviour therapy (CBT) are made in the form of brief to increase academic self efficacy on college student with low academic self efficacy. The subjects of this research are two person, undergraduate college students who is actively enrolled 4th semesters, has GPA under 2,25, and having low academic self efficacy based on CASES score.
Result of this research shows that cognitive behavior therapy intervention proved to increase academic self efficacy college student with low academic self efficacy in both participans. Both of participants show improvement CASES score on post test. Interview result also shows that participants feel positive benefit after following this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Ilman Sukardi
"Situasi pascapandemi Covid-19 membuat mahasiswa tahun pertama harus beradaptasi dengan dua jenis masa transisi yang unik, yakni perubahan lingkungan belajar dan metode belajar. Kedua perubahan ini meningkatkan kemungkinan mereka untuk mengalami perasaan negatif seperti stres, keterpencilan, kesepian, dan depresi. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi hal tersebut adalah efikasi diri akademik. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara persepsi dukungan sosial dengan efikasi diri akademik. Partisipan adalah 167 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Persepsi dukungan sosial diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support dan efikasi diri akademik diukur menggunakan The Academic Self-Efficacy Scale. Hasil penelitian menunjukan hubungan yang signifikan dari sumber persepsi dukungan sosial keluarga (r = 0,369, p < 0,01), teman (r = 0,258, p < 0,01), dan figur signifikan (r = 0,196, p < 0,01). Selanjutnya, hanya keluarga yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap efikasi diri akademik (B = 0,59, p = 0,000). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi institusi terkait, pengembang LMS, ataupun pihak terkait lainnya dalam memberikan wadah serta dukungan yang tepat bagi mahasiswa tahun pertama.

Post-Covid-19 pandemic situation has forced first-year college students to adapt to two unique types of transitions, namely changes in the learning environment and learning methods. Both of these changes increase their likelihood of experiencing negative feelings such as stress, isolation, loneliness and depression. One of the factors that can influence this is academic self-efficacy. This study wanted to know the relationship between perceived social support and academic self-efficacy. Participants were 167 first year students at the University of Indonesia. Perceived social support were measured using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support and academic self-efficacy was measured using The Academic Self-Efficacy Scale. The results showed a significant relationship from the source of perceived social support family (r = 0.369, p < 0.01), friends (r = 0.258, p < 0.01), and a significant others (r = 0.196, p < 0.01). Furthermore, only family had a significant positive effect on academic self-efficacy (B = 0.59, p = 0.000). This research is expected to be a foundation for related institutions, LMS developers, or other related parties in providing the right platform and support for first year college students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Septiana
"Quarter life crisis merupakan fenomena yang terjadi pada usia 20-an dalam masa krisis yang mencakup ketidakstabilan yang ekstrem, perubahan terus menerus, ketidakberdayaan, ketidaktahuan, terisolasi, ragu pada kemampuan diri sendiri, dan takutnya akan kegagalan. Individu dengan self efficacy yang baik akan memiliki keyakinan yang kuat dalam menyelesaikan masalah, percaya dengan kemampuan diri, tidak takut gagal, senang dengan tantangan, dan senang dengan situasi baru. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir. Sampel penelitian ini berjumlah 101 mahasiswa tingkat akhir RIK UI dengan teknik non-probability sampling dan pendekatan accidental sampling. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penilaian ini menggunakan instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) dan Quarter life Crisis Scale. Hasil penelitian melalui Uji Chi Square ditemukan adanya hubungan signifikan antara self efficacy dengan quarter life crisis pada mahasiswa S1 reguler tingkat akhir Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia (nilai p< 0,000: α =0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan mahasiswa untuk awareness terkait dengan kesehatan mental terutama memperhatikan pikiran, motivasi, suasana hati, dan kesehatan jasmani maupun rohani seseorang untuk mengatasi permasalahan yang ada guna mencapai suatu tujuan.

Quarter life crisis is a phenomenon that occurs in the 20s during a crisis that includes extreme instability, continuous change, helplessness, ignorance, isolation, self-doubt, and fear of failure. Individuals with good self-efficacy will have strong beliefs in solving problems, believe in their own abilities, are not afraid of failure, are happy with challenges, and are happy with new situations. This study aims to determine the relationship between self-efficacy and quarter life crisis in final year regular undergraduate students. The sample of this research was 101 final year students of RIK UI with non-probability sampling technique and accidental sampling approach. The research design is a correlational descriptive, quantitative approach, and cross-sectional design. This assessment uses the instrument The General Self Efficacy Scale (GSE) and the Quarter life Crisis Scale. The results of the study using the Chi Square Test found that there was a significant relationship between self-efficacy and quarter life crisis in regular undergraduate students at the end of the University of Indonesia Health Sciences Cluster (p value <0.000: α =0.05). Based on the research results, researchers recommend students to raise awareness related to mental health, especially paying attention to one's thoughts, motivation, mood, and physical and spiritual health to overcome existing problems in order to achieve a goal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmanditha Ardian Mahatma
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosi dan self-efficacy dengan prestasi akademik. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Bandura, 1997). Menurut KBBI, prestasi akademik adalah hasil pencapaian seseorang yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar di sekolah atau perguruan tinggi yang biasanya ditunjukan dengan nilai angka atau simbol. Kecerdasan emosi diukur menggunakan Emotional Intelligence Inventory (EII) dan self-efficacy diukur menggunakan College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). Penelitian ini dilakukan pada 178 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015. Data penelitian diolah menggunakan teknik statistik Pearson Correlation & Multiple Correlation.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi akademik, self-efficacy dengan prestasi akademik, maupun kecerdasan emosi dan self-efficacy secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi akademik. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada seluruh sivitas akademik terutama psikologi pendidikan, untuk mempertimbangkan aspek kecerdasan emosi dan self-efficacy demi pencapaian prestasi akademik mahasiswa yang lebih baik.

This study aimed to examine the relationship between emotional intelligence and self-efficacy with academic achievement. Emotional intelligence is the ability to recognize our own feelings and the feelings of others, motivating and managing emotions well in ourselves and in relationships with others (Goleman, 1999). Self-efficacy is the belief that one has the ability to organize and carry out actions in achieving a particular goal (Bandura, 1997). According KBBI, academic achievement is the achievement of an individual derived from teaching and learning activities in schools or colleges that usually indicated by the value of numbers or symbols. Emotional intelligence was measured using the Emotional Intelligence Inventory (EII) and self-efficacy was measured using the College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). This study was conducted on 178 students of the University of Indonesia class of 2012, 2013, 2014, and 2015. Data were analyzed using statistical techniques Pearson Correlation and Multiple Correlation.
The results showed that there is a positive and significant relationship between emotional intelligence and academic achievement, self-efficacy with academic achievement, as well as emotional intelligence and self-efficacy together have a positive and significant relationship with achievement. The results of this study can be input to all academic faculty primarily educational psychology, to consider aspects of emotional intelligence and self-efficacy for the sake of academic achievement of students better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minta Istono
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan mengapa pejabat publik memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu isu yang sama dengan menguji model teoritis. Berdasarkan dari perspektif yang lebih menyeluruh ndash; Leader Member Exchange LMX , Leader Self-Efficacy LSE , gaya kognitif intuitive dan analytical dan voice behavior ndash; penelitian ini mengajukan dugaan bahwa interpretasi pejabat publik dipengaruhi oleh LMX, gaya kognitif, ketersediaan informasi voice behavior dan leader self-efficacy dan ada perbedaan pengaruh gaya kognitif, ketersediaan informasi voice behavior dan hubungan timbal balik atasan dan bawahan dan leader self-efficacy pada isu yang mendesak dan isu yang tidak mendesak dengan menguji 2 model teoritis interpretasi pada isu mendesak dan isu yang tidak mendesak.Penelitian dilakukan dalam dua tahapan studi, studi pertama akan untuk mendapatkan gambaran tentang isu-isu stratejik yang terjadi di pemerintahan kabupaten pemkab atau pemerintahan kota pemkot dengan metode wawancara. Studi kedua dilakukan untuk untuk menguji model teoritis. Metode penelitian tahap dua menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei.Hasil analisis data menunjukkan bahwa model persamaan struktural interpretasi isu mempunyai kecocokan dengan data empiris. Hasil uji model juga menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh variable-variabel bebas ke variable tergantung pada isu yang mendesak dan tidak mendesak.
ABSTRACT
This research aims to answer the question why people interpret the similar issue indifferent ways? Researcher assumes that leader member exchange LMX , leader self-efficacy LSE , intuitive and analytical cognitive style and voice behavior influence how people interpret issues. Leader member exchange LMX , leader self-efficacy LSE , intuitive and analytical cognitive style and voice behavior have different influence to issues interpretation in urgent and non urgent issues.This present research have 2 empirical study, first study aims to explore about issues strategic in regional government by interview middle manager. A second study was conducted to test the theoretical model of issues interpretation.The results has shown that: 1 the two of structural equation model of issues interpretation in urgent and non urgent situation fit with empirical data. 2 there are differences in the influence how leader interpret urgent issue and non urgent issue."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
D2455
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskhya Aulia Prima
"Perceived self-efficacy merupakan keyakinan atau penialai seseorang bahwa dirinya mampu menguasai atau mengerjakan sesuatu. Perceived Selfefficacy yang baik dapat membantu seseorang, terutama remaja awal untuk memiliki daya tahan dan usaha yang keras dalam menyelesaikan suatu tugas. Anak atau remaja awal yang memiliki perceived self-efficacy rendah cenderung mudah menyerah dan menghindari tugas yang harus dihadapinya. Beberapa penelitian menunjukkan pentingnya seorang remaja awal untuk memiliki selfefficacy yang baik agar terus dapat mengembangkan bakat mereka serta mampu menghadapi tantangan-tantangan yang dalam kehidupan mereka sehari-hari. CBT atau cognitive behavior therapy merupakan intervensi yang memiliki fokus merubah persepsi negatif yang menjadi keyakinan seseorang mejadi lebih positif dan mampu mengubah perasaan, sensasi fisik, dan perilaku seseorang dalam menghadapi sesuatu.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan intervensi CBT dalam mengubah perceived self-efficacy negatif, terutama dalam kegiatan menggambar seorang remaja awal berusia 11 tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengubah pandangan negatif anak mengenai kemampuan menggambarnya dan juga mengubah perceived selfefficacy negatif anak dalam menggambar yang terlihat dari perubahan perilaku dan pandangannya terhadap kegiatan menggambar dan keinginan anak untuk terus mengembangkan bakat menggambarnya.

Perceived self - efficacy is a person's belief on his capability to do something well or to attain desired output from his action. Perceived self-efficacy can help someone, especially early adolescent to increase his endurance and effort on completing a task. Early adolescent who has low self-efficacy tend to give up easily and avoid challenges that must be faced. Several studies have shown the importance of an early adolescent to have positive perceived self-efficacy in order to continue to develop his talents and be able to face challenges in daily lives. CBT or cognitive behavior therapy is an intervention that can be useful to help changing a person?s negative perceptions or beliefs to be more positive and able to change feelings, physical sensations, and behavior of a person on facing a challenge or task.
This study aims to evaluate the effectiveness of CBT interventions in changing negative perceived self-efficacy, especially in drawing ability. The participant is an 11 years old adolescent. The results of this study shows that CBT is effective intervention in changing negative views regarding the drawing ability of an early adolescent and also on changing his negative perceived self-efficacy. It is shown from the change of his behavior to continue to develop his drawing talent after the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Ahmad Dany Alzubyan
"Praktikum menjadi mata kuliah wajib yang tidak dapat dihindari dan rentan memicu burnout, karena proses Praktikum memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang lebih kompleks, koordinasi dengan berbagai pihak, serta dibarengi kegiatan perkuliahan lainnya. Mahasiswa Praktikum Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia yang diharuskan praktik di HSO (Human Services Organization) menjadi lebih rentan mengalami burnout. Burnout bagi mahasiswa dapat mengakibatkan masalah serius seperti kegagalan akademik, masalah kesehatan mental, serta penurunan kesejahteraan sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang berdasar pada penelitian terdahulu untuk membuktikan hipotesis adanya hubungan antara academic self-efficacy dengan academic burnoutpada mahasiswa Praktikum Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia. Dengan menggunakan metode sampling jenuh, sampel penelitian ini meliputi seluruh mahasiswa Praktikum semester genap 2022/2023. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner daring pada Mei-Juni 2023 dan diperoleh 81 responden. Jawaban kuesioner dianalisis menggunakan uji Kendall’s Tau-b melalui bantuan SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat academic self efficacy tinggi dialami sebesar 55,6% (n=45) mahasiswa dan tingkat academic burnout juga tinggi yang dialami sebesar 50,6% (n=41) mahasiswa. Kondisi hubungan antara keduanya signifikan dengan nilai sebesar 0.028 < 0.05. Akan tetapi, kekuatan hubungan antara kedua variabel sangat lemah dengan nilai sebesar -0.237. Hasil tersebut berarti semakin tinggi academic self-efficacy yang dimiliki mahasiswa Praktikum, maka semakin rendah academic burnout yang dialami, begitupun sebaliknya. Kekuatan hubungan yang sangat lemah tergambar oleh kondisi sebagian besar responden yakin mampu menyelesaikan Praktikum dengan baik, namun sebagian besar lainnya merasa lelah (secara fisik, mental, dan emosional) dan inkompeten dalam menjalani Praktikum serta menjauhi tugas dan kegiatan Praktikum yang dapat disebabkan oleh variabel lain. Untuk itu, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan terkait kondisi academic burnout pada mahasiswa Praktikum. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa Praktikum mendatang terkait kondisi yang mungkin terjadi saat pelaksanaan Praktikum sehingga mampu mengoptimalkan persiapan Praktikum. Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia juga dapat mengembangkan metode supervisi oleh dosen (supervisor sekolah) terhadap mahasiswa Praktikum yang menekankan pada bantuan emosional (mendengarkan keluh kesah mahasiswa dan memberi motivasi/semangat) terkait pelaksanaan Praktikum.

Practicum has evolved into a mandatory course that is unavoidable and prone to triggering burnout due to its intricate knowledge and skill requirements, coordination with various parties, and concurrent participation in other academic activities. Social Welfare Science Practicum students at the University of Indonesia, obligated to practice in Human Services Organizations (HSOs), are more susceptible to experiencing burnout. Burnout in students can lead to serious issues such as academic failure, mental health problems, and decreased well-being, making this research imperative. This study employs a quantitative approach with a descriptive method based on previous research to substantiate the hypothesis regarding the relationship between academic self-efficacy and academic burnout among Social Welfare Science Practicum students at the University of Indonesia. Utilizing a saturated sampling method, the research sample encompasses all Practicum students in the even semester of 2022/2023. Data collection was conducted through online questionnaires distributed in May-June 2023, resulting in 81 respondents. Questionnaire responses were analyzed using Kendall's Tau-b test through SPSS. The research findings indicate a high level of academic self-efficacy experienced by 55.6% (n=45) of students and a high level of academic burnout experienced by 50.6% (n=41) of students. The relationship between the two is significantly significant with a value of 0.028 < 0.05. However, the strength of the relationship between the two variables is very weak, with a value of -0.237. This result implies that the higher the academic self-efficacy possessed by Practicum students, the lower the academic burnout experienced, and vice versa. The very weak relationship is reflected in the fact that while most respondents are confident in completing the Practicum successfully, a majority feel fatigued (physically, mentally, and emotionally) and incompetent in carrying out the Practicum, avoiding tasks and Practicum activities that may be caused by other variables. Therefore, further research can be conducted regarding the condition of academic burnout in Practicum students. Additionally, this study can serve as a guide for future Practicum students regarding the conditions that may arise during the Practicum, enabling them to optimize their Practicum preparation. The Social Welfare Science Program at the University of Indonesia can also develop supervision methods by lecturers (school supervisors) for Practicum students that emphasize emotional support (listening to students' grievances and providing motivation/encouragement) related to Practicum implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>