Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfiana Dwi Mayasari
"Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan agama yang yang membawa kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Egalitarianisme dan kesadaran hukum telah dipraktekkan oleh Nabi dalam misi kepemimpinannya untuk mengembangkan komunitas negara yang konstitusional. Kedamaian dan kesejahteraan umat adalah dasar utama yang diajarkan dalam Islam. Namun saat ini banyak kita jumpai berbagai macam propaganda guna memecah belah umat Islam, yang menyebabkan pertikaian antar agama, dan pelabelan terhadap Islam sebagai agama kekerasan melalui berbagai cara. Salah satunya ialah melalui film baik dalam skala nasional maupun international. Stigma Islam sebagai agama teroris yang semakin melekat pada setiap muslim, disebabkan karena pemberitaan media terutama film yang tidak proporsional. 'Phantom' adalah salah satu film yang dinilai menampilkan citra negatif terhadap Islam.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti melakukan analisis guna mengetahui bagaimana Islam dan terorisme dimaknai dalam film ini.
Semiotika Roland Barthes digunakan sebagai pisau analisis melalui pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jihad dalam film Phantom digambarkan sebagai tindakan anarkis, yang menghalalakan segala cara untuk mendapatkan tujuan utamanya yaitu berdirinya Negara Islam. Sedangkan terorisme digambarkan sebagai sebuah gerakan terorganisir yang dilakukan oleh muslim. Jihad dan terorisme adalah dua hal yang sama, dan mempunyai tujuan akhir yang serupa, penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan politik. Diproduksinya film Phantom ini bertujuan untuk menggiring opini masyarakat India khususnya untuk mengerucutkan pelaku pada kasus pengeboman 9/11, dan untuk membuka mata seluruh penonton dibelahan dunia manapun mengenai kekejaman Islam yang dibalut dengan nama jihad.

Islam had been taught and spread widely by The Prophet Muhammad SAW. It is a religion which brings prosperity and peace to all people in this world. Egalitarianism and legal awareness has been used by the Prophet to develop a constitutional community state. Peacefulness and social welfare is the main basis in Islam. However, there are various kinds of propaganda which divided Muslims. It has been leading controversy between religions and labeling on Islam as a violence religion over any methods. One of them is coming from movie industry, nationally and internationally. Stigma of Islam as a terrorist religion attached to every Muslim, caused by the media, especially from disproportionately movies. Phantom is one of the movies which considered showing a negative image of Islam. Using a qualitative approach, the researcher conducted an analysis to determine how was Islam and terrorism interpreted in this film.
Semiotics Roland Barthes used as an analysis method to know the meaning of denotation, connotation, and myth.The results of the research showed that jihad in Phantom described as anarchy action, which justifies anything to get its main purpose, to establish Islamic State. While terrorism described as an organized movement carried out by Muslims. In this movie, Jihad and terrorism is the same things and have the same purpose, using force to achieve political goals. Phantom movie produced to lead Indian public opinion on 9 11 bombing incident, and to open people's perspective about the Islamic cruelty wrapped with the name of jihad.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azyumardi Azra
"Kekeliruan memahami doktrin-doktrin kunci dalam Islam telah menjerumuskan sebagian kelompok dari umat ini melakukan aksi-aksi kekerasan dan teror dengan mengatasnamakan ajaran Islam. Konsep jihad yang selalu dimaknai secara sempit sebagai perang suci melawan kaum kafir, menjadi salah satu ajaran Islam yang paling sering disalahpahami sekaligus disalahgunakan dalam praktiknya. Padahal, Isla"
Bandung, Ujungberung: PT Mizan Pustaka Mizan, 2017
297.72 AZY r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marranci, Gabriele
oxford: Berg, 2006
297.72 MAR j (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rinie Handayanie
"Majalah Mingguan Tempo edisi bahasa Inggris menghadirkan laporan khusus bertajuk "Special Report Religion?. Laporan ini mengangkat hasil survei yang dilakukan oleh PPIM IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil survei tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam membahas radikalisme Islam di Indonesia, penerapan syariat Islam dan jihad. Penelitian ini dilakukan untuk memerikan Konstruksi wacana radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam "Special Report Religion? Tempo (SRRT).
Analisis wacana model Michel Foucault digunakan untuk mendekati korpus penelitian, untuk memerikan struktur atau kontruksi wacana (discursive formations) yang dibangun "Special Report Religion? mengenai radikalisme Islam dan aspek-aspeknya (syariat Islam dan jihad). Konsep mitos Roland, Barthes juga diterapkan untuk melihat wacana (pengetahuan) yang telah dikembangkan dan mendominasi paradigma pemahaman radikalisme Islam. Konstruksi wacana diperoleh dengan memerikan statement yang dibangun dalam kumpulan artikel serta arsip foto SRRT, dan menganalisis ketaksesuaian dalam konstruksinya. Kedisiplinan dalam bertutur dan seleksi berita serta foto menentukan jenis wacana dominan dalam SRRT mengenai radikalisme Islam. Analisis ini tidak bersifat kasuis dengan tujuan membenarkan maupun menyalahkan kontruksi wacana yang dibangun laporan tersebut. Analisis akan mengungkapkan rejim wacana, sebuah cara pandang dan mengungkapkan radikalisme Islam versi "Special Report Religion" Tempo.
Hasil penelitian mengungkapkan masih dominannya paradigma lama mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam SRRT. Walaupun SRRT telah menyajikan cara memaknai radikalisme Islam yang beragam, wacana yang termarjinalkan di dalamnya masih mampu dilacak untuk mencari pengetahuan spesifik (wacana) dominan. Pada akhirnya, SRRT hanya merupakan bagian dan kelanjutan dari wacana global mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Romadlan
"

Pasca tumbangnya pemerintahan Orde Baru pada 1998 menjadi momentum bangkitnya  kelompok-kelompok Islam radikal, seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jamaah Islamiyah (JI), Laskar Jihad (LJ), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Front Pembela Islam (FPI). Kelompok-kelompok Islam radikal tersebut berupaya mengubah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi Khilafah Islamiyah, mengganti ideologi Pancasila dengan syariat Islam, berjihad fi sabilillah dengan memerangi musuh-musuh Islam, menolak perempuan dan non-muslim sebagai pemimpin. Gerakan radikalisme ini harus dilawan karena menghambat demokratisasi, bahkan tidak sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sebagai agama rahmatan lil-alamin. Maka dari itu peran Muhammadiyah dan NU sebagai organisasi Islam moderat (wasithiyah) dan kekuatan civil Islam sangat dibutuhkan untuk melawan upaya-upaya kelompok Islam radikal ini.

Fokus permasalahan disertasi ini adalah pertama, bagaimana penafsiran Muhammadiyah dan NU mengenai dasar negara, jihad, dan toleransi terhadap non-muslim? Kedua, bagaimana praktik-praktik penafsiran melalui refleksi (kesadaran diri) di kalangan Muhammadiyah dan NU mengenai dasar negara, jihad, dan toleransi terhadap non-muslim? Ketiga, bagaimana konteks relasi kekuasaan dan kepentingan Muhammadiyah dan NU dalam memahami diskursus mengenai dasar negara, jihad, dan toleransi terhadap non-muslim?

Dengan menggunakan Teori Interpretasi Ricoeur, Teori Kritis Habermas, dan Teori Hegemoni Gramsci, serta metode hermeneutika fenomenologi Ricoeur disertasi ini menghasilkan temuan-temuan berikut. Pertama, adanya distansiasi dalam proses penafsiran. Mengenai Pancasila sebagai dasar negara, Muhammadiyah menafsirkannya sebagai darul ahdi wa syahadah, NU sebagai mu’ahadah wathaniyah. Muhammadiyah memahami jihad sebagai jihad lil-muwajahah, NU sebagai mabadi’ khaira ummah. Muhammadiyah memahami toleransi terhadap non-muslim sebagai ukhuwah insaniyah, NU sebagai ukhuwah wathaniyah. Kedua, penafsiran Muhammadiyah dan NU tersebut merupakan hasil refleksi dan dialektika antara latar belakang, tujuan, dan kepentingan kalangan Muhammadiyah dan NU dengan struktur kekuasaan politik dan struktur kekuasaan lain. Ketiga, adanya relasi kekuasaan dan kepentingan yang menentukan penafsiran, yaitu kekuasaan negara (Orde Baru), kekuatan kelompok Islam radikal, dan kepentingan peneguhan identitas organisasi. Penafsiran Muhammadiyah dan NU tersebut sekaligus sebagai kritik terhadap ideologi radikalisme yang ingin mendirikan Khilafah Islamiyah dan menegakkan syariat Islam di Indonesia sebagai utopis dan ahistoris.

Disertasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk pendidikan atau literasi deradikalisasi atau moderasi untuk menangkal tumbuhnya radikalisme. Untuk itu diperlukan kesadaran dan tindakan bersama (collective action) yang melibatkan tiga unsur yaitu negara (state), masyarakat sipil (civil society), dan media massa baru (new mass media).

 


The aftermath of the New Order government in 1998 was the momentum of the rise of radical Islamist groups, such as the Indonesian Mujahidin Assembly (MMI), Pilgrims Islamiyah (JI), Laskar Jihad (LJ), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), and the Islamic Defenders Front (FPI). The radical Islamist groups sought to change the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) into the Caliphate Islamiyah, replacing the ideology of Pancasila with Islamic Shari'ah, Jihad fi sabilillah by combating Islamic enemies, rejecting women and non-Muslims as leaders. This movement of radicalism must be taken captive by inhibiting democratization, and not in accordance with the values of Islamic teachings as rahmatan lil-alamin. Thus, the role of Muhammadiyah and NU as moderate Islamic Organisations (wasithiyah) and Islamic civil were needed to counter the efforts of this radical Islamist groups.

The focus of this dissertation is firstly, how is the interpretation of Muhammadiyah and NU on the basis of state, jihad, and tolerance to non-Muslims? Secondly, how is the practice of interpretation by reflection (self-awareness) among Muhammadiyah and NU on the basis of state, jihad, and tolerance to non-Muslims? Thirdly, how is the context of the relationship between Muhammadiyah and NU in understanding the discourse on the basis of state, jihad, and tolerance to non-Muslims?

Using the Ricoeur’s Interpretation Theory, Critical Theory by Habermas, and Hegemony Theory of Gramsci, as well as the method of hermeneutics phenomenology by Ricoeur, this dissertation resulted in the following findings. First, there is a distanciation in the interpretation process. Regarding Pancasila as the basis of the state, Muhammadiyah interpret it as Darul Ahdi wa Syahadah, NU as Mu'ahadah Wathaniyah. Muhammadiyah interpret jihad as a Jihad lil-Muwajahah, NU as Mabadi' Khaira Ummah. Muhammadiyah interpret the tolerance of non-Muslims as Ukhuwah Insaniyah, NU as Ukhuwah Wathaniyah. Secondly, the interpretation of Muhammadiyah and NU is the result of reflection and dialectics between the background, purpose, and interests of Muhammadiyah and NU with the structure of political power and other structures of power. Thirdly, there is a relationship of power and interest that determines the interpretation, namely the power of the state (the New Order), the power of radical Islamic groups, and the interest of the identity of the organization. The interpretation of Muhammadiyah and NU as well as criticism of radicalism ideology that wants to establish the Caliphate Islamiyah and uphold Islamic law in Indonesia as utopian and a-historic.

This dissertation can be used as material for the education or literacy of deradicalization or moderation to ward off the growth of radicalism. Therefore, were needed to collective action that involves three elements, namely state, civil society, and new mass media to against radicalism.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaider S. Bamualim
Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007
297 CHA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chaider S. Bamualim
Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya, UIN Syarif Hidayatullah [dan] Konrad Adenauer Stiftung,, 2003
297.72 CHA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chaider S. Bamualim
Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2003
297.3 BAM f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Jihad adalah perbendaharaan kata dalam Islam yang pada masa akhir-akhir ini menjadi teramat populer di Asia Tenggara. Kata Jihad berasal dari kata bahasa arab yang berasal dari kata juhd atau jahd. Juhd berarti kemampuan atau mengeluarkan sepenuh tenaga dan kemampuan, sedangkan Jahd berarti kesukaran sehingga untuk mengatasinya harus bersungguh-sungguh (dalam bekerja). Kata Ijtihad yang dikenal dalam Hukum Islam juga berasal dari akar kata yang sama dan berarti upaya sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu hukum syara' yang bersifat amali dan zanni. ..."
IKI 2:10 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taqi Mishbah Yazdi
Jakarta: Al-Huda, 2006
297.72 TAQ j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>