Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180417 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Kartika Irnayanti
"Di Indonesia, presentase kasus preeklampsi dan eklampsi tergolong tidak tinggi, hanya 4,8% dari seluruh kelahiran, tetapi memiliki nilai CFR paling tinggi dibandingkan penyebab kematian ibu lainnya, yaitu 1,8%. Oleh karena itu, kasus preeklampsi umumnya akan dirujuk ke Rumah Sakit kelas III, salah satunya adalah RSUD Pasar Rebo. Karena merupakan rumah sakit rujukan, angka kejadian preeklampsi berat (PEB) di RSUD Pasar Rebo selama 5 tahun terakhir (2005-2009) cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsi berat di RSUD Pasar Rebo tahun 2007-2009. Adapun faktor-faktor tersebut terdiri dari umur ibu, jumlah kehamilan (gravida), jumlah kelahiran (paritas), riwayat aborsi, jarak kehamilan, dan kehamilan kembar. Disain penelitian adalah kasus kontrol, menggunakan data rekam medis. Sampel berjumlah 266 kasus dan 266 kontrol, yang dianalisis dengan menghitung nilai odds ratio (OR).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan proporsi terbanyak antara kasus dengan kontrol. Umur ≥ 35 tahun (OR=2,18, 95% CI 1,42-3,34), kehamilan ≥ 5 kali (OR=2,27, 95% CI 1,14-4,50), dan kehamilan kembar (OR=6,78, 95% CI 1,52-30,36) menjadi faktor risiko kejadian preeklampsi berat di RSUD Pasar Rebo. Dinas Kesehatan dan petugas kesehatan, seperti bidan ataupun dokter, yang memberikan pelayanan ANC perlu memberikan informasi mengenai faktor risiko tersebut kepada para ibu hamil.

In Indonesia, the percentage of preeklampsia and eklampsia cases is not considered high, only 4.8% of all births, but it has the highest CFR value than other causes of maternal death, which is 1.8%. Therefore, the cases will generally referred to the third class hospital, one of which is RSUD Pasar Rebo. Because it is a referral hospital, the prevalence of severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo during the last 5 years (2005-2009) is quite high.
This study aims to determine the factors associated with severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo years 2007-2009. The factors consist of maternal age, number of pregnancies (gravida), the number of births (parity), history of abortion, pregnancy interval, and multiple pregnancy. Study design is a case-control study, using medical records data. The number of sample is 266 cases and 266 controls, which were analyzed by calculating the value of odds ratio (OR).
The results showed no difference between the highest proportion of cases and controls. Age ≥ 35 years (OR = 2.18, 95% CI 1,42-3,34), pregnancy ≥ 5 times (OR = 2.27, 95% CI 1,14-4,50), and twin pregnancies ( OR = 6.78, 95% CI 1,52-30,36) significantly associated with severe preeclampsia in RSUD Pasar Rebo. Department of Health and health workers, such as midwives and doctors, who provide ANC services should provide information about those risk factors for pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kieran Pasha Ivan Sini
"Latar Belakang: Preeklamsia digeneralisasikan sebagai gangguan multisimtomatik yang marak pada wanita hamil dengan usia kehamilan 20 minggu. Wanita berisiko mengalami preeklamsia jika mereka memiliki faktor termasuk riwayat keluarga atau gangguan hipertensi terkait kehamilan, dan penyakit ginjal kronis, nulipara, obesitas (IMT lebih dari> 35), riwayat keluarga preeklamsia, riwayat atau kehamilan multifetal saat ini, dan interval kehamilan 10 tahun dari kehamilan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan faktor risiko, semoga menjelaskan pencegahan dan metodologi baru untuk mengurangi risiko, atau mungkin mencegah kondisi tersebut muncul. Metode: Penelitian ini menggunakan rekam medis yang diperoleh dari tahun 2021 dimana rekam medis tersebut berasal dari fokus studi demografi yaitu Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan dianalisis melalui program SPSS. Data yang akan dikumpulkan terkait profil demografi dan factor risiko pasien meliputi usia pasien, risiko penyakit kardiovaskular yang terkonfirmasi, kehamilan sebelumnya, dan level pendidikan. Hasil: Studi ini menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok usia (c2(2) = 7.9, p = 0.019, Cramer's V = 0.152), riwayat penyakit kardiovaskular (c2(2) = 17.32, p < 0.001, Cramer's V = 0.226) dengan kejadian dari preeklampsia. Perbedaan yang signifikan secara statistik pada usia rata-rata juga diamati antara mereka yang menderita preeklampsia dan mereka yang tidak menderita preeklamsia (t(338) = 3,08, p = 0,002). Sementara itu, kehamilan sebelumnya (p = 0,296) dan level pendidikan (p = 0,614) secara statistik tidak berbeda signifikan dengan terjadinya preeklampsia di antara kedua kelompok sampel. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa usia, riwayat penyakit kardiovaskular merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap terjadinya preeklampsia.

Introduction: Preeclampsia is generalized as a multisymptomatic disorder that is prevalent within pregnancies of 20 weeks’ gestation. Women are at risk of preeclampsia if they have factors including a history of familial or pregnancy-related hypertensive disorder, chronic kidney disease, nulliparity, being obese (a BMI over >35), a family history of preeclampsia, history or a current multifetal pregnancy, and a pregnancy interval of 10 years from the previous pregnancy. This study aims to identify possible causes and risk factors, hopefully shedding light towards new preventions and methodologies to somewhat reduce risks, or possibly prevent the condition from ever emerging. Methods: This research uses medical records obtained from the year 2021, where the records originate from the Department of Obstetrics and Gynecology, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo and later analyzed through SPSS. Data that will be collected relating to the patients’ demographic profiles and risk factors includes the age of the patient, confirmed risk of cardiovascular diseases, previous pregnancies, and educational level. Results: This study found that there are statistically significant differences between age groups (c2(2) = 7.9, p = 0.019, Cramer’s V = 0.152), history of cardiovascular disease (c2(2) = 17.32, p < 0.001, Cramer’s V = 0.226) with the occurrence of preeclampsia. A statistically significant difference in mean ages were also observed between those that had preeclampsia and those that did not (t(338) = 3.08, p = 0.002). Meanwhile, previous pregnancies (p = 0.296) and educational level (p = 0.614) was not statistically significantly different to the eventual occurrence of preeclampsia in between the two groups of samples. Conclusion: This study shows that age, history of cardiovascular disease, are significant risk factors towards the occurrence of preeclampsia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Sulistiani
"Sampai saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, menurut SDKI 2012 angka kematian ibu sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Sebagian besar penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, sedangkan penyebab tidak langsung salah satunya adalah anemia. Laporan Riskesdas Tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pengaruh anemia dalam kehamilan adalah risiko terjadi abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim, ancaman dekompensio kordis yang berbahaya bagi jiwa dan keselamatan ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Bekasi Tahun 2013. Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, dengan desain penelitian cross sectional dan Jumlah sampel sebesar 623 ibu hamil.
Hasil analisis menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 38,5%, dengan kadar hemoglobin rata ? rata sebesar 11,336 mg%. Berdasarkan hasil analisis, dari 9 faktor yang diteliti terdapat 1 faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Kabupaten Bekasi tahun 2013, yaitu umur kehamilan. Pada variabel umur kehamilan diperoleh nilai p = 0,000, dengan OR sebesar 2,6 untuk umur kehamilan trimester 2 dan 3,115 pada umur kehamilan trimester 3.

Until now, Indonesia's maternal mortality rate is still very high, according to IDHS 2012 maternal mortality rate of live births 359/100.000. Most of the direct causes of maternal death are hemorrhage, where as indirect causes one of which is anemia. Riskesdas in 2013 states that the prevalence of anemia in pregnant women in Indonesia amounted to 37.1%. Effect of anemia in pregnancy is a risk of miscarriage, preterm labor, fetal growth barriers in the uterus, cardiac dekompensio dangerous threat to the life and safety of the mother.
This study aims to determine the factors - factors related to the incidence of anemia in pregnant women in Bekasi in 2013. Sources of data in this study are secondary data, the cross-sectional study design and the number of samples of 623 pregnant women.
The analysis showed the prevalence of anemia among pregnant women was 38.5%, with a mean hemoglobin level - average of 11,336 mg%. Based on the analysis, 9 factors studied, there is 1 factor associated with the incidence of anemia in pregnant women in Bekasi 2013, the gestational age. At gestational age variables obtained value of p = 0.000, with OR of 2.6 for the second trimester of gestation and 3,115 in the third trimester of gestation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi
"Latar belakang: Pasien preeklampsia mengalami disfungsi endotel sistemik. Manifestasi disfungsi endotel pada ginjal terlihat dengan adanya proteinuria yang dapat diukur menggunakan rasio protein-kreatinin urin. Manifestasi pada jantung terlihat dengan adanya disfungsi sistolik subklinik pada keadaan disfungsi diastolik. Hubungan antara proteinuria dengan fungsi intrinsik ventrikel kiri pada pasien preeklampsia belum diketahui.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan fungsi intrinsik ventrikel kiri dengan rasio protein-kreatinin urin pada pasien preeklampsia.
Metode: Penelitian ini adalah studi korelasi dengan desain prospektif. Subjek penelitian adalah pasien preeklampsia yang akan dilakukan terminasi kehamilan. Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi dan rasio protein-kreatinin urin sebelum melahirkan. Dilakukan evaluasi ekokardiografi 48-72 jam pasca melahirkan. Pemeriksaan ekokardiografi dan rasio protein-kreatinin urin dilakukan kembali pasca nifas. Dilakukan pemeriksaan global longitudinal strain (GLS) secara offline dengan software tertentu.
Hasil Penelitian: Tiga puluh subjek ikut dalam penelitian ini dengan rerata usia adalah 28,5±6,4 tahun. Fungsi intrinsik ventrikel kiri pasien preeklampsia pada penelitian ini mengalami perbaikan, jika dibandingkan dari sebelum melahirkan dengan pasca nifas dengan nilai GLS masing-masing -17,65±2,9% dan 18,75±2,44% (p=0,024). Pada analisis bivariat didapatkan hubungan antara rasioprotein kreatinin urin sebelum melahirkan dengan fungsi intrinsik ventrikel kiri sebelum melahirkan (r= 0,445 p=0,014). Analisis multivariat tetap menunjukkan adanya hubungan antara rasio-protein kreatinin urin sebelum melahirkan dengan fungsi intrinsik ventrikel kiri sebelum melahirkan (r=0,426 p=0,011). Tidak terdapat hubungan antara rasio protein-kreatinin urin sebelum melahirkan dengan perubahan GLS (r=0,157 p= 0,408).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara rasio protein-kreatinin urin sebelum melahirkan dengan fungsi intrinsik ventrikel kiri sebelum melahirkan yang dinilai dengan global longitudinal strain speckle tracking pada pasien preeklampsia.

Background: Preeclampsia (PE) is a complication of pregnancy caused by endothelial dysfunction. One of the manifestation of endothelial dysfunction in PE is glomerular endotheliosis that shown by proteinuria. In this study the parameter for proteinuria is an urine protein-creatinine ratio. The cardiac manifestation of endothelial dysfunction in PE is a subclinic sistolic dysfunction in diastolic dysfunction.
Objectives: To study the correlation of left ventricle intrinsic function with urine protein-creatinine ratio in preeclampsia.
Methods: This is a correlation study with prospective design. The subjects were preeclampsia patients of which the gestation would be terminated. The echocardiography was performed 3 times; prior to delivery, 48-72 hours after delivery and 40-60 day after delivery. Urine protein-creatinine ratio was measured twice; prior to delivery and 40-60 days after delivery. The global longitudinal strain (GLS) was analyzed offline.
Results: Thirty patients were enrolled in this study. The mean ages was 28±6,4 years old. Left ventricle intrinsic function after parturition had improved. GLS before delivery was -17,65±2,9% and after parturition was -18,75±2,44%. Bivariate analysis showed there was a positive correlation between GLS prior to delivery with urine protein-creatinine ratio prior to delivery (r=0,445 p=0,014). Multivariate analysis showed a positive correlation between GLS prior to delivery with urine protein-creatinine ratio prior to delivery. (r=0,426 p=0,011). There was no correlation between urine protein-creatinine ratio prior to delivery with GLS changes (r=0,157 p=0,408).
Conclusion: This prospective study demonstrated there was a moderate correlation between left ventricle intrinsic function (GLS) prior to delivery with urine protein-creatinine ratio prior to delivery.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rindy Agustina
"Salah satu infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu hamil terhadap Provider Initiated Test and Counseling PITC di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo tahun 2017. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode simple random sampling sehingga didapat sampel sebanyak 70 orang. Dari hasil analisis multivariat pada penelitian ini didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap PITC adalah keterpaparan informasi melalui media cetak p=0,002, keterpaparan informasi melalui media elektronik p=0,008, keaktifan dalam kegiatan keagamaan p=0,021 dan dukungan keluarga p=0,038.

One of the infections that should be detected during pregnancy is HIV infection in pregnant women, because of the potential for infected at birth to the baby about 30. This study aimed to determine the attitude of pregnant women to Provider Initiated Test and Counseling PITC at Pasar Rebo Distric Health Center in 2017. This research type is quantitative with cross sectional design. In this research the sampling technique used is simple random sampling method so that get the sample counted 70 people. From the result of multivariate analysis in this research, the factors that influence the attitude of pregnant mother to PITC are the exposure of information through print media p 0,002, the exposure of information through electronic media p 0,008, the activity in religious activity p 0,021 and family support p 0,038.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Yulianti
"Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005, angka kejadian pre-cklampsia beral(PEB) pada ibu hamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta teljadi peningkatan dari l5,2% menjadi 23,6%. Tingginya angka kejadian PEB ini dipcrkirakan karena faktor pendidikan, pekerjaan, umur ibu, paritas, umur kehamilan, riwayat penyakit, dan pemeriksaan antenatal. Oleh karena itu dilakukan Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat pada Ibu I-Iamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta.
Desain penelitian ini adalah case comrol pada 133 kasus ibu dengan pre-eklambsia berat (PEB) dan L33 kontrol ibu dengan non PEB di RSUD Bayu Asih Purwakarta tahun 2004-2005. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor umur ibu, riwayat penyakit, dan pendidikan mempunyai hubungan yang signifikan tcrhadap kcjadian PEB. Sedangkan faktor-faktor pckcqaan, paritas, umur kehamilan, dan pemeriksaan antenatal tidak mempunyai hubungan yang signifikan dcngan kcjadian PEB. Scdangkan faktor yang paling bcrhubungan dengan kejadian PEB adalah riwayat penyakit.
Berdasarkan hal di atas perlu dilakul-can penyuluhan pada ibu hamil (khususnya ibu yang berumur >35 tahun dan primigravida) dan ibu yang telah mengalami PEB agar mampu mendeteksi secara dini gejala dan tanda PEB dan segera kc pclayanan keschatan. Rumah sakit juga harus mclengkapi pengisian data dalam Ele rekam medis pasien agar dapat memberikan tindakan medis yang sesuai dan tepat.

In the year 2004 until 2005, the condition severe preeclampsia to pregnant woman in RSUD Bayu Asih Purwakarta have increase from l5,2% to 23,6%. The reason of the increasing severe preeclampsia is estimated because factors education, job, mother age, parity, pregnant age, illness and antenatal care. Because of that, need analysis the factors that relationship between severe preeclampsia to pragnent womant in RSUD Bayu Asih Purwakarta.
The design of this research is case control, to 133 case mother with severe precclampsia and 133 control mother non severe preeclarnpsia in RSUD Bayu Asih Purwakarta year 2004-2005. The data analysis uses logistic regression analysis.
This research found that factors mother age, illness, and education have relationship between severe preeclampsia. About factors job, parity, age pregnant, and antenatal care don?t have relationship between severe preeclampsia. The illnes is the most relationship factor to become severe preeclampsia.
According to the matter above, pregnant woman (specially age more than 35 year and primigravida) and pregnant woman with several preeclampsia, they need information about syndrom and sign several preeclampsia so they can search the health sen/ice. The hospithal must doing the full report information about medical clinilc patient, so they can get the comprehensif health service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauliddya Rahmadina
"Tesis ini membahas faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu hamil di RSUD Pasar Rebo. Preeklamsia merupakan penyebab utama urutan kedua kematian ibu setelah perdarahan di Kota Jakarta Timur, yang proporsinya terus mengalami peningkatan. Penyebab preeklamsia belum diketahui secara pasti. Faktor risiko preeklamsia sebagian besar dapat dicegah jika diketahui lebih awal dan diberikan pencegahan tepat waktu untuk mengurangi angka kejadiannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kasus kontrol dengan jumlah sampel kasus 353 sampel dan kontrol 709 sampel. Populasi sampel yang diambil adalah semua ibu hamil yang mengunjungi Poli Kebidanan RSUD Pasar Rebo. Sumber data pada penelitian ini adalah data primer rekam medis pasien di RSUD Pasar Rebo. Faktor yang diteliti adalah usia, obesitas, primigravida, riwayat hipertensi, riwayat preeklamsia, dan kunjungan ANC. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara preeklamsia dengan usia (OR=1,42), obesitas (OR=2,55), primigravida (OR=1,95), riwayat hipertensi (OR=7,59), kunjungan ANC (OR=0,53). Sedangkan faktor riwayat preeklamsia tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian preeklamsia. Faktor risiko yang paling dominan pada penelitian ini adalah ibu hamil primigravida dan memiliki riwayat hipertensi (OR =4,2)

This thesis discusses the risk factors for the incidence of preeclampsia in pregnant women at Pasar Rebo District Hospital. Preeclampsia is the second leading cause of maternal death after bleeding in East Jakarta City, the proportion of which continues to increase. The cause of preeclampsia is not known with certainty. The risk factors for preeclampsia can largely be prevented if known early and provided timely prevention to reduce the incidence. This research is a quantitative study with a case control approach with 353 sample cases and 709 sample control. The sample population was all pregnant women visiting the Pasar Rebo Midwifery Polyclinic. The source of data in this study is primary data of medical records of patients at Pasar Rebo District Hospital. Factors studied were age, obesity, primigravida, history of hypertension, history of preeclampsia, and ANC visit. The results showed a significant relationship between preeclampsia and age (OR = 1.42), obesity (OR = 2.55), primigravida (OR = 1.95), history of hypertension (OR = 7.59), ANC visit (OR = 0.53). While the history of preeclampsia has no significant relationship with the incidence of preeclampsia. The most dominant risk factor in this study was primigravida pregnant women and had a history of hypertension (OR = 4,2)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imtinan Marsa Sancaya
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi anemia ibu hamil yang tergolong tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain. Padahal anemia pada ibu hamil menyumbang 40% penyebab kematian ibu yang tinggi di Indonesia, selain itu juga berdampak pada pertumbuhan janin yang terhambat, meningkatkan risiko BBLR dan bayi lahir prematur, serta mengakari stunting dan anemia dini. Salah satu cara yang direkomendasikan oleh WHO untuk mencegah anemia pada ibu hamil adalah melakukan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) oral setiap hari sebagai bagian dari perawatan antenatal pada ibu hamil. Kemenkes (2015) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan sebagai bentuk pencegahan anemia. Berdasarkan survei SDKI 2017, provinsi dengan tingkat konsumsi TTD terendah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara (14%) disusul dengan Provinsi Sumatera Utara (15%). Pada hasil riset SDKI 2012 sebelumnya Provinsi Sumatera Utara juga berada di posisi 4 terendah konsumsi TTD ibu hamil sesuai anjuran, dengan persentase 8,7%. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan data yang diambil adalah data sekunder SDKI 2017 di Provinsi Sumatera Utara dengan sampel sebanyak 464 orang. Variabel dalam penelitian adalah: umur, pekerjaan, pendidikan, wilayah tempat tinggal, paritas, jarak antar kelahiran, frekuensi ANC, jenis tenaga dan tempat pemeriksaan kehamilan, dan ketersediaan TTD di rumah. Hasil analisis univariat adalah ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan bahwa lebih banyak persentase ibu yang masuk dalam kelompok umur berisiko, memiliki pendidikan rendah dan menengah, dengan status bekerja, tinggal di perkotaan, memiliki riwayat paritas multipara, memiliki jarak antar kelahiran ≥24 bulan, frekuensi ANC ix Universitas Indonesia sesuai, nakes sebagai tenaga ANC, faskes sebagai tempat ANC dan memiliki ketersediaan TTD di rumah. Hasil dari penelitian bivariat menunjukkan tiga variabel terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu mengonsumsi TTD yakni pendidikan (p=0,002, OR=2,153), paritas (p=0,020, OR=3,544) dan frekuensi ANC (p=0,001, OR=2,419). Sedangkan variabel yang tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara lain umur (p=0,444), pekerjaan (p=0,236), wilayah tempat tinggal (p=0,523), jarak antar kelahiran (p=0,968), tenaga ANC (p=0,517), tempat ANC (p=1,000) dan ketersediaan TTD di rumah (tidak dapat dianalisis). Saran bagi instansi terkait dapat melakukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi rendahnya tingkat pendidikan wanita di Sumatera Utara, menggencarkan promosi dan informasi TTD di sosial media, menggencarkan penyuluhan dan edukasi mengenai KB, membuat program layanan tambahan mengenai TTD untuk ibu hamil dengan pendidikan rendah. Selain itu bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang lebih baik dari segi pengujian data, metode dan sumber data.

Compared to other developing countries, Indonesia is one of the high prevalence countries with anemia among pregnant women. Whereas anemia in pregnant women causes 40% of high maternal mortality in Indonesia, it also impact on retarding fetal growth, increasing the risk of low birth weight and premature birth, as well as rooting stunting and early anemia. WHO recommends to prevent anemia in pregnant women by iron supplementation every day as part of antenatal care. Kemenkes RI (2015) recommends pregnant women to consume a minimum 90 tablets of iron supplement during pregnancy as a form of anemia prevention. Based on the IDHS 2017 survey, the province with the lowest level of iron consumption was Southeast Sulawesi (14%) followed by North Sumatra (15%). In the previous 2012 IDHS research results, North Sumatra was also in the 4th lowest position in the consumption of iron for pregnant women with 8.7%. Thus, the purpose of this study was to determine what factors influence the adherence to Iron Supplement consumption. This can be seen from several factors such as age, occupation, education, area of residence, parity, distance between births, frequency of ANC, type ANC workers, ANC place, and availability of iron tablets at home. This study uses a cross sectional design and using secondary data from the IDHS 2017 in North Sumatra with a sample of 464 people. The results of univariate analysis were pregnant women in North Sumatra showed that there was a higher percentage of mothers who belonged to the risk age group, had low and secondary education, working, lived in urban areas, multiparity parity, had a birth interval of 24 months, the frequency of ANC appropriate, health workers as ANC personnel, health facilities as ANC places and have the availability of iron tablets at home. The results of bivariat analysis showed that three variables were statistically proven to have a significant relationship with adherence of taking iron tablets among pregnant women, such as education (p=0.002, OR=2.153), parity (p=0.020, OR=3.544) and frequency of ANC (p=0.001, OR =2.419). xi Universitas Indonesia While the variables that did not show a significant relationship were age (p=0.444), occupation (p=0.236), area of residence (p=0.523), distance between births (p=0.968), ANC personnel (0.517), ANC location (p=1,000) and availability of iron at home (can not be analyzed). From this study there is some suggestions for the government can collaborate across sectors to overcome the low level of women's education in North Sumatra, intensify promotion and information on iron tablets on social media, intensify counseling and education about family planning, create additional service programs regarding iron tablets for pregnant women with low education. In addition, other researchers can do better research in terms of testing data, methods and data sources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Safitri Fatiah
"Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan antepartum pada ibu hamil di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2012. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil di Kabupaten Tangerang tahun 2011 adalah perdarahan antepartum sekitar 4%. Hal ini menarik minat peneliti untuk mengetahui faktor penyebab kejadian perdarahan antepartum pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara menganalisa data rekam medik. Hasil Penelitian menemukan bahwa pendidikan, usia, frekuensi hamil, dan kadar Hb berhubungan dengan kejadian perdarahan antepartum.

This study analyzed factors related to the incidence of antepartum haemorrhage in pregnant women at the General Hospital Tangerang district in 2012. One of the causes of death in pregnant women in Tangerang regency in 2011 was antepartum haemorrhage as big as 4%. We would like to determine the reasons the incidence of antepartum haemorrhage in pregnant women. This study uses a quantitative method by analyzing medical records. Research found that education, age, frequency of pregnancy, and Hb levels associated with the incidence of antepartum haemorrhage."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Wicaksono
"Stunting berdasarkan tinggi badan anak di bawah normal setelah 1000 hari pertama kehidupan dapat dicegah dengan menangani faktor risiko stunting pada ibu hamil yakni gizi dan depresi selama kehamilan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan faktor risiko stunting pada ibu hamil yakni kemampuan adaptasi ibu hamil dan dukungan sosial suami. Penelitian cross-sectional 118 ibu hamil dan suami dengan quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara LiLA, adaptasi ibu hamil (fisiologis, fungsi peran, dan interdependen), dukungan sosial suami, pendidikan ibu hamil, pekerjaan ibu hamil, dan kehamilan direncanakan dengan depresi kehamilan serta hubungan signifikan antara pekerjaan ibu hamil dengan LiLA (p value<0,05). Temuan kejadian membuktikan tindakan preventif dan promotif perlu lebih ditingkatkan sehingga memberikan hasil yang efektif dengan dibuktikan oleh penelitian di kemudian hari.

Stunting based on the child's height after the first 1000 days of life can be prevented by addressing the risk factors for stunting in pregnant women, namely nutrition and depression during pregnancy. Factors related to risk factors for stunting in pregnant women are the adaptability of pregnant women and husband's social support. This cross-sectional study of 118 pregnant women and husbands with quota sampling. The results showed a significant relationship between LiLA, adaptation of pregnant women (physiological, role function, and interdependent), husband's social support, education of pregnant women, work of pregnant women, and planned pregnancy with pregnancy depression as well as a significant relationship between the work of pregnant women and LiLA (p. value <0.05). The incident findings prove that preventive and promotive actions need to be further improved so as to provide effective results as proven by future research."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>