Ditemukan 75060 dokumen yang sesuai dengan query
Abiyoga Herlambang
"
ABSTRAK Skripsi ini menganalisis performa naratif di dalam novel Wagahai wa neko de aru karya Natsume S?seki. Skripsi ini didasarkan pada konsep tuturan performatif dari teori tindak tutur yang dikemukakan oleh John Austin. Konsep tersebut diterapkan ke dalam ranah susastra dengan menekankan pada kontektualitasnya. Penelitian kualitatif ini melihat konten novel tersebut sebagai suatu performa naratif yang dilakukan oleh narator wagahai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi yang disampaikan oleh wagahai dibatasi dan dibentuk oleh konteks situasi saat penarasian berlangsung. Dengan demikian, narasi wagahai dapat dilihat sebagai produk dari interaksi antara narator dengan tokoh-tokoh lain, dengan pembaca atau dengan dirinya sendiri.
ABSTRACT This research observes narrative performance in Natsume S seki rsquo s Wagahai wa neko de aru. This research was compiled using the concept of performative utterance of John Austin rsquo s speech act theory. The concept was applied into literature framework by highlighting the context boundedness of the text. This qualitative research sees the content of the novel as a narrative performance conducted by narrator wagahai. The analysis shows how the narrative told by wagahai is limited and shaped by the context. Therefore, wagahai rsquo s narrative could be seen as a product of interaction between narrator and the other characters, the readers or the narrator himself."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63561
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Joyce Anastasia Setyawan
"Setelah terjadinya reformasi Meiji yang meruntuhkan 300 tahun pemerintahan Tokugawa, Jepang untuk pertama kalinya membuka diri terhadap budaya dan pemikiran-pemikiran asing, dan salah satu pemikiran yang masuk ke Jepang adalah pemikiran dari seorang filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche. Pemikiran Nietzsche secara garis besardapat dibagi ke dalam tiga konsep utama, yakni Nihilisme, Adimanusia, dan Siklus Abadi. Salah satu sastra wanyang terpapar oleh pemikiran Nietzsche tersebut adalah Natsume Soseki. Soseki melakukan pembacaan terhadap buku Nietzsche yang berjudul Sabda Zarathustra ketika ia menulis Wagahai Wa Neko de Aru, sehingga di dalam novel tersebut terlihat banyak gambaran pemikiran Nietzsche yang bersumber pada buku Sabda Zarathustra tersebut.
Dengan membedah novel Wagahai wa Neko de Aru, penulis ingin melihat penggambaran pemikiran Nietzsche serta sikap Soseki terhadap pemikiran tersebut. Metode yang akan digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan sejarah pemikiran terhadap karya sastra yang diajukan oleh R. S.Crane. Hasil dari penelitian ini adalah melalui gambaran pemikiran Nietzsche dalam novel, terlihat bahwa Soseki menelaah pemikiran Nietzsche secara kritis. Soseki juga tidak bersikap secara pasif terhadap paparan pemikiran Nietzsche, namun secara aktif dan sadar melibatkan pemikiran Nietzsche sebagai dasar moral dan intelektual serta bahan dalam penulisan karya sastranya.
After Meiji Restoration shut down 300 years of Tokugawa Shogunate, for the first time Japan had contacts withforeign countries, along with their cultures, knowledge, and ideas. One of many philosophical ideas that entered Japan was Friedrich Nietzsches ideas. Generally, Nietzsche ideas can be understood by its three major concepts Nihilism, Superman, and Eternal Recurrence. When it entered Japan, Japanese scholars also come into contactwith the ideas, and one of the scholars is a Japanese literary figure called Natsume Soseki. It is indicated that some of Nietzsche ideas originated from Thus Spake Zarathustra is reflected in Sosekis novel, Wagahai waNeko de aru. This research focused upon how Nietzsches ideas are represented on this novel and how Sosekidealt with Nietzsches ideas using his novel, using an approach proposed by R. S. Crane, an approach of history of ideas on literature. This research found that from the representations of Nietzsches ideas in the novel, it appears that Soseki approached Nietzschean ideas critically and Soseki also didnt act passively toward Nietzsches ideas. Instead, he actively and consciously involved Nietzsches ideas as moral and intellectual basis and as material in his own writing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Latifah
"Setiap manusia hidup di dalam ruang. Di dalam karya sastra, latar ruang juga menjadi salah satu unsur intrinsik. Latar ruang dalam karya sastra dapat diwujudkan dengan sebuah kamar, rumah, desa, kota, atau negara. Pada pertengahan zaman Meiji, karya sastra bertemakan kampung halaman muncul di Jepang. Karya sastra kampung halaman menggambarkan masalah yang ada di kota dan kebahagiaan yang terdapat di desa. Novel Botchan yang terbit pada 1906 memiliki dua latar ruang, yaitu Kota Tokyo dan "daerah di sekitar Shikoku". Penelitian ini akan menggambarkan latar ruang novel Botchan tersebut. Penelitian ini akan meminjam metode penelitian yang dilakukan oleh Tsuyoshi Kato. Melalui penggambaran itu, didapatkan bahwa tokoh Botchan memandang rendah "daerah di sekitar Shikoku" dan membangga-banggakan Kota Tokyo. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa novel Botchan merupakan antitesis dari sastra kampung halaman.
Humans live in a space. Space is also one of intrinsic elements of fiction. In fiction, space setting can be room, house, city, countryside, or state. In the mid-Meiji era, literary phenomenon called native place literature that discuss problematic city and peace of countryside emerged. Botchan is a novel that published in 1906. The novel has space setting in Tokyo and "an area around Shikoku". This study will describe Botchan’s space setting. This study will use method study which was conducted by Tsuyoshi Kato to describe both space settings. Through the depiction of them, we will get that the main character called Botchan have an underestimate opinion about "an area around Shikoku" and a pride of Tokyo. As the opinion from Botchan, this study is going to verify the hypothesis that Botchan novel is an antithesis of native place literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47704
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Maulida Salamah
"Artikel ini membahas unsur kritik sosial yang terkandung dalam novel satir berjudul 吾輩は猫である/Wagahai wa Neko dearu/Saya Kucing karya Natsume Soseki. Soseki memberikan gambaran kondisi masyarakat pada masa Restorasi Meiji dan pandangannya. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode kualitatif dengan deskriptif analitis. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kritik Natsume Soseki terhadap kondisi sosial pada saat itu yang terkandung dalam novel Wagahai wa Neko dearu.
The focus of this article is the social critics from a satire novel by Natsume Soseki entitled Wagahai wa Neko dearu I Am A Cat. Soseki described Japanese community in Meiji Restoration era and his viewpoint about the social phenomenon. This article is using qualitative method with analytical descriptive. The purpose of this article is to understand Natsume Soseki rsquo s critics upon social condition from that time that is described in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Shirley Elivia Kusumawati
"Shirley Elivia Kusumawati. Makna Metaforis Judul Mon yang Terkandung dalam Novel Mon. (Di bawah bimbingan Ibu Sri Ratnaningsih M. Hum). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan makna yang tersirat dari judul Mon dan pesan yang disampaikan Natsume Souseki yang terkandung di dalamnya. Pemgumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan, dengan sumber_-sumber dari koleksi perpustakaan FIB UI, Japan Foundation, dan Pusat Studi Jepang juga dari koleksi pribadi. Sedangkan untuk analisa, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang dibantu dengan teori pendekatan objektif dari M. H. Abrams yang menyatakan bahwa karya sastra diteliti dengan memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom, yang harus ditimbang atau dianalisis dengan melihat unsur-unsur pembentuknya. Selain itu ada teori yang membahas tentang tema yang diungkapkan oleh Panuti Sudjiman, yaitu ada kalanya tema dan isi dari suatu cerita dapat terlihat dengan jelas dari judulnya, akan tetapi tidak selalu semudah itu. Ada beberapa karya sastra yang judulnya tidak secara gamblang menggambarkan isi dalam karya sastra tersebut melainkan tersirat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa judul Mon yang seolah-olah tidak ada hubungannya dengan isi cerita novel Mon yang menceritakan tentang kehidupan sepasang suami istri sebenamya memiliki makna bias atau makna metaforis. Hal ini ditunjukkan oleh unsur-unsur intrinsik dalam novel ini, yaitu latar dan tokoh, juga didukung dengan keadaan situasi masyarakat ketika novel ini dibuat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13851
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dimas Bayu Radityo
"Penelitian ini berfokus pada representasi konsep kidult dalam empat karakter utama dari manga Wotaku ni Koi wa Muzukashii (2014) karya Fujita. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa kidult adalah orang dewasa yang memiliki perilaku dan perasaan yang menyerupai anak kecil dan anak muda Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi (2013) dari Stuart Hall, terkhusus teori constructive representation yang menyatakan bahwa representasi dibentuk melalui pemaknaan konsep dan bahasa dalam media untuk mendapatkan makna. Lalu, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis melalui pendekatan kualitatif melalui penelaahan terhadap dialog dan panel-panel manga. Penelitian berargumen bahwa perilaku kidult diekspresikan dan disikapi oleh karakter-karakter di dalam manga dengan cara yang beragam. Hal ini dicurahkan melalui perbedaan penggambaran produk budaya populer yang dikonsumsi oleh para karakter, serta penyembunyian atau pengungkapan perilaku kidult terhadap mereka yang tidak memiliki identitas tersebut. Kemudian, manga ini menggambarkan penerimaan positif dari lingkungan sekitarnya, terutama dari rekan kerja keempat karakter ini yang tidak memiliki identitas kidult. Secara keseluruhan, manga ini merepresentasikan perubahan cara pandang dari negatif menjadi lebih positif dan penerimaan lebih baik masyarakat Jepang setelah dekade 2010an terhadap perilaku kidult sebagai salah satu dampak dari produk budaya populer.
This research focuses on the representation of the kidult concept in the four main characters of the manga Wotaku ni Koi wa Muzukashii (2014) by Fujita. Previous studies have concluded that kidult behavior refers to adults who have behaviors and feelings that resemble those of children and young people. The theoretical framework used in this study is Stuart Hall's theory of representation (2013), particularly the theory of constructive representation which argues that representation is discovered via the meaning of concepts and language in media to get meaning. The research method employed is descriptive-analytical through a qualitative approach by examining the dialogues and panels of the Wotakoi manga. The research argues that kidult behavior is expressed and addressed by the characters in the manga. This expression and attitude are conveyed through the depiction of the different popular cultural products consumed by the characters, as well as the concealment or revelation of kidult behavior to those who do not share this identity. Furthermore, the manga illustrates a positive acceptance from the surrounding environment, particularly from the coworkers of these four characters, who do not exhibit kidult behavior. This can be seen as a representation of the changing perspectives from negative to positive and general better acceptance of kidult behavior in Japanese society in 2010’s, influenced by popular cultural products. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adi Sudijono Abdurachman
"Skripsi ini membicarakan novel penting dalam sejarah Jepang, gaya penulisannya adalah gaya naturalisme. Aliran ini timbul sebagai akibat pengaruh Kesusastraan Barat. Shimazaki Toson adalh punjangga pertama yang mengungkapkan adat, tradisi dan kebiasaan hidup masyarakat jepang, dengan tema kaum Burakumin Sekelompok orang Jepang yang tergolong dalam kelas masyarakat terendah pada zaman itu yang disebut kaum Burakumin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S13452
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Mutiara
"Skripsi ini membahas mengenai perubahan karakter pada beberapa tokoh dalam kumpulan cerita pendek Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru melalui pendekatan psikologi sastra, khususnya menggunakan metode telaah karakterisasi fiksi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisis perubahan karakter yang dialami oleh beberapa tokoh dalam setiap cerita dan menjabarkan berbagai pemicu yang mempengaruhi perubahan tersebut. Upaya mengamati perubahan karakter dapat ditunjukkan melalui dialog antar tokoh, sudut pandang pencerita, tuturan pengarang, tingkah laku, dan penampilan tokoh. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya ada beberapa tokoh dari keenam cerita yang mengalami perubahan karakter setelah adanya suatu pemicu, baik yang berupa bencana maupun keadaan yang tak terduga.
The focus of this study is the transformation of character in the short story Kami no Kodomotachi wa Mina Odoru through approach of psychology literature, especially using fictional characterization method. This study aims to analyze the transformation of some characters in each story and describe the various triggers that influence these transformation. To observe the transformation in the character can be shown through dialogue among characters, the viewpoint of the narrator, the author’s speech, behavior, and appearance of characters. The analysis shows that there are only a few characters of the six stories that are changing the character after the triggers, either in the form of a disaster or unforeseen circumstances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58229
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sabar Walujati
"Karya Sastra adalah suatu bentuk pengungkapan seni dengan bahasa sebagai medianya, tapi banyak peneliti sas_tra yang mengabaikan bahasa sebagai variabelnya. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menjadikan karya sastra sebagai obyek penelitian, yang akan saya teliti dari sudut linguistik. Dalam penelitian ini, saya mengkhususkan diri pada karya sastra yang berbentuk cerpen. Dilihat dari segi gra_matikal, cerpen adalan satuan gramatikal yang terlengkap, yang dapat dibagi merijadi satuan-satuan yang lebih kecil yang d isebu t paragraf. Dilihat dari tujuannya, ada 6 jenis wacana yang kita kenal. Dari keenam jenis wacana tersebut hanya wacana tuturanlah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Tujuan skripsi ini ialah melihat hubungan antara proposisi dalam paragraf, mencari unsur dominan yang mempersatukan paragraf tuturan, dan meneliti struktur gramatikal yang umumnya terdapat pada paragraf tuturan. Dari hasil analisis, ternyata diperolah kesimpulan bahwa (1) sebagian besar paragraf semantis mempunyai hubungan INDUK-pendukung yang non-kronologis, (2) umumnya struktur paragraf gramatikal berbentuk sub-ordinatif, de_ngan kalimat terra di awal paragraf, dan (3) keutuhan paragraf cerpen pada garis besarnya diikat oleh tokoh tematis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13867
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sutyaningsih
"Kajii Motojiro adalah seorang pengarang zaman Tai_sho yang mengidap suatu penyakit kronis yang cukup meng_khawatirkan. Karya-karyanya sebagian besar berisi catat_an pribadinya ketika ia berada di suatu tempat atau keti_ka ia sedang mengadakan suatu perjalanan. Nove1nya yang berjudul Fuyu no Hae, Yami no Emaki dan Kobi merupakan karya-karya Kajii Motojiro yang men_jadi bahan penelitian penulis dalam skripsi ini. Fuyu no Hae, Yami no Emaki dan Kobi banyak mence_ritakan tentang gelap atau kegelapan yang selalu dialami pengarang ketika ia sedang berjaian-jalan pada senja atau malam hari di suatu tempat yang umumnya sunyi. Unsur gelap yang terkandung di dalam ketiganya itu ternyata berhubungan erat dengan kesunyian hidup yang dialami pengarang atau Kajii Motojiro sebagai seorang penderita penyakit TBC atau paru-paru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13875
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library