Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fazriah
"Tesis ini membahas hubungan kelembagaan dalam upaya penguatan daya saing industri kreatif kerajinan Kota Bogor dengan menggunakan konsep New Institutionalism in Economi Sociology yang melihat industri kerajinan melalui tiga tataran kelembagaan yaitu makro yang direpresentasikan oleh pemerintah sebagai institutional environment, meso yang direpresentasikan dengan organisasi sebagai governance structure, dan mikro adalah komunitas/individu kreatif sebagai informal structure. Ketiganya berinteraksi dimana dalamnya terdapat elemen formal dan informal seperti norma, nilai, aturan, kebiasaaan yang diterjemahkan ke dalam suatu tindakan oleh aktor-aktor di setiap tataran tersebut melalui mekanisme sistemnya masing-masing.Situasi problematis pada industri kerajinan dilihat dengan sistem aktivitas manusia yang kemudian ditransformasikan ke dalam dalam bentuk root definition yang merupakan deskripsi terstruktur dari sistem aktivitas manusia yang relevan dengan situasi problematis yang kemudian dibuat model konseptualnya. Penelitian ini menghasilkan empat buah model konseptual, yang kemudian digunakan pada tahap perbandingan dan perumusan rekomendasi hasil penelitian. Sesuai dengan kaidah Soft Systems Methodology, pada tahap 6 determinasi kebutuhan dan perubahan yang memungkinkan, proses pembandingan dan debating untuk tujuan research interest melibatkan praktisioner SSM peneliti , academic advisor dan academic reviewer.

This research presents the institutional relation as an effort to strengthen the competitiveness of craft creative industry in Bogor City using New Institutionalism in Economic Sociology concept that viewed craft industry through three levels of institutional macro, meso, and micro . In macro level represented by the government as an institutional environment, in meso level represented by the organization as a governance structure, and in micro level represented by creatives community individual as an informal structure. These three level interact by connected formal and informal elements such as norms, values, rules, and customs which translated into actions by actors in three institutional level through the mechanism of the respective system.Problematic situation in craft industry is viewed using human activity systems HAS and transformed into root definitions which is a structured description of a HAS that relevant with the problematical situation and became basis to create conceptual models. This research results four conceptual models which is used for comparison stage and formulate recommendation for research result. Refer to norm of Soft Systems Methodology SSM , stage 6 changes systematically desirable, culturally feasible , comparison and debating process involve SSM rsquo s practitioner, academic advisor and academic reviewer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Andriariza
"Dekranasda Kota Bogor merupakan suatu wadah pembinaan dan pengembangan bagi para anggotanya, yang merupakan para pengrajin di Kota Bogor. Dekranasda Kota Bogor dahulu mempunyai aplikasi pemasaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya, sayangnya aplikasi tersebut sudah tidak dapat diakses lagi, maka melalui penelitian ingin mengetahui aplikasi apa yang sesuai dan dibutuhkan oleh anggota Dekranasda Kota Bogor sehingga aplikasi tersebut dapat bermanfaat bagi Dekranasda kota Bogor dan para anggotanya. Teori yang digunakan menggunakan TOGAF, dimana TOGAF sendiri adalah suatu kerangka-kerja pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur TI organisasi/perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat dua aplikasi yang diajukan yaitu Sistem Informasi Penjualan dan Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
607 JPPI 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai bentuk aktivitas promosi Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata melalui pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya. Promosi dari sebuah destinasi wisata perkotaan membutuhkan pengelolaan kota yang terintegrasi secara keseluruhan berdasarkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan visi strategis dari daya saing. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara tehadap stakeholder di Kota Bogor dan diperkuat dengan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mempromosikan sebuah kota sebagai tujuan wisata diperlukan sebuah kolaborasi yang sinergi dan terus berkelanjutan antar stakeholder di dalam manajemen destinasi, melalui perencanaan pembangunan kota dan optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki melalui ekonomi kreatif sebagai upaya peningkatan daya saing dalam penciptaan daya tarik dan penguatan kualitas kepariwisataan.
This study aims to determine the various forms of promotion activities by Bogor City as a tourist destination area through the development of the creative economy sector based on arts and culture. promotion of urban tourism destinations requires a citywide integrated management approach based on governance principles and strategic vision of competitiveness. The data used are primary data obtained through observation and interviews to Bogor City local actors and reinforced with secondary data obtained from literature. This research used descriptive qualitative research method. The results showed that in promoting the city as a tourist destination required a collaborative and ongoing synergies between local actors in the area of destination management, urban development and planning through optimization of its potential through a variety of creative economy as an effort to increase competitiveness in the creation strengthening the attractiveness and quality of tourism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Soleman
"Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan pengembangan klaster kerajinan kulit industri dengan pendekatan sistem dinamika. Konstruksi didasarkan pada Konsep Perencanaan Pengembangan Industri Kreatif di Indonesia dengan Pendekatan Model Quad Helix untuk menganalisis bagaimana peran dan aktor dapat mempengaruhi perkembangan industri. Para pelaku industri ini adalah Pemerintah, Bisnis, Akademik, dan Masyarakat Sipil.
Pendekatan System Dynamics adalah cara untuk menganalisis bagian-bagian sistem yang memiliki korelasi dan mengintegrasikan bersama-sama ke tujuan tertentu. Model mewakili dari kondisi nyata dan alat untuk membuat simulasi. Unit bisnis yang paling dalam industri klaster memiliki bentuk Home Industry atau UKM yang memiliki skala usaha kecil hingga menengah. Kami menemukan dua faktor yang mempengaruhi jumlah produksi kerajinan kulit yang diinginkan Produksi dan Perencanaan Kapasitas. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Camelia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek trade creation dan trade diversion dari implementasi ACFTA terhadap perdagangan bilateral ekspor dan impor produk industri kreatif fesyen dan kerajinan di Indonesia dengan 15 negara mitra dagang yang termasuk anggota ACFTA dan non-anggota ACFTA selama periode tahun 2000-2013. Penelitian ini diestimasi menggunakan model gravity yang dimodifikasi dengan menambahkan variabel dummy FTA sebagai proxi dari dampak implementasi ACFTA yaitu trade creation, export trade diversion dan import trade diversion.
Hasil estimasi penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi ACFTA memberikan efek trade creation, export trade diversion dan import trade diversion yang positif dan signifikan terhadap perdagangan produk industri kreatif fesyen dan kerajinan di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa implementasi ACFTA tidak hanya menciptakan efek trade creation dengan meningkatkan perdagangan intra-regional antar anggota ACFTA, tetapi juga dapat menciptakan trade expansion (positive trade diversion) dengan meningkatkan ekspansi perdagangan extra-regional dengan negara non-anggota ACFTA baik dari sisi ekspor dan impor.

This research aims to analyzes the effects of trade creation dan trade diversion of the ACFTA implementation on the bilateral trade for export and import of creative industries products for fashion and craft in Indonesia with 15 countries of trading partners including member and non-member of ACFTA over the period 2000-2013. This study estimated using gravity model modified with FTA dummy variables as proxi of the impact of ACFTA implementation, namely trade creation, export trade diversion, and import trade diversion.
The results show that the effects of trade creation, export trade diversion and import trade diversion are significant and positive on the trade of creative industries products for fashion and craft in Indonesia. It indicates that ACFTA implementation not only increasing trade creation of intra-regional trade among member countries, but also increasing trade expansion (positive trade diversion) of extra-regional trade with non-member countries in terms of export and import."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwono Imanto
"Industri kreatif adalah industri yang berbasis pada  kreativitas manusia dan  mengandalkan pengetahuan dan penelitian  untuk  menghasilkan kemampuan berinovasi. Pada umumnya, industri kreatif di Indonesia adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mempunyai keterbatasan sumber daya untuk memperoleh pengetahuan, sehingga membutuhkan  sumber daya eksternal yaitu dengan cara berkolaborasi dengan universitas, aktif berjejaring dalam komunitas bisnis, dan memanfaatkan dukungan pemerintah, yang disebut sebagai ekosistem inovasi industri kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji model stratejik ekosistem inovasi industri kreatif pada kota kreatif di Indonesia, yang terdiri dari UMKM Industri kreatif, Universitas, Jejaring Komunitas bisnis, dan Pemerintah dengan menganalisis proses inovasi yang terdari dari variabel learning orientation, collaboration with universities, networking capability, dan government support. Unit analisis dari penelitian ini adalah UMKM industri kreatif di kota Bandung, Malang dan Solo sebagai kota kreatif yang mewakili kota kreatif di Indonesia  Sedangkan, responden penelitian terdiri dari 156 pemilik dan atau manajer UMKM industri kreatif di kota Bandung, 160 responden di Malang dan 160 responden di Solo, dengan total responden adalah 476 responden. Analisis hasil survei dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa learning orientation menghasilkan innovation performance melalui collaboration with universities, networking capability, dan innovation capability yang dibangun melalui proses inovasi dalam ekosistem inovasi industri kreatif. Sementara itu, peranan government support tidak signifikan dalam memoderasi pengaruh dari collaboration with universities, networking capability dan learning orientation pada innovation capability. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan pula bahwa learning orientation dari UMKM industri kreatif merupakan driver utama dari pada pembangunan innovation capability dan innovation capability yang dibangun menghasilkan innovation performance.

The creative industry is an industry that based on creativity, knowledge and research in creating innovation. Most of the creative industry players in Indonesia are classified as SMEs who have lack of resources in obtaining knowledge, so they need external resources by collaboration with universities, actively networking with business community and utilizing the government support, which is referred as an innovation ecosystem. The objective of this study is to analyze the model of innovation ecosystem for the creative industry in the creative cities of Indonesia, which consists of SMEs in the creative industry, universities, business community network, and government by analyzing the innovation process which variables are learning orientation, collaboration with universities, networking capability and government support.  Unit analysis of this study is SMEs in the creative industry in Indonesia. The respondents are 476 owners or and managers of SMEs in the creative industry in Bandung (156 respondents), Malang (160 respondents) and Solo (160 respondents).  The survey results are analyzed using Structural Equation Modeling Method (SEM). The results show that learning orientation produces innovation performance through networking capability, collaboration with universities, and innovation capability, which are developed through the process of collaborative innovation in the innovation ecosystem of the creative industries. Meanwhile, the role of government support is not significant in moderating the relationship between collaboration with universities, networking capability, and learning orientation on innovation capability. Hence, the research indicates that learning learning of SMEs in the creative industry is the main driver in building innovation capability which produces innovation performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
D2707
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabil Afifa
"Industri kreatif menjadi salah satu fenomena yang berkembang seiring dengan masifnya globalisasi. Perkembangannya begitu masif sehingga mulai diperhatikan dalam kajian studi Hubungan Internasional. Salah satunya adalah dalam proses diplomasi ekonomi yang berlangsung, dengan industri kreatif ini menjadi salah satu keunggulan kompetitif yang dapat bersaing di pasar global. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kelola industri kreatif yang berpengaruh terhadap diplomasi ekonomi Indonesia dengan sub sektor mode sebagai studi kasus. Dipilihnya Indonesia adalah karena adanya kedekatan antara isu ekonomi kreatif dengan diplomasi ekonomi yang dilakukan. Sementara sub sektor mode dipilih karena menjadi salah satu kontributor tertinggi dalam industri kreatif Indonesia. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan kerangka konsep governance dalam industri kreatif dan juga diplomasi ekonomi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan bahwa tata kelola industri kreatif ini berpengaruh dalam diplomasi ekonomi. Pengaruh ini terlihat dari masuknya industri kreatif ke dalam ranah politis, di mana menjadikan sub sektor mode sebagai isu non- tradisional dalam pelaksanaan diplomasi ekonomi. Tentunya hal ini tidak terlepas dari aktor-aktor sub sektor mode selain pemerintah dalam tingkat domestik Indonesia. Selain itu, juga terdapat aspek-aspek lain yang mempengaruhi berjalannya diplomasi ekonomi tersebut yang berkaitan dengan tata kelola industri kreatif Indonesia itu sendiri seperti konteks hubungan internasional, ekonomi politik internasional, hingga perekonomian itu sendiri.

Creative industry become one of the phenomenon that develops along with the massive globalization. Its development was so massive that it began to be noticed in studies of International Relations. For example is the ongoing economic diplomacy process, with creative industry become one of the competitive advantages that can compete in the global market. This paper aims to analyse the relationship between creative industry governance with Indonesia's economic diplomacy in the fashion sub-sector. The choice of Indonesia was due to the closeness between the issues of the creative economy and the economic diplomacy undertaken. While the fashion sub-sector was chosen because it is one of the highest contributors to Indonesia's creative industry. In conducting the analysis, the author use the framework of governance in the creative industries and also economic diplomacy. Based on the analysis that has been done, the author find that the governance of creative industries is influential in Indonesia's economic diplomacy. This influence can be seen from the significant of the creative industry have to the political sphere, which makes the fashion sub-sector as a non-traditional issue in the implementation of economic diplomacy. Of course this is inseparable from the actors of the fashion sub-sector besides the government at the Indonesian domestic level. In addition, there are also other aspects that affect the course of economic diplomacy relating to the governance of Indonesia's creative industry itself such as dynamic in international relations, international political economy, and of course the economy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Elok Sekarini
"ABSTRAK

Fashion bagi Perancis adalah aspek penting dalam spektrum budaya dan kehidupan sosial. Industri fashion bukan hanya sekedar industri kreatif, tetapi juga sektor penting bagi Perancis. Industri Fashion sebagai salah satu bentuk identitas budaya, tidak hanya berkontribusi pada aktivitas perekonomian negara, tetapi juga memberikan pengaruh dan citra Perancis di mata internasional. Potensi pertumbuhan industri ini tetap signifikan, di tengah naik-turunnya kondisi ekonomi Perancis. Paris sebagai Ibukota Mode Dunia memiliki acara fashion tahunan yang terbesar di dunia, yaitu Paris Fashion Week. Penelitian ini akan meneliti bagaimana fashion sebagai identitas budaya Perancis dapat menghegemoni fashion di dunia, serta bagaimana stimulan ekonomi yang dihasilkan dari biannual event Paris Fashion Week terhadap perekonomian Perancis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif untuk menjelaskan kontribusi ekonomi yang diberikan oleh industri fashion. Penelitian ini dianalisis dengan Teori Identitas (Stuart Hall) dan Teori Hegemoni (Gramsci). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi industri fashion terhadap GDP Perancis bertambah setiap tahunnya, terutama pendapatan yang datang dari biannual event Paris Fashion Week. Acara tahunan ini memberikan stimulan ekonomi yang luar biasa setiap tahunnya, serta berkontribusi terhadap pendapatan GDP Perancis.


ABSTRACT


For France, fashion is an important aspect in the spectrum of culture and social life. The fashion industry is not just a creative industry, but also an important sector for France. The Fashion Industry as a form of cultural identity, not only contributes to the countrys economic activities, but also influences Frances image in the international perspectives. The potential growth of this industry remains significant, amid the ups and downs of the France economic conditions. Paris as the Worlds Fashion Capital has the largest annual fashion event, namely Paris Fashion Week. This study will examine how fashion as a French cultural identity can hegemony fashion in the world, and how the economic stimulants generated from the bianuual event Paris Fashion Week towards France economy. This study uses qualitative methods supported by quantitative data to explain the economic contributions from fashion industry. This research analyzed with Identity Theory (Stuart Hall) and Hegemony Theory (Gramsci). The results of this study indicate that the contribution of the fashion industry to the France GDP increases each year, especially comes from the biannual event Paris Fashion Week revenue. This annual event provides a tremendous economic stimulant annually, as well as contributing to the France GDP income.

 

"
2020
T55032
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rina Maskayanti
"ABSTRAK
Ekonomi kreatif merupakan fenomena baru dalam perekonomian yang menekankan pada ide, kreativitas, keterampilan, dan bakat yang dimiliki oleh sumber daya manusia. Ekonomi kreatif diimplementasikan dalam bentuk industri kreatif yang terdiri dari 14 subsektor. Salah satunya, yaitu fesyen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variabel keluasan jaringan sosial, status sosial ekonomi, dan peran triple helix dalam perkembangan usaha industri kreatif fesyen di Kota Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif di antara variabel-variabel penelitian. Secara sosiologi, ide-ide dan kreativitas kelompok berkolaborasi untuk menghasilkan suatu produk kreatif yang mempunyai nilai tambah, sehingga mempunyai daya saing.

ABSTRACT
Creative economy is a new phenomenon in the economy which emphasizes on ideas, creativity, skills, and talents of human resources. Creative economy implemented in creative industry are composed of 14 sub-sectors, one of them is fashion. This study used a quantitative approach to describe relationship between social network, socioeconomic status, dan the role of triple helix in the development of creative industry fashion in Bandung. The result of this study indicate that there is a positive relationship between research variables. In Sociology, the ideas and creativity of group collaborate to produce creative products which have added value, thus having competitiveness"
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, ], 2014
S56229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Purwanto
"Disertasi ini membahas mengenai peranan modal budaya dan modal sosial dalam perkembangan klaster industri seni keramik Kasongan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan arti penting modal budaya dalam perubahan laster dan mobilitas sosial di antara para pengusaha. Modal sosial penting dalam memfasilitasi transaksi ekonomi dan dalam usaha mendapatan modal budaya, modal ekonomi dan modal simbolik. Terdapat hubungan dominasi, subordinasi dan resistensi di antara para pengusaha. Pengusaha dominan menggunakan berbagai modal untuk mempertahankan dominasinya dan beberapa pengusaha kecil melakukan resistensi terhadap praktik dominasi.

This dissertation discusses the role of cultural capital and social capital in the industrial cluster development of ceramic art craft of Kasongan. The study was conducted using qualitative research methods. The results show the importance of cultural capital in change of the cluster and in social mobility among enterpreneurs. Social capital is important in facilitating economic transactions and in pursuing economic capital, cultural capital and symbolic capital. There is a relationship of dominance, subordination and resistance among enterpreneurs. Dominant enterprenurs make use of a variety of capital to maintain its dominataion and some small-enterpreneurs do resistance act to the domination practices.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1425
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>