Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deassy
"ABSTRAK
Institusi kesehatan mental merupakan sarana utama bagi penderita gangguan mental untuk mencapai pemulihan. Tulisan ini mencoba menggali lebih dalam konsep spasial sebuah institusi kesehatan mental dan bagaimana arsitektur ikut bekerja dalam memulihkan pasien. Telaah yang dilakukan terhadap aspek-aspek spasial pemulihan pasien mengarahkan pada adanya aspek yang bersifat kontradiksi. Kontradiksi spasial yang terjadi adalah antara aspek kontrol dan fleksibilitas. Aspek kontrol hadir merespon pentingnya observasi pasien. Aspek fleksibilitas hadir merespon kebutuhan adaptasi dalam interaksi dengan orang lain. Kedua aspek tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan yang sama yaitu pemulihan sehingga tidak dapat dihilangkan salah satunya. Negosiasi kedua aspek tersebut merespon perbedaan kebutuhan spasial ruang-ruang di institusi kesehatan mental. Negosiasi kedua aspek tersebut hadir melalui pembatas ruang yang ada pada ruang-ruang pemulihan. Pembatas ruang pada ruang pemulihan memiliki sifat both-and dan double functioning sebagai bentuk negosiasi kontradiksi yang terjadi.

ABSTRAK
A psychiatric ward is the main infrastructure for mental health patients to get recovered. This undergraduate thesis is questioning about spatial concept which psychiatric wards have and how the architecture was working in health especially in psychiatric wards. Psychiatric wards need to get patients recovered so that patients can go back to their society. The study conducted on the spatial aspects of direct patient recovery on the aspects that are contradictory. Spatial contradiction that can be found in psychiatric wards happens between control and flexibility. Control responds to the importance of patients observation. Flexibility responds to the needs of adaptation between patient and other subject in psychiatric wards. Both aspects have their respective functions required to achieve the same goal of recovery and therefore can not be eliminated one of them. Negotiations between these two aspects are responding to differences in spatial needs of the spaces in a mental health institution. The types of negotiations in recovery rooms are ?both-and? and ?double functioning? based on Venturi?s theory towards contradiction in architecture. "
[;;, ]: 2016
S65037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutari Maya Rianty
"Sejak kemunculan aplikasi photo-sharing Instagram, masyarakat terlihat semakin gemar memotret dan merekam apapun yang terjadi di sekitar mereka. Hal-hal yang dapat menjadi objek foto pun sangat beragam, mulai dari kegiatan sehari-hari sampai objek-objek yang terlihat sangat instagrammable, atau layak untuk diunggah ke Instagram karena memenuhi standar estetika tertentu. Salah satu objek yang tampaknya telah dianggap sebagai objek foto yang instagrammable adalah arsitektur. Namun, foto-foto arsitektur yang ada di Instagram hanyalah adalah representasi yang instagrammable dari sebuah arsitektur. Padahal, arsitektur tidak hanya dibentuk oleh elemen-elemen yang terlihat, tapi juga oleh aspek-aspek spasial yang tidak kasat mata.
Tulisan ini membahas bagaimana arsitektur dapat dikatakan sebagai objek foto yang instagrammable, juga sejauh apa foto arsitektur yang instagrammable dapat merepresentasikan dan menyampaikan makna dari arsitektur yang difoto. Sebuah foto yang instagrammable bisa jadi bukanlah media yang paling tepat untuk merepresentasikan arsitektur karena lebih menekankan pada estetika visual dibandingkan menyampaikan makna dari arsitektur itu sendiri.

Since Instagram launched several years ago, society seems to be more eager to take photos and record everything they do or see and share them online through the famous photo sharing application. There are a lot of things that are considered to be instagrammable photo objects. The term instagrammable is used to identify photos that are worthy enough to be posted on Instagram. Meanwhile, architecture seems to already be considered as one of those instagrammable objects. However, the architecture we see on Instagram is only the instagrammable representation of it, not the real one. Architecture is supposed to be formed not only by tangible elements, but also the intangible spatial aspects.
This paper discusses how architecture is interpreted to be instagrammable, then to what extent an instagrammable architectural photograph can represent the meaning of architecture itself. An instagrammable photo, despite of having high aesthetic level, is probably not the best media to deliver architectural meanings.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Joanna Soleta
"Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan sebuah isu yang sedang marak dialami karyawan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Individu yang mengalami PHK ditemukan dapat mengalami distress psikologis. Distress psikologis penting untuk diteliti dalam konteks PHK karena keberadaannya berpotensi menghambat individu untuk mendapatkan pekerjaan lagi dan menjalankan aktivitas di kehidupan sehari-hari. Dengan ini, studi ini akan menggali hubungan korelasi antara fleksibilitas psikologis dan distress psikologis pada orang yang mengalami PHK untuk mencari strategi yang dapat dilakukan seseorang untuk mempertahankan kesehatan mentalnya dalam menghadapi kehilangan kerja dan belum mendapat pekerjaan lagi. Penelitian melibatkan karyawan yang mengalami PHK dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (N = 59). Fleksibilitas psikologis diukur menggunakan Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II) dan distress psikologis diukur menggunakan General Health Questionnaire (GHQ-12). Data diolah dengan metode Pearson correlation mendapatkan hubungan korelasi antara kedua variabel. Hasil yang didapatkan menunjukkan korelasi signifikan antara fleksibilitas psikologis dan distress psikologis pada orang yang mengalami PHK, r(59) = -0,506, p < 0,01. Dengan ini, semakin tinggi fleksibilitas psikologis seseorang, maka semakin rendah distress psikologis yang akan dialaminya. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas psikologis dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi distress psikologis pada individu yang mengalami PHK.

Job displacement is an issue that has been increasingly experienced by employees in Indonesia over the last few years. Individuals who experience job displacement are found to experience psychological distress. Psychological distress has an urgency to be studied in the context of job displacement because it has the potential to disrupt individuals from getting re-employed and in carrying out activities in their lives. With that said, this study will explore the correlation between psychological flexibility and psychological distress in people who have experienced job displacement to look for strategies that a person can use to maintain their mental health in the face of losing their job and not having found another job. The research involved employees who experienced job displacement within the last year (N = 59). Psychological flexibility was measured using the Acceptance and Action Questionnaire (AAQ-II) and psychological distress was measured using the General Health Questionnaire (GHQ-12). The data is processed using the Pearson correlation to obtain a correlation relationship between the two variables. The results obtained show a significant correlation between psychological flexibility and psychological distress in people who have experienced job displacement, r(59) = -0.506, p < 0.01. With this, the higher a person's psychological flexibility, the lower the psychological distress they will experience. This shows that interventions aimed at increasing psychological flexibility can be an effective strategy for reducing psychological distress in individuals who experience job displacement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hania Alifa Adzhani
"Memasuki era industri modern, perempuan mulai memiliki kesempatan untuk masuk dunia kerja. Hal tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi kondisi keluarga, dimana keluarga akan berubah sejalan dengan perubahan di lingkungan sekitarnya. Saat ini keluarga modern memiliki bentuk yang bervariasi, salah satu contohnya adalah keluarga stay-at-home dad (SAHD) atau dapat pula kita sebut dengan keluarga bapak rumah tangga. Dalam keluarga SAHD, suami dan istri akan mengalami perubahan peran. Suami dapat bertanggungjawab atas tugas domestik serta pengasuhan anak dan istri dapat berperan sebagai pencari nafkah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, skripsi ini memberikan gambaran tentang fleksibilitas dalam melakukan negosiasi dan pembagian peran antara suami istri pada keluarga SAHD. Ditemukan bahwa di Indonesia, suami yang menjadi SAHD disebabkan karena tersisih dalam pasar kerja. Sehingga belum dapat dikatakan sebagai SAHD yang penuh waktu seperti di negara barat, belum ada komitmen untuk sepenuhnya menjadi SAHD.

Entered the modern industrial era, women have the opportunity to enter the world of work. This has affected family condition in which the family will adapt with the environment changes arround them. Today, there are various types of modern family, one of those is the stay-at-home dad (SAHD), or in other word is a family where the father is the family household. In SAHD family, husband and wife will have to change their roles. Husband is responsible for domestic tasks while wife’s responsibility is to earn fo their family living. By using a qualitative approach, this thesis provides an overview of flexibility in negotiating and division of roles between husband and wife in SAHD family. It found that in Indonesia, a husband who becomes SAHD due eliminated in the labor market. So it can’t be said as a fully SAHD as in the western countries, there’s no commitment to fully become a SAHD.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Diah Pranidhana
"This study conducted to examine the relationship between father involvement, in affective domain and behavior domain, from child’s perception with gender role flexibility in middle adolescent. In this study, father involvement variable measured by two instrument that developed by Finley and Schwartz (2004); Nurturant Fathering Scale (NFS) to measure affective domain and Father Involvement Scale (FIS) to measure the behavior domain of father involvement. Gender role flexibility variable measured by Adolescent Sex Role Inventory (ASRI) that adapted by Thomas dan Robinson (1981) from Bem Sex Role Inventory (BSRI) that first developed by Bem (1974). Sample of this study is 423 adolescent (148 male and 275 female), from 15 to 18 years old, that lived in Jabodetabek area. The result of this study showed that there is no significant relationship between father involvement, in both affective and behavior domain, with gender role flexibility in middle adolescent (r = -0,54, p>0,05, two-tailed; r = -0,10, p>0,05, two-tailed).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah, dalam domain afektif maupun domain perilaku, dari persepsi anak dengan fleksibilitas peran gender pada remaja madya. Variabel keterlibatan ayah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz (2004), yaitu Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk mengukur domain afektif dan Father Involvement Scale (FIS) untuk mengukur domain perilaku. Sedangkan variabel fleksibilitas peran gender diukur dengan menggunakan alat ukur Adolescent Sex Role Inventory (ASRI) yang diadaptasi oleh Thomas dan Robinson (1981) dari alat ukur Bem Sex Role Inventory (BSRI) yang pertama kali dikembangkan oleh Bem (1974). Penelitian ini dilakukan terhadap 423 remaja berusia antara 15 sampai 18 tahun yang berdomisili di daerah Jabodetabek, diantaranya terdapat 148 remaja laki-laki dan 275 remaja perempuan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dalam domain afektif maupun domain perilaku dengan fleksibilitas peran gender pada remaja madya (r = -0,54, p>0,05, two-tailed; r = -0,10, p>0,05, two-tailed).
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi representasi sosial tentang agama melalui dua studi. studi 1 menggunakan pendekatan struktural dan studi 2 menggunakan pendekatan dialogis. studi 1 tahap pertama menemukan core representasi sosial tentang agama melalui perbandingan antara "orang beragama" dan " orang tiak beragama", baik secara eksplisit maupun implisit. sedangkan studi 1 tahap kedua mengidentifikasi tiga atribut termasuk central core dan empat atribut termasuk peripheral, disertai tiga prinsip organisasinya. studi 2 menunjukkan diskusi memunculkan antinomi pada representasi sosial tantang agama melalui empat aspek, yaitu: konseptualisasi agama, aspek transendental agama, perbandingan aspek transendental antaragama, dan toleransi antaragama. sebagai hasil tambahan studi 2, ekspresi linguistik "saya sejujurnya..." ditengarai mengidentifikasikan konflik nilai antara individu dan masyarakat.

ABSTRACT
This study explores social representation of religion through two studies. Study 1 uses a structural approach and Study 2 uses a dialogical approach. the first phase 1 study found the core social representation of religion through a comparison between "religious people" and "non-religious people", both explicitly and implicitly. while the second stage study identifies three attributes including central core and four attributes including peripherals, along with three organizational principles. Study 2 shows that discussion raises antinomies on social representation against religion through four aspects, namely: conceptualization of religion, transcendental aspects of religion, comparison of interreligious transcendental aspects, and interreligious tolerance. as a result of additional study 2, the linguistic expression "I honestly ..." was suspected of identifying the conflict of values ​​between individuals and society."
2010
T38229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathiyfah Shanti Purnamasari
"ABSTRAK
Standard Factory Building (SFB) emerge as a new type of industrial property in Indonesia's industrial property market along with the development of industrial activities and technologies. Unlike any other type of industrial property, SFB doesn't need a specific spatial requirements and is developed in a large number with a typical design. Never the less, market demand for this property is increasing. Therefore this topic became an interesting subject to be researched and bring out a research question why would many developer choose to develop SFB
The hypothesis which produced from literature research to answer the question is that SFB has a multifungtional dan flexible space. The hypothesis is tested using a case study method with qualitative approached. The analysis needed to answer the reasearch question is an overall analysis toward the cases, multifunctional and flexible space analysis, also industry type analysis.
The result of those analysis is that SFB is indeed multifunction and has a high flexibility. SFB flexibility form including using the space for multiple function and tronsforming its space without changing the dimention and main structure. These transformation including room division, floor deck addition, unit integration, and loading access closure. Other than industrial and warehousing function, SFB also suitable for supporting activities such as offices, trade, and services function

ABSTRACT
Seiring dengan perkembangan kegiatan dan teknologi industri, Standard Factory Building (SFB) muncul sebagai jenis properti industri baru di pasaran properti industri Indonesia. Jenis properti ini merupakan hal yang menarik untuk dikaji, karena aktivitas industri umumnya memerlukan kebutuhan ruang yang spesifik, sedangkan SFB disediakan secara masal dengan unit yang tipikal. Walaupun demikian, demand SFB terus meningkat. Hal ini memunculkan pertanyaan penelitian, mengapa banyak pengembang mengembangkan SFB
Hipothesis yang didapatkan dari kajian literatur adalah SFB memiliki ruang yang multi guna dan fleksibel. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Analisis yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah dengan analisis kasus secara umum, kemultigunaan ruang, fleksibilitas ruang, dan jenis industri.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa SFB bersifat multi guna dan memiliki fleksibilitas yang tinggi. Bentuk fleksibilitas yang ditemukan, selain memanfaatkan ruang dalam untuk berbagai kegunaan, SFB juga mengalami transformasi ruang antara lain dalam bentuk penyekatan ruang, penambahan lantai, penggabungan unit, serta penutupan akses bongkar muat barang. Transformasi ini merupakan bentuk fleksibilitas ruang yang tidak merubah dimensi dan struktur utama SFB. Selain mewadahi aktivitas industri dan pergudangan, SFB juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kegiatan pendukung, seperti kegiatan perkantoran, perdagangan, dan jasa karena sifatnya yang multi guna."
2016
T46171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Maghfira Nadine
"ABSTRAK
Tujuan penggunaan humor dalam sebuah komedi situasi dan karakternya dapat bertolak belakang degan satu sama lain. Oleh karenanya, studi analisis terhadap cara keja humor bagi karakter Chandler Bing dari sitkom Friends membawa pendekatan baru terhadap penggambaran isu maskulinitas dalam media populer. Artikel ini melihat tanggapan humoris Chandler terkait isu humor mock-macho. Dengan menggunakan analisis karakter terhadap humor yang digunakan saat melakukan mekanisme pertahanan diri terhadap isu maskulinitas, ditemukan perbedaan antara penggunaan humor sebagai mekanisme pertahanan diri dan humor mock-macho. Mock-macho menghilangkan garis pemisah antara maskulin dan feminin sedangkan mekanisme pertahanan diri memastikan parameter stereotipe maskulintas.

ABSTRACT
The purpose of humor from the situational comedy and its character might contradict to one another. Therefore, an analytical study of how humor works for the character Chandler Bing of the hit sitcom Friends bring a new approach on how the portrayal of masculinity issues is brought up in popular media. This article explores Chandler rsquo;s hilarious responses regarding the issue of mock-macho humor. By doing a character analysis on his defense mechanism in which he uses in making jokes concerning masculinity issues, it is discovered that the purpose of humor between humor as a defense mechanism and as mock-macho is different. Mock-macho assures that masculinity has a blurred border with femininity while defense mechanism sets the parameter of stereotypical masculinity."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Handy Wijaya
"Indonesia terletak di daerah di mana dibutuhkan banyak sambaran petir dibandingkan dengan negara lain. Stroke petir dapat menimbulkan berbagai kerugian seperti kebakaran, kerusakan bangunan, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak dari sambaran petir terutama untuk bangunan, diperlukan perangkat tambahan yang dapat menghindari sambaran petir pada bangunan. Dalam proses desain bangunan, penentuan posisi perangkat proteksi petir terutama untuk penangkal petir kurang diperhatikan. Ini bisa mengurangi tingkat perlindungan di bawah maksimum.
Dengan demikian, tesis ini akan membahas tentang mekanisme sambaran petir, metode yang tepat untuk memposisikan perangkat proteksi petir, dan persepsi arsitek dan pemilik tentang perangkat proteksi petir dalam aspek keselamatan dan estetika. Tesis ini mengambil Splow House, yang dirancang oleh Delution Architect sebagai studi kasus melalui pengambilan data primer.
Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat proteksi petir dari Splow House berada di kelas 3 dan dianggap kurang. Kurangnya perlindungan ini adalah hasil dari permintaan arsitek dan pemilik untuk tidak menempatkan perangkat proteksi petir di area bangunan bagian depan, yang akan merusak keindahan fasadnya. Berdasarkan analisis pengujian, dapat disimpulkan bahwa tingginya nilai estetika bangunan mampu mengurangi tingkat proteksi petir bangunan.

Indonesia is located in an area where lightning strikes are needed compared to other countries. Lightning strokes can cause various losses such as fire, damage to buildings, and even death. Therefore, to reduce the impact of lightning strikes especially for buildings, additional devices are needed that can avoid lightning strikes on buildings. In the process of building design, the determination of the position of the lightning protection device, especially for lightning protection is less attention. This can reduce the level of protection below the maximum.
Thus, this thesis will discuss the mechanism of lightning strikes, the right method to position the lightning protection device, and the perceptions of architects and owners about lightning protection devices in the safety and aesthetic aspects. This thesis takes Splow House, which was designed by Delution Architect as a case study through primary data collection.
The results show that the level of lightning protection from Splow House is in grade 3 and is considered to be lacking. This lack of protection is the result of requests by architects and owners not to place lightning protection devices in the front of the building area, which will damage the beauty of the facade. Based on testing analysis, it can be concluded that the high aesthetic value of the building is able to reduce the level of lightning protection of the building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhian Amandito
"Indeks massa tubuh yang tinggi berkaitan dengan banyak risiko penyakit, terutama penyakit pada sistem kardiovaskuler, serta diduga menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya keluhan muskuloskeletal pada pekerja kantor. Selain itu pekerja yang mengalami keluhan tersebut memiliki fleksibilitas yang buruk. Akibat keluhan tersebut kualitas kerja para penderita menurun sehingga terjadi penurunan gaji atau kehilangan waktu kerja. Peneliti menduga bahwa keluhan yang serupa juga terdapat pada mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan fleksibilitas.
Pada penelitian ini digunakan studi cross sectional mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2011 yang mengikuti praktikum uji fleksibilitas tubuh. Data didapatkan dari hasil praktikum mahasiswa di fakultas kedokteran pada bulan Juni 2013 dan didapatkan jumlah sampel 149. Data dianalisis dengan menggunakan uji cross tabulation dan uji chi square dengan menggunakan program SPSS Ver 21 for mac.
Tingkat fleksibilitas excellent adalah 45%, terbanyak ditemukan pada mahasiswa dengan IMT rendah sedangkan yang ditemukan pada mahasiswa dengan IMT tinggi adalah 41% yang excellent. Berdasarkan uji chi square tidak menunjukkan ada perbedaan bermakna antara skor IMT dan fleksibilitas mahasiswa. Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara IMT dengan fleksibilitas pada mahasiswa kedokteran angkatan 2011.

High Body Mass Index is related with a lot of diseases? risk factor, especially diseases of the cardiovascular system, and also is thought to be one of the causes of musculoskeletal pain in office workers. Also, workers who experience such pain have bad flexibility. The musculoskeletal pain has a negative impact on the work quality of workers, causing a decrease in salary or decrease in work duration. It is suspected that a similar problem is happening in students, especially medical students. The goal of this research is to know the Body Mass Index and flexibility.
This research is a cross sectional study with medical students of batch 2011 who underwent flexibility test practical session. Data is gained from the practical assignment of medical students on June 2013 and a total of 149 samples was received. SPSS ver. 21 for Mac is the program used to analyze the data and descriptive test cross tabulation and chi square test was done.
We found that 45% of the flexibility score is excellent and mostly found in students with low BMI, whereas in students with high BMI there is 41% of excellent flexibility score. Based on chi square test there is no significancy between BMI and flexibility score of the students. It can be concluded that there is no association between BMI and flexibility in medical students batch 2011.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>