Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Ketut Kardhana
"Program Perusahaan Jawatan (Perjan) RSUPN-CM Jakarta, mulai dilaksanakan awal Januari 2002. RSUPN-CM adalah rumah sakit rujukan nasional yang telah dikembangkan menjadi rumah sakit Perjan. Perusahaan Jawatan adalah suatu bentuk badan usaha yang independent, dan dapat mengelola penerimaan dan pengeluarannya sendiri tanpa subsidi dari Pemenntah.
Rumah sakit, merupakan salah satu industri sosial yang memberikan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit harus menjadi industri yang bersifat padat karya, padat modal serta padat ilmu dan teknologi. Pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, diharapkan akan memberikan pelayanan yang paripurna kepada masyarakat.
Persaingan rumah sakit dalam memperebutkan pasar pelayanan kesehatan, merupakan hal yang mendasar dan sangat mendesak. Kondisi ini lebih disebabkan karena banyak didirikannya rumah sakit baru, kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, keinginan masyarakat untuk memperoleh penanganan kesehatan dengan teknologi yang mutakhir serta keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang paripurna.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan mengukur indikator kinerja pelayanan medik, dan lingkungan rumah sakit, serta untuk mengetahui faktor faktor yang berpengaruh terhadap keinginan konsumen terhadap jasa pelayanan di RSUPN-CM, dalam rangka untuk mencapai tujuan RSUPN-CM sesuai dengan visi dan misinya, menjadi rumah sakit pendidikan bermutu ASEAN tahun 2003 dan bermutu ASIA PASIFIK tahun 2015.
Hasil utama dari penelitian ini adalah, bahwa untuk pelayanan dokter dari responden untuk semua kelas, elemen yang mendapat tanggapan positif adalah penampilan dokter cukup rapi, pengobatan cukup manjur dan dokter yang ramah. Sedangkan penilaian tethadap pelayanan perawat dan responden untuk semua kelas, elemen yang memperoleh penilaian yang baik yaitu pelayanan perawat cukup terampil, instruksi perawat tethadap pasien cukup jelas. Serta penilaian tertinggi terhadap fasilitas rumah sakit untuk semua kelas yaitu, tarif dari layanan rumah sakit sedang, baru kemudian menyusul elemen penting berikutnya seperti rumah sakit cukup tenang dan mutu penyajian makanan yang baik serta faktor keamanan cukup aman. Begitu pula dengan kinerja dokter, bahwa dokter hanya datang memeriksa pasien kadang-kadang, ini berarti bahwa manajemen kinerja dokter belum dilaksanakan dengan optimal, serta pejelasan dokter (inform consend) belum sepenuhnya dijalankan dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk mengadakan evaluasi indikator mutu pelayanan medik, Perawat dan Penunjang di RSUPN-CM, peran Komite Medik ditingkatkan sesuai dengan fungsinya sehingga setiap tindakan medik sudah sesuai dengan standard operation procedure (SOP) yang berlaku. Dan meningkatkan kualitas SDM karyawan RSUPN-CM secara menyeluruh sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya dalain rangka mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T3612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Kardhana
"Program Perusahaan Jawatan (Pcrjan) RSUPN-CM Jakarta, mulai dilaksanakan awal Januari 2002. RSUPN-CM adalah ruah sakit rujukan nasional yang telah dikembangkan menjadi rumah sakit Petjan. Perusahaan Jawatan adalah suatu bentuk badan usaha yang independent, dan dapat mengelola penerimaan dan pengeluarannya sendiri tanpa subsidi dari Pemerintah.
Rumah sakit, merupakan salah satu indusrih sosial yang memberikan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, rumah sakit harus menjadi industri yang bersifat padat karya, padat modal serta padat ilmu dan teknologi. Pelayanan kesehatan yang efiktif dan efìsien, diharapkan akan memberikan pelayanan yang paripurna kepada masyarakat.
Persaingan nzmah sakit dalam memperebutkan pasar pelayanan keschatan, menipakan hal yang mendasar dan sangat mendesak Kondisi ini lebih disebabkan karena banyak didixikannya rumnah sakit baru, kesadaran masyarakat akan pentingnya anti kesehatan, keinginan masyarakat untuk memperoleh penanganan kesehatan dengan teknologi yang mutakhir seria keinginan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang paripurna.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoLeh gaznbaran dan mengukur indikator kineia pelayanan medik. dan Lingkungan rumah sakit seria untuk mengetui faktor-faktor yang bcrpenganih terhadap keinginan konsumen terhadap jasa pelayanan di RSUPN-CM, dalam rangka untuk meneapai tujuan RSUPN-CM sesual dengan visi dan misinya, menjadi rumab sakit pendidikan bermutu ASEAN tahun 2003 dan bermutu ASIA PASIFIK tahun 2015.
Hasil utama dari penelitian ini adalah. beh untuk pelayanan dokter dari responden untuk semua kelas, elemen yang mendapat tanggapan positif adalah penampilan dokter cukup rapi, pengobatan cukup manjur dan dokter yang ramah. Sedangkan penilalan terhadap pelayanan perawat dan responden untuk semua kelas, Elemen yang memperoleh penilaian yang baik yaitu pelayanan perawat cukup terampil, instruksi perawat terhadap pesien cukup jelas Serta penilaian tertinggi terhadap fasilitas rumah sakit untuk semua kelas yaitu, tarif dari layanan rumah sakit sedang, baru kemudian menyusul elemen penting berlkutnya seperti rumah sakit cukup tenang dan mutu penyajian makanan yang balk serta faktor keamanan cukup aman.
Begitu pula dengan kinerja dokter, behwa dokter hanya datang memeriksa pasien kadang-kadang, ini berarti bahwa manajemen kinerja dokter belum dilaksanakan dengan optimal, serta penjelasan dokter (inform consend) belum sepenuhnya dijalankan dengan baik.
Berdasarkan hasil peneitian ini disarankan untuk mengadakan evaluasi indikator mutu pelayenan medik, Perawat dan Penunjang di RSUPN-CM, peran Komite Medik ditingkatkan sesuai dengan fungsinya sehingga setiap tindakan medik sudah sesuai dengan rtandwd opemlkin procedure (SOP) yang berlaku. Dan meningkatkan kualitas SDM karyawan RSUPN-CM secam menyeluruh sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Widyani Kartiwa
"Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD), saat ini telah menjadi penyebab
kematian nomor satu di Indonesia. Dan data-data Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) Departemen Kesehatan RI dari tahun ke tahun memperIihatkan adanya
kecenderungan peningkatan angka kematian akibat penyakit tersebut. Seringkali penyakit
ini mengakibatkan kematian mendadak, ketika karier korban mulai menanjak atau
mencapai puncaknya. Hal tersebut tentu saja mencemaskan bagi para pengambil
keputusan di negara kita.
Dari pasien poliklinik jantung di Rumah Sakit X yang terdiagnosa Penyakit
Jantung Koroner yang mempunyai prevelensi tertinggi maupun jenis penyakit jantung
lainnya, sebelumnya selalu dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki layanan bedah
jantung.
Berangkat dari adanya kebutuhan dan pasien penderita penyakit jantung yang
menginginkan kualitas hidup yang lebih baik, maka sejak bulan Juli 1999 Rumah Sakit X
yang merupakan rumah sakit swasta dengan kelas madya, mengembangkan layanan
barunya yaitu Unit Bedah Jantung (Cardiac Surgery Unit). Rumah Sakit X juga
menetapkan target jangka pendek yang akan dicapai yaitu 1 minggu 1 kasus.
Karya akhir ini mengambil topik tentang perumusan strategi pemasaran Unit
Bedah Jantung Rumah Sakit X yang merupakan institusi kesehatan yang bersifat sosio
ekonomik, Langkah-langkah dalam menentukan usulan strategi tersebut berupa analisa
lingkungan eksternal dan internal, penentuan sasaran strategi, penentuan target pasar, dan
perumusan strategi bauran pemasaran.
Berdasarkan analisa SWOT, sasaran strategi yang disarankan untuk Rumah Sakit
X adalah meningkatkan pangsa pasar. Untuk mencapai sasaran tersebut maka alternatif
strategi yang dapat dipilih adalah strategi O-S dan strategi O-W yaitu sebagai berikut:
. Menambah intangible services
. Menghilangkan ketergantungan pada 1 pemasok
. Menambah jumlah personil pemasaran dengan kualifikasi yang lebih baik
. Melakukan publikasi dan iklan
Pada saat ini, Rumah Sakit X belum menetapkan target pasar yang spesifik untuk
layanan barunya yaitu Unit Bedah Jantung, melainkan masih dalam tahap pengenalan
sehingga tujuannya masih murni sosial.
Strategi kemudian dijabarkan ke dalam strategi bauran pemasaran, yang meliputi
strategi produk, strategi harga, strategi distribusi dan strategi promosì.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Dewi Linggananda
"ABSTRAK
Laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang relatif masih cepat, disertai
dengan pembangunan ekonomis yang terus meningkat dari Pelita ke Pelita,
berakibat pula meningkatnya permintaan terhadap berbagai jenis jasa, termasuk
jasa layanan kesehatan. Apalagi di Jakarta, yang masyarakatnya mempunyai
daya beli yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Hal ini mengaktbatkan kurangnya sarana pelayanan kesehatan yang
bermutu semakin dirasakan di Jakarta. Untuk itu Pemerintah pada awal tahun
1991 telah melakukan deregulasi, dengan memberikan peluang dan kemudahan
ijin kepada pihak swasta untuk menanamkan investasinya di sektor jasa
pelayanan kesehatan.
Setelah deregulasi tersebut, semakin banyak rumah sakit dan klinik
spesialis termasuk di dalamnya adalah klinìk gigi yang dikelola secara
profesional dan dilengkapi dengan fasilitas modem didirikan terutama di Jakarta.
Hal ini secara tidak langsung, menimbulkan persaingan di antara fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut.
Kita semua tahu, bahwa rumah sakit dalam hal ini adalah klinik gigì
merupakan suatu organisasi yang bersifat sosial, tetapi tetap yang menjadi
tujuan minimal suatu organisasi adalah bisa bertahan, sehingga usaha sosial
tersebut dapat tetap berjalan. Apalagi bagi rumah sakit swasta maupun
klinik-kIinik swasta, yang selain sebagai lembaga sosial, juga sebagai unit sosial
ekonomis. Tidak seperti rumah sakit pemerintah, yang pembiayaannya
bersumber dari APBN, maka pendirian rumah sakit maupun kilnik swasta
semata-mata hanya mengandalkan sumber keuangannya dan penyandang
dana, donatur atau tokoh-tokoh sosiawan lainnya.
Di dalam hal ini pemasaran mempunyai peranan penting untuk menjadikan
suatu organisasi dapat bertahan dengan cara melayani konsumen secara efektif.
Apalagi di Jakarta, dimana terdapat banyak rumah sakit maupun klinik gigi
swasta yang telah dikelola secara profesional, dalam lingkungan yang kompetitif
ini kegiatan pemasaran akan membantu usaha rumah sakit maupun klinik gigi,
sehingga rumah sakit maupun klinik gigi tersebut dapat lebih dikenal dan lebih
dipercaya oleh masyarakat. Hal ini dianggap penting, karena biaya pengobatan
yang dikeluarkan oleh masyarakat terus meningkat.
Dengan semakin kompleksnya perkembangan bisnis saat ini, termasuk
bisnis rumah sakit, dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, kegiatan
pemasaran menjadi salah satu fungsi manajemen yang memegang peranan
penting. Pada dasarnya kegiatan pemasaran merupakan komunikasi dua arah
antara pihak rumah sakit dan publiknya.
Pokok permasa1ah yang akan dibahas disini, adalah bagaimana Kinik
Gigi menerapkan kegiatan bauran pemasaran baik dari segi produk, harga,
distribusi, promosi humas dan personalia. Juga akan dibahas mengenai target
pasar dan Klinik gigi Trisakti sebagai organisasi jasa serta implikasinya bagi
kegiatan pemasaran
Pada dasarnya, Klinik gigi maupun jasa layanan kesehatan Iainnya perlu
mempraktekkan prinsip-prinsip pemasaran dalam batas-batas sosial, tidak
komersìal dan dianggap sebagai peranan sekunder.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nydia Andriani
"Penelitian ini membahas tentang pelayanan administrasi pasien rawat inap di Instalasi Administrasi Pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta dengan ruang lingkup penelitian menyesuaikan dengan alur pasien masuk mulai dari IGD, ruang rawat inap, instalasi administrasi pasien dan bagian pembayaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan sistem yang meliputi input, proses dan output.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen didapatkan bahwa pelaksanaan pelayanan administrasi pasien rawat inap sudah cukup baik, namun masih ada beberapa kekurangan baik dalam komponen input, proses dan output. peneliti memberikan saran bahwa perlu meningkatkan pelayanan administrasi pasien rawat inap dan lebih teliti dalam melengkapi berkas pasien rawat inap sebagai arsip administrasi yang berguna untuk berbagai pihak di luar rumah sakit.

This research discusses the inpatient administrative services at Drugs Dependence Hospital Patient Administration Installation with the research scope adjust the flow of incoming patient from the emergency room, inpatient room, patient administration installation and cashier. The type of research is a qualitative descriptive study through a systems approach that includes input, process and output.
Based on interviews, observation and document review found that the implementation of inpatient administrative services is good enough, but there are still some shortcomings in both the component inputs, processes, and outputs. Researchers gave advice to increase inpatient administrative services and more thoroughly in completing the inpatient files as archive administration that used for various parties outside of hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadia Utami
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26425
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Elaine Yulisar
"Rumah Sakit Hermina Kemayoran merupakan rumah sakit baru yang dibangunpada tahun 2016 dan merupakan bagian dari Hermina Hospital Group yang saatini merubah status dari rumah sakit ibu dan anak menjadi rumah sakit umum.Gedung yang baru, lokasi, status yang baru memerlukanstrategi pemasaran untukmerubah image masyarakat dan memasarkan rumah sakit sebagaiRumah SakitUmum Hermina Kemayoran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatifdeskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder berupa data kunjungan pasien dari Januari ndash; Maret 2018 dan observasi fasilitas kesehatan yang ada untuk menganalisa karakteristik pasien dan kebutuhan pasien untuk sebagai riset pasar untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien merupakan perempuan dan anak usia 4-15 tahun dan tingginya angka batal berobat. Dari hasil ini, telah ditetapkan strategi pemasaran yangberorientasi untuk menarik konsumen yang lebih bervariasi dan dapat bersaingdengan kompetitor. Evaluasi kepuasan pasien dan keluhan pasien dilakukan untukumpan balik pelayanan kesehatan.Kata kunci: strategi pemasaran, riset pasar, RS Hermina Kemayoran

Hermina Kemayoran Hospital is a new hospital built in 2016 and is a part ofHermina Hospital Group, a hospital group that has changed its status from amother and child hospital to a general hospital. A new hospital, location, andstatus needs a marketing strategy to change the public rsquo s perception and to marketthis new hospital as a general hospital. This research uses the analyticaldescriptive quantitative method using secondary data and observation of availablefacilities in the hospital to analise patient characteristics and needs as a form ofmarket research to formulate a marketing strategy for this hospital. The resultsshow that most patients were 4 15 years old children and women with a highnumber of patients cancelling. From this result, the marketing strategy is orientedto attract more variations of costumers and to compete with the competitors.Evaluation of patients rsquo satisfaction level and complaints should be done forhospital services feedback.Key words marketing strategy, market research, Hermina Kemayoran Hospital"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saprina Maryani
"Tesis ini merupakan penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit yangbertujuan untuk mengetahui segmen, terget dan posisi pasar dalam bauranpemasaran di Poliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita tahun2016 dalam rangka peningkatan angka kunjungan pasien dan revitalisasi programpelayanan unggulan terpadu untuk tumbuh kembang anak.Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatankualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebarankuesioner sebagai instrumen terhadap 96 responden yang memanfaatkan layanandi POTAS dan data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam terhadappihak manajemen rumah sakit, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasilpenelusuran terhadap dokumen dan data laporan bulanan rumah sakit, data dariProfil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat.Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan tentang segmen pasarrawat jalan terpadu sehingga dapat mempermudah menentukan pasar sasarannyauntuk dituangkan dalam suatu penetapan dan pernyataan posisi yang akandipergunakan sebagai dasar strategi pemasaran untuk pelayanan POTAS yangakan datang.

This thesis is a study in marketing management hospital that aims to identify themarket segmentation, targeting, and its positioning in the marketing mix at thePoliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita on 2016 in order toincrease the number of patient visits and the revitalization of the service programfeatured integrated development of the child.This study is a survey using qualitative and quantitative approaches. Primary datawere collected by distributing questionnaires as an instrument against 96respondents who use the service in POTAS and qualitative data obtained indepthinterviews with the hospital management, while secondary data obtained from thesearch results to documents and data monthly report hospital and from the HealthProfile of West Jakarta.Hopefully this research can enrich the knowledge of the market segmentation ofoutpatient integrated so as to facilitate determining the target market for theestablishment and forth in a position statement that will be used as the basis ofmarketing strategy for the POTAS services later."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran utilisasi pelayanan rawat inap 10 diagnosis penyakit terbanyak peserta Askes Sosial di RSAL Dr Mintohardjo tahun 2011 berdasarkan variabel umur, jenis kelamin, lama hari rawat, kelas perawatan serta menggambarkan total biaya pelayanan rawat inap. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dan ditunjang dengan penelitian kualitatif, dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian ini adalah utilisasi pelayanan rawat inap di RSAL Dr Mintohardjo bersifat fluktuatif, peserta Askes yang dirawat mayoritas berusia > 56 tahun, dengan diagnosa Diabetes Mellitus, didominasi oleh peserta Askes Sosial dengan jenis kelamin laki-laki dan di rawat di ruang perawatan I.
Penulis menyarankan sebaiknya Askes Center melakukan perbaikan jaringan komputer dan segera merealisasikan Askes Center sesuai standard dan RSAL Dr Mintohardjo sebaiknya meningkatkan sosialisasi kepada pegawai RSAL tentang kesepakatan dan kebijakan kedua belah pihak dan membentuk tim edukasi Diabetes Mellitus.

This study is about the description of inpatient care utilization to the most suffered of ten diagnosis of diseases of social Askes participants in RSAL Dr Mintohardjo 2011, based on age variable, sex , length of stay, class of treatment, and description of the total fee calculation of the inpatient service. This study use the quantitative research that has descriptive characteristic, and its supported by qualitative research which has cross sectional design experiment.
The result of this research is the inpatient care utilization has a fluctuation identifying, and majority of Askes member patients who being treated are above fifty ? six years old, they?re also dominated by social Askes participants with a kind of male sex, therefore they will be treated in a room care I.
The writer has suggestion that Askes Center should fix the computer network and immediately have to make realization of the Askes Center standarisation, and RSAL dr Mintohardjo should increase the socialization of agreement and obligation that has been made between Askes Center and RSAL dr Mintohardjo to the whole RSAL employees and should make the education team of Diabetes Mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Mayanda
"Rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan mum yang baik dan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Untuk dapat memenuhi usaha di atas rumah sakit harus berkembang dan memenuhi kemajuan teknologi kedokteran yang ada.
Mengingat bahwa bidang usaha perumahsakitan yang kompleks, dinamis, padat teknologi, padat modal dan padat karya, multidisiplin serta dipengaruhi oleh lingkungan yang selalu berubah, maka manajemennya juga sangat kompleks. Salah satu komponen manajemennya adalah manajemen keuangan rumah sakit, yang apabila dikelola dengan baik akan menunjang dalam pengembangan rumah sakit, dimana sasaran pokoknya adalah peningkatan pendapatan fungsional rumah sakit agar biaya operasional dan investasi dapat ditutupi (Cost recovery).
Dalam manajemen keuangan rumah sakit yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengelolaan piutang pasien (Patient account receivable). Dengan pengelolaan piutang yang baik diharapkan terjadi pembayaran yang penuh terhadap semua pelayanan yang diberikan rumah sakit. Pos piutang dalam neraca biasanya merupakan bagian yang terpenting dari aktiva lancar dan oleh karenanya perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dikelola dengan cara yang seefisien mungkin. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pasar Rebo dari bulan Mei sampai dengan Juni 2002, bertujuan untuk mendapatkan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas manajemen sistem piutang di RSUD Pasar Rebo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah research operasional untuk menganalisis sitem penagihan piutang yang mempengaruhi keberhasilan penagihan piutang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam.
Dari data keuangan RSUD Pasar Rebo didapat bahwa piutang pasien rawat inap terjadi setiap tahunnya sebesat 0,6 % dari total pendapatan. Piutang ini berasal dari pasien yang bayar sendiri. Pasien jaminan perusahaan dan ASKES tidak mempunyai piutang. Tetapi bila dibandingkan dengan pendapatan rawat inap piutang tersebut telah mencapai 2,5 % pada tahun 2001. Dari piutang ini yang dapat ditagih hanya sebesar 5-10 %, sisanya menjadi piutang yang tak tertagih yang secara terus menerus akan membebani keuangan rumah sakit. Dan juga mengingat perkembangan RSUD Pasar Rebo ke depan yang akan menjadi BUMD, maka perlu dilihat kembali bagaimana sistem manajemen piutang yang berlaku di rumah sakit Pasar Rebo.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.Piutang yang terjadi dibandingkan dengan biaya operasional rumah sakit sebesar 0,68 % pada tahun 2000 dan 0,64 % pada tahun 2001.
2.Sistem deposit hanya untuk pasien jaminan perusahaan
3.Sistem pemulangan pasien telah melewati prosedur medis dan administrasi
4.Tidak tegasnya petugas dalam menarik uang muka perawatan.
5.Tidak adanya bagian pra penerimaan dan penerimaan yang khusus menangani pasien rawat inap. Kegiatan ini dipegang oleh bagian informasi (front office).
6.Tidak ditemukannya beberapa standard operating proceduer dari masing-masing tahapan piutang.
7.Pemberitahuan jumlah tagihan pasien telah dilakukan secara periodik setiap 3 hari.
8.Banyaknya tugas rangkap pada petugas yang bersifat pelayanan maupun penerimaan piutang.
9.Kurangnya usaha rumah sakit untuk menagih piutang yang ada pada pasien.
10.Penutupan piutang pasien berdasarkan peraturan Pemerintah Provinsi DKI.
Saran yang diberikan adalah:
1.Perlunya sosialisasi uang muka pada masyarakat
2.Perlunya ketegasan petugas dalam menarik uang muka
3.Melengkapi/membuat semua SOP pada setiap pelaksanaan tahapan piutang sebagai landasan petugas bekerja.
4.Mengoptimalkan fungsi penerimaan pasien
5.Pengadaan tim verifikator alamat.
6.Memisahkan fungsi pelayanan dan penerimaan keuangan
7.Perlunya mekanisme kontrol antara pemberi jasa dan penerima keuangan.
8.Pengadaan kasir 24 jam
9.Peningkatan keaktifan rumah sakit dalam menagih piutang.
10.Membentuk tim khusus untuk menagih piutang dan pemberian reward pada petugas yang berhasil menagih piutang.

Analysis of Accounts Payable Management System of Pasar Rebo District Hospital's In-Patient Department in the Year 2001Hospital is one of health services that are required to provide good quality of services within affordable price for the society. A hospital is an enterprise with characteristics of dynamic, technological based, large capital investment and requires a considerable amount of personnel, and multidiscipline. In addition, the enterprise is also highly interactive with its environment, which in result requires a highly complex management. Financial management is an essential component of hospital management and if it is properly managed will significantly contribute to the development of the hospital, with the specific focus on the effort to increase the functional income of the hospital. This increase will in turn recovers the operational and investment cost (cost recovery).
In the hospital financial management, the attention should be given to patient account receivable with specific target to fulfill all charged cost of health care services received by the patient. Account receivable is the most important factor in the balance sheet; therefore it should be granted the most attention of all in terms of the efficiency of projected.
This qualitative study used direct observation and in-depth interview on the success rate of the collection of account-receivable, in Pasar Reba Hospital during May - June 2002, with the design of the study is operational research in account collection's system analysis.
From RSUD Pasar Rebo's financial data, it recorded that account receivable frin in-patient patients is 0.6 % from total income or if calculated from the total in-patient income is 2.5 % in the year 2001. This account receivable are source from out of pocket patient, and then is no problem from in patient from coorporate company and ASKES, because all of the service give by hospital will pay after that. From this percentage, the success ratio of collection is around 5-10%, and the rest would become un-collected account receivable. With the intention on becoming State Enterprise, these issues should get more attention.
From the research's results:
1. Account receivable is compare with operational budget is more than 0,68 % at 2000 and 0,64 % at 2001.
2. Deposit system for corporate company patients
3. Discharge system patients has done medical and administrative procedure
4. Weak firmness of employee to receive down-payment for in-patient services
5. There no standard operating procedure (SOP) in each steps of account collection and no pre admission and admission department
6. Joint appointment in service area and financial area
7. Regularly informs account receivable patient
8. Little effort was conducted by the hospital to collect the account receivable.
As suggestion are:
1. There is a need to socialize down payment to all hospital customers and community.
2. Develop necessary SOP at each step of collection.
3. Optimalization admission department function.
4. Separate service functions and payment receiving to simplify control.
5. Develop a verificator patients address
6. Establish 24 hours cashier
7. Improve the hospital?s effort to collect account receivables.
8. Make a special team for collect account receivable and give reward to the team by hospital if they successfully collate the account receivable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>