Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Misbach Y. (Misbach Yusa) Biran, 1933-2012
Jakarta: Pustaka Jaya, 1973
899.221 MIS o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Misbach Y. (Misbach Yusa) Biran, 1933-2012
Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia, 2008
899.204 5 MIS o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shafanissa Thalita Aureadelinesia
"Perubahan dari satu bentuk kesenian ke bentuk kesenian lainnya sudah lazim terjadi, terutama dari novel ke film. Perubahan ini menyebabkan suatu karya seni mengalami bentuk dan ekspresi berbeda. Dalam istilah teknis, perubahan bentuk yang terjadi ini disebut sebagai alih wahana. Beberapa istilah dikenal dalam alih wahana ini seperti ekranisasi, musikalisasi, dramatisasi, dan novelisasi. Dalam penelitian ini, analisis difokuskan pada ekranisasi yang terjadi dari novel Ranah 3 Warna ke dalam film ‘’Ranah 3 Warna’’ karya Guntur Soeharjanto. Dialihwahanakannya novel Ahmad Fuadi menjadi film menunjukkan bahwa tema perjuangan dalam mengubah nasib seseorang seperti yang tersurat dalam novel dianggap penting oleh Soeharjanto. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua perubahan, yaitu perubahan mayor dan perubahan minor. Perubahan mayor menunjukkan adanya keinginan pada sutradara film untuk mengubah hampir total sumber dalam novel dengan dugaan bahwa konsumsi bagi indra pandang-dengar berbeda dengan konsumsi bagi otak. Kemudian perubahan minor, dilakukan sutradara sebagai upaya untuk tetap setia kepada novel tetapi perlu disesuaikan dengan media yang dipergunakannya. Secara esensi, perubahan yang dilakukan oleh sutradara tidak mengubah inti alur novel.

The transformation from one art form to another are common, especially from novels to films. These changes cause a work of art to experience different forms and expressions. In technical terms, the shape change that occurs is referred to as vehicle transfer. Several terms are known in this transition, such as ecranization, musicalization, dramatization, and novelization. In this study, the analysis is focused on the ecranization that occurs from the novel Ranah 3 Warna into the film ‘’Ranah 3 Warna’’ by Guntur Soeharjanto. The conversion of Ahmad Fuadi's novel into a film shows that the theme of struggle in changing one's fate as written in the novel is considered important by Soeharjanto. The method used is descriptive-qualitative. The results showed that there were three changes, namely major changes, partial changes, and minor changes. The major change shows the desire of the film director to change almost the total source in the novel with the assumption that consumption for the sense of sight and hearing is different from consumption for the brain. Then minor changes are made by the director in an effort to remain loyal to the novel but need to be adapted to the medium he uses. In essence, the changes made by the director do not change the core plot of the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Eum-suk
Soul-si: Yon Lim kati nol, 2008
KOR 895.73 KIM s V
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Faisal
"Kerja perfilman merupakan kerja tim, bukan kerja perorangan, termasuk di dalamnya penggarapan pemindahan latar dari novel ke film. Karena proses transformasi itu melalui dua tahap, yakni dari novel ke skenario dan kemudian dari skenario ke film, maka pemindahan latar bukan hanya menjadi tanggung jawab Sutradara dan Art Director, melainkan juga penulis skenario, tim teknik, bagian laboratorium, penata suara, penata musik, dan seluruh tim artistik yang rnempersiapkan kostum, desain selling, property, dan detail perlengkapan lainnya. Kasus pemindahan latar novel Serpihan Mutiara Retak karya Nina Pane Budianto ke dalam film dengan judul yang sama oleh sutradara Wim Umboh dan penulis skenario Satmowi Atmowiloto memperlihatkan penggarapan yang tidak baik jika dibandingkan dengan pemindahan latar dan novel Saat-Saat karya Arswendo Atmowiloto ke dalam film yang berjudul Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku yang disutradarai Jun Sapto Hadi dan penulis skenario Arswendo Atmowiloto.
Kegagalan penggarapan latar dalam film Serpihan Mutiara Retak dikarenakan pekerja film lebih berkonsentrasi pada pengadeganan peristiwa, dan bukan pada latar yang menyelimuti peristiwa tersebut. Sebaliknya, Saat-Saat Kau Berbaring di Dadaku justru menempatkan latar sebagai salah satu unsur terpentmg dalam proses produksinya. Ini terlihat dari keseriusannya memberi peran cahaya, pewamaan, dan penataan kostum. Dan perbandingan kedua novel dan film di atas, dapat diketahui bahwa penggarapan latar yang baik pada film akan muncul karena dorongan novel itu sendiri. Dalam arti, keherhasilannya sangat ditentukan olch bagaimana penulis novel menggarap latarnya. Selain itu, tugas penting yang harus dilakukan penata artistik dalam pemindahan latar novel ke film adalah menganalisis waktu cerita (fiksi) dan waktu peristiwa (Takla). Analisis rersebut sangat membantu dalam penggarapan selling, khususnya dalam pemilihan perangkat fisik yang akan digunakan dalam pembuatan film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S10957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lexy Junior Rambadeta
Jakarta: Offstream Allied Media, 2004
306LEXB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Djenar Maesa Ayu
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
808.83 DJE c (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul R.U.N.
Jakarta: Artoncode, 2014
899.221 FAC w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setyo Utomo
"Skripsi ini berjudul Transformasi Cakapan dari Novel ke Skenario Film, Sebuah Studi Kasus atas Novel Cas Cus dan Pabrik. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan gejala-gejala perubahan cakapan dalam transformasi dari novel ke skenario film, yaitu novel Cas Cus dan Pabrik ke dalam skenario film Cas Cis Cus dan skenario film Pabrik karya Putu Wijaya. cakapan dalam proses transformasi tersebut menunjukkan beberapa alternatif perubahan; antara lain cakapan menjadi cakapan tanpa perubahan, cakapan dengan perubahan yang dapat dijelaskan melalui teori Riffaterre dan Partini Sardjono-Pradotokusumo, yakni teori ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp. Perubahan cakapan dalam proses transformasi novel ke skenario film juga mempengaruhi penokohan dan kualitas watak tokoh. Hal ini disebabkan cakapan sangat erat hubungannya dengan tokoh dalam metode penokohan dramatik. Di dalam Proses transformasi dari novel ke skenario film --sekalipun dilakukan oleh pengarang novel sebagai penulis skenario filmnya, bahkan menyutradarai film itu sendiri-- perubahan atas hipogramnya tidak dapat dihindarkan. Kenyataan tersebut disebabkan oleh (1) karena perbedaan media novel dan film, (2) proses transformasi itu sendiri. Di dalamnya terkandung pengertian resepsi (pemahaman ulang) yang menyebabkan sang pelaku transformasi ini nenganggap teks hipogram sebagai bahan baku mentah (raw material) yang perlu diolah kembali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S10852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Trinanda
"Mitos telah menjadi inspirasi karya fiksi di seluruh dunia. Mitos dengan kisah-kisah fantastis dan mistis dapat membuat kisah yang menarik sehingga dapat memikat pembaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mitos Korea yang muncul dalam novel "The Girl Who Fell Beneath the Sea" karya Axie Oh. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis kutipan dialog dan penggambaran cerita untuk menentukan keberadaan mitos dalam novel. Temuan penelitian menunjukkan bahwa novel ini mengandung berbagai mitos Korea, seperti dewa laut, dewi wanita dan anak, imugi, kirin, dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai mitos Korea dalam fiksi fantasi modern dan memberikan kontribusi terhadap studi literatur tentang adaptasi mitologi dalam karya tulis kontemporer.
Myths have inspired works of fiction throughout the world. Myths with its fantastical and mystical stories can create interesting stories that can captivate readers. This research aims to examine the Korean myths that have appeared in the novel “The Girl Who Fell Beneath the Sea" by Axie Oh. This research was carried out by analyzing dialogue and describing stories to determine the presence of myths in the novel. Research findings show that this novel contains various aspects of Korean myths, such as the sea god, goddess of women and children, imugi, kirin, and so on. It is hoped that this research can broaden insight into Korean myths in modern fantasy fiction and contribute to literary studies regarding mythological adaptations in contemporary written works."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>