Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84595 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuki Arsanti
"Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah organisasi. Dengan adanya pengetahuan dan pemerataan pengetahuan antara pegawai akan meningkatkan kemampuan kompetensi dan kompetitif organisasi tersebut sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik secara langsung dan tidak langsung oleh semua pegawai. Dalam membangun sistem manajemen pengetahuan diperlukan penetapan prioritas dalam proses manajemen pengetahuan sehingga dapat dilihat baik kesesuaian pengetahuan yang dibutuhkan dengan teknologi yang akan dipakai. Sistem manajemen pengetahuan yang dikembangkan dalam bentuk prototipe akan menunjang proses manajemen pengetahuan yaitu combination, externalization, internalization dan exchange dengan menghasilkan fitur yang diambil berdasarkan kesesuaian teknologi yang dipilih yaitu manajemen dokumen, forum diskusi, chatting, dan wiki. Langkah-langkah yang dipakai sehingga menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan adalah dengan menggunakan solusi manajemen pengetahuan yang melihat faktor kontingensi yang ada di organisasi sehingga dapat teridentifikasi kebutuhan manajemen pengetahuan yang spesifik untuk organisasi saat ini dan fasilitas untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan.

Knowledge is an important thing to be owned by organization. With knowledge sharing among employees improves the competence and competitiveness of an organization and employees will benefit from that. Knowledge Management System development need priority of the process and technology compatibility of the Knowledge Management that will be used. Knowledge Management System will be developed in prototype and including process knowledge management such as combination, externalization, internalization, and exchange with feature like document management, forum discussion, chatting, and wiki. The steps to develop knowledge management using knowledge management solutions that apprehend contingency factors within the organization so it can be identified spesific current needs and facilities for the development"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiemas Rangga Yonathan Sembor
"PT XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri keamanan identitas. Penelitian ini mengangkat tema permasalahan pengelolaan pengetahuan yang kurang efektif di Unit Bisnis MO PT XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan Knowledge Management System (KMS) di Unit Bisnis MO PT XYZ serta merancang sistemnya. Analisis kebutuhan knowledge management system menggunakan metodologi Becerra-Fernandez dan analisis Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dalam pengumpulan dan analisis data. Instrumen pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, focus group discussion, dan survei kuesioner. Analisis OCAI pada penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki budaya pasar. Selain itu, analisis metodologi Becerra-Fernandez menghasilkan prioritas proses manajemen pengetahuan di organisasi penelitian, yaitu sosialisasi baik itu knowledge discovery maupun knowledge sharing, pertukaran, arahan, dan kombinasi. Fitur KMS yang dikembangkan pada penelitian ini adalah grup chat, manajemen dokumen, dan case-based reasoning. Perancangan KMS menggunakan metode prototyping, diagram UML, dan arsitektur sistem Tiwana. Diagram UML yang digunakan meliputi use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, dan behavioral state machine diagram. Rancangan sistem menghasilkan 12 use-case dan 4 aktor. Arsitektur sistem yang dirancang meliputi interface layer, access and authentication layer, collobarative intellignce and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, dan repository layer. Prototipe sistem divalidasi dengan menggunakan pendekatan user acceptance test.

.XYZ is a company engaged in the identity security industry. This study raises the theme of less effective knowledge management problems in MO Business Unit. This study aims to analyze the needs of Knowledge Management System (KMS) in MO Business Unit XYZ and design the system. The analysis of the knowledge management system used the Becerra-Fernandez methodology and analysis of the Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI). This study used a mixed method in data collection and analysis. The data collection instruments used included interviews, focus group discussions, and questionnaire surveys. The OCAI analysis in this study shows that organizations have a market culture. In addition, the analysis of the Becerra-Fernandez methodology resulted in a priority of knowledge management processes in research organizations, namely socialization for both knowledge discovery and knowledge sharing, exchange, direction, and combination. The KMS features developed in this study are chat group, document management, and case-based reasoning. KMS design used prototyping methods, UML diagrams, and Tiwana system architecture. UML diagrams used include use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, and behavioral state machine diagram. The system design produced 12 use cases and 4 actors. System architecture are designed include interface layer interface, access and authentication layer, collobarative intelligence and filtering, application layer, transport layer, middleware and legacy integration layer, and repository layer. The system prototype is validated using the user acceptance test approach."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Univeristas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radytya Dharma Priwanto
"PT XYZ merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan salah satu dari 3 perusahaan yang menyelenggarakan perdagangan efek di pasar modal Indonesia. Selain sebagai penyelenggara perdagangan efek, PT XYZ juga memiliki visi dan misi untuk memajukan pasar modal Indonesia. Pengukuran indeks kepuasan pengguna jasa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan visi dan misi tersebut. Knowledge Management (KM) merupakan hal penting bagi PT XYZ dan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu pemenuhan target indeks kepuasan pengguna jasa. Oleh karena itu PT XYZ perlu untuk segera melakukan formalisasi KM.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesiapan PT XYZ sebelum mengimplementasikan KM dan menyusun strategi untuk meningkatkan kesiapan implementasi tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, Infrastruktur KM dan Aspek KM. KMCSF dipetakan dengan KM Enabler dan Infrastruktur KM untuk mendapatkan KMCSF yang sesuai dengan PT XYZ. Kemudian hasil pemetaan tersebut dipetakan kembali ke dalam aspek KM sehingga KMCSF dikelompokkan ke dalam 3 aspek yaitu aspek abstract, soft, dan hard.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat kesiapan implementasi KM berada pada tingkat Receptive. Strategi peningkatan kesiapan implementasi dibentuk dengan membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan harapan di masa depan terhadap KM.

PT XYZ is a Depository and Settlement Institution and one of 3 companies that hold securities trading in the Indonesian capital market. Aside from being the organizer of the securities trading, PT XYZ also has its own vision and mission in advancing Indonesian capital market. The measurement of customer satisfaction index is one of many ways in realizing corporate vision and. Knowledge Management (KM) is a crucial factor that PT XYZ has and could help in achieving target of customer satisfaction index. Hence XYZ needs to formalize its KM implementation.
This research will be conducted to measure the level of readiness of PT XYZ before implementing KM and develop strategies to improve its readiness level. The measurement will be conducted by using Knowledge Management Critical Success Factor (KMCSF), KM Enabler, KM Infrastructure, and KM Aspects. KMCSF will be mapped together with KM Enabler and KM Infrastructure in order to create KMCSF that are suitable for PT XYZ. The mapping result will then be mapped again into KM Aspects so that the KMCSF will now be grouped into 3 aspects: abstract, soft, and hard.
Results obtained from this research is that the level of readiness of KM implementation of PT XYZ measured at the Receptive level. The strategies to improve readiness level are develop by conducting gap analysis between company current condition and future condition with the implementation of KM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Audi Prathama
"Penerapan Knowledge Management di perusahaan nampaknya sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar pada era globalisasi ini. Kurangnya pengelolaan pengetahuan di divisi Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk dapat menghambat proses pemerataan kompetensi karyawan. Hal ini terjadi karena terbawanya pengetahuan yang unik seiring dengan karyawan yang pensiun atau pindah ke perusahaan lain, sehingga dibutuhkan suatu solusi untuk menyimpan dan menyebarkan pengetahuan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model yang sesuai untuk sistem manajemen pengetahuan di perusahaan. Penelitian dilakukan pada divisi Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk dimana lokasi setiap pegawai tersebar di seluruh Indonesia. Penelitian ini menggunakan metodologi contingency factor dari Sabherwal & Fernandez karena cocok diterapkan pada perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan empat proses manajemen pengetahuan, yaitu externalization, routines, socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing.
Berdasarkan proses-proses yang dianalisis, maka didapatkan lima teknologi, yaitu document management, article management, online library, forum discussion, dan chatting. Semua proses dan teknologi tersebut dijadikan dasar untuk pengembangan sistem manajemen pengetahuan.

Application of Knowledge Management in the company seems to have become a basic necessity in this era of globalization. Lack of knowledge management in the division Medical Representative PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk can hinder the process of equalization competence of employees. This happens because the entrainment unique knowledge as employees retire or move to another company, so company need a solution to store and disseminate such knowledge.
This study aims to obtain an appropriate model for the knowledge management system in the company. The study was conducted at the Medical Representative division of PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk where the location of each employee throughout Indonesia. This study uses a methodology contingency factor of Sabherwal and Fernandez as compatible to the company. Based on research conducted found four knowledge management process, namely externalization, routines, socialization for knowledge discovery, socialization for knowledge sharing.
Based processes are analyzed, it obtained five technologies, namely document management, article management, online library, discussion forums, and chat. All the processes and the technology is used as the basis for the development of knowledge management systems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Nur Fitriani
"Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur capaian program kerja di Balitbangdiklat Kementerian Agama adalah meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai basis pengambilan kebijakan oleh unit teknis di Kementerian Agama. Faktanya sampai akhir tahun 2014, pemanfaatan hasil penelitian Balitbangdiklat oleh unit teknis di Kementerian Agama tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Tidak terdapatnya sistem berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antar peneliti di Balitbangdiklat diindikasikan menjadi salah satu penyebab kurangnya kualitas hasil penelitian, sehingga berdampak pada sedikitnya hasil penelitian Balitbangdiklat yang digunakan oleh unit teknis. Penelitian ini menganalisis model dan merancang prototype knowledge management system bagi peneliti di Balitbangdikat Kementerian Agama, dengan menggunakan pendekatan soft system methodology yang dipadukan dengan teori pendukung seperti knowledge audit dari Burnett dan teori budaya organisasi dari Cameron & Quinn. Penelitian ini menghasilkan 11 aktivitas sistem dalam model konseptual, enam fitur knowledge management system dan rancangan mekanisme non teknis bagi implementasi knowledge management system di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

One of indicators used to measure work performance in Agency of Research and Development, and Training, Ministry of Religious Affairs is the utilization of research results as the policy-making basis by a technical working-unit in the ministry. In fact until late 2014, the utilization of research results had not meet the stated target. The not existence of knowledge sharing system for researchers is predicted as one of the factors of insufficcient quality of research, which lead to the under-used of research results. This study aims to analyze model and design prototype of knowledge management system for researchers in Agency of Research and Development, and Training. This study uses soft system methodology approach combined with supporting theories such as Burnett's knowledge audit and the theory of culture organization by Cameron&Quinn. This research resulted in 11 activities in the conceptual model, six functional features, and non technical mechanism design for the organization in implementing knowledge management system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Sabar Maruba
"Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). BNN menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk melaksanakan tugasnya, wajib melakukan pengukuran indeks Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) sesuai dengan arahan pemerintah. Pada tahun 2023, hasil penilaian indeks SPBE BNN hanya mencapai 2,47 dari skala 5, yang menjadi masalah utama. Salah satu penyebab rendahnya nilai tersebut adalah indikator 26 terkait penerapan manajemen pengetahuan yang masih bernilai 1. Selain itu, road map SI grand desain TIK BNN untuk periode 2021-2025 belum terpenuhi karena belum diterapkannya manajemen pengetahuan di BNN. Kedua hal ini menegaskan pentingnya penerapan manajemen pengetahuan di BNN. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem manajemen pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya BNN. Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi jenis proses manajemen pengetahuan yang paling dibutuhkan saat ini dan mengembangkan sistem manajemen pengetahuan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh pegawai BNN. Dari 5.686 pegawai, 410 responden mengisi kuesioner yang hasilnya digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan implementasi manajemen pengetahuan dan mengidentifikasi faktor-faktor kontingensi yang mempengaruhi kebutuhan organisasi saat ini. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai badan yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyusun pedoman manajemen pengetahuan SPBE, telah menerbitkan peraturan mengenai pedoman tersebut. Pedoman manajemen pengetahuan ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan sistem manajemen pengetahuan di BNN, terutama untuk memenuhi kebutuhan pengukuran indeks SPBE. Dari penelitian ini dihasilkan rancangan manajemen pengetahuan yang dapat digunakan oleh BNN untuk mengelola pengetahuannya, selain untuk memenuhi kebutuhan pengukuran indeks SPBE dan road map SI grand desain TIK BNN periode 2021-2025.

The National Narcotics Agency (BNN) is a government agency tasked with the Prevention and Eradication of Narcotics Abuse and Illicit Trafficking (P4GN). BNN utilizes Information and Communication Technology (ICT) to carry out its duties and is required to measure the SPBE (Electronic-Based Government System) index in accordance with government directives. In 2023, BNN's SPBE index score was only 2.47 out of 5, which is a major issue. One reason for this low score is Indicator 26 related to knowledge management implementation, which scored just 1. Additionally, the SI grand design ICT roadmap for BNN for the 2021-2025 period has not been fulfilled due to the lack of knowledge management implementation in BNN. These two factors highlight the urgent need for the implementation of knowledge management in BNN. This research aims to design a knowledge management system that aligns with the needs and culture of BNN. The research seeks to identify the types of knowledge management processes most needed currently and to develop a suitable knowledge management system. The research method used is quantitative, involving the distribution of questionnaires to all BNN employees. Out of 5,686 employees, 410 respondents completed the questionnaires. The results are used to measure the readiness level for knowledge management implementation and to identify contingency factors affecting the current organizational needs. The National Research and Innovation Agency (BRIN), tasked by the government to formulate SPBE knowledge management guidelines, has issued regulations regarding these guidelines. These knowledge management guidelines serve as a reference for developing the knowledge management system in BNN, particularly to meet the SPBE index measurement requirements. This research results in a knowledge management design that can be used by BNN to manage its knowledge, in addition to meeting the SPBE index measurement needs and the SI grand design ICT roadmap for BNN for the 2021-2025 period."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Sabar Maruba
"Badan Narkotika Nasional (BNN) merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). BNN menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk melaksanakan tugasnya, wajib melakukan pengukuran indeks Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) sesuai dengan arahan pemerintah. Pada tahun 2023, hasil penilaian indeks SPBE BNN hanya mencapai 2,47 dari skala 5, yang menjadi masalah utama. Salah satu penyebab rendahnya nilai tersebut adalah indikator 26 terkait penerapan manajemen pengetahuan yang masih bernilai 1. Selain itu, road map SI grand desain TIK BNN untuk periode 2021-2025 belum terpenuhi karena belum diterapkannya manajemen pengetahuan di BNN. Kedua hal ini menegaskan pentingnya penerapan manajemen pengetahuan di BNN. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem manajemen pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya BNN. Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi jenis proses manajemen pengetahuan yang paling dibutuhkan saat ini dan mengembangkan sistem manajemen pengetahuan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh pegawai BNN. Dari 5.686 pegawai, 410 responden mengisi kuesioner yang hasilnya digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan implementasi manajemen pengetahuan dan mengidentifikasi faktor-faktor kontingensi yang mempengaruhi kebutuhan organisasi saat ini. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebagai badan yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyusun pedoman manajemen pengetahuan SPBE, telah menerbitkan peraturan mengenai pedoman tersebut. Pedoman manajemen pengetahuan ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan sistem manajemen pengetahuan di BNN, terutama untuk memenuhi kebutuhan pengukuran indeks SPBE. Dari penelitian ini dihasilkan rancangan manajemen pengetahuan yang dapat digunakan oleh BNN untuk mengelola pengetahuannya, selain untuk memenuhi kebutuhan pengukuran indeks SPBE dan road map SI grand desain TIK BNN periode 2021-2025.

The National Narcotics Agency (BNN) is a government agency tasked with the Prevention and Eradication of Narcotics Abuse and Illicit Trafficking (P4GN). BNN utilizes Information and Communication Technology (ICT) to carry out its duties and is required to measure the SPBE (Electronic-Based Government System) index in accordance with government directives. In 2023, BNN's SPBE index score was only 2.47 out of 5, which is a major issue. One reason for this low score is Indicator 26 related to knowledge management implementation, which scored just 1. Additionally, the SI grand design ICT roadmap for BNN for the 2021-2025 period has not been fulfilled due to the lack of knowledge management implementation in BNN. These two factors highlight the urgent need for the implementation of knowledge management in BNN. This research aims to design a knowledge management system that aligns with the needs and culture of BNN. The research seeks to identify the types of knowledge management processes most needed currently and to develop a suitable knowledge management system. The research method used is quantitative, involving the distribution of questionnaires to all BNN employees. Out of 5,686 employees, 410 respondents completed the questionnaires. The results are used to measure the readiness level for knowledge management implementation and to identify contingency factors affecting the current organizational needs. The National Research and Innovation Agency (BRIN), tasked by the government to formulate SPBE knowledge management guidelines, has issued regulations regarding these guidelines. These knowledge management guidelines serve as a reference for developing the knowledge management system in BNN, particularly to meet the SPBE index measurement requirements. This research results in a knowledge management design that can be used by BNN to manage its knowledge, in addition to meeting the SPBE index measurement needs and the SI grand design ICT roadmap for BNN for the 2021-2025 period."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Nurul Alam
"Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan sistem manajemen pengetahuan yang digunakan untuk menangkap dan menyebarkan pengetahuan pada kegiatan penelitian di Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode business process re-engineering (BPR) untuk mendapatkan rancangan sistem perbaikan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengelolaan pengetahuan meningkatkan penyebaran pengetahuan dan penangkapan pengetahuan di Universitas Indonesia. Proses perbaikan diuji dengan melakukan simulasi menggunakan Igrafx. Simulasi menunjukkan jumlah pengetahuan yang berhasil ditangkap dan disimpan sistem pengelolaan pengetahuan.

This study aims to design a knowledge management system to capture and distribute knowledge related to research activities in Universitas Indonesia. This study uses the businerss process reengineering (BPR) method to significantly improve the system design. The results show that the knowledge management system does increase the capture and distribution of knowledge in Universitas Indonesia. The improvement process was tested through simulations conducted in Igrafx. The simulations then show the amount of knowledge captured and retained in the knowledge management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Assegaff
"Salah satu indikasi kesuksesan KMS adalah ketika pengetahuan yang tersimpan didalam sistem secara aktif diakses oleh knowledge seeker. Namun disayangkan, kajian untuk memahami perilaku dalam penerimaan KMS oleh knowledge seeker masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku knowledge seeker dalam menerima KMS. Sebuah model penelitian dikembangkan dengan menggunakan Theory Reason of Action (TRA) untuk penelitian ini, dan data dikumpulkan dari 125 orang knowledge seeker yang berasal dari tiga perusahaan di Indonesia. Menggunakan teknik SEM dengan software Smart PLS V2, hasil analisis statistik mengkonfirmasi bahwa terdapat hubungan positif antara faktor management, effort, dan social relationship dengan niat knowledge seeker menerima KMS. Namun hubungan antara faktor benefit dengan niat knowledge seeker menerima KMS tidak ditemukan.

One indication of Knowledge Management System (KMS) success is when the knowledge seeker actively access the knowledge stored within the system?s repository. Unfortunately, studies that specifically designed to provide more understanding about the behavior of the knowledge seeker with regard to their acceptance of KMS are still quite rare. The purpose of this study is to investigate the factors that influence the behavior of knowledge seeker(s) in KMS acceptance. A research model for this study was developed using the Theory of Reasoned Action (TRA), and the data was collected from 125 knowledge seekers from three companies in Indonesia. By utilizing the Squares Structural Equation Modeling (SEM) techniques with Smart PLS V2 software, the results of the statistical analysis confirmed that there is a positive correlation between the factors of management, effort and social relationship and the intention of knowledge seeker(s) in KMS acceptance. However, the correlation between the benefit factor and the intention of knowledge seeker(s) in KMS acceptance was not found."
STIKOM Dinamika Bangsa. Information System Research Group (ISRG), 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ilatifah Nur Hidayat
"Knowledge merupakan aspek penting di dalam suatu perusahaan. Knowledge juga menjadi dasar yang dalam proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan knowledge yang buruk dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Divisi Information Technology (DIT) merupakan salah satu divisi di Telkom yang menyadari akan pentingnya pengelolaan knowledge. Saat ini pengelolaan knowledge di DIT belum dilakukan secara merata dan terstruktur. Hal tersebut berakibat pada banyaknya pengetahuan yang hilang, sulitnya mencari dan mengakuisisi pengetahuan, tidak ada repositori pengetahuan, dan proses pembelajaran terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk merancang KMS yang sesuai dengan kebutuhan DIT Telkom. Penelitian ini menggunakan KMS design method dari Becerra Fernandez untuk mengidentifikasi KM solution. Kemudian untuk mendapatkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional KMS, penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait. Setelah requirement didapatkan, penulis merancang KMS dengan menggunakan teknik prototyping. Untuk analisis gamification, penulis menerapkan kaleidoskop gamification. Hasil rancangan KMS dievaluasi dengan menggunakan teknik PSSUQ. Penulis juga merancang arsitektur KMS dengan menerapkan seven-layer arsitektur KMS dari Tiwana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses KM yang dibutuhkan oleh DIT Telkom adalah socialization (for knowledge discovery), direction, routines, dan combination. Kemudian elemen gamification yang dibutuhkan adalah point, reward, dan leaderboard. Hasil evaluasi rancangan KMS menunjukkan nilai PSSUQ sebesar 2,783 yang berarti rancangan dapat diterima oleh pegawai DIT.

Knowledge is a fundamental component within a corporation. Insufficient management of knowledge can adversely affect firm performance as it serves as the foundation for the decision-making process. The Information Technology Division (DIT) is a division within Telkom that recognizes the significance of knowledge management. Presently, the implementation of knowledge management in DIT lacks uniformity and organization. Consequently, there is a significant loss of knowledge, challenges in locating and obtaining knowledge, absence of a knowledge repository, and hindered learning process. In order to address this issue, a study was carried out with the objective of developing a Knowledge Management System (KMS) that is tailored to the specific requirements of DIT Telkom. This study employs Becerra Fernandez's KMS design methodology to discern appropriate Knowledge Management (KM) solutions. To obtain the functional and non-functional requirements of KMS, the author conducted interviews with relevant stakeholders. Once the requirements were acquired, the author developed the KMS utilizing prototyping methodologies. The author utilized kaleidoscopic gamification for the purpose of analyzing gamification. The outcomes of the KMS design were assessed utilizing the PSSUQ methodology. The author implemented the KMS architecture by utilizing Tiwana's seven-layer KMS architecture. The research findings indicate that the KM processes required by DIT Telkom include socialization (for knowledge discovery), directions, procedures, and combination. The necessary gamification components are points, awards, and leaderboards. The evaluation findings of the KMS design indicate a PSSUQ value of 2.783, signifying that the design is acceptable to DIT personnel. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>