Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rawina Winita
"Infeksi Plasmodium falciparum stadium aseksual mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi, fungsional dan
antigenik pada membran eritrosit hospes. Konsekuensi dari perubahan-perubahan tersebut antara lain berupa
peningkatan kemampuan untuk melekat (sitoaderen) pada sel endotel di kapiler dan venula serta melekatnya eritrosit
tidak terinifeksi (normal) di sekeliling eritrosit terinfeksi yang disebut dengan pembentukan formasi roset. Pembentukan
formasi roset tersebut merupakan suatu fenomena yang akhir-akhir ini banyak menarik perhatian karena diduga
memiliki kepentin gan dalam patogenesis malaria berat terutama malaria serebral yaitu melalui terjadinya sekuestersi
parasit di mikrovaskular. Pembentukan formasi roset merupakan mekanisme penempelan (sitoaderen) antara eritrosit
terinfeksi P. falciparum dengan eritrosit normal disekelilingnya yang melibatkan peran ligan protein parasit yaitu antara
lain PfEMP1 yang diekspresikan pada eritrosit terinfeksi sebagai antigen permukaan melalui domain DBL1 alfa (Duffy
Binding-Like) yang berikatan dengan reseptor CR1 dan/atau antigen A pada eritrosit normal sebagai sel target. Dengan
mempertimbangkan bahwa semua strain P. falciparum mampu menyebabkan terbentuknya formasi roset eritrosit, maka
masih diperlukan informasi mengenai formasi roset ini baik mengenai situs sekuestersi, identritas pasti reseptor,
lingkungan hemodinamik vaskuler in vivo yang mendukung dan juga pemetaan domain yang terlibat dalam
pembentukan formasi roset untu memastikan apakah roset berperan dalam patogenesis malaria berat.
Rosette formation phenomena on patophysiology of malaria falciparum. Infection of asexual stage of the malaria
parasite Plasmodium falciparum induce morphologic, functional and antigenic changes in their host erythrocyte
membranes. The consequence of these changes is that infected erythrocyte develop the ability to sequester by binding to
capyllary endothelial cells, venula and to uninfected erythrocyte is termed rosette formation. Recently, rosette formation
be interesting phenomenon because it was presumed imprtant to phatogenesis of severe malaria such as cerebral malaria
through sequesteration of parasite in microvasculature. Rossete formation is a binding mechanism between
Plasmodium falciparum infected erythrocyte to the normal ones, which involve the role of parasite protein ligands such
as PfEMP1 expressed on infected eythrocyte as surface antigen through DBL1-alfa domain that bind to CR-1 receptor
and/or A-antigen on the uninfected erythrocyte as target cell. Taking into accounts that all strains of P. falciparum
parasite could cause rosette formation, therefore information of rosette formation still needed such as site of
sequesteration, identity receptors, haemodinamic enviroment of microvascular and domain mapping on rosette
formation to elucidate the role of rosette formation in phatogenesis of severe malaria."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Satrio Bramantyo Priambodo
"Metal Organic Framework (MOF) meupakan suatu material yang merupakan gabungan antara material organik dan anorganik yang berpusat pada ion logam positif dan dikelilingi oleh molekul-molekul ligand organik. Pada penelitian ini, penulis melakukan suatu sintesis MOF menggunakan ion logam zinc (Zn) dengan ligan organik glutamic acid (Zinc Glutamate MOF) dan menginvestigasi kinerjanya dalam mengadsorpsi karbondioksida. kemudian penulis juga akan meneliti mengenai dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan pada proses produksi Zinc Glutamate MOF menggunakan metode LCA melalui skema pendekatan cradle to gate. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan salah satu metode untuk melakukan penilaian atau evaluasi potensi dampak lingkungan dari produk atau jasa pada semua tahap dalam siklus hidup suatu produk. Dalam hal ini, dapat diobservasi beberapa potensi dampak yang ditimbulkan dari setiap proses produksi MOF berdasarkan data input yang diperoleh selama proses produksi MOF, dimulai dari proses pembuatan material precursor hingga pada aplikasi carbon capture.

Metal Organic Framework (MOF) is a material which is a combination of organic and inorganic materials centered on positive metal ions and surrounded by organic ligand molecules. In this study, the authors carried out a MOF synthesis using zinc metal ion (Zn) with glutamic acid organic ligand (Zinc Glutamate MOF) and investigated its performance in adsorption of carbon dioxide. Furthermore, the author will also examine the environmental impacts that possibly caused from production process of Zinc Glutamate MOF using the LCA method through a cradle to gate approach scheme. Life Cycle Assessment (LCA) is a method for assessing or evaluating the potential environmental impact of a product or service at all stages in the life cycle of a product. In this case, several potential impacts can be observed from each MOF production process based on the input data obtained during the MOF production process, starting from the precursor material manufacturing process to the carbon capture application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zhen-Zhen, Yang
"In this volume, summarize polyethylene glycol (PEG)-promoted CO2 chemistry on the basis of understanding about phase behavior of PEG/CO2 system and reaction mechanism at molecular level. Furthermore, they describe carbon capture and utilization strategy as an alternative approach to address the energy penalty problem in carbon capture and storage. The authors also discuss PEG radical chemistry in dense CO2 as rather creative and unusual use of PEG, presumably serves as a reaction medium and a radical initiator for radical chemistry."
Heidelberg : Springer, 2012
e20405817
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Salsabila Arifin
"Area Smeaheia, Laut Norwegia Utara merupakan salah satu lapangan yang dimanfaatkan sebagai reservoir CO2 atau CCS (Carbon Capture and Storage). Dalam suatu reservoir, patahan merupakan salah satu komponen yang penting untuk dikaji terkait kemampuannya untuk menyekat karbon. Pada penelitian kali ini dapat menjadi identifikasi awal dari potensi sekatan patahan (fault seal analysis) dan memfokuskan penelitian pada target reservoir yaitu formasi Sognefjord yang didominasi oleh litologi berupa batu pasir. Analisis dilakukan secara kualitatif menggunakan parameter model patahan yang dapat menunjukkan nilai throw patahan serta sebaran zona porositas melalui atribut seismik. Untuk mendukung interpretasi terhadap patahan, digunakan beberapa atribut lainnya yaitu RMS Amplitude, Variance, dan Ant-tracking serta dilakukan perhitungan menggunakan metode Shale Gouge Ratio. Hasil penelitian menunjukkan patahan yang berpotensi sebagai seal (SGR = 48%) yang akan menyekat CO2 dan patahan yang berpotensi menjadi jalur migrasi pada reservoir formasi Sognefjord.

The Smeaheia area, North Norwegian Sea is one of the fields used as a CO2 reservoir or CCS (Carbon Capture and Storage). In a reservoir, fault is one of the important components to be studied regarding its ability to seal the carbon. This study examines the initial indication for fault seal analysis and focuses on the target reservoir, namely the Sognefjord formation which is dominated by sandstone lithology. The analysis was carried out qualitatively using fault model parameters that can show the value of the fault throw and the distribution of the porosity zone through seismic attributes. To support the interpretation of the fault, several other attributes are used, namely RMS Amplitude, Variance, and Ant-tracking and calculations are carried out using the Shale Gouge Ratio method. The results showed that the fault has the potential as a seal (SGR = 48%) that will block CO2 and the fault has the potential to become a migration pathway in the reservoir of the Sognefjord formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hanum Salsabillah
"Penelitian estimasi cadangan karbon pada vegetasi tegakan tiang dilakukan di Hutan Kota Universitas Indonesia, Depok. Penelitian bertujuan untuk mengestimasi cadangan karbon pada vegetasi tegakan tiang Hutan Kota UI, yang terbagi menjadi tiga zona yaitu Wales Barat, Wales Timur dan Vegetasi Alami. Selain itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui spesies dari vegetasi tegakan tiang yang menyimpan cadangan karbon terbesar. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2017. Penelitian dilakukan dengan metode nondestruktif. Jumlah plot yang digunakan adalah 75 plot, yang dibagi kedalam tiga zona, masing-masing 25 plot berukuran 10x10m. Nilai cadangan karbon tegakan tiang diperoleh dengan menghitung biomassa dari data lingkar batang tiang setinggi dada DBH. Penghitungan biomassa vegetasi tegakan tiang dilakukan dengan persamaan allometrik B = 0,11 D 2 0,62 Ketterings, dkk. 2001. Persamaan tersebut melibatkan berat jenis kayu tiap spesies yang didata. Rata-rata cadangan karbon vegetasi tegakan tiang di Hutan Kota UI adalah 11,505 ton/ha, dengan cadangan karbon terbesar pada Wales Timur 17,262 ton/ha dan terkecil pada Vegetasi Alami 6,876 ton/ha. Cadangan karbon rata-rata vegetasi tegakan tiang terbesar di Hutan Kota UI terdapat pada Hopea sp. Merawan dengan nilai 0,327 ton/ha.

The study of carbon stock estimation on pole veget was done in the urban forest of Universitas Indonesia, Depok. The aims of this study are to estimate the carbon stock of pole stage in Urban Forest of Universitas Indonesia, which divided into three zones Wales Barat, Wales Timur and Vegetasi Alami. In addition, this study was conducted to determine species in pole stage that hold the largest carbon stock. The research was done in August December 2017 by non destructive method. The carbon stock value obtained from the biomass calculation based on poles diameter at breast height DBH. The Biomass calculation was done using an allometric equation B 0.11 D 2 0.62 Ketterings, et al., 2001. Allometric equation that used involves wood density of every species that found. Number of plots that used is 75, and then divided to 3 zones, 25 plots each with 10x10 m2 wide. The average of carbon stock value in Urban Forest of Universitas Indonesia is 11.505 ton ha, with Wales Timur have largest carbon stock 17.262 ton ha and Vegetasi Alami have smallest carbon stock 6.876 ton ha. Species of pole stage with largest average carbon stock in Urban Forest UI is Hopea sp. Merawan with 0,327 ton ha.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawan Darmawan
"Lebih dari 80% emisi karbon yang dilepaskan oleh fasilitas hulu pemroses minyak dan gas pada unit produksi terapung (FPU) di lepas pantai pada studi kasus ini merupakan produk dari hasil pembakaran turbin gas. Namun biaya penyerapan karbon yang tinggi menjadi hambatan utama bagi industri minyak dan gas untuk merespon kebutuhan penurunan emisi gas rumah kaca dari produk pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan integrasi konsep power-to-gas (P2G) pada emisi turbin gas melalui pengintegrasian unit pemanfaatan panas sisa gas buang (WHRU), resirkulasi gas buang (EGR), penyerapan karbon pasca pembakaran (PCC) menggunakan pelarut monoethanolamine (MEA), dan proses metanasi untuk produksi gas alam sintetik atau syngas. Evaluasi proses secara detail dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Aspen HYSYS. Penyerapan karbon pada kandungan MEA 28% menghasilkan efisiensi sebesar  99,65% pada tekanan absorber 2 bar dan suhu gas umpan 55oC dengan konversi menjadi metana 100% oleh reaktor metanasi pada rasio H2/CO2 sebesar 4,1, berdasarkan hasil permodelan atas beberapa kondisi sensitifitas. Jika produk sampingan berupa syngas diperhitungkan dalam analisis, maka biaya penurunan CO2 untuk unit produksi terapung di lepas pantai pada penelitian ini dapat turun secara substantial dari 138,6 USD/ton CO2 tanpa P2G, menjadi 20,6 USD/ton CO2­ dengan integrasi P2G.

More than 80% of the carbon emitted by the offshore oil and gas processing facilities on  a floating production unit (FPU) utilized as a case study in this work is a product of gas turbines combustion. However, the current high cost of CO2 capture is the primary obstacle preventing the oil and gas industry from responding to the increasing need for reducing greenhouse gas emissions from combustion products. This research seeks to determine the viability of incorporating the power-to-gas (P2G) concept on existing gas turbines emissions through the integration of waste heat recovery unit (WHRU), exhaust gas recirculation (EGR), post-combustion carbon capture (PCC) using monoethanolamine (MEA) solvent, and methanation to produce synthetic natural gas or syngas. Aspen HYSYS is used to simulate the evaluation process detailed in this research. The maximum carbon capture efficiency with 28% MEA resulted in 99.65% capture efficiency at 2 bar absorber pressure and 55oC feed temperature with 100% methane conversion produced by a methanation reaktor at an H2/CO2 ratio of 4.1, according to modeling results from a number of sensitivity conditions. When the sales of syngas by-products are accounted for, the cost of avoiding CO2 for the offshore floating production unit represented here lowers substantially from USD 138.6/ton CO2 without P2G to USD 20.6/ton CO2 with P2G. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Putriyana
"Isu lingkungan dalam pemenuhan kebutuhan energi menjadi fokus pada penelitian ini. Pada penelitian ini, potensi energi panas bumi dikombinasikan dengan mekanisme penangkapan dan penyimpanan CO2 untuk dapat mengurangi secara signifikan emisi CO2. Pengoperasian CO2 memungkinkan pemanfaatan formasi geologi/potensi panas bumi dengan permeabilitas dan temperatur rendah, yang selama ini tidak dianggap layak secara ekonomi. Secara umum penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, didahului dengan menginventarisasi
potensi panas bumi temperatur rendah – sedang di Indonesia, selanjutnya dilakukan penilaian kesesuaian kondisi subsurface untuk kesesuaian sebagai CCUS dan perangkingan berdasarkan skor yang didapatkan. Keluaran dari tahap satu berupa peta indikatif yang menginformasikan lokasi potensi panas bumi temperatur rendah – sedang yang sesuai digunakan untuk aplikasi CCUS. Dari studi ini diketahui, lapangan Batubini, Sanggala, dan Mengkausar merupakan tiga lapangan panas bumi teratas yang sesuai untuk penyimpanan CO2. Selain itu, dilakukan
identifikasi potensi EBT lainnya yang ada di sekitar lokasi potensi panas bumi terpilih. Pada tahap kedua dilakukan simulasi numerik dari salah satu lokasi terpilih guna mengetahui besarnya potensi listrik yang dapat dihasilkan. Tahap ketiga, dilakukan penyusunan sistem poligenerasi untuk memanfaatkan energi panas bumi dan energi surya sebagai sumber energi yang digunakan untuk beberapa pemanfaatan, antara lain: produksi air bersih, produksi
hidrogen, penangkapan CO2, pendinginan, pembangkit listrik siklus biner dan superkritikal CO2. Analisis thermodinamika, ekonomi dan lingkungan dilakukan pada sistem poligenerasi yang diusulkan. Validasi model dari masing – masing unit desalinasi, unit produksi hidrogen,unit penangkapan CO2, unit pendingin, dan unit pembangkit dilakukan terhadap hasil percobaan yang pernah dilakukan, Selanjutnya, analisis sensitivitas dari masing – masing parameter kunci dari masing – masing unit dilakukan guna mengetahui sejauh mana perubahan parameter – prameter tersebut berpengaruh terhadap variabel tetap berupa biaya rata – rata pembangkitan
listrik atau leverage cost of electricity (LCOE), biaya rata – rata produksi hidrogen atau leverage cost of hydrogen (LCOH), biaya rata – rata produksi air bersih atau leverage cost of fresh water (LCOFW), dan biaya rata – rata penangkapan CO2 atau leverage cost of CO2 (LCOCO2). Beberapa parameter pada sistem poligenerasi yang diusulkan berpengaruh terhadap biaya rata – rata, perubahan variabel akan berpengaruh terhadap variabel tetap tersebut yang selanjutnya dilakukan optimasi multi-objektif untuk mengetahui sejauh mana perubahan variabel
berpengaruh terhadap biaya rata – rata tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk memberi informasi dan gambaran mengenai potensi dan prospek sistem panas bumi temperatur rendah – sedang di Indonesia, memberi peluang pengurangan emisi CO2 dan dapat mendorong pemanfaatannya guna memenuhi kebutuhan energi di suatu daerah.

Environmental Issues in Meeting Energy Needs as the Focus of This Research This research focuses on addressing environmental issues related to energy needs. It explores the potential of geothermal energy combined with carbon capture and storage (CCS) mechanisms to significantly reduce CO₂ emissions. The operation of CO₂ injection allows for the utilization of geothermal formations with low permeability and low temperature, which were previously considered economically unviable. In general, the study is divided into three stage: Stage one: Assessment of subsurface conditions for suitability with CCS applications, followed by a ranking based on scores obtained, The output of this phase is an indicative map identifying locations with low-to-moderate geothermal potential suitable for CCS applications. From the study, the Batubini, Sanggala, and Mengkausar geothermal fields were identified as the top three sites suitable for CO₂ storage. Additionally, other renewable energy potentials around the selected geothermal locations were identified. Stage Two: Numerical simulation at one of the selected locations to determine the potential electricity generation. Stage Three: Development of a polygeneration system that utilizes geothermal and solar energy for multiple applications, including Production of clean water, Hydrogen production, CO₂ capture, Cooling systems, Binary cycle and supercritical CO₂ power generation, Thermodynamic, economic, and environmental analyses were conducted on the proposed polygeneration system. The models for each unit (desalination, hydrogen production, CO₂ capture, cooling, and power generation) were validated against experimental results. A sensitivity analysis was performed on key parameters of each unit to assess the extent to which parameter changes impact fixed variables, such as: Levelized Cost of Electricity (LCOE), Levelized Cost of Hydrogen (LCOH), Levelized Cost of Fresh Water (LCOFW), Levelized Cost of CO₂ (LCOCO₂), Changes in certain parameters within the proposed polygeneration system affected the levelized costs. A multi-objective optimization was carried out to determine how variable changes impact these costs. This study aims to contribute to insights into the potential and prospects of low-to-moderate geothermal systems in Indonesia, offering opportunities for CO₂ emission reduction and promoting their utilization to meet regional energy needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Masalah lingkungan global seperti efek rumah kaca semakin menjadi masalah yang perlu dicarikan masalahnya. Metana dan karbondioksida sebagai gas yang mempunyai kontribusi terhadap efek rumah kaca tersebut perlu direduksi agar menghasilkan sesuatu yang lebih berguna. Salah satu cara untuk mereduksi gas tersebut adalah dengan konversi CH4 dan CO2 untuk menghasilkan gas sintesis (CO + H2). Proses ini dikenal dengan proses reformasi CO2/CH4
Reaksi reformasi CO2/CH4 (CH4 + CO2 <=> 2CO + 2H2) adalah reaksi endotermis.
Reaksi ini dapat dilakukan dengan dan tanpa katalis. Katalis yang umum digunakan di
industri adalah nikel, karma katalis nikel cukup aktif dan selektif disamping memiliki
harga yang relatif murah. Permasalahan yang dihadapi dalam reaksi ini adalah temperatur
reaksi yang tinggi dan kecenderungan pembentukan deposit karbon melalui reaksi
Boudouard, maka dari itu sangat penting dilakukan penelitian mengenai katalis untuk
reaksi reformasi CO2/CH4 agar diperoleh katalis yang mernpunyai aktifitas dan selektifitas
yang tinggi dan dapat menurunkan temperatur reaksi serta harga yang relatif murah.
Tulisan ini membahas hasil uji aktifitas katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3, Ni-
Co/Al2O3, Ni-Co-Cu/Al2O3, Ni-Pt/Al2O3 dan Ni-Ru/Al2O3 serta Rh/Al2O3 yang digunakan
sebagai pembanding. Uji aktifitas variasi temperatur dilakukan pada rentang temperatur
600-900°C dan rasio CO2/CH4 =3/1 dan variasi rasio umpan dari 1/1 hingga 3/1, serta uji
stabilitas selama 24 jam pada temperatur 800°C dan rasio CO2/CH4=3/1.
Hasil yang diperoleh menunjukkan urutan aktifitas katalis pada temperatur rendah
(600 °C) berdasarkan konversi CH4 adalah Ni-Cu/Al2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Rh/Al2O3 > Ni-
Ru/Al2O3 > Ni-Pt/Al2O3 = Ni/Al2O3 > Ni-Co-Cu/Al2O3, sedangkan berdasarkan konversi
CO2 adalah Rh/Al2O3 > Ni-Ru/Al2O3 > Ni-Pt/AI2O3 > Ni-Co/Al2O3 > Ni-Cu/Al2O3>
Ni/Al2O3>Ni-Co-Cu/Al2O3. Selektifitas CO lebih tinggi dari pada selektifitas Hg. Semua
katalis mengalami perubahan warna menjadi hitam dan penurunan luas permukaan akibat
deposit karbon. Semakin besar rasio umpan rasio H2/CO semakin turun. Selama pengujian
24 jam semua katalis relatif stabil, kecuali katalis Ni/Al2O3, Ni-Cu/Al2O3 dan Ni-Co-
Cu/Al2O3 terdeaktifasi setelah 18, 22 dan 8 jam beroperasi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>