Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Fitrianingsih Pujiano Agatha
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di Indonesia. Berbagai faktor risiko dapat meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara. Faktor hormonal dicurigai menjadi salah satu faktor penting dalam kejadian kanker payudara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia saat menstruasi pertama dengan kejadian kanker payudara di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif dengan studi desain cross sectional dengan pengambilan sampel secara random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 98 kasus. Data diambil dari Arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM dengan penelusuran di bagian Unit Rekam Medik dan Departemen Ilmu Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sampel penelitian dianalisis dengan uji chi square kemudian uji Fisher. Hasil yang didapat adalah faktor risiko usia saat menstruasi pertama tidak berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.

Breast cancer is one of the most common cancer among Indonesian females. Many risk factors can increase the chance of developing breast cancer. Hormonal factor seems to play a role in many cases of breast cancer. The aim of this research is to determine the relationship between age at menarche and breast cancer in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 2014. The retrospective research is using cross sectional design study with random sampling technique. There are 98 samples. The samples were taken in Archive Unit of Anatomical Pathology of FMUI with a further investigation in Medical Record Unit and Medical Department of Surgery in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta. The data were analyzed by using chi square test then Fisher test. There is no significant effect between age at menarche and breast cancer in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 2014 p 0,05."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primadea Kharismarini
"Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Sampai saat ini, belum ditemukan penyebab pasti kanker payudara tetapi hanya berbagai kemungkinan faktor risiko. Salah satu faktor risiko yang diduga berkaitan dengan kanker payudara adalah jumlah paritas. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai hubungan faktor jumlah paritas dengan kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014.
Studi desain yang digunakan adalah potong lintang dengan sampel yang berjumlah 123 kasus yang diperoleh dengan cara random sampling. Data didapatkan dari data rekam medik pasien berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomik dan dilakukan uji analisis dengan uji Fisher. Hasil yang didapatkan adalah secara statistik jumlah paritas tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian kanker payudara pada wanita di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2010-2014 p>0,05.

Breast cancer remains as one of the many types of cancer that is commonly faced in all countries, including Indonesia. To this day, the leading cause of breast cancer has not yet been found but there are evidences of the probability on risk factors. One of the risk factors that may be related to breast cancer is the number of parity. This study analyzes the relationship between number of parity and breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital Jakarta in 2010 ndash 2014.
The study design that is used is cross sectional with 123 cases which were obtained using random sampling. Data were acquired from the patient rsquo s medical records based on their anatomical pathology examination results and were analyzed using Fisher test. The result is that statistically the number of parity doesn rsquo t have a significant relation to breast cancer in woman at Dr. Cipto Mangunkusumo National General HospitalJakarta in 2010 ndash 2014 p 0,05.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Qanita Edwar
"Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada pasien wanita. Penggunaan kontrasepsi oral pada wanita usia reproduktif merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia. Pada tahun 2012, angka kematian akibat kanker payudara meningkat sebesar 20 jika dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 2008. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi oral terhadap kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014. Pada penelitian dengan desain studi potong lintang cross sectional ini, data diambil dari unit arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM sesuai dengan hasil uji histopatologik, kemudian ditelusuri ke Unit Rekam Medik RSCM sebagai data sekunder yang diolah menggunakan uji Fisher menggunakan SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukan nilai p = 0.03 dari 88 data yang terkumpul. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian kanker payudara pada pasien wanita di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada tahun 2010-2014.

Breast cancer is one of the most prevalence types of cancers among women in Indonesia. Oral contraceptive consumption in reproductive age is one of the favorable choices for contraception in Indonesia. In 2012, the mortality rate increases to 20 compared with the mortality rate in 2008. The aim of this study is to find the relationship between oral contraceptive consumption and the occurrence of breast cancer among female patients in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010 2014. This cross sectional study is using collected secondary data taken from patients rsquo medical record based on patients rsquo histopathological examination results that can be analyzed using Fisher test with SPSS version 21. The result of this research shows p value that is 0.03 collected from 88 datas. From this research, it can be concluded that oral contraceptive consumption has statistically significant association on the occurence of breast cancer among female patients in Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital in 2010 2014."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Qoulan Karima
"Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat.

Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370,95% CI=1,390-8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of ≥12, family history of breast cancer(OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for ≥6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tejabaswara
"Latar belakang: Menars merupakan kondisi ketika seorang remaja putri mengalami menstruasi pertama kali. Di Indonesia, usia menars diketahui mengalami tren penurunan. Menars dini dapat meningkatkan berbagai risiko terjadinya masalah- masalah kesehatan, di antaranya masalah reproduktif dan psikologis. Perubahan gaya hidup hingga asupan nutrisi diyakini menjadi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usia menars baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara indeks massa tubuh, aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner, dan wawancara 24 hour recall dilakukan dalam pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Kruskal- Wallis dan Mann-Whitney. Uji post-hoc Mann-Whitney juga dilakukan untuk variabel yang signifikan.
Hasil: Didapatkan 352 sampel yang sudah menstruasi dari sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jakarta, Depok, Bandung dan Tegal. Rerata usia menars berada pada usia 12 tahun. Berdasarkan analisis data, didapatkan terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan usia menars (p < 0,000). Namun, tidak didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua terhadap usia menars (p > 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dan usia menars, sedangkan aktivitas fisik, pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan usia menars.

Background: Menstruation is a condition when a young woman experiences her first menstruation. In Indonesia, the age of menstruation is known to be experiencing a decreasing trend. Early menstruation can increase the risk of various health problems, including reproductive and psychological problems. Changes in lifestyle and nutritional intake are believed to be factors that can influence the age of menstruation both directly and indirectly. For this reason, this study aims to analyze the relationship between body mass index, physical activity, parental employment, and parental income.
Methods: This research was conducted with a cross-sectional design. Measurement of body weight and height, filling out questionnaires, and 24-hour recall interviews were carried out in data collection. Data analysis in this study used the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. Mann-Whitney post-hoc tests were also performed for significant variables.
Result: There were 352 menstruating samples from elementary and junior high schools in Jakarta, Depok, Bandung and Tegal. The average age of menstruation is 12 years. Based on data analysis, it was found that there was a relationship between body mass index and age at menarche (p < 0.000). However, there was no significant relationship between physical activity, parental employment, and parental income on menstrual age (p > 0.05).
Conclusions: There is a relationship between body mass index (BMI) and age at menarche, while physical activity, parental occupation and parental income are not related to age at menarche.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Estetika
"Latar belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita di dunia. Kanker ini juga merupakan salah satu penyebab kematian akibat kanker tersering kedua pada wanita setelah kanker paru. Morfologi kanker payudara penting untuk diketahui karena setiap jenis morfologi mempunyai kecenderungan memiliki karakteristik tertentu, seperti status reseptor hormon dan pola metastasis tertentu, yang dapat menyebabkan prognosis dan penatalaksanaan yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran morfologi kanker payudara dan mengetahui apakah terdapat perbedaan jenis morfologi kanker payudara pada topografi dan kelompok usia yang berbeda di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2003-2007.
Metode. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional dan menggunakan 336 data sekunder yang diperoleh dari 1.644 pasien kanker payudara yang diperiksa berdasarkan pemeriksaan histopatologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2003 ? 2007. Variabel yang diteliti meliputi morfologi, topografi, dan kelompok usia penderita kanker payudara.
Hasil Penelitian. Dari 336 sampel yang diteliti, morfologi kanker payudara yang paling sering ditemukan adalah invasive ductal carcinoma (81,8%), yang sebagian besar berusia 40 ? 49 tahun (37%), dan terletak di kuadran lateral atas payudara (37%). Tidak terdapat perbedaan jenis morfologi yang paling sering ditemukan pada semua topografi dan kelompok usia.
Kesimpulan. Morfologi kanker payudara yang paling sering ditemukan pada pemeriksaan histopatologi di RSCM pada tahun 2003 ? 2007 adalah invasive ductal carcinoma. Jenis morfologi ini juga merupakan jenis morfologi yang paling banyak ditemukan pada semua topografi dan kelompok usia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S10005fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priharyanti Wulandari
"ABSTRAK
Depresi seringkali dialami oleh perempuan penderita kanker payudara. Depresi yang terjadi pada pasien kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian depresi pada pasien kanker payudara. Pengambilan data dilakukan diruang Poli bedah onkologi dan ruang rawat inap, sampel dalam penelitian ini adalah 102 responden. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. faktor yang ditemukan paling dominan mempengaruhi terjadinya depresi pada pasien kanker payudara adalah dukungan keluarga (p value = 0,002<0,05). Direkomendasikan untuk menurunkan kejadian depresi yaitu perawat seharusnya memfasilitasi dukungan keluarga yang cukup pada penderita kanker payudara untuk mengurangi kejadian depresi.

ABSTRACT
Depression is frequently experienced by women with breast cancer. Depression that occurs in the breast cancer patients is influenced by several factors. This study aimed to find out the factors influencing the incidence of depression in the breast cancer patients. The data collection was performed at the outpatient oncology surgery center and the inpatient ward. The research samples were 102 respondents. The research design was cross sectional. The most dominant factor affecting the occurrence of depression in the breast cancer patients was family support (p value = 0,002<0,05). It is recommended that nurses facilitate the adequate family support for the breast cancer patients in order to reduce the incidence of depression."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Alexandra
"ABSTRAK
Ameloblastoma merupakan aspek penting dalam patologi mulut dan maksilofasial.
Frekuensi dan distribusi ameloblastoma bervariasi di setiap negara, namun masih
sangat sedikit penelitian mengenai hal ini yang dilakukan di Indonesia. Penelitian ini
bertujuan mengetahui frekuensi dan distribusiameloblastoma di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo periode Januari 2008-September 2014. Analisis dilakukan pada 98
kasus ameloblastoma. Frekuensi dan distribusi dilihat berdasarkan usia, jenis
kelamin, dan tipe histopatologis. Mayoritas pasien berusia 30-39 tahun (33.67%) dan
berjenis kelamin laki-laki (59.18%) dengan perbandingan 1.45:1 terhadap
perempuan. Tipe histopatologis yang paling banyak ditemukan adalah tipe campuran
pleksiform dan folikuler (18.37%).

ABSTRACT
Ameloblastoma constitutes an important aspect of oral and maxillofacial pathology.
Frequency and distribution of ameloblastoma varies in different countries, however
very few studies have been done in Indonesia. This study aims to evaluate the
frequency and distribution of ameloblastoma cases in Dr. Cipto Mangunkusumo
General Hospital from January 2008-September 2014. 98 ameloblastoma cases were
analyzed. Frequency and distribution was analyzed based on age, gender, and
hisopathologic type. Most of the patients were 30-39 years old in age (33.67%) and
men were more involved than women (59.18%) with ratio 1.45:1. The most frequent
histopathologic type that was found is plexiform and follicular mixed type (18.37%)."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Wardiyah
"ABSTRAK
Kasus kanker terbanyak kedua di Indonesia adalah kanker payudara yang
kesembuhannya sulit untuk diprediksi. Penderita kanker payudara mengalami
ketidakpastian, depresi, dan tekanan psikologis. Kondisi ini menyebabkan
optimisme terhadap kesembuhan pasien menurun. Penelitian ini bertujuan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi optimisme terhadap kesembuhan
pada pasien kanker payudara. Desain penelitian menggunakan cross sectional
pada 96 responden. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
optimisme kesembuhan responden adalah dukungan sosial (p value = 0,015) dan
stres (p value = 0,022). Faktor yang paling mempengaruhi adalah dukungan sosial
(β = 0,055). Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar lebih fokus pada
intervensi keperawatan yang digunakan untuk meningkatkan dukungan sosial
pada pasien kanker payudara.

ABSTRACT
The second most common cancer case in Indonesia is breast cancer which its
healing is difficult to be predicted. The breast cancer sufferers undergo
uncertainty, depression, and psychological pressure. This condition decreases the
patient’s optimism of healing. This research aimed to identify factors affecting the
breast cancer patients’ optimism of healing. This study applied cross sectional
design with 96 respondents. Factors affecting significantly against respondents’
healing optimism were social support (p value = 0,015) and stress (p value =
0,022). The most influencing factor was social support (β = 0,055). It is
recommended that the further research will be more focused on the nursing
intervention that used to raise social supports for breast cancer patients"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwi Hidayati
"Latar Belakang: USG payudara dan mamografi secara luas digunakan sebagai modalitas diagnostik yang efektif untuk mengevaluasi kelainan payudara. Derajat keganasan histopatologis berperan penting dalam
manajemen karsinoma payudara. Ketersediaan pemeriksaan histopatologis yang terbatas dan sebaran pemeriksaan USG dan mamografi yang lebih luas diharapkan dapat membantu klinisi dalam menentukan penatalaksanaan karsinoma payudara lebih dini. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan nilai
mamografi serta USG payudara dengan mengetahui keterkaitan temuan morfologis lesi berdasarkan USG payudara dan mamogram yang dapat mengidentifikasi derajat keganasan histopatologis karsinoma payudara. Metode: Studi retrospektif ini melibatkan subyek dengan karsinoma payudara primer yang
menjalani USG dan mamografi serta belum menjalani prosedur apapun. Temuan USG dan mamogram dianalisis dan dikorelasikan dengan derajat keganasan histopatologis. Variabel dianalisis menggunakan uji chi-square dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil: Diperoleh 174 subyek karsinoma payudara. Usia rerata subyek 52 tahun. Ukuran massa <5 cm paling banyak ditemukan (61,1%) dan memiliki hubungan yang signifikan dengan derajat keganasan histopatologis (p<.05). Batas lesi, ekhogenisitas lesi dan kalsifikasi
lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis. Sedangkan untuk bentuk lesi, bentuk irregular lebih banyak ditemukan dibandingkan lesi lain dengan distribusi yang hampir sama antara derajat 1, 2, dan 3. Proporsi batas lesi paling banyak di derajat 3 yakni batas tidak tegas.
Ekhogenisitas heterogen lebih sering ditemukan pada tumor derajat 2 dan lesi hipoekhoik lebih banyak ditemukan pada tumor derajat 3. Saat dilakukan analisis tambahan dengan membagi derajat keganasan menjadi 2 grup (derajat rendah dan derajat tinggi), batas dan orientasi lesi pada USG (p <.05) berhubungan dengan derajat keganasan histopatologis sedangkan kalsifikasi lesi dan ekhogenisitas lesi tidak berhubungan. Tidak ada hubungan antara karakteristik lesi pada mamogram (densitas payudara, bentuk,
batas, densitas lesi, dan kalsifikasi) dengan derajat keganasan histopatologis (nilai p > 0,05). Proporsi batas spikulasi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat rendah. Simpulan: Orientasi pararel lebih banyak
ditemukan pada tumor derajat tinggi. Batas tidak tegas paling banyak ditemui di kedua kelompok derajat keganasan namun proporsi lebih banyak ditemukan pada lesi derajat tinggi. Tidak ditemukan hubungan signifikan antara morfologis lesi pada mamogram dengan derajat keganasan.

Background: Breast ultrasonography (USG) and mammography are widely used as effective diagnostic modalities to evaluate breast abnormalities. Histological grade plays big role in management of breast
carcinoma. The purpose of this study was to increase the value of mammography and ultrasound. Also, knowing which features on ultrasound and mammogram that can predict histological grade. The limited
availability of histopathological examinations and better access of ultrasound and mammography can assist clinicians in management of breast carcinoma. Method: A retrospective study was conducted by
reviewing imaging of women with breast cancer who had not undergone any procerdure. Mammogram and US findings were analyzed in compliance with operational definition and later compared with histopathological data. All variables were analyzed using chi-square and Kolmogorov-Smirnof. Result:
Mean age at diagnosis of breast cancer was 52 years. Tumor size <5 cm was the most common (61.1%) and had significant relation with tumor grade (p<.05). In terms of ultrasound findings, the only differential
findings between ultrasound findings and histopathological grade were margin, echogenicity, and calcifications (p < .05). As for the shape of the lesions, an irregular shape was more observed compared to other lesions with almost equal distribution between grade 1, 2, and 3. Heterogene echogenicity was more frequently found on grade 2 and hypoechoic lesions were more common in grade 3 tumor. When additional analysis was carried out by dividing the histological grade into 2 groups (low grade and high grade), margin and orientation on the ultrasound (p <.05) had relation to tumor grade while the
calcification of the lesion and the echigenicity were not related. No significant difference between mammogram features (breast density, shape, margin, lesion density, and calcifications) and tumor grade
(p>.05). The proportion of spiculated margin in mamogram is more common in low-grade lesions. No significant association between ultrasound features (shape, echogenicity, posterior pattern, and calcifications) with histological grade. Conclusion: Margin and orientation of the lesion on ultrasound have a relationship with histological grade. Parallel orientation is more common seen in high-grade
tumors. Indistinct borders were commonly found in both groups; however, a higher proportion was found
in high-grade lesions. No significant relation was found between mammogram features and tumor grade
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>