Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnis Juniar
"ABSTRAK
Faktur pajak elektronik adalah faktur pajak yang dibuat secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi melalui aplikasi yang telah ditentukan oleh Direktorat Jederal Pajak yang diberlakukan secara bertahap berdasarkan KEP-136/PJ/2014. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan evaluasi atas Kebijakan Faktur Pajak Elektkronik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Berdasarkan criteria evaluasi kebijakan William Dunn, Kebijakan Faktur Pajak Elektronik telah memenuhi kriteria efektivitas dan efisiensi sedangkan dari criteria perataan belum terpenuhi.

ABSTRACT
Electronic tax invoice is a tax invoice which created electronically by utilizing technology through applications that have been determined by the Direktorat Jenderal Pajak gradually based on KEP 136 PJ 2014. This research was conducted to evaluate Electronic Tax Invoice Policy. This research used a qualitative approach with descriptive research purposes. Data collected through library research and in depth interviews. Based on policy evaluation criteria by William Dunn, Electronic Tax Invoice Policy has met the criteria of effectiveness and eficiency while justice criteria have not been met."
2016
S66726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammy Irene
"ABSTRAK
Penelitian ini tentang analisis dari perbedaan compliance cost sebelum dan sesudah penerapan faktur pajak elektronik di KPP Besar Tiga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pendekatan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini berdasarkan tujuannya adalah penelitian deskriptif, berdasarkan manfaat adalah penelitian murni, berdasarkan dimensi waktu adalah penelitian cross sectional, dan dengan teknik pengumpulan data dari kuesioner dan wawancara mendalam juga kajian teoritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan compliance cost dalam penerapan faktur pajak elektronik bagi PKP di KPP Besar Tiga. Perbedaan yang signifikan terdapat pada dimensi time cost dan psychological cost. Namun ada satu indikator yaitu direct money cost yang belum terlalu signifikan perbedaanya karena masih banyak persamaan biaya yang dikeluarkan baik sebelum dan sesudah diterapkannya faktur pajak elektronik.

ABSTRACT
This study is an analysis of the compliance cost differences before and after electronic tax invoice application for taxable employers at KPP Besar Tiga. The method used in this study includes quantative research approach. This type of research is based on the goal is a descriptive study, based on the merits is pure research, based on the time dimension is a cross sectional study, and with the technique of collecting data from questionnaire, in depth interviews and theoretical study. The results showed that the influence of electronic tax invoice application to the compliance cost for taxable employers at KPP Besar Tiga is already influenced, because two of the three categories of compliance cost has been completed. Only one category which is direct money cost that has not complete. "
2016
S66719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Shendry Agatha
"ABSTRACT
Metode penghitungan PPN di Indonesia menggunakan metode kredit/invoice method dengan instrumen faktur pajak sebagai bukti pungutan dan pengkreditan PPN. Karena belum tersistem dan menggunakan kertas, faktur pajak rentan untuk dipalsukan untuk mengurangi beban pajak. Tahun 2014, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kebijakan Faktur Pajak Elektronik sebagai respon penyalahgunaan faktur pajak dan bertujuan untuk memberikan kemudahan administrasi bagi PKP dan fiskus. Setelah diimplementasikan lebih kurang empat tahun, Direktorat Jenderal Pajak masih menemui kasus faktur pajak fiktif dalam sistem e-Faktur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tujuan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kebijakan Faktur Pajak Elektronik belum efektif karena masih ditemui faktur pajak fiktif dalam sistem e-Faktur. Direktorat Jenderal Pajak tidak melakukan pembaruan sistem adminstrasi pajak secara komprehensif sehingga masih memberikan peluang untuk melakukan kecurangan. Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya memperbarui sistem secara komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat menutup peluang kecurangan tersebut.

ABSTRACT
The method of calculating VAT in Indonesia using credit method invoice method with tax invoice as the evidence of levies and crediting of VAT. Because it has not been systemized and using paper, tax invoices are often misused to reduce the tax burden. In 2014, the Directorate General of Taxation issued an Electronic Tax Invoice policy in response to the misuse of tax invoices and aims to provide ease of administration for corporate taxpayes and tax authority. After being implemented for approximately four years, the Directorate General of Taxation still encounters the case of fictitious tax invoice in the e Tax Invoice system. This research uses qualitative research approach with descriptive research purposes. Data was collected by in depth interview and literature study. The results showed that, Electronic Tax Invoice policy has not been effective because it is still encountered fictitious tax invoice in e Invoice system. Directorate General of Taxation. The Directorate General of Taxation does not update the tax administration system comprehensively, so it still provides an opportunity to commit fraud. The Directorate General of Tax should update the system comprehensively and integrall,y so as to close the opportunity for such fraud."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafisyah Masnamala
"Saldo piutang pajak di Indonesia meningkat setiap tahun. Hal ini mencerminkan Wajib Pajak belum mematuhi seluruh kewajiban pajaknya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yaitu dengan tindakan penagihan pajak termasuk pemblokiran rekening keuangan Penanggung Pajak. Pemblokiran dimaksudkan untuk memberikan konsekuensi hukum bagi Penanggung Pajak yang melanggar ketentuan pajak, sehingga menciptakan efek jera dan mendorong kepatuhan pajak. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemblokiran harta kekayaan Penanggung pajak ditinjau dari deterrence effect menurut Beccaria (1963) yaitu certainty, celerity, dan severity dan dampak pemblokiran terhadap kepatuhan formal dan material dari Wajib Pajak. Data primer kualitatif berupa wawancara dengan Juru Sita KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu dan Wajib Pajak untuk mengetahui aspek deterrence effect dari pemblokiran serta wawancara dengan Account Representative untuk mengetahui dampak pemblokiran terhadap kepatuhan Wajib Pajak setelah pemblokiran. Data sekunder berupa data kepatuhan formal juga digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek certainty pemblokiran tidak memberikan deterrence effect bagi Wajib Pajak, Aspek celerity dan severity pemblokiran memberikan deterrence effect bagi Wajib Pajak, namun deterrence effect dalam aspek severity harus memenuhi beberapa kondisi yang harus dipenuhi. Dampak pemblokiran harta kekayaan Penanggung Pajak belum tercermin dalam kepatuhan formal dan kepatuhan material di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu.

The tax receivables in Indonesia increases every year. This reflects that taxpayers have not complied with all their tax obligations. One effort to increase Taxpayer compliance is by tax collection actions including blocking the Tax Insurer's financial account. Financial account blocking is intended to provide legal consequences for Tax Insurers who violate tax provisions, thereby creating a deterrent effect and encouraging tax compliance. Based on these problems, this research aims to analyze the blocking of tax insurers’ financial assets in terms of the deterrence effect according to Beccaria (1963), namely certainty, celerity, and severity and the impact of blocking on formal and material compliance of taxpayers. Qualitative primary data in the form of interviews with the KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu Bailiff and the Taxpayer to determine the deterrence effect aspect of the financial account blocking as well as interviews with Account Representatives to determine the impact of the financial account blocking on Taxpayer compliance after that. Secondary data in the form of formal compliance data was also used in this research. The results of the analysis show that the certainty aspect of financial account blocking does not provide a deterrence effect for Taxpayers. The celerity and severity aspects of financial account blocking provide a deterrence effect for Taxpayers, however the deterrence effect in the severity aspect must fulfill several conditions that must be met. The impact of blocking the Tax Insurer's assets has not been reflected in formal compliance and material compliance at KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocktavia
"[Penelitian ini membahas mengenai efektivitas pelaksanaan sosialisasi perpajakan terkait E-Faktur terhadap Wajib Pajak yang diselenggarakan oleh KPP Pratama Jakarta Pancoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sosialisasi telah berjalan secara efektif dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dengan tercapainya tujuan dan manfaat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dengan Wajib Pajak dan wawancara terstruktur dengan Account Representative di KPP Pratama Jakarta Pancoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan terkait E-Faktur telah berjalan cukup efektif meskipun masih ditemukannya faktor-faktor yang menghambat efektivitas dari sisi Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak. Dengan demikian diharapkan adanya peran aktif dari Account Representative, KPP Pratama Jakarta Pancoran, maupun Kantor Pusat DJP untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam penyelenggaraan sosialisasi perpajakan.

This study discusses the effectiveness of the implementation of socialization related taxation E-Faktur against taxpayer held by KPP Pratama Jakarta Pancoran. The aim of this study was to determine whether sosialization was effective in improving taxpayer compliance with the achievement of the goals and benefits. This research is a qualitative descriptive design. The approach used in this research was conducted through a questionnaire with taxpayer and a structured interview with the Account Representative at KPP Pratama Jakarta Pancoran. The results showed that the taxation-related socialization E-Faktur has been running quite effectively while still finding the factors that hinder the effectiveness from the taxpayer and DJP. It is expected the active role of Account Representative, KPP Pratama Jakarta, and DJP to make continuous
improvements in socialization taxation., This study discusses the effectiveness of the implementation of socialization
related taxation E-Faktur against taxpayer held by KPP Pratama Jakarta
Pancoran. The aim of this study was to determine whether sosialization was
effective in improving taxpayer compliance with the achievement of the goals and
benefits. This research is a qualitative descriptive design. The approach used in
this research was conducted through a questionnaire with taxpayer and a
structured interview with the Account Representative at KPP Pratama Jakarta
Pancoran. The results showed that the taxation-related socialization E-Faktur
has been running quite effectively while still finding the factors that hinder the
effectiveness from the taxpayer and DJP. It is expected the active role of Account
Representative, KPP Pratama Jakarta, and DJP to make continuous
improvements in socialization taxation.]
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Afrilyani
"Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi dilaksanakan oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan yang terdapat pada KPP Pratama, yang sudah berjalan kurang lebih sepuluh tahun. Evaluasi kinerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan bertujuan untuk menganalisis kinerja dan mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian murni, tujuan penelitian deskriptif, dan dimensi waktu cross-sectional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, library research (studi kepustakaan), dan pengamatan. Hasil penelitian yang dilaksanakan adalah kinerja Seksi Ekstensifikasi Perpajakan sudah cukup baik. Hambatan terbesar adalah jumlah SDM yang belum mencukupi. Untuk mengatasinya dapat dilakukan penambahan jumlah personil.

The act to extend the scope of Individual Taxpayers has been done by Tax Extension Unit which has been a part of the Small Taxpayer office (STO) and operating for nearly ten years. Performance evaluation has the purpose to analyze the performance and to identify the hurdle faced by Tax Extension Unit. This research use quantitative approach. The research is classified as descriptive and cross-sectional research. Data collection method used in the research are interviews, library research, and observation. The research shows that the performance of Tax Extension Unit has already been fairly well, and the biggest hurdle which being faced by the Unit is the number of human resources which has not yet been adequate. Adding the personnel quantity up can be done to solve the problem."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S55524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Margaret
"Kepatuhan pajak adalah perilaku kompleks yang berdasarkan hasil-hasil riset telah terbukti adanya beberapa faktor yang bisa mendorong dan menahan wajib pajak dari memenuhi kewajiban pajak mereka. Namun upaya Indonesia dalam menangani masalah ketidak-patuhan selama ini sangat terbatas pada reformasi administrasi perpajakan dan pencegahan secara hukum, tanpa mengindahkan interaksi antara moral pajak, legitimasi politik, dan pertukaran fiskal yang baik secara gabungan maupun independen mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak. Gagasan pajak sebagai bentuk kontrak sosial antara wajib pajak dan pemerintah yang berwenang semakin diterima oleh masyarakat luas dan dengan demikian perlu adannya upaya untuk menelusuri persepsi legitimasi politik dan pertukaran fiskal dari persepsi wajib pajak di Indonesia.
Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan populasi sampel wajib pajak dalam satu kantor pelayanan pajak yang tingkat ketidak-patuhan formal salah satu tertinggi di Jakarta. Responden memiliki moral pajak cukup tinggi meskipun mereka kurang puas dengan pemerintah atau lembaga publik serta dengan barang dan jasa publik. Perilaku kepatuhan responden dan moral pajak bervariasi tergantung pada indikator yang diukur. Persepsi pada perilaku kepatuhan orang lain berbanding terbalik dengan perilaku kepatuhan responden. Penerimaan terhadap perilaku ketidakpatuhan adalah prediktor yang lumayan akurat untuk menentukan kepatuhan responden yang sebenarnya.
Dampak dari legitimasi politik dan pertukaran fiskal pada kepatuhan formal bervariasi tergantung pada item yang diukur. Persepsi tentang korupsi dan keterwakilan tidak mempengaruhi perilaku kepatuhan, sementara tingkat kepercayaan pada pemerintah dan kemampuan pemerintah untuk mengelola pengeluaran penerimaan pajak berdampak positif kepatuhan formal. Dalam kategori pertukaran fiskal, wajib pajak yang patuh lebih kritis dalam menilai 'manfaat' yang mereka terima di seluruh wilayah diukur yaitu: kesehatan, pendidikan, infrastruktur, penanganan kejahatan dan korupsi.

Tax compliance is a multi-faceted behaviour, previous studies have recognised and proven there are factors which entices and hold taxpayers back from fulfilling their tax obligations. However Indonesia's effort in tackling noncompliance issue has been limited on tax administration reform and deterrence factors. Meanwhile the interaction between tax morale, political legitimacy, and fiscal exchange which compoundingly (or individually) affect a person tax compliance behaviour have not been given much attention to. The notion of tax as a form social contract between taxpayer and governing authority is more wellreceived and thus it is necessary to address the issue of political legitimacy and fiscal exchange from Indonesia's taxpayers perception.
This quantitative study has come to conclusion that sample population of taxpayers in one tax service office with highest non-compliant rate have moderately high tax morale even though they are dissatisfied with government or public institution as well as with the public goods and services. Respondents' compliance behaviour and tax morale vary depending on the tax morale indicators measured. The perception on other people's compliance behaviour inversely proportional to the respondents' compliance behaviour; acceptance on noncompliance behaviour however is a better predictor for how the respondents' actual compliance behaviour are.
The impact of political legitimacy and fiscal exchange on formal compliance vary depending on each particular items. Perception on corruption and representativeness does not seem to impact compliance behaviour Meanwhile confidence level in government and government's ability to manage tax revenue expenditure does positively impact formal compliance. In fiscal exchange category, the result suggests that compliant taxpayers are more critical in judging the 'benefits' they receive across the measured area which are: healthcare, education, infrastructure, handling of crime and corruption."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Arsanti
"Saat ini kebanyakan wajib pajak sudah memahami kegunaan internet dengan berbagai kemudahannya. Inilah yang mendorong penciptaan bentuk pelayanan perpajakan berbasis internet. Terdapat tiga aplikasi sistem informasi berbasis internet yang telah dikembangkan dan diluncurkan Ditjen Pajak sejak tahun 2005, yaitu sistem pendaftaran wajib pajak dengan aplikasi e-regristration, sistem pembayaran pajak dengan e-payment, dan sistem pelaporan pajak dengan aplikasi e-Filing. Terobosan e-system ini tidak lain sebagai bagian dari reformasi perpajakan khususnya administrasi perpajakan. e-Filing adalah penyampaian Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) yang berbentuk formulir elektronik dalam media komputer (e-SPT) melalui internet secara online real time. SPT ini berbentuk formulir elektronik yang ditransfer atau disampaikan ke Ditjen Pajak melalui website www.pajak.go.id atau perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Aplicatian Service Provider atau ASP).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan penerapan e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi di KPP Pratama Bogor ditinjau dari asas kepastian hukum dan asas ease of tax administration and compliance; mengetahui hambatan yang dihadapi KPP Pratama Bogor dalam pelaksanaan pelaporan SPT Tahunan SPT PPh Orang Pribadi dengan menggunakan aplikasi e-Filing; serta menjelaskan upaya yang dilakukan KPP Bogor mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan menggunakan aplikasi e-Filing.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Pelaksanaan e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bogor belum ada kepastian hukum, sedangkan ditinjau dari asas ease of administration and compliance dari sisi wajib pajak sangat tercermin dalam kemudahan pelaporan e-Filing tersebut, karena wajib pajak sudah tidak perlu lagi antri dan repot dengan berkas-berkas kertas. Begitu juga dari sisi fiskus, mereka sangat terbantu dengan adanya e-filing, karena sudah tidak perlu lagi melakukan perekaman data SPT, dan lain-lain. Tetapi di satu sisi dengan adanya SPT LB yang pada hakekatnya adalah SPT Nihil justru menambah beban kerja aparat pajak serta seringnya terjadi gangguan dalam akses ke website Ditjen Pajak membuat pelaksanaan e-Filing menjadi terhambat.

Currently most taxpayers already understand the usefulness of the Internet with various ease. This prompted the creation of an Internet-based form of taxation services. There are three applications of Internet-based information system that has been developed and launched the Directorate General of Taxation since 2005, the taxpayer registration system with the application of e-regristration, payment systems with e-payment of tax, and the tax reporting system with e-Filing. Breakthrough e-system is not another as part of a tax reform tax administration in particular. e-Filing is the delivery of the Notice Period (return period) or Notice of Annual (Annual SPT) in the form of an electronic form in computer media (e-SPT) over the internet in real time online. SPT is shaped electronic form transferred or delivered to the Directorate General of Taxes through the website www.pajak.go.id or Application Service Provider (Aplicatian Service Provider or ASP).
The purpose of this study was to analyze the implementation of e-Filing in the reporting of Annual Income Tax Personal in KPP Pratama Bogor in terms of the principle of legal certainty and ease of tax administration and compliance; know the constraints faced in the implementation of reporting SPT by using the e-Filing application; and the efforts of KPP Pratama Bogor overcome obstacles faced in implementation of e-Filing.
This study used a qualitative approach. The results indicate the implementation of e-Filing in KPP Pratama Bogor no legal certainty, while in terms of the principle of ease of administration and compliance of the taxpayer is strongly reflected in the ease of reporting the e-Filing, because taxpayers no longer need to queue and hassle with paper files. So also from the tax authorities, they were greatly assisted by the e-filing, because it was no longer perform SPT data recording, and others. But on the one hand with the SPT LB which is essentially nil tax return will increase the burden of work and the tax authorities of frequent interruptions in access to the website of the Directorate General of Taxation makes the implementation of e-Filing to be blocked."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggar Putra Bagaskara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan biaya kepatuhan pajak pasca penggunaan e-billing serta kelebihan dan kekurangan penggunaan aplikasi e-billing.. Objek penelitan ini adalah penggunaan e-billing dengan studi kasus pada Asoisasi E-Commerce Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui survey. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 70 responden yang menjadi anggota Asosiasi E-Commerce Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya kepatuhan pajak pasca penggunaan e-billing pada dimensi fiscal cost dan time cost adalah tetap, sedangkan pada dimensi psychological cost terdapat perubahan biaya kepatuhan pajak pasca penggunaan e-billing menjadi menurun.
Dari hasil analisis diperoleh bahwa kelebihan aplikasi e-billing diantaranya adalah menghemat waktu, fleksibel, efektif dan efisien. Sedangkan kekurangan beberapa aplikasi e-billing adalah server yang masih sering error, koneksi internet yang stabil, dan keamanan sistem e-billing.

This research aims to determine changes in tax compliance cost after the use of e billing as well as the advantages and disadvantages of the use of e billing application. The object of this research is the use of e billing by taking a case study on Indonesian E Commerce Association. This study uses a quantitative approach to data collection through surveys. This research was conducted by distributing questionnaires to 70 respondents who are members of Indoneisan E Commerce Association.
The results show that tax compliance costs after the use of e billing in the fiscal cost dimension and time cost dimension are fixed, whereas the psychological cost dimension, there is changes in tax compliance costs after the use of e billing to decrease.
The results of analysis that excess e billing applications include time saving, flexible, effective and efficient. While the lack of e billing some applications are still frequent error server, needs stable internet connection, and security of e billing system itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S65875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setiyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perllaku pengguna E-Registration Pajak terhadap peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Pajak Penghasllan Orang Pribadi di DKI Jakarta. Variabel-varlabel yang mempengaruhi perilaku Subyek Pajak dalam menggunakan E-Registration adalah persepsi manfaat, kemudahan, norma subyektif dan kemampuan mengontrol Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskrlptlf dengan menyajikan hasil penelitlan ke dalam tabel-tabel dlstrlbusl frekuensi dengan persentase untuk masing-masing kelompok. Kemudian dilakukan analisa lanjutan dengan menggunakan data statlstik yang ada untuk menghitung potensi jumlah Wajlb Pajak Orang Pribadi terdaftar dan Pajak Penghasilan Orang Prlbadi dl DKI Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dlsimpulkan bahwa persepsi manfaat, kemudahan, norma subyektif dan kemampuan mengontrol dapat mempengaruhl perilaku Subyek Pajak untuk mau menggunakan E-Registration. Kemudian perilaku Subyek Pajak yang mau menggunakan E-Registration dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak Orang Prlbadi terdaftar dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di DKI Jakarta."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T20915
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>