Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Martawijaya; Rudi Maksetio
"ABSTRAK
Amerika Serikat merupakan pasar potensial untuk produk
produk hasil industri kayu sekunder dunia. Beberapa negara
produsen industri kayu sekunder di dunia berusaha bersaing
memperoleh pangsa pasar untuk setiap produk yang dihasilkan.
Pada saat sekarang, Indonesia merupakan penghasil kedua
terbesar kayu hutan tropis di dunia. Beberapa negara produsen
industri kayu sekunder sangat membutuhkan bahan baku, kayu
gelondongan, yang berasal dari hutan tropis Indonesia. Namun
sejak adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang diberlaku
kan oleh pemenintah Indonesia, banyak negara produsen industri
kayu sekunder yang bahan bakunya berasal dan hutan tropis
Indonesia mengalami kesulitan dalam pemenuhan bahan baku
industrinya.
Untuk Indonesia dengan adanya kebijaksanaan pemerintah
yang diberlakukan tersebut dan ketersedian sumber bahan baku
yang dimiliki, maka seharusnya para produsen industri kayu
sekunder Indonesia mampu memanfaatkan peluang ini, sehingga
dapat memberikan keunggulan bersaing terhadap produsen kayu
sekunder dari negera-negara lain. Namun kenyatannya, produsen
industri kayu sekunder Indonesia belum mampu berbuat banyak di
pasar kayu Internasional, khususnya di pasar industri kayu
sekunder Amerika Serikat.
Oleh karena itu, untuk memperoleh pangsa pasar dan mampu
meningkatkan niai ekspor industri kayu sekunder Indonesia di
pasar Amerika Serikat, para produsen industri kayu sekunder
Indonesia hendaknya dapat mengkombinasikan strateji masuk ke
pasar industri kayu sekunder Amerika dengan cara melakukan
ekspor langsung dan atau membuka perwakilan perusahaan.
Pertimbangan ini dapat dipergunakan oleh para produsen kayu
sekunder Indonesia mengingat faktor eksternal dan internal
dalam memproduksl kayu sekunder di Indonesia masih tetap
memiliki kesempatan, peluang dan keunggulan bersaing
dibandingkan dengan memproduksi kayu sekunder di Amerika
Serikat serta didukung dengan infrastruktur marketing dalam
memasarkan hasil industri kayu sekunder di Amerika Serikat."
1990
T4143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Haryo Prihatmanto; Nefo Purwono Trianggono
"ABSTRAK
Karya akhir ini membahas perumusan strateji marketing
produk perangkat lunak komputer mikro WordStar di Indonesia.
Seperti diketahui bersama WordStar selama ini sudah lama dan
banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, akan tetapi
penunjukan PT Wahana Datam Tiara sebagai distributor resmi
produk WordStar di Indonesia baru dilakukan awal tahun ini.
Perumusan strateji marketing dalam karya akhir ini
mempergunakan konsep Mega Marketing. Mega Marketing adalah
aplikasi dan ketrampilan dalanì bidang ekonomi, psikologi,
politik dan hubungan masyarakat yang dikoordinasikan secara
stratejik untuk memperkuat kerjasama antar kelompok yang
terlibat dalam rangka memasuki atau beroperasi pada pasar
tertentu. Konsep ini berisi program bauran marketing dengan
tambahan dua variabel yaitu Power (Kekuasaan) dan Public
relation (Hubungan masyarakat).
Konsep Mega Marketing digunakan oleh karena pasar yang
dihadapi adalah blocked/protected market. Keadaan ini
ditandai dengan adanya kesadaran hukum yang rendah, keenggan?
an pemakai untuk membeli produk resmi yang lebih mahal karena
sebelum adanya Undang - Undang Hak Cipta mereka bisa
mendapatkan produk ini secara murah, adanya instansi yang
membelj produk WordStar langsung dan luar negri dan mudahnya
melakukan pengkopiari produk ini. Keadaan tersebut menjadjkan
pertimbangan digunakan konsep Mega Marketing sebagai
pemecahan masalah.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dody N.D.
"Latar belakang penulis mengambil topik ini sebagai bahan karya akhir adalah karena melihat industri mebel kayu -yang memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif nasional, ikut mengalami kemerosotan penjualan luar negeri (ekspor) selama masa krisis. Di industri mebel kayu, penurunan nilai ekspor memang terjadi secara signifikan. Ekspor kita menurun 52% dari US$ 531 juta tahun 1997 menjadi US$ 251 juta tahun 1998. Meskipun daya serap dunia terhadap mebel terus meningkat. Tetapi yang menjadi menarik adalah perkembangan di industri kecilnya. Nilai ekspor industri kecil mebel kayu Indonesia 1998 meningkat 16,7 kali (dalam rupiah), dan jika kita sesuaikan dalam dolar Amerika (US$ I Rp 9600,-) maka peningkatan itu menjadi berkisar 4 kali atau 400%. Tetap ada peningkatan yang signifikan.
Permasalahan yang selanjutnya dihadapi industri ini adalah bagaimana menghadapi persaingan global. Dimana, cepat atau lambat, pahit atau rnanis, terasa atau tidak, pola-pola tersebut akan segera kita hadapi sebagai komitmen dan perjanjian-perjanjian yang dirintis dalam GATT (General Agreement on Tariffs and Trade). Dimana dunia diarahkan kepada konsep pasar yang mengaburkan batas-batas negara. Sebuah pasar bebas dengan segala konsekuensinya. Ketika itu terjadi, keunggulan bersaing industri suatu bangsa akan benar-benar di tantang oleh sistem pasar ini. Industri yang berlaku ragu, baik itu dalam strategi, sistem produksi, ataupun dalam pelacakan/pencarian target pasar yang tepat, akan mengalami kelemahan-kelemahan dalam persaingan global.
Tujuan penulisan adalah untuk menentukan pendekatan strategi yang sebaiknya diadopsi industri kecil mebel kayu agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas, pasar global. Untuk itu ada baiknya kita membuka kembali rumusan klasik keunggulan bersaing industri suatu bangsa, untuk melihat kembali (me-review) dan merekam data organisasi industri mebel kayu gima menyusun pendekatan strategi bersaing tersebut. Kemudian dianalisis kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam industri mebel kayu. Hingga didapat bahwa penurunan ekspor industri dan peningkatan ekspor industri kecil mebel kayu tidak-lah dapat dikatakan semata-mata sebagai dampak akibat menurunnya produktivitas industri besar dan menengah, atau akibat depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika sehingga harga produk industri terasa Iebih murah. Meskipun kedua hal tersebut benar adanya karena keterbatasan data Dalam penalaran positif dapatlah diasumsikan bahwa kenaikan nilai ekspor juga diakibatkan meningkatnya daya saing industri akibat bersaing di kelasnya. Artinya, krisis ekonomi ternyata memberikan sinyal bahwa industri kecil mebel kayu nasional mempunyai keunggulan bersaing pada pasar tertentu.
Dengan kata lain, peningkatan nilai ekspor industri kecil tersebut memunculkan harapan bahwa industri kecil, dengan keuntungan fleksibilitas yang tínggi, kecepatan penyesuaian dan rendahnya beban biaya tetap, adalah kompetitif pada segmen pasar tertentu. Sehingga yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana mereduksi high cost economy (menekan tingginya biaya input industri), dimana kita mempunyaí fakior surnber daya yang mencukupi.
Adanya permasalahan global (global issue) seperti: manajemen standarisasi mutu produk dan manajemen mutu língkungan (ekolabelling) merupakan isu kritis yang segera perlu dicermati oleh pemerintah dan seluruh pelaku di industri kayu, bukan hanya industri mebel. Hal diatas dapat menjadi ancaman serius karena akan mengurangi daya saing produk industri, yang selanjutnya akan berdampak pada devisa sebesar USS 5 milyar dolar yang disumbangkan subsektor ini. Karenanya diperlukan pendekatan atau arah pengembangan agar industri dapat terus bersaing secara internasional.
Berdasarkan hasil analisa maka strategi pengembangan yang realistis dan berprospek untuk diadopsi oleh industri kecil mebel kayu nasional adalah strategi generik keunggulan biaya menyeluruh (cost leadership) pada target pasar global (broad market). Dengan strategi ini, industri diarahkan untuk mereduksi high cost economynya untuk mendapatkan profit margin yang lebih balk Hal ini selain memperkuat daya saing global, juga ditujukan untuk memberikan penawaran lebih menarik kepada pasar lokal. Menjadi penting karena selanjutnya, langsung atau tidak. akan mendukung eksistensi industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurnia
"ABSTRAK
Nike Inc. adalah perusahaan multinasional terkemuka yang
berkantor pusat di Amerika Serikat. Nike Inc. bergerak dalam
bidang usaha perlengkapan olah raga yang meliputi sepatu olah
raga, aparel dan aksesoris untuk keperluan olah raga dengan merek
Nike dan Side 1 serta produk sepatu jenis casual dan formal
dengari merek Cole?Haan.
Pokok masalah yang dihadapi adalah sehubungan dengan tujuan
perusahaan yaitu target penjualan sebesar dua kali lipat pada
tahun 1996 relatif terhadap penjualan tahun 1991. Penjualan
perusahaan pada tahun 1991 adalab sebesar USS 3,003,600,000 dan
target penjualan pada tahun 1996 adalah 6 milyar dollar. Dengan
dicapainya target penjualan tersebut diharapkan Nike Inc. dapat
mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam produk
sepatu olah raganya yang bermerek Nike. Pada tahun 1992 produk
sepatu olah raga dengan merek Nike menguasai 20,72% pangsa pasar
dunia untuk kategori produk sepatu olah raga dan penjualan produk
jenis ini merupakan 76,80 % dari total penjualan Nike Inc.
Strateji perusahaan yang cukup tepat dapat digunakan bagi
pemecahan permasalahanan tersebut di atas adalah strateji
pengembangan produk.
Proses pemulihan strateji yang digunakan tersebut tidak
terlepas dan strateji perusahaan yang telah dilakukan Nike Inc.
sebelumnya. Nike berawal dari perusahaan yang hanya memproduksi
satu jenis produk yaitu sepatu olah raga untuk cabang lari dan
diperuntukkan bagi satu jenis pasar yaitu para olahragawan
cabang olahraga lari. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya
dengan strateji concentric diversification dengan memproduksi
sepatu bagi cabang olah raga jenis lain. Kemudian melakukan
strateji pengembangan pasar dengan memasuki wilayah pemasaran
yang baru dan melayani segmen pasar yang lebih luas. Strateji
inovasi produknya telah berhasil mengangkat merek Nike sebagai
produk olah raga berteknologi tinggi. Untuk mengurangi
ketergantungannya kepada distributornya, Nike menggunakan
strateji integrasi ke hilir dengan memiliki sendiri jaringan
distribusinya. Selanjutnya meluaskan bidang usahanya ke dalam
bidang sepatu casual dan formal dengan mengambil alih perusahaan
Cole-Haan. Dan keberhasilannya menggunakan strateji-strateji
tersebut, saat ini Nike Inc. telah berkembang menjadi perusahaan
multinasionai dengan reputasi atau nama merek yang sangat baik
dan wilayah pemasaran yang sangat luas. Kekuatannya yang lain,
diferensiasi produk dan pemasaran yang dilakukan telah berhasil
menempatkan Nike sebagai perusahaan yang dikenal sebagai
perusahaan terkemuka dalam bidarig ?sportswear & fitness?.
Didukung oleh organisasi perusahaan dalam jaringan internasional
dan kepemilikan atas distributor pada pasar utamanya.
Diversifikasi usaha yang dilakukan saling mendukung produknya
satu sama lain.
Kelemahannya yang menonjol adalah penjualan Nike Inc.
terutama dihasilkan dari beberapa jenis produknya saja.
Ditinjau dari sisi peluang pasar yang ada, pasar utamanya
yaitu Amerika Serikat dan Canada, serta Eropa mempunyai potensi
besar di tahun-tahun mendatang.
Ancaman bagi keberhasilan Nike Inc. adalah persaingan yang
semakin ketat diantara perusahaan sejenis ditunjang oleh sifat
produknya yang mempunyai daur hidup pendek.
Strateji pengembangan produk dapat dilakukan dengan
memanfaatkan reputasi atas nama merek yang telah dikembangkan di
masa sebelumnya dan kekuatannya yang lain yang telah dimilikinya.
Dan diharapkan dapat menanggulangi kelemahannya saat ini yaitu
bertumpu pada beberapa jenis produk saja. Dengan strateji
pengembangan produk ini, peluang yang ada di pasarnya saat ini
dapat lebih dimanfaatkan. Selanjutnya dengan produknya yang
selalu diperbaharui dan ditingkatkan dapat menanggulangi ancaman
yang berasal dari persaingan dan pendeknya daur hidup produk.
Sebagai tindak lanjut dari penggunaan strateji pengembangan
produknya, Nike Inc. dapat melanjutkan stratejinya dengan
melayani segmen pasar bagi golongan konsumen berpendapatan
menengah sampai atas pada pasar global dengan memanfaatkan
diferensiasi produk dan pemasaran serta keunggulan biayanya. Pada
akhirnya pelaksanaan program bauran pemasaran internasionalnya
harus berdasarkan pada segmen pasar yang dilayani.
Prospek bagi keberhasilan Nike Inc. dimasa mendatang sangat
balk. Hal ini ditinjau berdasarkan pada prospek pertumbuhan
ekonomi pada pasar utamanya yang tergabung pada blok-blok
ekonomi Nafta dan Pasar Tunggal Eropa. Hal lain yang mendukung
adalah perubahan pada lingkungan sosial dan budaya, dimana
masyarakat menganggap olah raga menjadi bagian penting dalam
kehidupannya serta meningkatnya komersialisasi arena kejuaran
olahraga menjadi lahan usaha yang menguntungkan.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Durianto
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia terlihat peningkatan kegiatan investasi yang pesat, khususnya di Jakarta sebagai kota metropolitan, tempat berpusatnya seluruh sektor usaha negara kita. Sejalan, dengan pertumbuhan investasi, jumlah tenaga asing yang masukpun meningkat pula. Untuk itu, dibutuhkan penyediaan sarana tempat hunian yang berkualitas internasional dan berlokasi stratejik. Dan apartemen sebagai salah satu produk real estate berbentuk bangunan yang meliputi sejumlah unit hunian, yang ditempati berbagai penghuni yang berbeda dengan membayar sejurnlah sewa kepada pemiliknya, merupakan suatu alternatif pilihan utama.
Hal tersebut menyebabkan bisnis apartemen menjanjikan prospek yang menguntungkan di mata para pengusaha. Dan sebagaimana umumnya terjadi, rnerebaknya suatu peluang usaha selain menjanjikan prospek, juga menimbulkan permasalahan seperti makin intensifnya persaingan.
Situasi bisnis apartemen dewasa ini ditandai pertumbuhan sekitar 35.4 % pertahun dari 1985 hingga sekarang, dengan jumlah 22 apartemen di Jakarta yang beroperasi dengan tirigkat hunian rata?rata 97 % . Potensi permintaan, tahun mendatang diperkirakan akan meningkat sekitar 25 % pertahun hingga mencapaj 3750 unit pada tahun 1995. Akan tetapi penawaranpun melonjak tajam, sehingga diperkirakan pada akhir tahun 1995 akan tersedia sekitar 5400 unit apartemen. Efek yang mungkin terjadi adalah menurunnya tingkat hunian rata?rata hingga 70 % pada tahun itu.
Dengan meggunakan analisis sensitivitas variabel tingkat hunian, tenlihat bahwa investasi apartemen seharusnya memiliki tingkat hunian minimum 70% dengan pay-back period 10,2 tahun Tujuan pemasaranpun tidak terlepas dari aspek di atas, dengan target tingkat hunian serta pay?back period tersebut.
Untuk mencapai tujuan pemasaran tersebut, pelaku bisnis perlu melancarkan strategi pemasaran yang terpadu, yang memperhatikan karakteristik pemasaran dan apartemen yang berkaitan erat dengan jenis produknya yakni jasa penyewaan hunian. Strategi pemasaran dapat dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan memposisikan produk untuk menjangkau target pasar yang telah ditentukannya. Dari hasil analisis, ternyata segmen pasar potensiaInya adalah kelas menengah tenaga kerja asing ( 50 % ). Oleh karenanya mempopulerkan apartemen sebagai produk tempat hunian yang sesuai dan nyaman -- praktis, terjangkau harganya, berkualitas standar, dekat ke lokasi kerja, plus fasilitas tambahan --, adalah bentuk upaya memposisikan produk tersebut.
Mengingat banyaknya pelaku dalam bisnis apartemen ini maka dalam hal strateji bersaing, pemimpin pasar apartemen -- khususnya yang melayani kelas atas -- harus mengambil tindakan pro-active, menghadapi bertambahnya pesaing. Baik itu dilakukan dengan pengembangan produk, maupun dengan pengembangan, strateji pemasarannya, baik melalui faktor harga maupun non harga. Para pelaku yang bermain di pasar apartemen kelas menengah ke bawah, umumnya adalah pengikut pasar, yang merupakan price?taker, yang bergantung pada kondisi di pasaran.
Secara umum, pengikut pasar dapat memainkan strateji non harga, seperti melalul Fokus pada kelas tertentu, sebagai contoh : tenaga kerja menengah Jepang yang lajang, tenaga asing sektor perminyakan, bahkan manajer Indonesia yang termasuk kelas menengah ( sebagai pengikut trend gaya hidup praktis, peminat awal lnvestasj ). Untuk memenangkan persaingan, mereka perlu rnerencanakan dan menerapkan strateji pemasaran yang tepat.
Produk yang ditawarkan sebaiknya lebih asri dan nyaman serta aman, berlokasi tak jauh dari pusat bisnis. Lokasi lapis kedua seperti Kebayoran, perbatasan Jakarta ? bekasi, Kemang adalah beberapa contoh yang sesuai. Bagikelas menengah, aspek harga dan lokasi memegang peran cukup penting.
Penetapan harga sebaìknya mengikuti pasaran khususnya bagi apartemen kelas menengah. Untuk kelas tersebut, variasi tarif sewa yang dapat diperoleh umumnya berkisar dan $ 1,500 hirigga $ 3,000 per-unit. Melengkapi tarif sewa, juga dikenakan service charge ( sekitar $ 1.5 hingga $ 5 per?m2 ), yang dapat dikenakan secara optional bagi fasilitas tambahan tertentu. Segi lain yang muncul adalah potongan harga yang mengikuti pola lama penyewaan lebih dari setahun ( sekitar 7.5 % per tahun, umumnya dua tahun ).
Penggunaan agen pemasaran ( dengan fee 3 % - 5 % dan nilai sewa ) dapat mengefektifkan distribusi, komunikasi, serta manajemen penjualannya. Mengenai komunikasi, agaknya brosur dan íklan memegarig peran terpenting, selain cara promosi mulut ke mulut. Secara umum, target sasaran komunikasi adalah calon pelanggan potensial, walaupun kadangkala mula?mula perlu ditujukan pada perusahaan atau industri tertentu, dengan anggaran maksimum sebesar sebulan sewa semua lantai apartemen. Dalam hal distribusi, setelah perusahaan berjalan sebaiknya memelihara data base yang berisi seluruh informasi pelanggan, dan perusahaan potensial. Armada manajemen penjualan internal juga akan mendukung kesuksesan pemasaran, melalul kerjasama dengan semua pihak yang terkait.
Dalarn mengembangkan produk apartemen menengah, para pelaku pasar -- khususnya investor baru -- sebaiknya memanfaatkan ceruk pasar khususriya daÌam hal : produk, lokasi, fasilitas, lingkungan, atau kualitas. Untuk kelas atas, ada trend menguatnya peran apartemen jasa (perluasan kapasitas) dan posisl saingnya, sehingga investor baru dalam rnemperluas investasi sebaiknya hanya mengikuti pemimpin pasar. Sesungguhnya, porsi segmen ataspun makin terbatas, sekitar 5.
Akhirnya, bisnis apartemen sendiri memang menjanjikan prospek baik, tetapi di lain pihak termasuk usaha padat modal dan bersifat jangka panjang, sehingga resikonyapun tidak kecil. Berbondongnya minat pendatang baru masuk ke bidang ini, sebaiknya diimbangi perhitungan matang, perencanaan lengkap, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemilihan waktu dan skala investasi apartemen yang direncanakan tersebut harus tepat, disesuaikan derigan siklus usahanya dan kondisi makro ekonomi Indonesia , seperti halnya : dana yang tersedia dan iklim PHA. Dengan demikian, kesuksesannya akan lebih terjamin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roi Ramli
"ABSTRAK
PT GM merupakan perusahaan air mium mineral. Perusahaan ini
merupakan pelopor dalam industri air minum mineral. Sejak berdirinya
pada tahun 1973 hingga saat ini, perusahaan telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Sampai saat ini (1992) perusahaan memegang tampuk pimpinan pasar
air minum mineral. Namun demikian memasuki periode usia dua
puluhan, perusahaan dihadapi dengan berbagai tantangan dalam
mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar.
Melihat perkembangan PT GM selama ini, 15 perusahaan lain mengikuti
PT GM memasuki industri air minum mineral. Ke lima belas perusahaan
ini senantiasa mengancam kedudukan PT GM sebagai pimpinan pasar.
Pangsa pasar perusahaan dalam tiga tahun terakhir mengalami
penurunan.
Dalam menghadapi persaingan ini perlu dilakukan analisis peluang
dan ancaman pasar. Analisis peluang dan ancaman pasar didasarkan
pada lingkungan usaha makro maupun mikro.
Analisis yang dilakukan mengungkapkan peluang usaha PT GM sebagai
berikut :
a. Lingkungan usaha demografi menunjukkan bahwa jumlah , komposisi
usia maupun penyebaran penduduk mendukung perkembangan usaha
PT GM.
b. Lingkungan usaha scsial budaya, dimana kesadaran akan hidup
sehat semakin bertambah dan timbulnya gaya hidup yang lebih
konsumtif, membentuk lingkungan usaha yang juga mendukung
perkembangmn usaha air minum mineral PT GM.
c. Lingkungan usaha ekonomi dimana tingkat pendapatan masyarakat
semakin meningkat dan perkembangan berbagai infrastruktur
perekonomian menunjang perkembangan usaha PT GM.
d. Lingkungan usaha teknologi, ditandai dengan perkembangan teknologi
pengemasan, pengolahan air dan distribusi turut pula menunjang
perkembangan usaha PT GM.
e. Lingkungan politik dengan serangkaian deregulasi utuk inembentuk
perekonomian pasar yang bersaing juga menunjang perkembangan
usaha PT GM.
f. Lingkungan pesaing menunjukkan jumlah pesaing yang meningkat
namun demikian ditinjau dan pangsa pasar, tingkat produksi
niaupun kapasitas produksi, PT GM masih sangat mengungguli
berbagai pesaingnya.
g. Lingkungan konsumen sesuai dengan profilnya ditunjang dengan
analisis demografi, ekonomi dan sosial budaya dalam lingkungan
makro menunjukkan potensi pasar yang sangat tuas.
h. Lingkungan penyalur menunjukkan bahwa ketersediaan penyaur
bagi PT GM sangat banyak dengan tingkat penyebaran yang
luas. hal ini menunjang perkembangan usaha PT GM.
i. Lingkungan pemasok menunjukkan bahwa berkat perkembangan
teknologi, pasokan kemasan secara tuas dapat diperoleh PT GM.
Pasokan tenaga kerja yang merupakan elemen yang sangat penting
dalam usaha PT GM menunjukkan bahwa secara kwantitatif
ketersediaan tenaga kerja bagi PT GM sangat luas.
Berbagal ancaman usaha yang terungkap dari analisis lingkungan
usaha PT GM terdri dari :
a.Lingkungan teknologi yang terus berkembang dengan pesat telah
memungkinkan lahirnya berbagai produk substitusi seperti : berbagai0
minuman sari buah, teh, kopi dan lain-lain yang menggunakan
bahan baku ekstrak kimiawi.
Berkat perkembangan teknologi telah berkembang pula mesin
penyaring air (water purifier) yang praktis dan dapat dipergunakan
oleh perkantoran maupun rumah tangga.
b. Lingkungan pesaing menunjukkan perubahan yang sangat besar
dalam struktur persaingan. Dan semula hanya terdapat PT GM
sebagai satu satunya produsen, hingga pada tahun 1991 terdapat
15 perusahaan pesaing.
c. Lingkungan konsumen sebagai akibat berubahnya struktur persaingan
dalam industri air minum mineral sebagaimana dijelaskan diatas
menghadapi penawaran yang lebih banyak. Hal ini memungkinkan
timbulnya perilaku pembelian mencari pilihan (variety seeking
behaviour). Perilaku pembelian ini juga ditunjang oleh faktor
lain seperti nilai pembeliazi yang rendah, tingkat diferensiasi
yang terbatas, informasi yang terbuka dan tidak adanya biaya
pengalihan bagi konsumen.
Hal ini merupakan perubahan lingkungan yang mengancam
perkembangan usaha PT GM karena beralihnya konsumen dan
PT GM sebagai pimpinan pasar ke pesaing lain dapat terjadi
dengan mudah.
d. Lingkungan penyalur, dimana karakteristik umum yang dimiliki
adalah berskala kecil, bermodal rendah, dengan manajemen
penjualan yang Jemab tidak mendukung perkembangan usaha PT
GM dalam penyaluran produknya untuk konsumen perkantoran
maupun perhotelan yang membutuhkan pelayanan yang tinggi dalam
bentuk kesinambungam pasokan maupun ketaatan pada prosedur
pembelian dan pembayaran.
e. Lingkungan pemasok mengidentifikasikan bahwa dengan perkem
bangan lingkungan demografi, sumber air pegunurigan di pulau
Jawa dan Bali semakin terbatas.
Pasokan kemasan menunjukkan bahwa nilai tambali yang tinggi
yang dibentuk oleh industri kemasan, memberi dampak yang besar
pada harga pokok produk PT GM.
Pasokan tenaga kerja menunjukkan bahwa secara kwalitatif pasokan
tenaga kerja yang ada masih memerlukan peningkatan dalam
ketrampilah untuk dapat memberikan pelayanan yang tinggi pada
konsumen dalam usaba meningkatkan daya saing perusahaan.
Faktor kunci keberhasilan usaha yang dapat disimpulkan dan analisis
yang telah dilakukan adalah :
a. Citra merek yang tinggi untuk mernbentuk loyalitas konsumen
pada produk perusahaan ditengab persaingan yang semakin banyak.
b. Mutu produk yang tinggi untuk mendukung citra dan membentuk
diferensiasi yang sulit diikuti pesaing.
c. Volume penjualan yang tinggi dalam rangka senantiasa memper
tahankan biaya per unit yang rendah dan mendesak produk
pesaing dan pasar.
d. Harga yang bersaing untuk melawan serangan pesaing.
e. Penguasaan surnber pasokan air pegunungan pada tempat terdekat
dan pasar sasaran, penguasaan tcknologi kemasan dan pengetubangan
metode transportasi untuk menjamin kesinambungan pasokan dan
mengendalikan harga pokok yang rendait. Disamping itu peningkatan
ketrampilan tenaga kerja untuk meningkatkan pelayanan meningkatkan
daya saing PT GM.
Dengan mengacu pada peluang, ancaman dan faktor keberhasilan
usaha yang telah diidentifikasi , PT GM sebagai pimpinan pasar
dapat mempertahankan pangsa pasarnya dengan menerapkan strateji
pemasaran yang ineliputi :
a. Segmentasi pasar dan pemilihan pasar sasaran yang secara tajam
untuk dapat melayani lingkungan konsumen yang tuas tersebiit
secara efektif dan mengidentifikasi berbagai pasar yang baru.
b. Penempatan posisi produk pada kedudukan yang paling sulit
diserang pesaing yakni posisi produk dengan kwalitas tertinggi.
c. Strateji produk yang sesuai dengan penempatan posisinya di
pasar yaitu menghasilkan produk dengan mutu tinggi disertal
dengan strateji yang senantiasa memperpanjang dan memperbanyak
¡ini produk untuk menciptakan berbagai fighting product (produk
unggul) dalam menangkal pesaing dan memperluas pasar.
d. Strateji harga premium sesuai dengan penempatan posisi produk
disertai dengan berbagai strateji diskriminasi harga untuk melawan
pesaing.
e. Strateji distribusi yang senantiasa, berorientasi pada pem
bangunan jaringan distribusi yang seluas-luasnya disertai
dengan peningkatan kemampuan pelayanan konsumen untuk
mendukung terciptaflYa volume yang tinggi dan mendesak produk
pesaing dan tempat pemasaran di segala penjuru wilayah
pemasaran.
f. Strateji promosi yang senantiasa diarahkan pada pembentukan
citra produk yang tinggi untuk membentuk loyalitas maupun
untuk menarik pelanggan baru."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Diana Intansari
"There was a declining of pacto Convex's performance during crisis was caused by payable debt and involving prolong economic growth. All this points was the main obstacle to implement marketing strategies.
As the biggest MICE player in Indonesia, Pacto Convex must have high alertness towards the coming International MICE players which might cause to Facto Convex MICE market segment.
The purpose of this research is to acquire effectiveness of Facto Convex's marketing strategies to anticipate International MICE competition. Research Methodology used was descriptive and explanative by company strategic marketing done by Pacto and using competition strategy (by the means of generic strategy with five competition strength) and Mixed Marketing.
The research result indicates that to produce Facto Convex's MICE industry competitiveness towards International MICE industry with the coming AFTA, marketing strategy has to be implemented consistency with support of competitive strategy and marketing mix for Pacto Convex.
It has to be noted that efforts needed to handle MICE in Indonesia professionally, so that number of events handled will increase year by year especially for Pacto Convex as an ale marketer in Indonesian culture industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Urban, Glen L.
New Jersey: Prentice-Hall, 1991
658.8 URB a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Urban, Glen L.
Englewood Cliffs: Prentice-Hall, 1991
658.802 URB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Urban, Glen L.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1991
658.83 URB a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>