Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Febria Rizki
"Skripsi ini membahas variasi fonetis dan persebaran bahasa Minangkabau di Kecamatan Payakumbuh Timur. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap informan di setiap titik pengamatan. Pengolahan data dibuat dalam penelitian ini dibuat berdasarkan penghitungan dialektometri dan penghimpunan berkas isoglos. Daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh, medan makna kekerabatan, dan medan makna sapaan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Payakumbuh Timur memiliki bahasa yang sama, yaitu bahasa Minangkabau. Saat ini bahasa Minangkabau masih menjadi bahasa utama di Kecamatan Payakumbuh Timur.

This research giving description about phonetic variation Minangkabau language in Payakumbuh Timur district. Data taken with interview method from informant in all research location. Making data process from dialectometri and isogloss file. Question list using basic Swadesh vocabulary, relatives vocabulary, and greetings. From the this research describe about in Payakumbuh Timur districts having same languanges, Minangkabau language. From this time, Minangkabau language still to be language majority in Payakumbuh Timur districts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reniwati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Fitria Sabila
"Peta Bahasa-bahasa di Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa Nasional pada tahun 1972 memuat persebaran bahasa yang ada di pesisir selatan Jawa Timur yang terdiri dari beberapa macam dialek bahkan bahasa. Kondisi ini menarik untuk ditelusuri karena belum ada penelitian yang terbaru dan mendetail mengenai wilayah ini. Hal tersebut didukung dengan aspek kesejarahan yang begitu kuat berkembang di pesisir selatan Jawa Timur, yaitu sejarah kekuasaan Kesultanan Mataram dan Kerajaan Blambangan yang dimungkinkan berpengaruh kuat terhadap variasi bahasa dan situasi kebahasaan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur.
Berdasarkan kondisi tersebut, tulisan ini akan mendeskripsikan dan memaparkan variasi bahasa serta situasi kebahasaan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menghitung dialektometri dan kualitatif untuk menganalisis data berdasarkan peta bahasa dan hasil penghitungan dialektometri, serta untuk menginterpretasi data. Interpretasi data dibutuhkan untuk melihat variasi dan situasi kebahasaan yang ada di pesisir selatan Jawa Timur.

Peta Bahasa bahasa di Indonesia issued by an agency Lembaga Bahasa Nasional in 1972 load distribution language that is on the south coast east java consisting of several kinds dialect even language. This condition interesting to traced because there were no newest research and detail pertaining to this region. This is supported by historical aspects so powerful developing on the south coast of East Java, that is history power Mataram Sultanate and Blambangan Empire, that is possible to be strong influential against language varieties and language situation that is on the south coast of East Java.
Based on these conditions, this research will described and elaborated language varieties and language situation that is on the south coast of East Java by quantitative and qualitative methods. Quantitative method used to calculate dialectometrics and qualitative to analyze the data based on a map language and the results of the calculation of dialectometrics, as well as for do a data interpretation. Data interpretation are needed to see varieties and situation of language on the south coast of East Java.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna Jaya
"Skripsi ini mencoba menjelaskan mengenai variasi fonologis dan leksikal bahasa Minangkabau di Kota Padang melalui kajian dialektologi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode pupuan lapangan, yaitu dengan mendatangi informan dan merekamnya. Selain itu, dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melalukan penghitungan dialektometri, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan peta dan temuan-temuan yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan 22 titik pengamatan yang dipilih sebanyak dua kelurahan di tiap-tiap kecamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada satu bahasa di Kota Padang dengan satu titik pengamatan yang mempunyai kekhasan secara fonologis.

This thesis tries to explain the phonological and lexical variations of the Minangkabau language in Padang City through the study of dialectology. This research is a field research using field pupil method, that is by going to the informant and recording it. In addition, in data processing, this research uses quantitative and qualitative methods. Quantitative methods are used to pass dialectometric calculations, while qualitative methods are used to explain the maps and findings obtained. This research was conducted in Padang City with 22 points of observation selected by two sub districts in each sub district. The results of this study indicate that there is only one language in Padang City with a single point of observation that has a phonological uniqueness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wannofri Samry
"Penelitian ini mengungkapkan masalah sengketa tanah sekaligus posisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan Minangkabau, khususnya di Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Ini penting karena sejak lama masalah tanah sudah menjadi topik utama bagi masyarakat Minangkabau. Bahkan sejak sekitar tahun 1970-an sengketa tanah sudah menjadi perbincangan tersendiri dalam masyarakat. Bagaimanapun, ini berkaitan dengan melemahnya keberadaan sistem sosial Minangkabau yang relatif demokratis, dan sebaliknya menguatnya intervensi negara dan pengaruh luar.
Permasalahan ini berusaha dilihat dengan pendekatan sejarah yang multi dimensional, artinya penulis meminjam beberapa konsep ilmu sosial lain, terutama sosiologi dan antropologi. Kemudian juga diperhatikan saran dari penganut sejarah strukturis, bahwa permasalahan ini tidaklah bisa dilihat secara struktural semata, tetapi juga memperhatikan sejauh mana tindakan masyarakat telah menanggapi perubahan yang terjadi saat pengaruh luar begitu kuatnya. Apa pula umpamanya yang dilakukan pemimpin-pemimpin masyarakat bila sebuah sengketa terjadi serta penyelesaiannya dilangsungkan di pengadilan.
Untuk mendapatkan jawaban ini penulis telah berusaha memadukan sumber-sumber primer dan sekunder baik lisan maupun tulisan. Sumber tertulis berupa laporan resmi pemerintah dan arsip-arsip pengadilan serta beberapa catatan dari Kantor Desa. Sumber lisan dilakukan melalui wawancara dengan beberapa orang masyarakat desa, serta bincang-bincang lepas dengan masyarakat nagari.
Dari penelitian itu disimpulkan bahwa ternyata sengketa tanah memang bukan hanya sekedar akibat dari rumitnya masalah adat sebagaimana yang sering dikemukakan, tetapi sudah berkembang sebagai akibat melemahnya ekonomi masyarakat, dan melemahnya daya sosial-politik. Tetapi itu bukan berarti masalah adat bisa dikesampingkan, melainkan akumulasi antara ekonomi dan sistem adat telah ikut mendorong terjadinya sengketa tanah dalam masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
BAS 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid S. Suryo
Jakarta : Yayasan Gebu Minang, 1993,
R 915.981 3 Min
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Yulanda
"Kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang akhirnya meningkatkan kepuasan pasien yang dapat dinilai dari faktor beban kerja, kondisi kerja, promosi/karir, pengawasan, finansial dan kelompok kerja. Pemerintah mengharuskan setiap pelayanan public ( rumah sakit) untuk menjadi BLU/ BLUD dengan harapan pelayanan yang diberikan dapat lebih efektif dan efisien.
Tujuan penelitian ini adalah melihat gambaran tingkat kepuasan kerja perawat di RSUD non BLUD dan RSUD BLUD kemudian membandingkannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparasi dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat yang bertugas di RSUD dr. Achmad Darwis yang belum BLUD dan perawat yang bertugas di RSUD Dr. Adnaan WD yang telah BLUD. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis bivariat dengan uji Chi Squre dengan kesimpulan di RSUD BLUD mempunyai tingkat kepuasan kerja perawat yang lebih tinggi dibandingkan dengan RSUD non BLUD. Dengan harapan RSUD non BLUD untuk segera menjadi BLUD.

Job satisfaction can improve performance, improve the quality of health care that ultimately improve patient satisfaction can be assessed from the load factors of work, working conditions, promotion / career, supervision, financial and labor groups. The Government requires that every public service (hospitals) to be BLU / BLUD with a given service expectations can be more effectively and efficiently.
The purpose of this study is to see picture of the level of job satisfaction of nurses in hospitals and hospital non BLUD BLUD then compare. This research is a descriptive study with cross sectional comparison. The study population was all nurses who served in dr. Achmad dervish who have BLUD and nurses who served in the Hospital Dr. Adnaan WD has BLUD. Statistical analysis was used to test bivariate Chi squre with conclusions in BLUD Hospital nurses have a higher job satisfaction higher than non BLUD Hospital. Hospital with non BLUD hope to be BLUD soon.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2000
499.25 KAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Irhas
"Skripsi ini membahas mengenai Payakumbuh sebuah kota Penghubung Di Sumatera Tengah. Payakumbuh menjadi sebuah kota pada tanggal 17 Desember 1970 yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Limapuluh Kota. Payakumbuh memiliki memiliki letak yang cukup strategis diantara provinsi Sumatera Barat,Riau dan Jambi, menghubungkan wilayah tersebut. Faktor yang mendukung dari perkembangan Kota Payakumbuh menjadi Kota penghubung adalah sarana jalan, sarana transportasi dan juga perdagangan. Transportasi yang bisa digunakan hanya transportasi darat sehingga sarana jalan menjadi penting. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

This study examine Payakumbuh as a connecting city in Central Sumatera. Payakumbuh was previously a regency of Limapuluh Kota and became a municipal in December 17, 1970. Payakumbuh has a strategic location between Province of Sumatera Barat,Riau and Jambi, connecting these regions. Supporting factors of the development of Payakumbuh into a connecting city were roads, transportation, and trade. The only transportation can use is land transportasion that make roads become important. This study uses historical method comprising the steps of heuristics, criticism, interpretation and historiography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>