Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Karunia Illahi
"ABSTRACT
Skripsi ini dibuat untuk membahas bagaimana motivasi pelanggan Taman Sari Royal Heritage Spa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi yang mendasari pelanggan Taman Sari Royal Heritage Spa melakukan perawatan ialah kebutuhan akan relaksasi dan penyegaran dari rutinitas sehari-hari, perawatan badan, menghargai tubuh, ingin tampil bugar, serta panjang umur dan awet muda. Motivasi tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan budaya informan seperti keluarga, pendidikan, dan pekerjaan. Perawatan yang dilakukan mendapatkan dukungan dari pihak keluarga. Informan dengan pekerjaan padat termotivasi untuk relaksasi dan penyegaran dari rutinitas kesehariannya. Tingkat pendidikan yang relatif tinggi membuat adanya kesadaran untuk menjalani gaya hidup sehat agar selalu tampil bugar sekaligus penghargaan terhadap tubuh. Pekerjaan yang bersinggungan dengan publik membuat informan termotivasi selalu merawat badan untuk tetap tampil bersih, enak dilihat dan awet muda.

ABSTRACT
This thesis discuss customer s motivation of Taman Sari Royal Heritage Spa. This research use qualitative method through in depth interview and observation. The found of the research show that customer s motivation of Taman Sari Royal Heritage Spa is the needs of relaxation and refresh from daily routine, body treatment, self reward, desire to look fit and having a long life and stay young. These motivations are influenced by informan s social and cultural background such as family, education and occupation. Treatments activities are supported by the family. Informant with high pressures of work want to get relax and refresh from daily routine. Well educated informant aware to have healthy life style to always look fit. Occupation in public sector makes informant go to spa in order to good looking and stay young."
2016
S66808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisdianto
"ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan sebuah studi analisa positioning Taman Sari Royal
Heritage Spa. Spa milik dari ibu Mooryati Soedibyo dan berlokasi di Tanah Abang
Jakarta ini merupakan salah satu dari sekian pemain di bisnis spa yang sedang
menjamur di Jakarta. Obyek ini sangat menarik untuk diteliti karena dengan semakin
ketatnya persaingan, maka hanya yang memiliki competitive advantage dan
positioning yang kuat yang dapat bertahan dan memenangkan persaingan itu.
Spa adalah singkatan dari bahasa latin, yaitu Sante Par Aqua, yang artinya
terapi dengan air. Tujuan utama perawatan spa adalah agar tubuh menjadi lebih sehat,
segar dan bugar luar dalam, dengan unsur utamanya menggunakan metode pemijatan
dan air. Asal mula perkataan spa sendiri diambil dari nama sebuah desa yang
bernama Spa, yang berada di propinsi Liege, Belgia. Secara umum, spa merupakan
pendekatan terpadu dengan mengkonibinasikan pemakaian sumber daya alam,
termasuk air mineral, yang bertujuan merestorasi kondisi tubuh manusia.
Di Jakarta sendiri terdapat bebenapa spa yang memiliki pendekatan seperti di
atas Sebut saja Taman Sari Royal Heritage Spa, Gaya Spa, atau Quantum Spa.
Sebagai salah satu pemain lokal, Taman Sari Royal Heritage Spa patut
diperhitungkan. Awal tahun 2001, spa ini telah membuka cabang di Malaysia dan
menyusul di beberapa kota di luar negeri. Spa ini memiliki positioning statement
Rupa Neka Swarga Untuk itu penulis menganalisa kekuatan positioning tersebut di
mata konsumen dan pesaing sejenis, serta menganalisa hubungannya dengan
segmentasi yang ditentukan oleh manajemen. Karena dengan posisi yang kuat maka
Taman Sari Royal Heritage Spa mampu bersaing di bisnis yang sedang berkembang
pesat ini.
Penelitian menggunakan metodologi riset eksploratori dan riset deskriptif.
Penelitian melibatkan 100 partisipan dengan seleksi awal mengenal Taman Sari
Royal Heritage Spa dan pernah mencoba spa minimal dalam 6 bulan terakhir. Setelah
melakukan penyebaran kuesioner, dilakukan tabulasi data untuk mendapatkan
beberapa hasil penelitian dan untuk diambil analisa dan kesimpulan. Untuk
memudahkan analisa, pada beberapa variabel, dilakukan cross tab, sehingga makin
terlihat hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.
Hasil yang didapat adalah bahwa sebagian besar partisipan memiliki persepsi
yang sama dengan positioning yang ingin disampaikan oleh Taman Sari Royal
Heritage Spa. Prosentase hasil yang ditunjukkan signifikan, baik yang berasal dan
responden yang memilih Taman Sari Royal Heritage Spa sebagai spa pilihan, maupun
yang tidak Selain ¡tu ternyata setelah dilakukan pemetaan produk, Taman Sari Royal
Heritage Spa juga memiliki positioning yang kuat dibanding pesaingnya di mata
konsumen Dalam hal ¡ni, Taman Sari Royal Heritage Spa dibandingkan dengan 2
pemain sejenis, yaitu Gaya Spa dan Quantum Spa.
Sedangkan implikasi pemasaran bagi Taman Sari Royal Heritage adalah pihak
manajemen harus melakukan improvement dalam perencanaafl strategi pemasarannya
"
2001
T3832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ramadhany
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul : Korea Foundation: Seoul Selection,, 2011
951.9 JOS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A. S. Dwidjasaraja
"Buku ini menguraikan tentang petilasan Taman Sari di Yogyakarta. Diawali dengan peta Taman Sari dan nama-nama bangunan di Taman Sari, kemudian dibahas mengenai siapa yang mendirikan Taman Sari."
Yogyakarta: Sakti, [date of publication not identified]
BKL.0507-LL 52
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Surakarta: Pusat Kebudayaan Jawa Tengah Sasonomulyo Baluwarti, 1975
899.26 TAM (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Egadyas Nindita
"Taman Sari merupakan sebuah taman yang dibuat di masa Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). Hal yang kerap muncul di benak orang mengenai Taman Sari adalah sebuah tempat di mana seorang sultan memilih satu dari para selir yang berendam di kolam untuk kesenangan pribadinya. Kolam tempat para selir berendam sembari dipilih oleh sri sultan berada di sebuah bagian dari Taman Sari, yaitu Pasiraman Umbul Winangun. Pertanyaan yang muncul adalah: betulkah Pasiraman Umbul Winangun merupakan tempat di mana para selir berperan sebagai obyek bagi si sultan? Betulkah pasiraman tersebut merupakan sebuah ruang profan? Apa yang sebenarnya terjadi di pasiraman tersebut?
Untuk menjawab penanyaan-pertanyaan tersebut, dilakukan penelitian yang melibatkan studi literatur, observasi langsung di lapangan, wawancara, serta interpretasi. Periode yang difokuskan pada penelitian ini adalah Taman Sari di masa Sultan Hamengkubuwono l (pertengahan abad ke-18), karena masa itulah masa awal keberadaan Taman Sari dengan Pasiraman Umbul Winangunnya. Diskusi mengenai ruang dan gender yang selama ini banyak dijumpai lebih fokus pada kasus atau asumsi yang terjadi di dunia Barat.
Terdapat perbedaan cukup mendasar antara kasus yang terjadi di Barat dan yang terjadi di Timur. Sebagai contoh kasus dalam tesis ini, wanita Jawa bukanlah wanita Eropa masa Victoria. Kajian terhadap aspek budaya Jawa, serta kaitannya dengan pandangan kosmologis Jawa, mengindikasikan adanya kesetaraan posisi antara pria dan wanita. Bagaimana Pasiraman Umbul Winangun ditempatkan pada kompleks Taman Sari juga mengindikasikan kesetaraan tersebut.
Hasil analisis saya menemukan bahwa posisi Pasiraman Umbul Winangun tepat berada di sebuah persimpangan, di mana dua buah axis, axis yang dilewati oleh Sultan (Utara-Selalan) dan axis yang dilewati oleh klangenan (Timur-Barat), saling bertemu. Sumbu dari suatu perempatan memiliki makna sakral bagi banyak kebudayaan di Nusantara, tak terkecuali Jawa. Terkait dengan itu, kesetaraan peran antara Sultan dan klangenan di Pasiraman Umbul Winangun terindikasikan. Dari situ disimpulkan bahwa ruang pada pasiraman tersebut bukanlah ruang yang bersifat pria-sentris.

Taman Sari is a garden founded during the reign of Sultan Hamengkubuwono I (l755-l792). What comes up in mind when Taman Sari is mentioned is a place where the sultan chose one of his klangenans (concubines), who were in the pools, for his personal pleasure. The pools where the concubines bathed prior getting chosen by the sultan are located at a part of Taman Sari: the Pasiraman Umbul Winangun.
Questions then came up: is it true that Pasiraman Umbul Winangun was a place where the concubines acted as objects for the sultan? ls the pasiraman (bathing place) really a profane space? What did really happen at the pasiraman? In order to answer these questions, a research was conducted, involving literary studies; field observation at Taman Sari, interviews, and interpretation. The research focused on Taman Sari during the time of Sultan Hamengkubuwono I (mid l8"? century), for it is the initial period of Taman Sari's presence with its Pasiraman Umbul Wimangun.
Most discussions on space and gender tend to touch upon Western cases, or assumption of such cases. There is a basic difference between Western and Eastern cases in such subject. In the case discussed in this thesis, Javanese women were not European women of Victorian era. Studies on aspects of Javanese culture, with their relation to Javanese cosmological view, indicate that women were not that inferior to men. The manner in which Pasiraman Umbul Winangtm is located within Taman Sari complex also indicates such lack of inferiority;
My analysis found that the position of Pasiraman Umbul Winengun is located at the crossing where two axes-the one passed through by the Sultan (North-South) and the one passed through by klangenans (East-West)--meet. Such crossing has a sacred meaning in many cultures of Indonesia, including in Java. In relation to that, equality in roles between the Sultan and the klangenans is indicated. Based on this, it is concluded that the pasiraman was not a phallus-centric space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27628
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Dyas Nindita
"Taman Sari merupakan sebuah taman yang dibuat di masa Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). Hal yang kerap muncul di benak orang mengenai Taman Sari adalah sebuah tempat di mana seorang sultan memilih satu dari para selir yang berendam di kolam untuk kesenangan pribadinya. Kolam tempat para selir berendam sembari dipilih oleh sri sultan berada di sebuah bagian dari Taman Sari, yaitu Pasiraman Umbul Winangun. Pertanyaan yang muncul adalah: betulkah Pasiraman Umbul Winangun merupakan tempat di mana para selir berperan sebagai obyek bagi si sultan? Betulkah pasiraman tersebut merupakan sebuah ruang profan? Apa yang sebenarnya terjadi di pasiraman tersebut? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dilakukan penelitian yang melibatkan studi literatur, observasi langsung di lapangan, wawancara, serta interpretasi. Periode yang difokuskan pada penelitian ini adalah Taman Sari di masa Sultan Hamengkubuwono I (pertengahan abad ke-18), karena masa itulah masa awal keberadaan Taman Sari dengan Pasiraman Umbul Winangun nya. Diskusi mengenai ruang dan gender yang selama ini banyak dijumpai lebih fokus pada kasus atau asumsi yang terjadi di dunia Barat. Terdapat perbedaan cukup mendasar antara kasus yang terjadi di Barat dan yang terjadi di Timur. Sebagai contoh kasus dalam tesis ini, wanita Jawa bukanlah wanita Eropa masa Victoria. Kajian terhadap aspek budaya Jawa, serta kaitannya dengan pandangan kosmologis Jawa, mengindikasikan adanya kesetaraan posisi antara pria dan wanita. Bagaimana Pasiraman Umbul Winangun ditempatkan pada kompleks Taman Sari juga mengindikasikan kesetaraan tersebut. Hasil analisis saya menemukan bahwa posisi Pasiraman Umbul Winangun tepat berada di sebuah persimpangan, di mana dua buah axis, axis yang dilewati oleh Sultan (Utara-Selatan) dan axis yang dilewati oleh klangenan (Timur-Barat), saling bertemu. Sumbu dari suatu perempatan memiliki makna sakral bagi banyak kebudayaan di Nusantara, tak terkecuali Jawa. Terkait dengan itu, kesetaraan peran antara Sultan dan klangenan di Pasiraman Umbul Winangun terindikasikan. Dari situ disimpulkan bahwa ruang pada pasiraman tersebut bukanlah ruang yang bersifat pria-sentris.

Taman Sari is a garden founded during the reign of Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). What comes up in mind when Taman Sari is mentioned is a place where the sultan chose one of his klangenans (concubines), who were in the pools, for his personal pleasure. The pools where the concubines bathed prior getting chosen by the sultan are located at a part of Taman Sari: the Pasiraman Umbul Winangun. Questions then came up: is it true that Pasiraman Umbul Winangun was a place where the concubines acted as objects for the sultan? Is the pasiraman (bathing place) really a profane space? What did really happen at the pasiraman ? In order to answer these questions, a research was conducted, involving literary studies, field observation at Taman Sari, interviews, and interpretation. The research focused on Taman Sari during the time of Sultan Hamengkubuwono I (mid 18th century), for it is the initial period of Taman Sari?s presence with its Pasiraman Umbul Winangun. Most discussions on space and gender tend to touch upon Western cases, or assumption of such cases. There is a basic difference between Western and Eastern cases in such subject. In the case discussed in this thesis, Javanese women were not European women of Victorian era. Studies on aspects of Javanese culture, with their relation to Javanese cosmological view, indicate that women were not that inferior to men. The manner in which Pasiraman Umbul Winangun is located within Taman Sari complex also indicates such lack of inferiority; My analysis found that the position of Pasiraman Umbul Winangun is located at the crossing where two axes?the one passed through by the Sultan (North-South) and the one passed through by klangenans (East- West)?meet. Such crossing has a sacred meaning in many cultures of Indonesia, including in Java. In relation to that, equality in roles between the Sultan and the klangenans is indicated. Based on this, it is concluded that the pasiraman was not a phallus-centric space."
2010
T40871
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumpaet, Y. Suryapama Tera Gia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang struktur dan tema 27 cerpen dalam kumpulan
cerpen Taman Sari, sehingga menghasilkan satu tema dominan serta kaitannya
dengan konteks zaman di saat kumpulan cerpen Taman Sari terbit. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyatakan
bahwa tema dominan dalam kumpulan cerpen Taman Sari adalah golongan tema
sosial yang meliputi tema percintaan, kemiskinan, pendidikan, dan keluarga. Hal
ini mengisyaratkan bahwa tema populer pada tahun 1975 adalah tema-tema sosial.
Temuan lain juga menyatakan bahwa tidak semua cerpen merupakan satu kisahan,
tetapi merupakan cerpen beralur

ABSTRACT
This thesis discusses the structure and theme of 27 short-stories in Taman Sari,
thus producting a dominant theme and the social implementation in the current
time when Taman Sari has released. This research is qualitive descriptive
interpretative. The result of this research that the dominant theme of Taman Sari
is social theme which includes the theme of romance, poverty, education, and
family relationship. It was implementating that the popular theme in 1975 is social
themes. Another result found not all stories are not-grooved stories, but ploted
stories."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Laura Sarassitha
"Perusahaan yang baik adalah ketika menyusun strategi, mengerucut kepada tujuan serta misi dan visinya dan bukan keluar dari apa yang menjadi sasaran perusahaan. Hal ini menjadi dasar bagi perusahaan untuk menerapkan strategi komunikasi pemasaran dengan metode Balanced Scorecard, dimana penekanannya diberikan pada aspek kinerja keuangan dan kepuasan pelanggan sehingga disebut dengan strategi 2 in 1. Kedua aspek ini menjadi penting untuk fokus penelitian karena PT Puti Hanum Astari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agrowisata.
Demi mengembangkan usahanya dan berupaya untuk memenangkan persaingan di bisnis agrowisata, maka The Pinewood dibawah management PT Puti Hanum Astari menerapkan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 yang digunakan untuk mentrasnformasikan perusahaan menjadi penyelanggara bisnis agrowisata yang diminati dan memiliki pelanggan yang loyal.
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dampak penerapan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 terhadap The Pinewood. Sedangkan penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner, kemudian untuk analisis data lapangan digunakan metode sign test (Uji Tanda).
Dari hasil analisis penerapan strategi komunikasi pemasaran 2 in 1 diperoleh bahwa penerapan strategi tersebut tidak memberikan dampak perubahan kepada kineija keuangan perusahaan, namun untuk kepuasaan pelangan terbukti terjadi perubahan dampak setelah diaplikasikan kebijakan tersebut. Sehingga perusahaan perlu mengkaji lebih lanjut serta semakin mengembangkan strategi komunikasi pemasaran 2 in I pada perusahaan.

The good company is to arrange strategy, sharping to perspeclive vision and mision, otherwise it is not beyond on target though. Therefore, it is a necessary to implement Marketing Communication Strategy with Balanced Scorecard method which focus on two aspects such as Financial and Customer Satisfaction aspects, hence the strategy is recognize as 2 in 1 strategy. Those are essential where PT Puti Hanum Astari is a company who has developed as Agritourism Business.
The Pinewood which under PT Puti Hanum Astari management has implemented 2 in 1 marketing communication strategy that is used to Lransform the company become a pioneer of agritourism business in order to notice customer loyalty following by development of business competition in agritourism self.
This research was a case to analyze impact of 2 in 1 Marketing Communication Strategy to The Pinewood. Meanwhile, the research had been conducted by data collection (questioners), and then the field data was analyzed by Sign Test Method.
The result shows that 2 in 1 Marketing Communication Strategy is not giving any impact to financial performance, yet But it improves customer satisfaction and loyalty significantly. Furthermore, It suggested that The Pinewood should continue to impelement and develop the 2 in 1 Marketing Communication Strategy as increasing in customer loyalty at the end will positively impacting company financial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25745
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>