Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Fauzan
"ABSTRAK
Pengelolaan lindi merupakan salah satu masalah utama yang terjadi dalam pengoperasionalan TPA. Kualitas Lindi yang buruk dapat mencemari tanah maupun badan air disekitar lokasi TPA. Salah satu cara penanganan lindi yang diteliti dalam penelitian ini adalah dengan mengalirkan air lindi kedalam bioreaktor yang didalamnya terdapat sampah berusia 3 tahun yang sebelumnya telah dilakukan resirkulasi lindi untuk meningkatkan kemampuan dekomosisi sampah. Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah dengan membandingkan kemampuan removal konsentrasi lindi dan perubahan yang terjadi pada sampah dalam bioreaktor. Kemampuan removal didapat dari menghitung pengurangan konsentrasi yang terjadi sebelum dan setelah lindi melewati bioreaktor. Parameter yang menjadi penilaian kemampuan peningkatan kualitas lindi adalah BOD, COD, TSS, Nitrit, dan Nitrat, serta pH. Serta ada peninjauan dari perubahan karakteristik ultimate analisis sampah dan nilai kalor yang ada pada sampah. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya peningkatan kualitas air lindi hingga mencapai diatas 90 pada parameter COD, BOD, TSS, dan Nitrit. Sedangkan untuk parameter Nitrat terdapat peningkatan konsentrasi akibat terjadinya reaksi denitrifikasi. Parameter pH menampakkan terjadinya netralisasi l. Nilai kalor sampah yang didapat dari perhitungan menggunakan data ultimate analisis menampilkan term penurunan sehingga sampah sebaiknya tidak digunakan sebagai renewable energy dalam pemanfaatan kalor karena ketidakoptimalan hasil yang akan diperoleh.

ABSTRACT
Leachate management is an issue in landfill management. The bad quality of leachate can contaminate soil and bodies of water. One of ways to handle leachate that studied in this thesis is by drain the leachate into the bioreactor contain of decomposted garbage to improve leachate quality. The method that used is by comparing the ability of removal leachate concentrations and the changes of garbage in the bioreactor. Removal capability is derived by calculate the reduction in concentrations that occur before and after leachate passed through the bioreactor. The parameters that assessed to improve the leachate quality is BOD, COD, TSS, Nitrite, Nitrate, and pH. There is also a review of garbage ultimate analysis characteristics and HHV contained changes. The results is bioreactor can improve the leachate quality higher than 90 in COD, BOD, TSS, and Nitrite. On the other side, the concentration nitrates parameter is increased due to denitrification reaction. Parameters of pH show neutralization process. The HHV of the garbage that derived from the calculation of ultimate analysis data show a decline term, so that the garbage should not be used as a renewable energy in the utilization of heat because the result is not optimum."
2017
S66814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghanis Mahdiana Inka Afiata
"Kenaikan timbulan sampah menyebabkan terbatasnya lahan TPA dan permasalahan pengelolaan pada lindi. Hal ini dapat diatasi dengan penerapan bioreaktor landfill yang dapat mempercepat dekomposisi sampah yang sekaligus dapat menurunkan kandungan pencemar yang ada dalam lindi. Pada penelitian ini berfokus pada kemampuan sampah bioreaktor lysimeter yang terdekomposisi berumur 3 tahun tanpa resirkulasi lindi dalam mengolah air lindi yang berasal dari TPA Cipayung. Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah karakteristik sampah dan parameter kimia air lindi. Uji karakteristik sampah yang dilakukan adalah analisis ultimate yang berupa kandungan unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), total sulfur (S), dan fosfor (P), rasio C/N, serta analisis proximate yang berupa uji kadar kelembaban, dan kadar abu, serta nilai kalori sampah. Sedangkan untuk parameter kimia lindi berupa tingkat penyisihan BOD, COD, TSS, nitrit, nitrat, dan pH.
Berdasarkan simulasi pengolahan yang telah dilakukan, data analisis ultimate yang mengalami penurunan adalah unsur C dengan hasil akhir 1,38% dan N adalah 0,16%, sedangkan unsur H dan O mengalami peningkatan dengan kadar akhir sebesar 1,98% dan 12,16%. Peningkatan juga terjadi pada data analisis proximate, dimana kadar kelembaban akhir sebesar 3,4%, sedangkan kadar abu dalam sampah adalah 85,1%. Berdasarkan data analisis ultimate, nilai kalor akhir pada sampah adalah 550,599 kkal/kg dengan rasio C/N sebesar 8,625. Sedangkan untuk pengolahan lindi, sampah bioreaktor memiliki efisiensi rata-rata tingkat penyisihan lindi pada parameter BOD, COD, TSS, dan nitrit sebesar 89,26%, dan penurunan pH efluen mendekati rentang pH netral sebesar 7,2-7,8, sedangkan kenaikan konsentrasi terjadi pada parameter nitrat hingga kenaikan rata-rata sebesar 249,99%.

Increasing in solid waste generation causing limited area of landfill and leachate management problems. These can be solved by applying the bioreactor landfill to accelerate waste decomposition that also can reduce pollutants content in the leachate. This study focused on the ability of 3-year-old decomposed waste in bioreactor lysimeter without leachate recirculation for treating the leachate from Cipayung landfill. Parameters measured in this study are the waste characteristics and leachate chemical parameters.Characteristics of waste includes ultimate analysis of element content of carbon (C), hydrogen (H), oxygen (O), nitrogen (N), total sulphur (S) and phosphorus (P), ratio of C / N, and proximate analysis in the form of moisture content, ash content, and calorific value of the waste.As for chemical parameters of the leachate includes removal efficiencies of BOD, COD, TSS, nitrite, change of pH, and rate of nitrate increase.
Based on the simulation of leachate treatment has been done, ultimate analysis data that decreased was element C with final results 1.38% and N was 0.16%, while the final results of element H and O increased by 1.98% and 12,16%. Escalation also occurred in proximate analysis data, which the final moisture content was 3.4%, while the ash content in the waste was 85.1%.Based on data from ultimate analysis, final result of calorific value of waste was 550.599 kcal/kg with C/N ratio was 8.625.As for the results of leachate treatment, bioreactor landfill has average efficiency rate of leachate removal on the BOD, COD, TSS, and nitrite parameters at rate 89,26%, and a decrease of pH occured in leachate effluent with pH range 7,2 to 7,8, while the increase occured in average of nitrates concentrations reached 249,99%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S65867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saffira
"Pengoperasian bioreaktor landfill dengan resirkulasi air lindi sudah banyak digunakan untuk mempercepat stabilisasi sampah. Namun, komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik yang merupakan material lignoselulosa yang sulit terdegradasi. Dalam upaya untuk mempercepat proses degradasi lignoselulosa tersebut dilakukan penambahan enzim selulase. Enzim selulase merupakan enzim yang dapat mengatalisasi proses dekomposisi selulosa dan polisakarida lainnya. Penelitian dilakukan dengan dua kondisi; pengoperasian resirkulasi air lindi dengan penambahan enzim selulase dan pengoperasian resirkulasi air lindi saja sebagai kontrol. Penambahan enzim selulase menghasilkan penurunan kandungan organik dalam sampah secara signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan parameter volatile solid.
Hingga akhir penelitian penurunan volatile solid pada reaktor dengan penambahan enzim dan reaktor kontrol masing-masing adalah 24,23 dan 10,72. Penambahan enzim selulase juga dilaporkan menghasilkan penurunan kandungan selulosa sampah yang signifikan 24,60 w/w dan 18,40 w/w untuk kontrol. Penurunan sampah pada bioreaktor lebih besar dengan penambahan enzim 32,67 dibandingkan dengan kontrol 19,33. Proses stabilisasi sampah ditinjau dengan konstanta laju penurunan parameter rasio selulosa dan lignin lebih cepat dicapai dengan penambahan enzim 0,014 hari-1 dibanding dengan kontrol 0,002 hari-1.

Landfill bioreactor with leachate recirculation is known to enhance waste stabilization. However, the composition of waste in Indonesia is comprised by organic waste which is lignocellulosic materials. Lignocellulosic materials are considered to take a long time to degrade under anaerobic condition. In order to accelerate the degradation process, enzyme addition is ought to do. Cellulase enzyme is an enzyme that can catalyze cellulose and other polysaccharide decomposition processes. The experiment was performed on 2 conditions leachate recirculation with cellulase addition and recirculation only as control. The addition of cellulase is reported to be significant in decreasing organic content which is represented by volatile solid parameters.
The volatile solid reduction in the cellulase augmented reactor and control reactor was 17,86 and 7,90, respectively. Cellulase addition also resulted in the highest cellulose reduction 24,50 w w and 18,40 w w cellulose reduction, respectively. Settlement of the landfill in a bioreactor with enzyme addition 32,67 is reported to be higher than the control 19,33. Stabilization of landfill review by the decreasing rate constant of the cellulose and lignin ratio parameter was more rapidly achieved by the enzyme addition 0,014 day 1 compared to control 0,002 day 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Andyah Putri
"Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan perkembangan manajemen sampah tidak sebanding dengan laju timbunan sampah. Di sisi lain, perkembangan jumlah penduduk juga mempengaruhi kebutuhan air bersih di Indonesia. Microbial Desalination Cell MDC merupakan sebuah perangkat elektrokimia yang memanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan listrik dari hasil metabolisme dalam memecah senyawa organik. MDC merupakan pilihan teknologi yang baik untuk mendesalinasi air laut karena juga mampu menurunkan kadar limbah pada anolit yang digunakan. Penelitian menggunakan air lindi dari TPST Bantar Gebang sebagai anolit.
Penelitian ini difokuskan pada sisi aspek pengolahan limbah ditentukan dari penurunan kadar COD dan BOD. Untuk meningkatkan kinerja MDC sebagai pengolah limbah, penelitian ini mengkaji penggunaan arang hayati yang terbuat dari sekam padi dan arang hayati dari tempurung kelapa sebagai anoda dan penggunaan natrium perkarbonat tanpa larutan elektrolit di ruang katoda dengan variasi konsentrasi 0,05 M, 0,1 M, 0,15 M dan 0,20 M. Hasil terbaik dari penelitian ini didapatkan pada penggunaan arang sekam padi, katolit natrium perkarbonat konsentrasi 0,05 M dengan waktu operasi selama 288 jam dengan COD removal sebesar 57,21, BOD5 removal sebesar 86,14, dan besar salt removal yang dihasilkan adalah 41,15.

Increasing in population growth led to the development of waste management is not comparable to the rate of landfill waste. On the other hand, population growth also affects the need for clean water in Indonesia. Microbial Desalination Cell MDC is an electrochemical device that uses microorganisms to produce electricity from the metabolism in the breakdown of organic compounds. MDC is a good choice of technology to desalinate salt water because it can also lower levels of waste in the anolyte at the same time. During the study, leachate from Bantar Gebang was used as anolyte.
This study focused on the aspects of waste treatment which is determined by decreased levels of COD and BOD. To improve the performance of MDC as waste treatment, this study examines the use of biocharcoal made from rice husks and biocharcoal from coconut shell as the anode and using sodium percarbonate without electrolyte solution in the cathode chamber with various concentration of 0,05 M, 0,1 M, 0,15 M and 0,20 M. The The research shows that MDC using rice husks as anode with a concentration of 0.05 M sodium percarbonate give the best performance by COD removal 57,21, BOD5 removal 86,14, and salt removal 41,15.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Zata Dini
"Timbulan sampah meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia. Hal ini memberikan masalah terhadap kemampuan lahan untuk menampung sampah. Timbulan sampah juga menghasilkan lindi yang mengandung senyawa organik berbahaya, seperti ammonia, nitrat, nitrit. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi lysimeter dan menerapkan sistem pengisian sampah berkala selama tiga minggu, sehingga terdapat tiga lapisan sampah beda umur dalam lysimeter. Resirkulasi lindi diberikan ke dalam reaktor untuk mengetahui efeknya terhadap dekomposisi sampah dan kandungan ammonia, nitrat, nitrit. Akhirnya diketahui kesetimbangan nitrogen yang terjadi di dalam reaktor. Hasil pengamatan selama 150 hari membuktikan bahwa sistem pengisian sampah berlapis dan resirkulasi lindi ke dalam lysimeter akan mempercepat waktu dekomposisi sampah dan menurunkan kandungan ammonia, nitrat, nitrit dalam waktu yang relatif lebih cepat. Metode pengisian sampah 3 lapis membuktikan bahwa lapisan sampah teratas memiliki kandungan nitrogen yang terbesar. Dibuktikan pula bahwa hanya 17% nitogen terlarut dalam lindi, 21% berubah dalam fraksi gas atau cair (uncounted) dan tersisa 60,1% nitrogen yang ada di dalam sampah sebagai residu.

Refuse generation will increase in line with development of human activities. This fact make a problem to land area that is no longer able to accommodate. Refuse generation will produce leachate that contains dangerous organic matter such as ammonia, nitrate, nitrite. This study done with modification reactor and implemented continued waste filling method. This research also implement leachate recirculation through the lysimeter. Leachate recirculation aims to know the effect towards refuse decomposition and concentration of ammonia, nitrate, nitrite in lysimeter. This observation results nitrogen balance in reactor. The result of 150 days observation proved that leachate recirculation make refuse decomposition becomes faster and decrease concentration of ammonia, nitrate, nitrite in short period. With continued filling method proved that 3rd refuse layer has more nitrogen compounds than the other layers. This study also prove that only 17% of nitrogen leaves the system via leachate, 21% transferred either into liquid or gas phase (uncounted), and only 60,1% nitrogen stays in refuse as residual nitrogen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Almuthmainah
"Permasalahan sampah perkotaan meliputi keterbatasan lahan landfill dan pencemaran yang diakibatkan oleh air lindi dari landfill. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan sampah sebagai kompos serta sebagai media pengolah air lindi menggunakan pemodelan bioreaktor lysimeter. Air lindi yang berasal dari landfill diolah menggunakan bioreaktor lysimeter berisi sampah organik berusia 2 tahun dengan sistem pengisian sampah berlapis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio C/N sampah sebesar 13.55:1 dibawah baku mutu kompos organik. Pengolahan air lindi menggunakan bioreaktor lysimeter memberikan pengaruh positif terhadap kualitas efluen air lindi. Parameter pH air lindi setelah melalui bioreaktor berkisar antara 7.67-8. Rata-rata persentase penurunan TSS air lindi mencapai 92.73%. Rata-rata persentase penurunan BOD dan COD air lindi berturut-turut sebesar 92.65% dan 92.61%. Rata-rata persentase peningkatan nitrat air lindi setelah melalui bioreaktor ialah sebesar 43.97%. Kadar nitrit mengalami penurunan dengan rata-rata persentase penurunan sebesar 96.42%. Kadar nitrat dan nitrit pada efluen air lindi yang tinggi menunjukan bahwa air lindi membutuhkan pengolahan lanjutan berupa proses denitrifikasi.

Problems of urban waste include limited land for landfilling and pollution caused by leachate from landfills. This research was conducted in order to determine the potential use of waste as compost and as a treatment media for leachate using bioreactor lysimeter modeling. Leachate from the landfill is processed using bioreactor lysimeter containing 2 years old organic waste with layered systems.
The results showed that the ratio of C/N of the waste is 13.55:1, under the standard of quality of organic compost. Leachate treatment using a bioreactor lysimeter gives a positive effect on the quality of leachate effluent. The pH of leachate after the treatment ranged between 7.67-8. The average percentage decrease in TSS of leachate reached 92.73%. The average percentages reduction in BOD and COD of leachate, respectively are 92.65% and 92.61%. The average percentage increase in nitrate of leachate after going through the bioreactor is at 43.97%. Nitrite levels decreased by an average percentage decrease of 96.42%. The high levels of nitrate and nitrite in the leachate effluent showed that the leachate requires an advanced processing such as denitrification process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Alfira Chairunnisa
"ABSTRAK
Biofilter anaerob-aerob dengan media filter plastik sarang tawon digunakan untuk menyisihkan konsentrasi COD dan ammonia yang terkandung dalam air lindi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan unit pengolahan biofilter anaerob-aerob dengan perbedaan waktu tinggal serta menentukan waktu tinggal optimum yang dapat menyisihkan konsentrasi COD dan ammonia agar memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku. Proses penelitian ini dilakukan selama 88 hari dengan dua tahap proses penelitian yaitu proses seeding dan aklimatisasi yang dilakukan secara bersamaan dan dilanjutkan dengan proses feeding. Konsentrasi COD dan ammonia influen yang masuk ke dalam biofilter anaerob-aerob selama proses feeding adalah sebesar 3.816-4.945 mg/L dan 1.790-3.909 mg/L. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah efisiensi penyisihan konsentrasi COD dan ammonia pada waktu tinggal total 8 hari, 10 hari dan 12 hari memiliki nilai rata-rata sebesar 46,24%; 55,43%; 90,49% dan 76,99%; 90,56%; 95,65% dengan penyisihan tertinggi diperoleh pada waktu tinggal total 12 hari. Nilai k yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,423 hari-1 untuk penyisihan COD dan 1,513 hari-1 untuk penyisihan ammonia. Pengolahan air lindi menggunakan biofilter anaerob-aerob dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengolah konsentrasi COD dan ammonia yang terkandung dalam air lindi.

ABSTRACT
Anaerobic-aerobic biofiltration with honeycomb tube plastic media used to eliminate the concentration of COD and ammonia contained in the leachate. The purpose of this study were to determine the removal efficiency units of anaerobic-aerobic biofiltration with the detention time differences and to determine the optimum detention time which can remove COD and ammonia concentration in order to meet applicable environmental standards. This study has been conducted for 88 days with two stages of research, seeding and acclimatization process and then continued by feeding process. During the feeding process, COD and ammonia influent concentration amounts are 3.816-4.945 mg/L and 1.790-3.909 mg/L. The result of the study is the removal efficiency of COD and ammonia in the total detention time of 8 days, 10 days, and 12 days had an average value of 46,24%; 55,43%; 90,49% and 76,99%; 90,56%; 95,65%, with the highest allowance is obtained at the total detention time of 12 days. The value of k for COD removal is 0,423 day-1, and for the ammonia removal is 1,513 day-1. Leachate treatment using anaerobic-aerobic biofiltration can be used as an alternative to remove COD and ammonia concentration contained in the leachate."
2015
S60124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Jansen
"ABSTRAK
Kapasitas TPA Bantar Gebang yang semakin terbatas, membutuhkan pengelolaan yang baik. Penambangan timbunan sampah di TPA, atau landfill mining merupakan salah satu alternatif untuk pemanfaatan material yang tertimbun, dan menambah usia TPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensi dari material dari sampah yang telah ditimbun di Zona IVB dan zona V TPA Bantar Gebang sebagai bahan baku RDF dan sebagai kompos atau material cover soil. Karakteristik sampah yang diperiksa adalah kadar air dan kadar abu yang didapat melalui uji laboratorium. Nilai kalor sampah didapatkan dengan metode pengukuran dan penghitungan menggunakan data hasil pengukuran ultimate analysis. Potensi material organik sebagai kompos diketahui dengan mengolah sampah organik dengan metode open windrow selama 30 hari, dan parameter yang di periksa adalah rasio C/N dan temperatur dan potensi sebagai cover soil di lakukan analisis butiran dan kadar air dari material organik. Hasil penelitian menunjukkan komposisinya zona IVB terdiri atas 34,80% organik, 27,44% plastik film, 14,99% kayu, 14,58% kain, karet/kulit 2,24%, dense plastik 1,97% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Sedangkan pada zona V terdiri atas 36,53% organik, 30,99% plastik film, 15,73% kayu, 8,56% kain, karet/kulit 1,44%, dense plastik 1,50% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Hasil potensi energi sebesar 3.280, dan 3.620 kCal/kg untuk zona IVB dan zona V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N sampah 4,42-6,23. Sampah organik potensial dijadikan tanah penutup dibandingkan kompos. Potensi energi pada zona IVB sebesar 771,264 GWh dan 1.334,337 GWh. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai kadar air sebesar 33%, ini masih terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan pre-treatment untuk mengurangi kandungan air dalam sampah untuk meningkatkan kualitas sampah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku RDF

ABSTRACT
Bantar Gebang landfill capacity is more limited, requiring proper management. Landfill mining is one of the alternatives for the utilization of the accumulated material, and increase the use of the landfill. The purpose of this study was to determine the potential of the material from waste that has been dumped in zone IVB and V zones Bantar Gebang RDF as a raw material and as compost or cover soil material. Calorific value of garbage obtained by the method of measurement and calculation using measurement data ultimate analysis. The potential of organic material known as compost by processing organic waste with open windrow method for 30 days, and the parameters examined is the C / N ratio and temperature and its potential as a cover soil, examined characteristic was sieve analysis and moisture content of organic material. The results showed IVB zone composition consist of 34.80% organic, plastic films 27.44%, 14.99% wood, 14.58% linen, rubber / leather 2,24%, 1,97% dense plastic and the remaining components with a smaller percentage. While in zone V consists of 36.53% organic, plastic films 30.99%, 15.73% wood, 8.56% linen, rubber / leather 1.44%, 1.50% and the dense plastic component with the remaining percentage smaller. The results of the energy potential of 3,280, and 3,620 kCal / kg for IVB zone and zone V. The results also showed water content of 33%, this is still too high so we need a pre-treatment to reduce the moisture content of litter bins to improve the quality and can be used as raw material for RDF. The results showed that the C / N ratio from 4.42 to 6.23. Organic waste potentially be used as soil cover than compost. Calorific value of zone IVB was 3,620 kCal / kg and zone V of 3.280 kCal / kg, however, the results also showed that the water content of waste is quite high at 51.18%, so it is necessary pre-treatment to reduce the water content in the waste to improve quality and can be used as raw material for RDF. Potential energy in zone IVB amounted to 771.264 GWh and 1334.337 GWh"
2016
T45856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euthalia Hanggari Sittadewi
"ABSTRAK
Indonesia memiliki lahan gambut yang sangat luas, yaitu kurang lebih 26 juta Ha. Potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, karena banyak kendala yang dihadapi. Misalnya pemanfaatan gambut untuk lahan pertanian dan areal perkebunan, usaha dibidang ini belum begitu berhasil. Hal ini dikarenakan adanya kendala kimia di tanah gambut antara lain kekahatannya akan unsur hara makro dan makro, kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah.
Unsur kimia pembentuk gambut yang terutama adalah karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (0). Selain itu juga mengandung unsur aluminium (Al), silikon (Si), natrium (Na), sulfur (S), fosfor (P), calsium (Ca) dalam bentuk terikat. Dilihat Bari kandungan unsur kimia tersebut, gambut mempunyai potensi untuk dijadikan bahan kompos.
Kendala pengomposan gambut adalah proses perombakannya yang secara alami sangat lambat. Hal ini antara lain disebabkan karena nisbah C/N yang tinggi yang menyebabkan proses pembusukan lebih lama. Nisbah C/N yang tinggi menunjukkan adanya defisiensi nitrogen dan kandungan karbon yang tinggi.
Suatu alternatif untuk mempercepat pengomposan gambut yaitu dengan menggunakan campuran limbah kotoran ayam. Limbah kotoran ayam mengandung mikroorganisme yang berlimpah, sehingga dapat mempercepat proses pembusukan. Selain itu kotoran ayam mengandung nitrogen yang tinggi, ini berarti cukup tersedia nutrisi untuk mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan sumber karbon untuk pertumbuhannya dan nitrogen untuk sintesis protein. Tingkat aktivitas biologi tergantung pada tersedianya komponen karbon dan nitrogen pada bahan.
Tujuan umum dari percobaan ini adalah untuk menemukan suatu alternatif pemanfaatan gambut dan limbah kotoran ayam. Hal ini juga merupakan cara pengelolaan limbah. Dan secara khusus bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan (gambut dan kotoran ayam), lama (waktu) pengomposan dan interaksi keduanya terhadap nisbah C/N, kandungan unsur hara makro. dan mikro dalam kompos yang dihasilkan. Disamping itu untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia kompos serta perbandingan campuran bahan dan waktu pengomposan yang tepat untuk terjadinya pengomposan yang efisien.
Untuk mengetahui perbandingan antara gambut dan limbah kotoran ayam yang optimal serta waktu pengomposan yang efisien, dilakukan beberapa percobaan kombinasi campuran bahan dan waktu pengomposan yang berbeda. Ada 5 kombinasi campuran bahan yang dicoba dalam percobaan ini yaitu AGO (100% kotoran ayam), A4G1 (4 bagian kotoran ayam dan 1 bagian gambut), A2G1 (2 bagian kotoran ayam dan 1 bagian gambut), A1G1 (1 bagian kotoran ayam dan 1 bagian gambut) dan AOG (gambut 100%). Waktu pengomposan yang dicoba yaitu 0 minggu, 4 minggu, 8 minggu dan 12 minggu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 3 kali ulangan. Secara umum kompos yang dihasilkan mempunyai karakteristik fisik yaitu massa yang lemah, tidak lengket menyerupai tanah berwarna coklat kehitaman sampai hitam. Kompos yang dihasilkan oleh perlakuan AOG mempunyai struktur yang hampir sama dengan struktur aslinya. Sedangkan dari perlakuan AGO, A4G1, A2G1 dan A1G1 menghasilkan kompos yang mempunyai struktur yang berbeda dengan aslinya. Perbedaan perbandingan bahan menghasilkan kompos dengan nisbah C/N, unsur hara makro (C,N,P,K,Ca) dan mikro (Fe,Cu,Zn,B) yang bervariasi. Demikian juga lama (waktu) pengomposan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penurunan nisbah C/N, kenaikan unsur hara makro dan mikro. Penurunan nisbah C/N diikuti dengan penyusutan volume dan pengurangan bobot. Dari ke 5 perlakuan, pada perlakuan A1G1 terjadi pengomposan yang paling efisien dengan membutuhkan waktu pengomposan 8 minggu. Sampai akhir pengomposan (minggu ke-12) prosentase penurunan nisbah C/N pada perlakuan A1G1 mencapai 49,09 dan laju penurunan tertinggi dicapai pada minggu ke-8 yaitu 41.85W dengan nilai C/N = 15,814. Dari hasil analisis mikrobiologi menunjukkan bahwa mikroorganisme yang aktif dalam pengomposan ini antara lain bakteri, kapang dan khamir. Dari ke 3 mikroorganisme tersebut, bakteri adalah paling dominan.
Kompos yang dihasilkan dari penelitian ini mengandung unsur hara makro (N,C,P,K,Ca) dan unsur hara mikro (Fe,Cu,Zn,B) yang cukup tinggi. Dengan demikian diharapkan kompos tersebut dapat diaplikasikan, antara lain di bidang pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan hasi7.. Selain meningkatkan hasil, penggunaan kompos mempunyai aspek lingkungan mencegah pencemaran karena berkurangnya pemakaian pupuk buatan yang berlebihan, sehingga tanaman menjadi lebih sehat. Kompos juga dapat membantu memperbaiki struktur tanah yaitu meningkatkan porositas, sehingga tanah menjadi lebih gembur dan meningkatkan kemampuan tanah dalam penyimpanan air.

ABSTRACT
Indonesia has large areas of peat lands which covers 26 million hectares (ha). This potency has not been optimally utilized because of many constraints dealt with. For instance, the products of peat utilization for farmlands and plantations have not succeeded. This is because of peat chemical constraints such as lack of macro and micro nutrients, a high level of Cation Exchange Capacity (CEC), and a low level of base saturation.
The principal chemical substances of peat soil are carbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N), and oxygen (0). Also, this soil contains other chemical elements including aluminum (Al), silicon (Si), sodium (Na), sulphur (S), phosphor (P), and calcium (Ca) in binding form. Based on these chemical substances, peat has a potency to be produced a compost material.
The constraint to composting peat is its destruction process which, naturally, is very gradual. This is because of a high level of a C/N ratio content which causes decomposition process longer. This C/N ratio content indicates that there have been a nitrogen deficiency and a high level of carbon content.
One of the alternatives to accelerate in composting peat is mixed up by poultry waste. Since poultry waste contains microorganism abundantly, it can accelerate the decomposition process. Furthermore, poultry waste contains a high level of nitrogen meaning that this provides enough nutrition for microorganism. Microorganism needs sources of carbon .and nitrogen for its growth and protein synthesis, respectively. The degree of biological activity depends on the availability of carbon and nitrogen components within the material.
The main objectives of this experiment is to find an alternative of utilization of peat and poultry waste mixtures. This experiment is also to find out the alternative of a peat utilization and a method of waste management. Specifically, the experiment aims to know the influence of material mixtures (peat and poultry waste), duration of a composting time, and interaction of them to the C/N ratio, macro and micro nutrient content of the compost produced. Moreover, it is to investigate the composts? physical and chemical characteristics and the comparison of material mixtures as well as duration of an appropriate composting time as an efficient composting time. To know the comparison among the optimal peat and poultry waste mixtures and the efficient composting time, several experiments of both the different material mixtures and the different composting times were done. There are five combinations of material mixtures which are tested in the experiments including: (1) AGO consisting of 100%of poultry waste; (2) A4G1 consisting of poultry waste and peat with ratio 4 to 1, respectively; (3) A2G1 consisting of poultry waste and peat with ratio 2 to 1, respectively; (4) A1G1 consisting of poultry waste and peat with ratio 1 to 1, respectively; (5) AOG consisting of 100% of peat. The duration of the composting time which had been done consists of 0 week, 4 weeks, 8 weeks, and 12 weeks. The experimental design (CRD) factorial with three time replication each.
Generally, the compost resulted has specific physical characteristics which are crumbed mass, not sticky, like soil having a color from blackish brown to black. The compost produced by AOG treatment has a structure almost the same as its original structure. However, the composts yielded through AGO, A4G1, A2G1, and AMG1 treatments have different structures compared to the original ones. The different comparisons of materials used bring forward the composts with the variation in C/N ratio contents, macro nutrients (C, N, P, K, and Ca), and micro nutrients (Fe, Cu, Zn, and B). Accordingly, the duration of a composting time has a positive influence to the decrease of the C/N ratio contents and the increase of the macro and micro nutrient contents. Reducing the C/N ratio contents is followed by the volume and weight reduction.
Out of the 5 (five) experiments, the A1G1 treatment to produce a compost is the most efficient way to which the composting time needed is eight weeks. At the end of the composting time, the twelfth week, the percentage of decreasing C/N ratio contents for the A1G1 treatment reaches 49.09% and the highest declining speed is 41.09% achieved on the eighth week with which the C/N value is equal to 15.814. The result of microbiology analysis indicates that the active microorganism in that composting process includes bacteria, yeasts, and molds. From these three microorganisms, bacteria are the most dominant one.
The compost resulted from this research contains high levels of macro nutrients (N, C, P, K, and Ca) and micro nutrients (Fe, Cu, Zn, and B). Therefore, it is expected that compost can be applied to increase and to enhance the products from farmlands and plantations. Besides increasing the product, utilizing the compost has an environmental benefit in preventing pollution because of the lessening of the extensive use of artificial fertilizer resulting in the plants to grow more prosperously. The compost also can help improve the soil to be more loose and enlarges its capability to preserve water.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Noerfitriyani
"Pengoperasian TPA dapat menimbulkan permasalahan lingkungan akibat dekomposisi sampah berupa produksi lindi.TPA Cipayung memiliki instalasi pengolahan lindi menggunakan kolam stabilisasi denganSungai Pesanggrahan sebagai badan air penerima. Pemeriksaan kualitas lindi dan air sungai diperlukan untuk memastikan pembuangan lindi ke badan air telah memenuhi baku mutu.Karakteristik lindi bersifat fluktuatif dengan temperatur antara 33,8oC ndash; 36,4oC, konsentrasi TSS sebesar 70mg/L- 75mg/L, nilai pH 7,8 ndash; 7,9, BOD 2.874,0mg/L - 4.826mg/L, COD 4.586,4mg/L- 8.937,6mg/L, Total Nitrogen280mg/L- 466,7mg/L, dan logam berat Merkuri0,0008mg/L- 0,0032mg/L, sertaKadmiumdi bawah 0,001mg/L. Efluen Instalasi Pengolahan Lindi belum memenuhi baku mutu lindi sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap unit pengolahan. Hasil evaluasi desain unit Instalasi Pengolahan Lindi TPA Cipayung menunjukan bahwa desain kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi tidak memenuhi kriteria desain sehingga diperlukan desain perbaikan. Efluen lindi IPL TPA Cipayung mempengaruhi kualitas Sungai Pesanggrahan berdasarkan kenaikan konsentrasi parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, serta penurunan konsentrasi DO. Analisis statistik Korelasi Pearson menunjukan keterkaitan antara parameter kualitas lindi COD dan TN r=-0,997, p.

Operation of landfill caused environmental problems by waste decomposition in the form of leachate production. CipayungLandfill has leachate treatment plantusing stabilization pond with Pesanggrahan River as recipient water body. Examination of leachate and water quality of Pesanggrahan River is needed to ensure that leachate discharge to water bodies does not excessed the standard limit. The characteristics of leachate are fluctuated with temperatureranged from 33,8oC ndash 36,4oC, concentration of TSS 70mg L 75mg L, pH 7,8 to 7,9, BOD 2.874mg L 4.826mg L,COD 4.586,4mg L 8.937,6mg L, Total Nitrogen 280mg L 466,7mg L, and heavy metals Mercury 0,0008mg L 0,0032mg L, while Cadmium below 0,001mg L. Effluent of leachate excessedthe leachate standard limit, and need to be evaluated. The result of design evaluation shows that the anaerobic pond, facultative pond, and maturation ponddesign do not meet design criteria, and design improvement is needed. Leachate effluent of Cipayung Landfill affect the quality of Pesanggrahan River based on the increased of BOD, COD, and Total Nitrogen concentration, and decreased of DO. Statistical analysis Pearson Correlation showed correlation between leachate quality parameter COD and TN r 0,997, p"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>