Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nababan, Maria Evangelis
"Keadaan alam yang semakin buruk di Sungai Ciliwung merupakan latar belakang dari penelitian ini. Sungai yang semakin tercemar karena pengalihan fungsi DAS sungai mengubah manfaat sungai menjadi musibah yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat yang sadar dan peduli terhadap lingkungan berkumpul dan menamai dirinya Komunitas Ciliwung Depok (KCD). Dalam pergerakannya muncul ide ekowisata sungai yang dicetuskan oleh seorang akademisi yang merupakan anggota KCD. Oleh karena itu, melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap masyarakat sekitar sungai atau yang jauh dari sungai, anggota KCD, dan anak-anak yang bermain di sungai.
Tulisan ini menemukan bahwa Sungai Ciliwung cocok menjadi sebuah ekowisata. Ekowisata ini melibatkan lingkungan alam dan masyarakat, hal ini dikombinasikan oleh KCD sehingga menimbulkan efek ekonomi, sosial dan lingkungan. Efek ini bernilai positif seperti lingkungan alam yang lebih lestari baik oleh KCD, masyarakat atau wisatawan. Adanya peningkatan ekonomi bagi masyarakat dan lebih dikembangankan budaya masyarakat.

The worst natural conditions in Ciliwung River is the background of this research. Rivers are increasingly polluted due to the transfer function of the river watershed transform the river into disaster that can be perceived by the public. People who are aware and concerned about the environment join together and named theirselves as Ciliwung Community Depok (KCD). During the movement came up the idea of ecotourism river idea was created by an academic who is a member of KCD. Therefore, through the study used a qualitative approach with in-depth interviews to the community around the river or far away from the river, members of KCD, and children who are playing in the river.
This writing found out that the Ciliwung River fit into an eco-tourism area. This Ecotourism involves natural environment and community, it is combined by KCD so it will give the effect to economy, social and environment. This effect valued positive such as more sustainable natural environment either by KCD, the community or tourists.There was an increasing economy for the community and more developing the community culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refina Muthia Sundari
"Ikan merupakan salah satu bioindikator yang dapat menentukan kondisi perairan, termasuk sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas ikan di sungai Ciliwung yang dilakukan di wilayah perbatasan Depok hingga Jakarta Selatan. Pengambilan sampel dilakukan di 3 lokasi, yaitu Jembatan Panus, Pos Matpeci, dan TB. Simatupang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari 11 spesies ikan yang meliputi 4 ordo dan 8 famili, yaitu Cypriniformes Cyprinidae dan Nemacheilidae, Siluriformes Bagridae dan Loriicaride, Cyprinodontiformes Hemiramphidae dan Poecilliidae, dan Perciformes Cichlidae dan Mastacembelidae. Nilai indeks keanekaragaman H berkisar antara 1,173-1,256, sementara indeks keseragaman E berada dalam rentang 0,54-0,846. Nilai indeks dominansi C pada ketiga lokasi penelitian memiliki kisaran sebesar 0,992-0,996. Jenis ikan yang dominan berdasarkan perolehan INP ialah Hyposarcus pardalis dan Poecilia reticulata dengan nilai masing-masing sebesar 112,232 dan 111,009. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengelolaan lingkungan, khususnya perairan tawar, di masa mendatang.

Fish is one of bioindicators to determine water quality, including river. This study aims to describe the fish community structure in Ciliwung river boder areas at Depok to South Jakarta. This research has been done in 3 research rsquo s stations, those are Jembatan Panus, Pos Matpeci, and TB. Simatupang. There are 11 fish species from 4 orders and 8 families, such as Cypriniformes Cyprinidae and Nemacheilidae , Siluriformes Bagridae and Loriicaride, Cyprinodontiformes Hemiramphidae and Poecilliidae, and Perciformes Cichlidae dan Mastacembelidae. The result of diversity index H has range from 1,173 to 1,256, and the score of evenness index E is 0,54-0,846. Meanwhile, the dominance index C has range of 0,992-0,996. Based on important value index IVI, Hyposarcus pardalis and Poecilia reticulata are dominant species, each 112,232 and 111,009. In addition, the result of this research can provide source for environmental management, particularly freshwater environment, in the future."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinita Pratijivananti
"Penelitian ini menjelaskan bagaimana peran masyarakat sipil dalam implementasi kebijakan. Peran-peran masyarakat sipil dalam mempengaruhi implementasi kebijakan adalah sebagai promotor dialog, melakukan advokasi atau lobi, sebagai penyebar informasi, dan sebagai manager project. Penelitian menggunakan studi kasus Komunitas Ciliwung Depok sebagai masyarakat sipil dalam mendorong implementasi kebijakan pembuangan air limbah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2011 tentang Izin Pembuangan dan Pemanfaatan Air Limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwa masyarakat sipil merupakan faktor yang dapat mendorong keberhasilan implementasi kebijakan dengan menjalankan perannya yaitu sebagai promotor dialog, melakukan advokasi atau lobi, sebagai penyebar informasi, dan sebagai manager project. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa dalam implementasi kebijakan harus terdapat kerjasamaa dan koordinasi antara masyarakat sipil dengan pemerintah mengingat kewenangan masyarakat sipil yang terbatas dan respon yang harus diberikan oleh pemerintah sesuai dengan kebijakan tersebut.

This research will explain how the role of civil society in policy implementation. The roles of civil society in influencing policy implementation are as a promoter of dialogue, advocating or lobbying, as a disseminator of information, and as a project manager. The study used case study of Komunitas Ciliwung Depok as civil society in influence the implementation of wastewater disposal based on Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 4 Tahun 2011 about Disposal Permit and Wastewater Utilization. The purpose of this study is to explain that civil society is a factor that can encourage the successful policy implementation by carry out its role as a promoter of dialogue, advocacy or lobbying, as a disseminator of information, and as project manager. The results of this study suggest that in the policy implementation there should be cooperation and coordination between civil society and the government because of there are limited authority of civil society and the response that should be provided by the government in accordance with the policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Bari Lazuardi
"Sungai Ciliwung merupakan sungai yang membentang dari Kabupaten Bogor sebagai daerah hulu dan Kota Jakarta sebagai hilir sungai dengan panjang kurang lebih 117 km dengan luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 347 km2 . Air Sungai Ciliwung dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pemasok air utama sebagai sumber air baku dan irigasi. Akan tetapi, DAS Ciliwung termasuk daerah aliran sungai yang kritis karena perubahan tata guna lahan yang semula daerah resapan air menjadi daerah permukiman. Alih fungsi lahan di DAS Ciliwung akan menurunkan fungsi hidrologis dan membuat timbulan sampah meningkat. Timbulan sampah tersebut jika tidak terkelola akan berpotensi masuk Sungai Ciliwung akibat adanya limpasan hujan yang tinggi. Air limpasan hujan yang tinggi akan membawa sampah yang tidak terkelola menuju sungai melalui saluran – saluran yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi timbulan sampah yang tidak terkelola di DAS Ciliwung bagian tengah dan mencari korelasi atau hubungan hujan yang diwakilkan debit terhadap potensi timbulan sampah di Sungai Ciliwung menggunakan metode regresi linear sederhana. Pada penelitian ini, dalam mencari hubungan tersebut ,dilakukan pengambilan sampel berat sampah dan tinggi muka air di Sungai Ciliwung. Dalam memperkuat hasil lapangan, melalui data sekunder, hubungan hujan-limpasan dimodelkan dengan permodelan hidrologi menggunakan WinTR-20 untuk mengulang kejadian hujan di hari penelitian di Sungai Ciliwung dan mengestimasi timbulan sampah tidak terkelola di DAS Ciliwung bagian tengah. Dari hasil pengolahan data lapangan dan data sekunder, akan dibuat persamaan regresi dan dianalisis hubungan antara debit dengan berat sampah. Berdasarkan analisis regresi dari hasil pengolahan data lapangan dan data sekunder, didapatkan nilai R2 berturut - turut adalah 0,0025 dan 0,049. Nilai tersebut menandakan bahwa pengaruh antara hujan yang diwakilkan debit dengan potensi timbulan sampah tidak terkelola di Sungai Ciliwung sangat kecil

The Ciliwung River is a river that stretches from Bogor Regency as the upstream area and Jakarta City as the downstream river with a length of approximately 117 km and a watershed area (DAS) of 347 km2 . The water of Ciliwung River is used by the surrounding community as the main water supplier as a source of raw water and irrigation. However, the Ciliwung watershed is a critical watershed due to changes in land use from a water catchment area to a residential area. Land conversion in the Ciliwung watershed will reduce the hydrological function and increase waste generation. If this waste is not well managed, it will potentially enter the Ciliwung River due to high runoff. High runoff will carry unmanaged waste to the river through existing channels. This study aims to analyze the potential for unmanaged waste generation in the middle part of the Ciliwung watershed and to find a correlation or relationship between rainfall represented by discharge and the waste generation potential in the Ciliwung River using a simple linear regression method. In this study, in order to find the relationship, samples were taken from the weight of the waste and the water level in the Ciliwung River. In strengthening the field results, through secondary data, the rainfall-runoff relationship was modeled using a hydrological model using WinTR-20 to repeat the rainfall events on the research day in the Ciliwung River and estimate the generation of unmanaged waste in the central Ciliwung watershed. From the results of processing field data and secondary data, a regression equation will be made between discharge and waste weight and it will be analyzed. Based on the regression analysis of the results of processing field data and secondary data, the R2 values obtained are 0.0025 and 0.049, respectively. This value indicates that the effect between rain represented by discharge and the waste generation potential in the Ciliwung River is very small."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Mambo Tampi
"Perkembangan Kota Depok dalam dinamika pembangunan tidak terlepas dari partisipasi/gerakan masyarakatnya. Komunitas Ciliwung Depok adalah kelompok komunitas yang bergerak di bidang sosial dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah yang pertama menganalisis kekuatan KCD mempertahankan kelompoknya dalam menghadapi berbagai persoalan serta menganalisis faktor internal dan eksternal KCD dalam upaya pelestarian DAS Ciliwung Kota Depok. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan yang dimulai sejak Maret-Juni 2017. Data primer terkumpul dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi yang terekam selama peneliti di lokasi studi. Data sekunder terkumpul dengan menggunakan buku-buku bacaan, internet, media sosial, surat dan bukti-bukti berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Tahap Analisis dalam laporan penelitian ini meliputi temuan lapangan, matriks, kategorisasi, abstraksi dengan menggunakan teori yang diacu serta triangulasi. Hasil analisis dalam penilitian ini antara lain 1 Pendekatan dari bawah/masyarakat yang berkaitan dengan potensi kelentingan, 2 Wilayah KCD kaitannya dengan potensi kelentingan masyarakat, 3 Potensi modal sosial KCD yang berkaitan dengan Potensi kelentingan sosial mikro, 4 Faktor internal dan eksternal KCD kaitannya dengan potensi atribut kelentingan sosial, 5 Triangulasi Penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini antara lain yaitu KCD merupakan gerakan masyarakat dari bawah. Eksistensinya selama tujuh tahun berperan Fasilitatif, Pendidik, Perwakilan, Penantang, dan Pengatur. Kekuatan yang dimiliki KCD terletak pada aktor yang membangun modal sosial. Faktor internal dan eksternal KCD merupakan potensi yang berkaitan dengan konsep kelentingan sosial mikro dan atributnya. Akhirnya dari semua hasil analisis dalam penelitian ini merupakan potensi sebagai bagian dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

The development of Depok City in the dynamics of development can not be separated from the participation movement of the community. Ciliwung Depok Community is a community group that engaged in social and environmental issues. The purposes of this research are consist of to analyze the strength of KCD to maintain their group in facing various problems and analyze internal and external factors of KCD in the effort of Ciliwung Depok watershed preservation. The method in this research is qualitative method. This research was conducted for four months starting from March to June 2017. Primary data were gathered using in depth interviews, field observations, and documentation recorded during the study site. Secondary data were gathered by using books reading, internet, social media, letters and evidence such as KCD activities report. The analysis phase in this research report includes findings, matrix, categorization, abstraction by using the theory referred and triangulation. The results of the analysis in this study include 1 Bottom up approach related to the potential of resilience, 2 KCD rsquo s area related to the potential of community resilience, 3 The social capital potential of KCD related to the potential of micro social resilience, 4 The internal and external KCD related to the potential of social resilience attributes, 5 Triangulation. The conclusions in this study consists of KCD is a bottom up approach community. Its existence for seven years acts as Facilitator, Educator, Representative, Challenger, and Organizer. The strength of KCD lies in the actors who build social capital. The Internal and external factors of KCD are a potential related to the concept of micro social resilience and attributes. At the end of all the results of analysis in this study is a potential as part in realizing sustainable development.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Elizabeth Imelda
"Penelitian mengenai studi struktur komunitas fitoplankton di Sungai Ciliwung dilakukan di tiga stasiun yang merepresentasikan bagian yang masih alami Jembatan Panus, area penataan Srengseng Sawah, dan area betonisasi T.B Simatupang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober hingga November 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas fitoplankton pada tiga stasiundi Sungai Ciliwung dengan melihat perbedaan nilai kelimpahan, H, E, dan D. Hasil penelitian menyatakan bahwa keanekaragaman di setiap stasiun tergolong rendah dengan kemerataan yang tidak merata dan tidak adanya dominansi. Hal tersebut menggambarkan kondisi struktur komunitas fitoplankton di Sungai Ciliwung tidakstabil dengan keragaman yang rendah dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung kehidupan fitplankton.

The research of the phytoplankton community structure in the Ciliwung River was conducted in three stations that representing the unspoiled area Jembatan Panus, settlement area Srengseng Sawah, and sheet pile area T.B Simatupang. The studywas conducted from October to November 2017. The purpose of this research was toknow the difference of phytoplankton community structure at three stations inCiliwung River by looking at the difference of abundance index, H 39, E, and D values. The research results stated that the diversity in each station was low with evenness evenly and the absence of dominancy. This result illustrated that the phytoplankton rsquo community structure in the Ciliwung River was unstable with low diversity and unsuitable environmental conditions for phytoplankton.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahimah
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen penyebab infeksi kulit hingga pneumonia. Keberadaan S. aureus dengan sifat resistan antibiotik atau disebut sebagai Methicillin-Resistant Staohylococcus aureus (MRSA) menjadi salah satu masalah kesehatan dunia. Sifat resisten antibiotik pada S. aureus dimediasi oleh dua gen, yaitu yaitu mecA dan femA. Bakteri MRSA dapat menyebar di lingkungan, salah satunya melalui sungai. Isolasi dari sampel air sungai dilakukan menggunakan metode membrane filtration yang ditumbuhkan pada medium selektif mannitol salt agar (MSA). Koloni tunggal yang memiliki warna kuning serta berhasil merubah warna medium dipilih untuk analisis lebih lanjut secara molekuler. Pendeteksian molekuler menggunakan gen STPY (257 bp), mecA (297 bp), dan femA (454 bp) dilakukan untuk memastikan spesies S. aureus dan keberadaan gen resistan. Hasil penelitian berhasil mengisolasi 16 isolat yang melalui uji molekuler didapatkan bahwa 12 di antaranya merupakan MRSA karena positif gen STPY, mecA, dan femA, atau kombinasi keduanya. Sedangkan 4 isolat lainnya terdeteksi sebagai Methicillin Resitant Stapylococcus non-aureus (MRnSA) karena tidak memiliki gen STPY, tetapi menujukkan keberadaan gen 16S rRNA Universal dan gen resistan. Empat isolat tersebut kemudian melalu tahapan sequencing dan terdeteksi sebagai S. gallinarum dan S. sciuri. Penemuan MRSA di sungai menujukkan adanya potensi penyebaran MRSA yang mendukung perluasan pemahaman mengenai keberadaan bakteri resistan antibiotik di lingkungan yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Staphylococcus aureus is a pathogenic bacterium that causes skin infections and pneumonia. The existence of S. aureus with antibiotic-resistant properties or referred as Methicillin-Resistant Staohylococcus aureus (MRSA) is one of the world's health problems. The antibiotic-resistant nature of S. aureus is mediated by two genes, mecA and femA. MRSA bacteria can spread in the environment, one of which is through rivers. Isolation from river water samples was carried out using the membrane filtration method grown on selective mannitol salt agar (MSA). Single colonies that had a yellow color and changed the color of the medium were selected for molecular analysis. Molecular detection using the STPY (257 bp), mecA (297 bp), and femA (454 bp) genes was performed to confirm S. aureus species and the presence of resistance genes. The results of the study successfully isolated 16 isolates which through molecular testing found that 12 were MRSA because they were positive for the STPY, mecA, and femA genes, or a combination of both. While the other 4 isolates were detected as Methicillin Resitant Stapylococcus non-aureus (MRnSA) because they did not have the STPY gene, but showed the presence of the Universal 16S rRNA gene and the resistance gene. The four isolates then went through sequencing and were detected as S. gallinarum and S. sciuri. The discovery of MRSA in the river indicates the potential spread of MRSA which supports the expansion of understanding of the presence of antibiotic-resistant bacteria in the environment that could potentially endanger public health."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Indarwati
"Seiring dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan pokok manusia semakin meningkat. Eksploitasi alam, perubahan tata guna lahan, dan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang membuat daerah resapan air berkurang. Limpasan air di permukaan meningkat sehingga kapasitas sungai tidak dapat menampung dan antara lain menjadi penyebab banjir di DKI Jakarta. Salah satu metode pengendalian banjir yang digunakan adalah pembangunan sudetan Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur (KBT). Konsultan PT. Kwarsa Hexagon berdasarkan mandat dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane telah melakukan penilaian beberapa alternatif trase sudetan. Alternatif 2 yaitu interkoneksi yang menghubungkan S. Ciliwung dengan KBT melalui bagian hilir S. Cipinang dinilai paling efektif.
Sudetan yang terdiri dari empat unit pipa gorong-gorong beton pracetak, diletakkan secara paralel di sepanjang Jl. Otista 3, Jakarta Timur. Debit maksimum yang dapat mengalir melalui keempat unit pipa sebesar 60 m3/det. Debit puncak yang melalui S. Ciliwung dan S. Cipinang dihitung menggunakan modifikasi metode rasional. Hasil perhitungan banjir rencana 100 tahunan Sungai Ciliwung sampai dengan sudetan adalah sebesar 411,6 m3/det, sedangkan banjir rencana 50 tahunan Sungai Cipinang sampai dengan sudetan adalah sebesar 87,1 m3/det. Efektifitas pembangunan ini dilihat dari referensi elevasi muka air banjir dengan kala ulang 100 tahunan di Pintu Air Manggarai sebesar +10,90 m.
Pelacakan banjir yang dilakukan adalah saat kondisi penampang kedua sungai telah dinormalisasi. Pelacakan banjir ini dikerjakan menggunakan program HEC-RAS vs 4.1.0.Pelacakan banjir yang melalui empat unit gorong-gorong memiliki kondisi aliran sebagian sedangkan untuk dua unit gorong-gorong aliran akan penuh di sepanjang gorong-gorong. Penggunaan dua unit gorong-gorong sudah mencukupi, namun untuk kepentingan pemeliharaan maka disediakan empat unit gorong-gorong yang dapat digunakan secara bergantian. Elevasi banjir di Pintu Air Manggarai sebesar +9,29 m. Pembangunan sudetan ini dinilai efektif karena dapat mereduksi elevasi muka air banjir 14,8% serta tidak adanya limpasan melalui tanggul di Sungai Ciliwung dari titik sudetan hingga Pintu Air Manggarai.

Along with the increasing population, basic human needs will also increasing. Exploitation of nature, land use changes, and evironmental capacity unbalanced make a reducing infiltration capacity of the catchment area.The capacity of Ciliwung can not accomadate the increasing surface runoff, that contribute to the flooding in Jakarta.One of the flood control method that used is construction of interconnection from Ciliwung River towards Eastern Flood Canal. PT. Kwarsa Hexagon as consultant based on mandate from Directorate General of Water Resources, Ciliwung-Cisadane Large River Basin Organization has assessed several alternatives of culvert alignment. Second alternative-the interconnection between Ciliwung River andEastern Flood Canal through the downsteram of Cipinang River -is the most effective alternative.
Interconnection which consists of four units of pipe precast concrete culverts, placed in parallel. The maximum discharge through the four culverts is 60 m3/s. Peak discharge through Ciliwung River and Cipinang River is calculated using a modified rational method. Results of the design flood calculation with 100-year return period of Ciliwung River upto the interconnection point is 411.6 m3/s, while the 50-year return period of Cipinang River upto the interconnection point is 87.1 m3/s. Effectiveness of this construction is based on reference of flood water elevation with 100-year return period in Manggarai Sluicegate that is +10.92 m.
Flood routing is carried out using software HEC-RAS vs 4.1.0 for the condition after normalization. Flood routing through four culverts has a partly turbulent condition within the barrels, while the routing through two culverts, resulted in fully flow. Actually the use of two culverts isare sufficient,however for the shake of maintenance, four culverts are needed that can be used alternately. Flood water elevation in Manggarai gate is+9.29 m. The construction of the culverts hasproven effective since it can reduce the flood water level up to 14,8% and there is no runoff through embankment along the Ciliwung River from interconnection point up to Manggarai gate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Hadianto
"Latar belakang riset ini adalah meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir akibat perilaku masyarakat namun kurang diimbangi dengan kesiapsiagaan masyarakat terutama di hilir Sungai Ciliwung. Rumusan masalah riset menunjukkan bahwa faktor kesiapsiagaan lebih banyak berfokus pada pengetahuan dan sikap sedangkan faktor rencana darurat, peringatan dini, mobilisasi sumber daya dan pengalaman masih jarang diteliti. Riset ini bertujuan untuk membangun model kesiapsiagaan masyarakat hilir Sungai Ciliwung berbasis perilaku berwawasan lingkungan. Metode riset menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, melalui wawancara dengan otoritas setempat serta pemberian kuesioner kepada 397 kepala keluarga di Kelurahan Bidara Cina. Hasil riset menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dipengaruhi oleh pengetahuan, rencana darurat, peringatan dini, dan sikap namun dilemahkan oleh mobilisasi sumber daya, dan pengalaman. Masyarakat merasa sudah berpengalaman dan cenderung mengandalkan mobilisasi sumber daya dari pemerintah sehingga menjadi kurang siap siaga. Kesimpulan riset adalah diperlukannya kesiapsiagaan berbasis perilaku berwawasan lingkungan di tingkat keluarga untuk meningkatkan kesiapsiagaan banjir.

The background of the research is increasing flood frequency and intensity caused by human behavior but not followed by community preparedness. The problem of the research showed that preparedness focused more on knowledge and attitude but not on emergency plan, early warning, resources mobilization and experience factor. The objective of the research was to develop flood preparedness model for the community based on environmentally responsible behavior. The method of the research was quantitative and qualitative through interviews with local authorities and distribution of questionnaires to 397 households at Bidara Cina, East Jakarta. The results indicated preparedness influenced by knowledge, attitude, emergency planning and early warning but weakened by resources mobilization and experience. The community relied on their experience having flood and resources mobilization by the governmental thus causing low preparedness. The conclusion of the research is a necessity of preparedness based on environmentally responsible behavior to improve flood preparedness."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Naufal Azhari
"Setiap tahun penularan penyakit melalui jalur fecal-oral, termasuk diare telah menyebabkan banyak kematian, khususnya pada anak-anak di dunia. Pemeriksaan kualitas mikroba air dirasa tidak cukup untuk menggambarkan secara akurat tingkat risiko diare. Hal ini dikarenakan faktor sanitasi dan perilaku higiene juga berperan penting dalam rantai penularan penyakit diare. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran atau potret ketersediaan sarana sanitasi dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada masyarakat serta hubungannya dengan kejadian diare. Disain studi yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional).
Peneliti melakukan penilaian terhadap kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat dengan menggunakan data Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di 9 kelurahan di Kota Depok. Pada setiap kelurahan diambil 60 rumah tangga sebagai sampel sehingga jumlah responden yang digunakan adalah 540 rumah tangga. Kuesioner dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat serta kejadian diare.
Ditemukan hubungan bermakna antara pengolahan sampah rumah tangga [OR = 0,42 (95% confidence interval (CI), 0,23-0,76)], perilaku cuci tangan pakai sabun [OR = 4,93 (3,11-7,82)], dan perilaku buang air besar sembarangan [OR = 6,61 (2,03-21,58)] dengan kejadian diare. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kondisi fasilitas sanitasi (pengolahan sampah rumah tangga) dan kebiasaan higiene (cuci tangan pakai sabun dan buang air besar sembarangan) masyarakat memiliki hubungan dengan kejadian diare pada masyarakat.

Each year the transmission of disease through fecal-oral route, including diarrhea has caused many deaths, especially among children in the world. Examination of the microbial quality of water is not sufficient to accurately describe the level of risk of diarrhea . This is because the factors of sanitation and hygiene behavior also play an important role in the transmission of diarrheal diseases. Therefore it is necessary to do research on a picture or portrait of availability of sanitation facilities and hygienic behavior of healthy in society and its relationship with the incidence of diarrhea. We used cross-sectional study design.
We conducted an assessment of the condition of sanitation facilities and people's behavior by using Environmental Health Risk Assessment (EHRA) data in 9 villages in Depok. In each village 60 households taken as a sample so that the number of respondents used was 540 households. Questionnaires and observation sheets are used to determine the condition of sanitation facilities and people's behavior and the incidence of diarrhea.
We found a significant relationship between household sewage treatment [ OR = 0.42 (95 % confidence interval ( CI ), 0.23-0.76) ], the behavior of handwashing with soap [ OR = 4.93 (3.11 -7.82) ], and defecation behavior [ OR = 6.61 (2.03 to 21.58) ] with the incidence of diarrhea. From the result we can conclude that the condition of sanitation facilities ( household waste ) and hygiene habits (washing hands with soap and defecation ) people have a relationship with the incidence of diarrhea in the community .
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>