Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romina Saraswati Himawan
"ABSTRAK
YPF-Maus Southeast Sumatra, LLC. adalah salah satu perusahaan minyak asing
yang beroperasi dl indonesia sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina. Satu setengah tahun
yang lalu tepatnya 1 Mei I997, manajemen memutuskan untuk mengadakan perubahan
struktur organisasi di Departemen Eksploitasi dan struktur organisasi fungsional menjadi
unit bisnis. Peralihan dan pelaksanaan perubahan tersebut memberikan dampak positif dan
negatif baik pada perusahaan maupun pada karyawan perusahaan.
Persepsi dari karyawan Departemen Eksploitasi mengenai perubahan ini didapatkan
dengan melakukan jajak pendapat secara random. Jajak pendapat merupakan salah satu cara
yang efektif untuk mengumpulkan data terutama mengenai persepsi responden. Studi
persepsi ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang paling akurat yang berkenaan
dengan karyawan yang terkait, sebab karyawanlah yang terkena dampak adanya perubahan
ini.
Responden dipilih secara acak dan diminta untuk mengisi jajak pendapat. Responden
cukup bervariasi dalam hal jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, tingkat
pekerjaan, dan latar belakang pekerjaan. Responden adalah mereka yang mengalami masa
berlakunya kedua struktur organisasi tersebut, sehingga dapat membuat perbandingan dan
keduanya.
Responden memberikan persepsinya atas hal-hal tersebut di atas, dan juga persepsi
atas unit bisnis yang kini diberlakukan. Persepsi tersebut mencakup beberapa hal seperti
struktur organisasi yang sesuai untuk perusahaan dan yang sesuai untuk pengembangan
karir karyawan. Keadaan unit bisnis saat ini, misalnya komposisi unit bisnis, komunikasi
antar anggota, sistem kontrol dan koordinasi, sistem penghargaan atas kinerja, adalah
beberapa hal yang mendapatkan perhatian dari adanya perubahan struktur organisasi.
Pada akhirnya karyawan sebagai bagian dari unit bisnis harus mengetahui secara
jelas konsep dan tujuan unit bisnisnya, demikian pula dengan target yang telah ditetapkan
oleh kantor pusat dan harus dicapai oleh tiap unit bisnis.
Berdasarkan studi persepsi yang dilakukan di Departemen Eksploitasi ini dapat
disimpulkan bahwa karyawan menerima perubahan struktur organisasi tersebut, tetapi dalam
pelaksanaannya memerlukan waktu dan profesionalisme dari semua pihak. Bukan berarti
bahwa struktur yang sebelumnya tidak baik, tetapi dengan perkembangan
perusahaan organisasi, struktur unit bisnislah yang sesuai dengan tujuan dari
perusahaan/organisasi saat ini.
Perubahan struktur organisasi ini diyakini menjadi hal yang menunjukkan
kedinamisan suatu perusahaan pada saat struktur yang lama tidak memuaskan lagi. Persepsi
ini bukan untuk menentukan struktur organisasi yang terbaik, tetapi untuk memberi
gambaran struktur yang sesuai untuk tiap perusahaan.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tamar
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari adanya asumsi bahwa KUD tidak bisa maju, karena pengelolanya tidak memiliki tingkah laku entrepreneur (jiwa kewiraswastaan), serta banyaknya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengelolaan KUD. Sementara tuntutan untuk mengembangkan KUD pada khususnya dan koperasi pada umumnya semakin dirasakan perlunya baik ditinjau dari segi yuridis yaitu amanat UUD 1945 dan GBHN, maupun dari segi manfaatnya pada masyarakat. Sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional di antara BUMN dan swasta, koperasi nampaknya belum memberikan konstribusi secara berarti terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga diperlukan upaya strategis untuk memacu gerak koperasi sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya.
Manajer KUD sebagai pengelola usaha merupakan tulang punggung dalam usaha untuk memajukan KUD. Untuk itu sebagai langkah awal dalam membenahi manajemen KUD adalah dengan melibat potensi sumber daya manusia yang merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha, dalam hal ini manajer KUD dituntut pada dirinya kemampuan-kemampuan dalam pengelolaan usaha KUD. Kemampuan utama dalam pengelolaan usaha adalah tingkah laku antreprenur.
Untuk itu penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur manajer KUD yang dihubungkan dengan keberhasilan manajer yang dilihat dari kemandirian KUD yang dikelolanya. Persepsi terhadap lingkungan tugas meliputi empat jenis yang merupkan obyek persepsi yaitu kebijaksanaan pemerintah/aparaturnya, anggota KUD/pelanggan, penyalur dan pesaing. Tingkah laku antreprenur meliputi sembilan aspek tingkah laku yaitu : tingkah laku instrumental, tingkah laku prestatif, tingkah laku keluwesan bergaul, tingkah laku kerja keras, tingkah laku keyakinan diri, tingkah laku pengambilan risiko, tingkah laku swakendali, tingkah laku inovatif, dan tingkah laku kemandirian. Disertai beberapa variabel lain yaitu : tingkat pendidikan, lama kerja, umur, dan pelatihan.
Penelitian ini bersifat ex post facto; subyek penelitian adalah manajer KUD di Sulawesi Selatan sebanyak 151 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala pengukuran model Likert skala 1 sampai 6. Teknik analisis yang dipergunalcan adalah Regresi Berganda (Multiple Regression) dengan taraf signifikansi 0,05.
Dari hasil analisis regresi berganda ditemukan beberapa hal yaitu :
a. Persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur beserta variabel-variabel bebas lainnya secara bersama-sama ternyata mempunyai sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Diantara variabel-variabel itu ternyata yang memberikan sumbangan unik secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku antreprenur dan lama kerja.
b. Masing-masing jenis persepsi terhadap lingkungan secara bersama-sama memberikan sumbangan secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Jenis persepsi yang paling menonjol sumbangannya adalah persepsi terhadap pesaing.
Masing-masing aspek tingkah laku antreprenur secara bersama-sama memberikan sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Aspek tingkah laku antreprenur yang menonjol sumbangannya terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku prestatif dan pengambilan risiko."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yongki Yeremia
"ABSTRAK
Atasan atau pemimpin dan bawahan atau pengikut merupakan dua komponen
yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia organisasi. Seorang atasan tidak hanya
memimpin sekelompok individu sebagai pekerja. Seorang atasan adalah pemimpin
organisasi. Demikian pula halnya para bawahan, bukan sekedar para pekerja yang bekerja
secara bersama-sama. Bawahan adalah pada individu yang menjadi bagian dari sebuah
organisasi, yang tidak hanya harus bekeija, tetapi memiliki kepentingan yang lebih luas
terhadap keberadaan organisasi, sebagaimana halnya seorang atasan atau pemimpin.
Efektivitas kepemimpinan seseorang dapat bergantung dari hubungan antara dirinya
dengan bawahan, pekerjaan yang harus dilaksanakan, serta persepsi tentang kekuasaan
manajer. Persepsi bawahan terhadap gaya kepemimpinan atasan atau pemimpin tersebut
dapat mempengaruhi perilaku dari para pekerja terhadap perilaku pemimpinnya dan
bahkan dapat mempengaruhi kinerja atau output dari organisasi serta pencapaian tujuan
organisasi yang banyak ditentukan oleh peran seorang atasan, apalagi bila apa yang
dipersepsikan pada kenyataan terhadap atasannya jauh berbeda dengan ekspektasi atau
apa yang diharapkan oleh bawahan. Perbedaan apa yang dipersepsikan bawahan pada
kenyataannya dalam organisasi dengan apa yang diharapkan atau menjadi ekspektasi
didalam pikiran mereka mengenai atasan mereka dapat menimbulkan konflik dalam diri
mereka dan berpengaruh terhadap sikap, perilaku dan tentu saja produktivitas mereka
dalam bekerja.
Penelitian ini membandingkan disposisi dua kelompok pemimpin dari asal negara
yang berbeda untuk melihat persepsi dan ekspektasi dari para pekerja lokal terhadap gaya
kepemimpinan mereka. Hal ini perlu menjadi perhatian karena pada era globalisasi ini,
dunia kepemimpinan di Indonesia tidak hanya di kuasai oleh pemimpin-pemimpin lokal,
semakin banyak pemimpin asing masuk ke Indonesia sejalan dengan masuknya investasi
dan perdagangan bebas ke Indonesia. Partisipasi dalam kelompok-kelompok kerja lintasbudaya
pun telah menjadi hal yang lumrah terjadi sehari-hari di era globalisasi ini.
Semakin baik dan sesuai perilaku atau gaya kepemimpinan pemimpin yang mereka
persepsikan dan sesuai dengan ekspektasi dan nilai-nilai budaya mereka, maka semakin
besar kemungkinannya untuk mengikuti dan menerima pengaruh kepemimpinan atas
mereka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif dengan
desain Ex Posi Facio Fieid Studi es. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dengan menggunakan kuesioner persepsi dan kuesioner ekspektasi bawahan terhadap gaya kepemimpinan atasan yang telah di susun sendiri oleh peneliti berdasarkan
lima tipe gaya kepemimpinan Managerial Grid dari Blake dan Mouton.
Uji coba kuesioner persepsi dan kuesioner ekspektasi bawahan terhadap gaya
kepemimpinan atasan dilakukan sebanyak dua kali pada partisipan dengan karakteristik
yang sesuai kedua dengan kelompok partisipan penelitian. Kedua uji coba diolah dengan
metode korelasi poin! biserial dan memang masih terdapat beberapa item yang memiliki
korelasi yang masih kurang baik namun telah dapat membedakan kelima gaya
kepemimpinan tersebut.
Uji lapangan dilakukan di CNOOC SES, Ltd, sebuah perusahaan industri minyak
yang berkantor pusat di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
bawahan memiliki ekspektasi akan seorang pemimpinan lokal maupun ekspatriat dengan
dimensi tugas maupun hubungan yang tinggi dalam memimpin atau gaya kepemimpinan
Team Leader (9,9). Pada kenyataannya, sebagian besar atasan atau pemimpin asing dan
lokal di CNOOC SES,Ltd memang dipersepsikan memiliki dimensi tugas maupun
hubungan.yang tinggi. Hal ini terlihat dengan 56,67% atasan ekspatriat China dan
83,33% atasan lokal dipersepsikan menerapkan gaya kepemimpinan Team Leader (9,9)
oleh para pekerja lokal. Menurut peneliti hasil penelitian tersebut kemungkinan
disebabkan oleh sistem kerja team work yang membuat ciri gaya kepemimpinan Team
Leader (9,9) berlaku pula pada sebagain besar pemimpin di CNOOC SES, Ltd.
Dominansi gaya kepemimpinan ini pada kedua kelompok pemimpin yang berbeda bangsa
juga membuktikan bahwa nampaknya fimctional culiure atau budaya bekerja di CNOOC
SES.Ltd lebih kuat pengaruhnya dari pada budaya nasional masing-masing pemimpin.
Sedangkan dari hasil perbandingan dengan perhitungan Chi-Square disimpulkan bahwa
asal negara atau bangsa atasan (Indonesia dan China) dalam penelitian ini tidak
berpengaruh terhadap kesesuaian persepsi-ekspektasi bawahan terhadap mereka. Namun,
bila dicermati perbedaan kesesuaian persepsi-ekspektasi bawahan yang lebih redah pada
kelompok atasan ekspatriat China dibanding kelompok atasan Indonesia,
mengindikasikan bahwa potential problem antara atasan-bawahan sepertinya memang
lebih besar terjadi pada atasan asing yang berbeda latar belakang budaya. Implikasinya
tingkat kepercayaan dan kekuatan followership terhadap pemimpin lokal pun lebih besar
dibanding terhadap pemimpin asing atau ekspatriat.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang perlu dikembangkan
lagi dengan mengambil sampel yang lebih besar agar dapat digeneralisasikan lagi pada
populasi yang lebih luas. Agar penelitian ini lebih baik, peneliti juga menyarankan untuk
menambah variasi kelompok penelitian pada kelompok pimpinan ekspatriat yang
memiliki ciri budaya nasional yang secara signifikan berbeda dengan Indonesia, seperti
negara-negara barat. Selain itu untuk memperkaya dan memperkuat hasil penelitian
alangkah baiknya jika pada penelitian berikutnya bila memungkinkan dikombinasikan
dengan metode kualitatif."
2004
S3437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Irawan
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 54 orang karyawan Departemen 4W Klaim PT Asuransi Astra Buana dengan menggunakan metode Total Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan linear regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh yang kuat menuju sangat kuat terhadap kepuasan kerja karyawan pada Departemen 4W Klaim PT Asuransi Astra Buana.Saran dari peneliti untuk perusahaan yaitu agar perusahaan dapat meningkatkan beberapa hal untuk menciptakan kepuasan kerja pada karyawannya.

The objective of this research is to analyze the effect of motivation toward employee job satisfaction. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 49 employee of 4W Claim Department PT Astra Buana Insurance, collected using total sampling. This research used questionnaire as research instrument and analyzed with linear regression. The result of this research indicates that motivation have a strong to very strong effect toward job satisfaction at 4W Claim Dept. PT Astra Buana Insurance. Researcher suggests that company should improve several things to increase job satisfaction of every employee.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Riswany Aisyah
"Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi perawat di salah satu rumah sakit privat swasta untuk menurunkan turnover intention dan turnover serta mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Objek penelitian adalah delapan puluh orang perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta di propinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian terdiri dari dua kesimpulan yaitu: (1) Komitmen organisasi tidak memediasi pengaruh antara iklim etika terhadap turnover intention, namun (2) Komitmen organisasi memediasi secara komplit pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap turnover intention.
//////The aim of this study is to analyze the factors that affects nurses' organizational commitment in one of private hospital so it can decrease turnover intention and turnover, and support the quality of health care in Indonesia. The object of this research are eighty nurses who work in one of private hospital in Jakarta. The results of this study consisted of two conclusions: organizational commitment fails to mediate the relation between ethical climate and turnover intention, however it succesfully mediates the relation between perceived organizational support and turnover intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanindya Bias Imaji Kalimashada
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku inovatif di tempat kerja. Partisipan penelitian ini adalah 124 karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang yang memiliki filosofi inovatif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale oleh Janssen (2000) dan Organizational Climate Measurement oleh (Patterson, 2004). Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik multiple regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari iklim organisasi terhadap perilaku inovatif di tempat kerja. Pengaruh ini ditunjukkan dengan nilai R² sebesar .121 yang berarti iklim organisasi memengaruhi perilaku inovatif di tempat kerja sebesar 12,1%.
Hasil penelitian juga menunjukkan, dari ketiga dimensi iklim organisasi hanya dua dimensi yang menunjukkan pengaruh yang signifikan, yaitu flexibility & innovation (R² = .016; p < .05) dan reflexivity (R² = .037; p < .05). Dimensi yang tidak signifikan memengaruhi adalah outward focus (R² = .886; p > .05).

This study discusses about the influence of organization climate to innovative work behavior. The participants of this study were 124 employees who work in a mining company which implement innovation. This research is a quantitative research and using Innovative Work Behavior Scale by Janssen (2000) and Organizational Climate Measurement by Patterson, et al., (2004) as a measurement scale. This study is using multiple regression analysis technique.
The result showed that there was a significant effect of organizational climate on innovative work behavior. This influence is shown by the R ² value of .121, which means organizational climate affects 12.1% of innovative work behavior.
The results also showed from the three dimensions of organizational climate, only two has significant effects, they are flexibility & innovation (R² = .016; p < .05) and reflexivity (R² = .037; p < .05). Dimension which not significantly affect innovation work behavior is outward focus (R² = .886; p > .05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57514
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfitria Wiratmani
"Setiap perusahaan (organisasi) berusaha menjaga keberlangsungan, peningkatan dan pengembangan usahanya. Persaingan ketat yang terjadi saat ini meyebabkan perusahaan harus memilih strategi tertentu untuk bersaing di pasar, baik pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu strategi yang berfokus pada jaminan mutu sistem mutu adalah standar ISO 9001. Standar ini mensyaratkan suatu organisasi mendokumentasikan sistem mutu dengan cara tertentu, sehingga manajemen dan pegawai dapat mengerti, menerima dan memakainya.
Pedoman perusahaan untuk mencapai sasarannya di masa mendatang adalah misi dan misinya. Visi merupakan pedoman jangka panjang, sedangkan misi menyangkut ruang lingkup kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan. Usaha perusahaan mencapai cita-cita tersebut yang telah dijalankan sampai saat ini merupakan kinerja perusahaan. Dengan demikian salah satu indikator keunggulan perusahaan dapat dilihat dari kinerjanya. Kondisi ini menyebabkan strategi yang diterapkan perusahaan seyogyanya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari penerapan ISO 9001 terhadap peningkatan kinerja organisasi. Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Pacific Prestress Indonesia yang telah menerapkan ISO 9001 untuk produk spun pile sejak tahun 2002. Hasilnya menunjukkan kinerja organisasi yang dibentuk oleh indikator proses production process yang terdiri dari sub indikator perbaikan waktu produksi dan kesesuaian terhadap spesifikasi produk. Setelah penerapan ISO 9001 hasilnya menunjukkan adanya sedikit peningkatan pada sub indikator perbaikan waktu produksi dengan menilai output per menit yang dihasilkannya. Sedangkan pada sub indikator kesesuaian terhadap spesifikasi produk tidak menunjukkan adanya peningkatan, untuk produk reject justru lebih besar ditemukan setelah penerapan ISO 9001. Dengan demikian penerapan ISO 9001 pada PT. Pacific Prestress Indonesia untuk produk spun pile dikatakan belum bisa meningkatkan kinerja perusahaan.

Every company (organization) always attempts to increase and develop their business. In the high competitiveness atmosphere recently, they have to choose the certain strategy to compete into domestic and international market. A strategy, which is focused to ensure quality system, is ISO 9001 Standard. This standard requires an organization to document its quality system in such away that management and employee can understand, accept and use it.
The company's guidance to reach their purposes is dependent on their vision and mission. The vision is a kind of long guidance while the mission is the scope of the business activities. The goals, which have been obtained by now, are company's performance and it is one of company ability indicator. Based on this condition, a chosen implemented strategy should increase the company's performance.
This research objective is to evaluate of ISO 9001 implementation to organization performance. The research is a case study at PT. Pacific Prestress Indonesia which ISO 9001 has been implemented for spun pile product since 2002. The outcome shows production process indicator, which is contained of improvement of production time and improvement in product specifications, formed performance. The result after ISO 9001 implementation determined not much increase in improvement of production time, on the other hand there is much declining in product reject for improvement in product specifications. Based on this reason, the ISO 9001 implementation in Pacific Prestress Indonesia has not given an increment performance yet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir Arifin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kepercayaan terhadap organisasi dan perilaku kerja inovatif pada konteks industri kreatif di Indonesia. Dengan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, industri kreatif perlu untuk dikembangkan. Salah satu hal yang sangat penting bagi industri kreatif adalah inovasi yang dilakukan oleh karyawannya. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT. X yang merupakan salah satu perusahaan yang termasuk ke dalam sub-sektor industri kreatif di Indonesia. Terdapat 395 responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) dan Organizational Trust Inventory dari Cummings dan Bromiley (1995b). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, dan One Way Anova.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan terhadap organisasi danperilaku kerja inovatif pada PT. X (r = .060). Namun, pada penelitian ini ditemukan perbedaan mean yang signifikan antara faktor-faktor demografis dari perilaku kerja inovatif yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, level jabatan, dan departemen.

This study was conducted to examine the relationship between organizational trust and innovative work behavior in the context of creative industry.With a considerable contribution to the Indonesian economy, creative industries need to be developed. One thing that is very important for the creative industry are innovations made by employees. Samples in this study are employees of PT. X which is one of the companies that belong to the sub-sectors of the creative industries in Indonesia. There were 395 respondents in this study.
This research is a quantitative research that using measuring devices Innovative Work Behavior Scale from Janssen (2000) and Organizational Trust Inventory from Cummings and Bromiley (1995b). The analysis technique used in this study is the Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, and One Way Anova.
Results from this study indicate that there is no significant relationship between organizational trust and innovative behavior at work in PT. X (r = .060). However, this study found significant differences in the mean between demographic factors of the innovative work behavior that is gender, education level, job level and department.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Maria Hatta
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif pada perusahaan X. Penelitian ini didasarkan pada pesatnya perkembangan dari industri kreatif. Pendekatan yang sesuai dalam menghadapi hal tersebut adalah pendekatan inovatif yang dapat memicu diterapkannya perilaku kerja inovatif dalam organisasi. Salah satu hal yang dapat memiliki hubungan dengan perilaku kerja inovatif adalah identitas organisasi. Identitas organisasi sendiri memiliki peranan penting dalam memandu perilaku kayawan yang diharapkan muncul. Terdapat total 401 karyawan perusahaan X yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Perusahaan X merupakan perusahaan yang memiliki nilai inovatif dan bergerak dalam bidang industri kreatif dengan sub-kelompok penerbitan dan percetakan. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000) dan Organizational Identity Scale (Etikariena, 2015). Dengan menggunakan teknik analisis pearson product moment correlation, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif (r= .063, p> .05).

ABSTRACT
This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05)., This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05).
]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seswa Elde Rahmahthia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing behavior terhadap perilaku inovatif di tempat kerja pada karyawan PT X dan Y, dimana belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh dari kedua variabel ini.
Knowledge sharing behavior diartikan sebagai derajat dimana individu benarbenar
membagi pengatahuan yang dimiliki, diciptakan, dan dibutuhkan kepada orang lain (Bock, 2002;2005). Perilaku inovatif sendiri didefinisikan sebagai
penemuan yang disengaja, promosi, dan realisasi atas ide baru dalam peran kerja, kerja kelompok, atau organisasi, yang berfungsi untuk menguntungkan performa kerja, kelompok, atau organisasi (Janssen, 2004). Pengukuran knowledge sharing behavior menggunakan knowledge sharing behavior scale yang dikembangkan oleh Chennamaneni (2006) yang berjumlah 17 item. Perilaku inovatif di tempat kerja diukur menggunakan innovative work behavior scale yang dikembangkan oleh Janssen (2001) yang berjumlah 9 item. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing behavior berpengaruh secara siginifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja (β = .691, t(214) = 13.986, p < .01). Knowledge
sharing behavior juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor perilaku inovatif di tempat kerja (R2 = .478, F = 195.605).

The purpose of this research was to discover the influence of knowledge sharing behavior on innovative behavior at workplace in company X and Y’s employees,
where there is no previous research studied the effect of this two variables yet.
Knowledge sharing behavior defined as the degree to which people actually shares knowledge they have acquired or created (Bock, 2002;2005). Innovative behavior itself defined as intentional creation, introduction, and application of new ideas within a work role, group, or organization, in order to benefit role performance, the group, or the organization (Janssen, 2004). Measurement of knowledge sharing behavior used knowledge sharing behavior scale enhanced by Chennamaneni (2006) that have 17 items. Innovative behavior at workplace was measured by innovative work behavior scale developed by Janssen (2001) which have 9 items. The main result showed that knowledge sharing behavior is significantly predicted innovative behavior at workplace (β = .691, t(214) =
13.986, p < .01). Knowledge sharing behavior also explained a significant proportion of variance in innovative behavior at workplace scores (R2 = .478, F = 195.605).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>