Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107659 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harahap, Syaifudin
"Pasar modal Indonesia merupakan salah satu sarana investasi yang berkembang sangat pesat sejak tahun 1988. Perkembangan pesat ini dapat dilihat dan jumlah transaksi yang terus meningkat , banyaknya perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat. dan bertambah banyaknya pelaku pasar modal lainnya seperti pialang dan investor.
Terdapat berbagai jenis investor seperti investor perorangan, yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi dsb. Setiap investor mempunyai ciri-ciri dan tujuan tertentu yang berbeda, namun pada dasarnya tujuan utama investasi adalah meningkatkan kekayaan investor. Salah satu jenis investor yang banyak melakukan investasi dalam pasar modal Indonesia adalah perusahaan asuransi. PT.X merupakan salah satu perusahaan asuransi milik negara yang cukup besar.
PT. X dapat memilih berbagaï alternatif investasi baik investasi dengan resiko rendah maupun investasi dengan resiko tinggi, investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Pasar modal Indonesia merupakan sebuah alternatif investasi yang semakin berperan dalam PT. X dimana hal ini ditandai dengan peningkatan investasi PT. X dalam pasar modal secara drastis dalam tahun 1990.
Penurunan harga saham tercermin dalam penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Penurunan harga saham, menyebabkan perusahaan memperoleh kerugian potensial sehingga menyebabkan nilai kekayaan saham PT. X berkurang cukup besar. Penurunan kekayaan ini terjadi secara perhitungan saja dan hanya akan terjadi jika perusahaan menjual saham-sahamnya.
Dilain pihak penghasilan dari saham yang nyata dapat berupa capital gain dan dividen. Capital gain dan dividen yang dìperoleh oleh perusahaan merupakan penghasilan yang sudah direalisasikan. Penghasilan ini merupakan penghasilan yang benar?benar meningkatkan kekayaan PT. X.
Evaluasi kinerja terhadap investagi saham PT. X dapat dilakukan dengan melihat beberapa pendekatan antara lain dengan melihat penghasilan nyata yang diterima perusahaan, melihat penghasilan nyata dan laba/ rugi potensial maupun dengan membandingkan portfolio saham yang dimiliki dengan saham-saham di pasar modal. Saham-saham yang dimiliki perusahaan dapat dibandingkan dengan saham-saham di pasar modal dengan menggunakan pendekatan indeks harga. Perbandingan IHSG dengan indeks harga saham PT. X (IHSA) dapat menunjukkan apakah kinerja saham yang dimiliki PT. X lebih baik/buruk dibandingkan pasar modal.
Kinerja saham individu yang dimiliki PT. X dapat lebih baik/buruk dari kinerja portofolio saham PT. X. Dalam me lakukan investasi PT. X harus membeli saham individu yang mempunyai kinerja lebih baik dan menjual saham yang mempunyai kinerja atau kurang baik khususnya saham yang mempunyai resiko tinggi tapi memberikan tingkat hasil yang rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Velianna Christanty
"Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor dalam memutar dananya untuk memperoleh keuntungan. Berinvestasi di bursa saham dalam rangka mencari keuntungan mengakibatkan para investor berusaha menekan faktor-faktor penenentu yang mempengaruhi imbal hasil saham.
Dalam analisis keuangan, kondisi keuangan tidak hanya dilihat pada suatu waktu tertentu, tetapi juga dievaluasi pola dan keterkaitan dari waktu ke waktu. Komposisi dan rasio keuangan digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Karya akhir ini berisi peneitian yang membahas pengaruh antara analisa laporan keuangan khususnya rasio keuangan terbadap imbal hasil saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta pada periode 1995-1997, 1998-2000, dan 1995-2000.
Data-data yang digunakan adalah Laporan Keuangan dan Laba Rugi per 31 Desember tahun 1995-2000 yang kemudian dihitung rasio-rasio keuangannya, deviden yang dibayarkan tahun 1995-2000 dan harga saham penutupan akhir tahun 1994-2000. Dengari menggunakan penelitian Machlbedz (1994) sebagai acuan penentuan rasio keuangan maka dipilih kategori raslo keuangan bagi perusahaan besar, karena diasumsikan bahwa pemisahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di pasar modal merupakan perusahaan yang tergolong besar dan berdiri sejak kurun waktu yang cukup lama. Terdapat sembilan belas rasio keuangan yang dipergunakan dalam penelitian termasuk salah satu diantaranya adalah rasio EPS yang merupakan variabel yang signifikan pada penelitian sebelumnya (tahun 1994-1997) yang dilakukan oleh Sdr. R. Riza Rusdianto terlepas dari nilai Durbin Watson test-nya.
Tahap awal dari analisis yang dilakukan adalah dengan meregresikan semua variabel bebas tersebut terhadap imbal hasil saham sesuai dengan periodenya masing-masing. Karena terdapat efek serial correlations maka semua variabel bebas dan terikat tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu dengan menggunakan metode Prais Winsten Transformation untuk menghilangkan efek serial correlation. Setelah diketahui tidak ada efek serial correlations maka untuk memperoleh variabel-variabel yang signifikan terhadap imbal hasil saham pada tingkat a = 0,05 dipergunakan regresi stepwise. Dan sebagai Iangkah terakhir adalah mentransformasi ulang konstanta dan koefisien dan variabel-variabel bebas yang signifikan. Pentransformasian ulang dipergunakan untuk memperoleh persamaan multiregresi yang valid dalam memprediksi imbal hasil saham.
Variabel signifikan yang dihasilkan dari regresi stepwise ini adalah variabel Earnings Per Share (BPS) dan Quick Aktiva/Aktiva Total untuk periode 1995-1997; variabel PER untuk periode 1998-2000; varabel Aktiva Lancar/Sales, PER dan EPS. untuk periode 1995-2000. Semua variabel signifikan tersebut mempunyai probability berkisar antara 0,000 ? 0,032, bebas dari efek serial correlations karena nilai Durbin Watson test berkisar antara 1,757 ?2,074 dan nilai VIF yang mendeteksi tentang ada atau tidaknya multicollinierity juga cukup bagus yaitu berkisar antara 1,000 ? 1,047 jauh dibawah 5.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah rasio keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham dimasa yang akan datang walaupun R Square dibawah 50%, Para investor dapat menggunakan rasio keuangan terutama EPS dan PER sebagai salah satu alat untuk mendukung pengambilan keputusan investasi di BEJ pada saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan bagi para pengusaha harus Iebih melaksanakan efisiensi dalam operasional perusahaannya sehingga memperoleh positif earnings yang dapat dipergunakan untuk menutup semua kewajiban-kewajibannya dan meningkatkan performancenya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangalila, Fabian
"Pasar modal Indonesia telah mengalami pasang-surut, masa keemasan bullish maupun bearish yang Sampai Saat ini masih berkepanjangan. Meskipun hampir dapat dipastikan tentu saja pasar modal kita akan kembali mengalami era bullish sejalan dengan life cycle suatu pasar yang sifatnya cukup alami. Di samping itu pasar modal merupakan suatu pilihan investasi yang tersedia bagi masyarakat di antara berbagai kemungkinan alternatif investasi lainnya.
Semakin berkembangnya pasar modal suatu negara, maka kebutuhan untuk memperoleh informasi yang akurat dan tepat semakin diperlukan dalam menganalisis suatu harga saham. Fiai ini berkaitan erat dengan tujuan akhir para investor yakni mengharapkan tingkat pengembalian investasinya yang positif.
Semakin besar tingkat pengembalian investasi yang diharapkan para pemilik modal, tentu akan dibarengi oleh semakin tingginya tingkat resiko (no risk no gain) yang dihadapi. Dalam hal investasi saham, satu masalah yang sangat mendasar adalah bagaimana investor mengolah seluruli informasi / data yang didapat untuk kemudian mengolah sena melakukan analisis yang komprehensif dan matang sebelum investor dapat menganibil keputusan membeli, menahan ataupun menjual suatu saham. Adapun informasi mengenai perusahaan PerUSaha publik selain diberikan oleb perusahaan yang bersangkutan, dapat juga diperoleh dan bçrbagai macam sunibcl lainnya. Selain ku, untuk memastikan akurasi dan informasi yang diberikan oleh perusallaan publik, seorang analis saham juga dapat melakukan konfirmasi mengenai suatu informasi dan sumber-sumber di luar perusahaan yang bersangkutan. Bisa disebut di smi antara lain sumber-sumber informasi yang dapat digall dan inedia massa (dalam dan luan negeni); Bloomberg, Reuters dan RTI; Bino Pusat Statistik; Bank indonesia; Internet dun media elektronik lainnya organisasi lndustri sajngan / kompetitor dan perusahaan publik tersebut. Dengan rnemiliki sumber informasi yang lengkap mengenal suatu perusahaan / saham, maka para investor baik individual maupun institusional dapat mengolah data informasi tersebut dan kemudian berangkat dali analisis tersebut seorang anaiis saham, strategist maupun manajer pengelola dana alcan dapat berusaha mengalahkan pasar.
Analisis fundamental dapat dilakukan mulai dan analisis ekonotni makro, analisis industri perusahaan serta analisis perusahaan itu sendiri. Berhubung cukup luasnya cakupan dalam analisis fundamental itu sendiri, maka penulis mencoba mempersemPit coverage analisis fundamental tersebut ke dalani hal analisis penilalan harga wajar sua.tu saham. Jadi analisis yang dilakukan banyak menyangkut kondisi dan kineija perusahaan di masa lalu, sekarang serta memperkirakan prospek perusahaan di masa yang mendatang. Dalam analisis terhadap nilai wajar guata saham dapat digunakan berbagai model penilaìan. Dalam karya tulis ini kami memulih Discounted Cash Flow Mode! serta Economic Value Added Model sebagai model penilaian suatu saham yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini.
Dalam melakukan suatu analisa maka seorang fundamentalist akan beranggapan dengan menganalisis strategi pengembangangan perusahaan, manajemen, produk, posisi keuangan dan lain-lainnya, maka sudah cukup untuk melakukan analisis suatu saham untuk menentukan apakah saham tersebut undervalued ataupun overvalued. Sehingga kurang signifikan bagi seorang analis saham aliran tersebut untuk mempelajari pergerakan harga sahamnya sebagaimana dilakukan para analis teknikal. Sementara itu para analis teknikal ataupun chartist beranggapan bahwa mereka tidak pertu mengetahui kondisi perusahaan untuk memprediksi harga suatu saham di masa yang mendatang. Mereka yang masuk dalam kelompok ¡ni berasumsi bahwa dengan mempelajari pergerakan harga volume dan pola-pola grafik beserta indikator-indikator teknikalnya maka analisis sudah dapat dilakukan.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan, terlihat bahwa harga saham HMSP ini pada akhir X9 lebih tinggi dan tillai wajar (intrinsic value) yang dihitung melalui metode DCF. Sehingga keputusan yang sebaiknya diambil oleh investor adalah SELL / menjual saKam yang dimilikinya dengan catatan jika tujuan investor adalah jangka panjang maka ¡nvestor boleh HOLD ataupun dapat melakukan bargain hunting sahalfl HMSP dalam suatu time frame yang lebih singicat untuk kemudian menahannya dengan tujUafl investasi jangka panjang. Catatan ini diperlukan karena saham consumer goods pada umumnya serta saham HMSP pada khususnya dapat digolongkan saham yang cukup defensif terutama mengingat budaya merokok yang kental pada bangsa Indonesia.
Dari analisis fundamental dan teknikal yang dilakukan dapatlah ditarik kesimpulan bahwa kedua analisis tersebut dapat saling mendukung. Tentu saja dengan time frame yang berbeda juga dengan berjalannya waktu kesimpulan tersebut sewaktu-waktu dapat berubah. Selain ¡tu jika dengan adanya perubahan asumsi yang cukup mendasar maka dengan angica angka proyeksi yang berbeda dapat pula dicapai kesimpulan yang berbeda. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawar Dewi
"Menurut random walk theory harga saham bersifat bebas (independent) dan tetap (stationary) terhadap waktu. Berdasarkan teori tersebut diyakini bahwa jangka waktu investasi tidak akan mempengaruhi resiko dan komposisi portofolio saham. Pendapat ini menentang berlakunya teori time diversifIcation, yang menerangkan bahwa resiko akan semakin berkurang dengan meningkatnya jangka waktu investasi. Para praktisi yang mendukung teori time diverxiflcution memberikan argumen dengan berdasarkan kondisi pasar yang sangat komplek, yaitu:
- Return saham tidak selalu independent dari waktu ke waktu
- Covariance tidak selalu nol dan akan bervariasi dan waktu ke waktu.
Hal diatas menyebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai teori time diversification. Terlepas dari pro dan kontra terhadap teori nine diversifIcation di luar negeri, perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi teori tersebut di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja pada kelompok saham berkapitalisasi besar dan kecil secara individu. Selanjutnya tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham.
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data IHSI per akhir bulan sampel saham selama bulan Juli 1992 sampai Juni 1997. Penentuan waktu observasi berdasarkan kondisi pasar modal di Indonesia dalam kondisi yang balk sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk 4 investment horizon, yaitu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
Untuk mengetahui kinerja saham dihitung parameter kinerja setiap saham, yaitu holding period return dan standard deviation masing-masing saham untuk setiap investment horizon. Untuk melakukan perbandingan kineira terhadap jangka waktu investasi dilakukan annualisasi masing-masing parameter terlebih dahulu. Selanjutnya nilai annualized dan masing-masing parameter tersebut dibandingkan terhadap investment horizon, Hasil perbandingan ¡ni untuk menjawab pertanyaan pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja saham secara individual.
Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu investasi terhadap kinerja dan komposisi portofolio saham, maka dibentuk portofolio yang disusun dari 2 kelompok saham, yaitu small stock dan large stock Dilakukan perbandingan kinerja portofolio dari kedua kelompok saham tersebut dengan membandingkan portofolio optimal untuk setiap peniode investasi. Portofolio optimal dibentuk berdasarkan nilai reward to variability maksimal untuk setiap periode investasi. Selanjutnya rasio tersebut dibandingkan terhadap investment horizon. Terakhir dilakukan pembentukan portafolio dan risky asset/small stock & large stock) dan risk free asset (SW). Komposisi dari kedua kelompok asset tersebut dibandingkan terhadap investment horizon.
Hasil penelitian dinyatakan dalam 3 perspektif, yaitu kinerja saham secara individual, kinerja portofolio yang disusun dan 2 kelompok saham dari kinerja portofolio dan risky asset dan risk free asset. Kinerja saham secara individual menunjukan, baik untuk small stock dan large stock, kinerja akan semakin menurun dengan semakin meningkatnya peniode investasi. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya nilai return saham terhadap peningkatan investment horizon, sementara nilai standard deviation mengalami peningkatan akibat meningkatnya investment horizon.
Kinerja portofolio yang di susun dari small stock dan large stock rnenunjukan kinerja yang semakin menurun dengan semakin meningkatnya investment horizon. Hal ini dilihat dari rasio reward to variability yang semakin berkurang dengan semakin meningkatnya periode investasi. Hal ini disebabkan karena tezjadinya peningkatan resiko portofolio, yang ditandai dengan meningkatnya deviasi standar portofolio. Koefisien korelasi antara kedua kelompok aset yang positif dan semakin besar dengan meningkatnya jangka waktu investasi, menyebabkan diversifikasi kedua kelompok aset tersebut tidak efktif dalam mengurangi resiko.
Komposisi portofolio yang disusun dari risky asset, yaitu portofolio saham, dan risk free asset, yaitu Sertifikat Bank Indonesia. menunjukan besarnya alokasi dana yang ditempatkan untuk risky asset semakin menurun dengan meningkatnya periode investasi, Hal ini berarti bahwa akan lebih menguntungkan untuk meLakukan investasi dalam bentuk risk free asset dengan semakin bertambahnya jangka waktu investasi. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.F. Christiningrum
"ABSTRAK
Sejak digulirkannya Paket Deregulasi Pasar Modal (Keputusan Presiden No. 80 Tahun 1988) dan adanya fenomena pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kawasan Asia Tenggara, mengakìbatkan perkembangan dan aktivitas Pasar Modal meningkat dengan sangat pesat. Perkembangan ini juga menyebabkan semakin banyaknya alternatif investasi yang ditawarkan kepada pemilik dana, dan salah satunya yang sangat populer ditawarkan adalah saham yang merupakan salah satu komoditas yang mewakili kelompok ?Surat Berharga?.
Alasan investor menanamkan dananya pada komoditas tertentu adalah ekspektasinya terhadap tingkat pengembalian yang maksimal yang dapat diperolehnya pada akhir masa investasi setelah memperhitungkan resiko yang harus dibadapinya. Pada saham selain pembagian dividend, pemilik saham juga mempunyai kesempatan mendapatkan penghasilan dan Capital Gain yang merupakan selisih harga jual diatas harga belinya. Namun sebelum seorang investor yang sukses (Intelligent Speculation) menanamkan dananya, terlebih dahulu harus melakukan analisa yang mendalam dengan menggunakan fakta serta informasi untuk menseleksi berbagai sekuritas yang ditawarkan, Terdapat berbagai pendekatan untuk melakukan proses ini, tetapi dalam karya akhir ini penulis menekankan pada analisa fundamental saja, dimana analisa ini mempelajari hubungan antara harga saham dan kondisi fundamental perusahaan. Karena pada dasarnya nilai saham mencerminkan nilai perusahaan (value of the firm) tidak hanya pada satu saat tertentu tetapi juga meliputi harapan (ekspektasi) akan kemampuan perusahaan dimasa yang akan datang.
Bank XYZ sebuah perusahaan yang telah go publik, dalam penulisan ini dipilih sebagal perusahaan yang akan dipakai sebagai obyek penelitian, dengan pertimbangan kondisi fundamentalnya yang baik dan tergolong sehat menurut penilaian Bank Indonesia. Tahap analisa yang dilakukan diawali dengan pembuatan proyeksi laba bersih dua tahun kedepan dengan melihat kondisi masa lalu dan asumsi-asumsi terhadap prediksi masa yang akan datang, dilanjutkan dengan analisa pesaing terhadap lima bank yang dianggap menjadi pesaing utamanya. Hasil perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk membuat penilaian atas nilai itrinsik saham Bank XYZ.
Hasil analisa Price Earning Ratio dua tahun kedepan yang cukup baik, Price to Book Value (PBV) yang moderate serta Deviden Yield yang tidak terlampau tinggi namun harga saham tetap stabil diatas rata-rata harga pesaingnya memberi indikasi bahwa saham bank XYZ masih diminati dan dinilai tinggi oleh investor. Hal ini ditunjang oleh kondisi perusahaan yang tetap menerapkan konsep prudent banking dengan tetap menjaga kualitas aktìva produktifnya Pada tingkat pertumbuhan yang konservatif namun hasil yang maksimal, mengembangkan sumber daya yang dimilikinya, serta meminimalisasi resiko tidak sistematis (Unsystematic Risk) yang dimilikinya melalui diversifikasi usaha ke bentuk jasa pembiayaan antan lain seperti Leasing, anjak piutang, asuransi, melakukan joint venture dengan Sumitomo Bank seria rnenjatankan usaha perdagangan sekuritas.
Setelah melalcukan analisa atas saham Bank XYZ rekomendasi yang diberikan bagi calon investor terhadap saham ¡ni adalah BELI (BUY) karena PER yang tinggi dimasa depan memberikan indikasi bahwa Estimated Value dimasa yang akan datang masih lebìh tinggi dari Market Price masa sekarang, sangat besar kemungkinan bahwa investor alcan memperoleh Capital Gain dari transaksi saham ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Puti Safira
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Islamic financial literacy dan personality traits melalui pendekatan theory of planned behaviour yang dimodifikasi terhadap intensi berinvestasi di pasar saham oleh masyarakat Muslim Indonesia. Data penelitian ini diolah menggunakan metode PLS-SEM melalui SmartPLS 3.3.3. Penelitian ini menemukan bahwa attitude, subjective norms, dan personality traits memiliki pengaruh langsung yang signifikan positif terhadap intention to invest, financial self-efficacy dan Islamic financial literacy tidak memiliki pengaruh langsung yang signifikan pada intention to invest, Islamic financial literacy secara langsung dapat mempengaruhi personality traits secara signfikan positif, Islamic financial literacy memiliki pengaruh signifikan positif terhadap intention to invest pada saat dimediasi oleh attitude dan personality traits, serta financial selfefficacy tidak mampu memberikan efek mediasi dan moderasi dalam hubungan personality traits terhadap intention to invest.

This study aims to determine the effect of Islamic financial literacy and personality traits through a modified theory of planned behavior approach to the intention to invest in the stock market by Indonesian Muslims. The data of this study were processed using the PLS-SEM method through SmartPLS 3.3.3. This study found that attitude, subjective norms, and personality traits have a significant positive direct effect on intention to invest, financial self-efficacy and Islamic financial literacy do not have a significant direct effect on intention to invest, Islamic financial literacy can significantly positive affects personality traits, Islamic financial literacy has a significant positive effect on intention to invest when mediated by attitude and personality traits, and financial self-efficacy is not able to provide mediating and moderating effects in the relationship between personality traits and intentions to invest."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lambey, David
"ABSTRAK
Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat walaupun relatif
Iebih lambat dibandingkan dengan negara - negara di Asia Tenggara lainnya, seperti
Singapura dan Malaysia. Tetapi perkembangan yang pesat ¡ni tidak didukung pengetahuan
masyarakat yang baik tentang pasar modal dan teknik - teknik analisa investasi khususnya
Dalam kondisi kinerja Bursa Efek Jakarta yang semakin terpuruk saat ¡ni, pengetahuan akan
teknik -teknik analisis investasi semakin dibutuhkan masyarakat karena terbuka suatu
kesempatan untuk memperoleh saham suatu perusahaan yang baik kinerjanya dengan harga
yang jauh lebih rendah daripada harga intrinsiknya.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis implementasi teknik Warren Buffett
dalam keputusan investasi saham di Indonesia. Teknik Warren Buffett menggabungkan antara
analisis kuantitatif yang dikembangkan Benjamin Graham dengan analisis kualitatif yang
díkembangkan Philip Fisher. Analisis implementasi teknik Warren Buffett pada keputusan
investasi di Bursa Efek Jakarta dibagi menjadi dua tahapan besar, yaitu:
1. Tahapan pertama adalah membentuk portfolio berdasarkan teknik Warren Buffett.
Portfolio yang terbentuk pada tahapan pertama terdiri dan lima perusahaan (Daya Guna
Samudera, Indosat, Jaya Real Property, Surya Toto dan Tambang Timah).
2. Tahapan Kedua adalah mengukur kinerja dan resiko portfolio yang terbentuk dan
membandingkannya dengan pasar. Pengukuran kinerja portfolio dan pasar menggunakan
dua metode, yaitu metode holding period return dan return - Tisk adjusted. Resiko yang
diperhitungkan meliputi resiko sistematik dan non-sistematik. Selain itu, periode yang
digunakan dibagi dua, yaitu periode sebelum pemerintah (Bank indonesia) inencabut band
intervensi terhadap nilai tukar mata uang Rupaih dan periode sepanjang tahun 1997.
Dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa portfolio yang dibentuk mempunyai
tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian pasar baik untuk
metode holding period return dan retrun - risk adjusted maupun untuk periode sebelum
pemerintah mencabut kurs intervensi (kondisi normal) maupun sepanjang tahun 1997.
Portofolio juga memiliki tingkat resiko yang lebih rendah dibandingkan pasar untuk dua
periode berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik Warren Buffett dapat
diimplementasikan pada Bursa Efek Jakarta. Walaupun demikian ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi analisis, yaitu kondisi fundamental masing - masing perusahaan, penggunaan
metode akuntansi yang berbeda, penggunaan data historis, krisis keuangan dan kondisi pasar
modal yang relatif masih muda. Untuk itu ada pula saran - saran untuk mengoptimalkan
implementasi teknik Warren Buffett, yaitu: analisis prinsip usaha dan manajemen,
penyesuaian current earning untuk memberikan prediksi pertumbuhan dan owner?s earning di
masa depan dan memasukkan hutang dalam mata uang asing sebagal salah satu faktor
pertimbangan.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeconiah Hashfi Baronna
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas underreaction akibat bias konservatisme dan
overreaction akibat representativeness heuristic terhadap informasi earning
selama periode 2008-September 2014 pada Bursa Efek Indonesia. Metoda yang
digunakan adalah menguji strategi membeli saham dengan pertumbuhan EPS
tinggi dimasa lalu dan menjual saham dengan pertumbuhan EPS yang rendah ,
untuk periode: 4, 8, 12 kuartal dengan masa kepemilikan 3,6, 9, 12 bulan.
Hasilnya menunjukkan bahwa ke 12 strategi tersebut tidak menghasilkan
abnormal return positif secara statistik, bahkan satu strategi menghasilkan
abnormal return negatif yang signifikan, yang mengindikasikan adanya
representativeness heuristic.

ABSTRACT
This study discusses underreaction stemming from the conservatism bias and
overreaction due to the representativeness heuristic for earnings information
during the period 2008-September 2014 on the Indonesia Stock Exchange. The
method is examines trading strategies of buying past high EPS growth of stocks
and selling past low EPS growth of stock, over 4, 8, 12 quarters with the holding
period of 3.6, 9, 12 months. The results showed that all 12 of these strategies did
not produce a statistically significant positive abnormal return, even one strategy
generates significant negative abnormal returns, which indicate the presence of
representativeness heuristic.;This study discusses underreaction stemming from the conservatism bias and
overreaction due to the representativeness heuristic for earnings information
during the period 2008-September 2014 on the Indonesia Stock Exchange. The
method is examines trading strategies of buying past high EPS growth of stocks
and selling past low EPS growth of stock, over 4, 8, 12 quarters with the holding
period of 3.6, 9, 12 months. The results showed that all 12 of these strategies did
not produce a statistically significant positive abnormal return, even one strategy
generates significant negative abnormal returns, which indicate the presence of
representativeness heuristic.;This study discusses underreaction stemming from the conservatism bias and
overreaction due to the representativeness heuristic for earnings information
during the period 2008-September 2014 on the Indonesia Stock Exchange. The
method is examines trading strategies of buying past high EPS growth of stocks
and selling past low EPS growth of stock, over 4, 8, 12 quarters with the holding
period of 3.6, 9, 12 months. The results showed that all 12 of these strategies did
not produce a statistically significant positive abnormal return, even one strategy
generates significant negative abnormal returns, which indicate the presence of
representativeness heuristic., This study discusses underreaction stemming from the conservatism bias and
overreaction due to the representativeness heuristic for earnings information
during the period 2008-September 2014 on the Indonesia Stock Exchange. The
method is examines trading strategies of buying past high EPS growth of stocks
and selling past low EPS growth of stock, over 4, 8, 12 quarters with the holding
period of 3.6, 9, 12 months. The results showed that all 12 of these strategies did
not produce a statistically significant positive abnormal return, even one strategy
generates significant negative abnormal returns, which indicate the presence of
representativeness heuristic.]"
[2015;2015;2015;2015, 2015]
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bjardianto Pudjiono
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Kalau di masa lalu investasi masyarakat umumnya hanya terbatas di sektor-sektor riif saja seperti tanah, logam mulia, dan berbagai jenis properti, maka di masa sekarang ini investasi sudah berkembang sedemikian pesatnya serta menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Disamping itu dapat pula memberikan peluang usaha, peluang pekerjaan serta peluang untuk meningkatkan pendapatan baik bagi masyarakat usaha maupun pemerintah.
Investasi tersebut adalah investasi di bidang keuangan yang antara lain dapat berupa tabungan, deposito berjangka, obligasi, saham, reksa dana dan berbagai sekuritas keuangan lainnya. Oleh sebab itu agar dapat menjamin bahwa berbagai ragam investasi keuangan tersebut benar-benar dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat usaha dan dapat menciptakan iklim usaha yang sehat, maka perlu diciptakan suatu regulasi yaitu Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 yang mengatur tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pasar modal di Indonesia.
Bagi masyarakat investor baik secara individu maupun secara kelompok yang merasa mempunyai keterbatasan dana kemudian keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan untuk menganalisa suatu investasi, namun berminat untuk melakukan investasi di Pasar Modal maka mereka dapat melakukan investasi tersebut melalui instrumen financial yang di sebut sebagai Reksa Dana, yaitu suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer lnvestasi.
Permasalahan muncul seiring dengan semakin banyaknya Manajer lnvestasi yang mengeluarkan produk investasi Reksa Dana dengan berbagai 1enis dan komposisinya serta dengan menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat fantastis, sehingga seringkali timbul kesan terjadi persaingan yang tidak sehat dan akhirnya masyarakat pemodal menjadi rugi. Padahal kondisi yang demikian ini justru pada akhirnya akan merugikan manajer investasi sendiri selaku perusahaan pengelola portofolio investasi yang dananya berasal dari masyarakat. Dengan demikian bagi masyarakat pemodal atau investor, preferensi yang tepat terhadap jenis reksa dana menjadi sangat penting, karena jika salah memilih akan memperoleh reksa dana yang kinerjanya kurang baik dan tidak menguntungkan serta tidak cocok dengan tujuan investasinya. Sedangkan bagi manajer investasi, sangat perlu untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja yang baik dari portofolio reksa dananya dan kegiatan ini adalah tindakan penting yang tidak boleh diabadikan agar tidak kalah bersaing dalam memperebutkan calon investor. Perusahaan sebagai manajer investasi akan di hadapkan pada suatu pilihan atas berbagai alternatif investasi yang tersedia untuk membentuk portofolio reksa dana yang layak ditawarkan kepada investor. Hal ini disebabkan sebagaimana sarana investasi lainnya, reksa dana disamping mendatangkan keuntungan yang relatif tinggi juga mengandung risiko usaha yang harus dipertimbankan, walaupun risiko pada reksa dana masih bisa diminimalkan melalui diversifikasi yang memang merupakan ciri investasi reksa dana, yaitu investasi yang berbentuk portofolio.
Kemudian iklim investasi di Pasar Modal yang berkembang pesat di awal
tahun 1996, tidak di sia-siakan oleh PT.Danareksa Fund Management (pesero)
sebagai anak perusahaan dari PT.Danareksa (pesero) yang bertindak selaku
Manajer lnvestasi. Perusahaan ini menjadi pefopor dalam mengefuarkan Reksa
dana di Indonesia dengan menawarkan tiga jenis Reksa Dana yaitu, Reksa Dana
Mawar dengan komposisi 80persen saham dan 20persen non saham seperti obligasi dan
deposito, kemudian Reksa Dana Anggrek dengan komposisi yang moderat namun
lebih banyak ke efek hutang dibanding saham dan yang ketiga adalah Reksa Dana
Melati dengan komposisi yang lebih banyak ke risk-free asset.
Oleh sebab itu karya akhir ini penulis beri judul Penilaian Portofolio
lnvestasi Reksa Dana pada PT Danareksa Fund Management (pesero).
Pemilihan PT. Danareksa Fund Management (pesero) sebagai obyek, karena alasan kepeloporannya sebagai manajer investasi reksa dana kontrak investasi
kolektif di Indonesia.
Selanjutnya setelah melalui berbagai proses penelitian dan perhitungan kinerja dari ketiga reksa dana tersebut, ternyata reksa dana Mawar mempunyai kinerja yang kurang bagus jika dibandingkan dengan reksa dana lain yang sejenis dan dikeluarkan oleh Manajer lnvestasi lain juga masih kalah, kemudian jika dibanding dengan kinerja Pasar (IHSG) pun masih kalah. Hasil yang didapat dari
perhitungan berdasar data-data yang ada, menunjukkan return rata-rata per bulan
adalah 2,00persen, sedangkan Reksa Dana lain yang sejenis dan dikeluarkan ofeh
Manajer lnvestasi lain adalah sebesar 2,19persen kemudian return rata-rata dari Pasar
(IHSG) adalah sebesar 2,48persen. dari analisa terhadap ratio pendapatan operasi bersih terhadap total aktiva bersih selama 6 bulan terakhir sejak bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 1997 juga menunjukkan trend yang menurun.
Berkaitan dengan kondisi diatas, agar kinerja portofolio Reksa Dana Mawar
dapat ditingkatkan, maka diperlukan suatu tindakan atau langkah koreksi terhadap
kualitas portofolio dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan baru dalam
proses investasinya yang antara lain meliputi bagaimana memlilih saham yang akan dijadikan target pembentukan portofolio investasi. Dari proses pembentukan portofolio yang selama ini dilakukan oleh perusahaan diketahui bahwa proses pemilihan saham dilakukan atas dasar pendekatan PER saham individual yang dibandingkan dengan PER rata-rata dari pasar (IHSG), kemudian saham-saham yang mempunyai PER diatas dan PER rata-rata pasar ditetapkan sebagai target bagi pembentukan portofolio investasi reksa dana. Disamping itu pemilihan saham juga dilaukan berdasar pengamatan langsung di Bursa saham dengan melihat trend harga yang terjadi pada saat tersebut. Model pemilihan saham yang demikian ini ternyata menghasilkan kinerja portofolio yang kurang optimal.
Untuk mengatasi kondisi diatas maka pendekatan PER yang diterapkan oleh perusahaan selaku manajer nvestasi tersebut, dapat dipertajam lagi dengan
melakukan langkah regresi berganda (multiple regretion) terhadap PER saham individual yang dijadikan target awal dan cara ini lazim disebut sebagai Cross
Section Model. Kemudian dengan bantuan program statistik komputer dari
microstat dapat diperoleh suatu persamaan regresi berganda dengan PER saham
sebagai variabel dependen dan Dividen Payout Ratio, Growth dan Beta saham
sebagai variabel independen. Dari proses regresi ini dapat dihitung PER prediksi dari saham-saham tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan antara PER-actual dengan PER-prediksi dapat dihasilkan kelompok saham yang mempunyai
PER-actual yang overvalued, kelompok saham dengan katagori normal dan
kelompok saham yang mempunyai PER-actual undervalued. Akhirnya kelompok
saham yang mempunyai PER-actual uncfelalued inilah yang seharusnya dijadikan
target untuk membentuk portofolio melalui prose pembuatan effesien frontier,
tentunya dengan memper atikan kondisi fundamental dari perusahaan emiten yang
mengeluarkan saham tersebut.
Pembentukan portofolio saham yang optimal dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam penulisan ini penulis mempergunakan bantuan program komputer dari invest (Charles P. Jones) yang khusus digunakan untuk membentuk effecient frontier yaitu sekelompok portofolio yang dianggap efisien.
Kemudian deng.an mempertimbangkan degree at averse atau tingkat utilitas dari
investor dapat ditentukan komgosisi dari portofolio yang optimal. Dengan demikian
dapat diharapkan portofolie yang terbentuk bisa menghasilkan kinerja yang optimal
dan tingkat pengembalian yang optimal dengan risiko yang relatif kecil. Dari
perhitungan pada bab 4, diperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan dari
portofolio yang berasal dari 10 saham terpilih sebesar 18,65persen dengan tingkat risiko
20,87persen dan hasil ekspektasi ini ternyata relatif lebih baik jika dibanding dengan
return yang selama ini dihasilkan perusahaan. Dengan demikian penggunaan Cross
Section Model dalam melakukan proses pemilihan saham akan dapat membantu Manajer lnvestasi untuk mengoptimalkan portofolionya.
Pada akhir dari penelitian ini penulis dapat menyarankan bahwa
pembentukan portofolio investasi sebaiknya dilakukan dengan perencanaan dan
perhitungan yang tepat dan selanjutnya membentuk suatu portofolio yang optimal
melalui effesien frontier. Disamping itu perusahaan hendaknya selalu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya, sehingga diharapkan dapat semakin mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang terjadi dan dapat memanage risiko yang timbul. Perlu juga diperhatikan untuk menghindari kerugian besar yang mungkin terjadi sebagai akibat harga saham yang turun drastis sampai titik nol atau mendekati harga perdananya atau bahkan lebih kecil lagi, maka perlu dilakukan tindakan preventif melalui kebijakan pembelian saham yang sifatnya defensif, dengan demikian risiko rugi besar dapat ditekan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
"Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia Pasca krisis moneter tahun 1998, terlihat pada kinerja Bursa Efek Jakarta yang terus menerus mencatatkan rekor Indeks Varga Saham Gabungan (IHSG) tertinggi yang telah mencapai level 1600an pada semester pertama tahun 2006. Sehingga instrumen investasi saham menjadi instrumen yang cukup diminati oleh investor karena memiliki return yang tinggi. Dengan tingginya return yang diterima oleh investor maka kompensasi adalah tingginya tingkat risiko investasi di pasar modal.
Saham Perbankan dan Asuransi adalah saham industri Keuangan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham Perbankan masuk dalam kelompok saham blue chip karena nilai kapitalisasi pasarnya relatif besar, Sedangkan saham-saham Asuransi masuk ke dalam kelompok saham lapis kedua atau saham dengan resiko lebih besar dibandingkan dengan saham blue chip.
Karya Akhir ini memiliki tujuan utama mengetahui pengaruh perubahan variabel ekonomi makro (Infasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar, dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia), return IHSG bulan Januari dan return saham bulan Desember terhadap return saham Perbankan dan, Asuransi bulan Januari untuk melihat fenomena January Effect. Dalam literatur disebutkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh variabel endogen yang berasal dari internal perusahaan dan variabel eksogen yang berasai dari kondisi ekonomi makro.
Penelitian yang dilakukan inerupakan penelitian empiris dengan periode observasi sepanjang tahun 1989 sampai 2006 menggunakan metode analisis regresi berganda. Variahel babas dalam regresi ini adalah variabel ekonomi makro, return IHSG bulan Januari dan return saham bulan Desember sedangkan return saham Perbankan dan Asuransi bulan Januari berlaku sebagai variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Menurut literatur, sebelum dilakukan penyusunan model, data harus memenuhi beberapa asumsi dan tidak memiliki masalah tertentu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. Asumsi yang harus dipenuhi atau masalah data yang harus diatasi meliputi uji autokorelasi, uji mulitkolinieritas dan uji identitas.
Analisis regresi berganda dilakukan dengan melalui tiga tahap yaitu: (1) regresi return IHSG bulan Januari terhadap return saham Perbankan dan Asuransi (2) regresi variabel-variabel ekonomi makro terhadap return saham Perbankan dan Asuransi (3) regresi variabel-variabel ekonomi makro, return IHSG bulan Januari dan return saham bulan Desember terhadap return saham Perbankan dan Asuransi bulan Januari.
Hasil analisis menunjukan bahwa variabel bebas ekonomi makro yang diujikan hanya mempengaruhi sebagian kecil return saham Perbankan dan Asuransi bulan Januari. Variabel bebas return saham bulan Desember tidak memiliki pengaruh yang signilikan terhadap return saham Perbankan dan Asuransi bulan Januari. Return IHSG bulan Januari memiliki pengaruh dan memiliki hubungan positif terhadap return saham Perbankan dengan tingkat pengaruh yang berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Sedangkan pada saham Asuransi, return IHSG bulan Januari tidak memiliki pengaruh terhadap return saham Asuransi bulan Januari. Dari hasil analisa disimpulkan bahwa fenornena Januaty efect hanya memiliki pengaruh terhadap saham Perbankan, dan tidak berpengaruh pada saham Asuransi.

The conditions enhancement of the economy of Indonesia subsequently the monetary crisis on year 1998 shows by the Jakarta Stock Exchange staled that the II-ISG reached the highest level of 1600 in the first semester on the year 2006. Therefore the instruments of the stocks investment become the investors' number one priority due to the highest return they received. This has caused the compensation on highest risk of investment in the stock market.
Insurance and Banking stocks are the financial industries that marketable at the Jakarta Stock Exchange. Banking stocks includes in blue chip stock because the value of market capitalization relatively, higher. Whereas, the insurance stocks includes in the secondary or higher risk stocks superior compare to the blue chip stock.
This thesis has the major aim to be acquainted with the influence of variable exchange of macro economy (inflation, exchange rate Rupiah/1BD, and the rate of the Indonesia Bank Certificate), January return of IHSG as well as December return of stocks towards January return of Banking and Insurance stocks which to be seen in the January Effect phenomena. In literature states that the stock price influences by the endogen variable from internal company and exogen variable from the macro conditions.
Research conducted as empirical researches with observation period during year 1989 until 2006 using the multiple regression analysis method. Open variable in this regression are the macro economy variable, the January return of 1HSG and the December return of stock whereas January return of Insurance and Banking stocks acts as tied variable elaborates by the open variable. According to literature, before posting the model, data must be fulfilled with a few assumptions and free of specific requirement. With this research implemented assessments necessity must be fulfilled within a double regression model. The fulfilled assumption or the proven data requirement consists of auto correlation test, multi collinear test, and identity test.
Multiple regression analysis conducted through 3 steps that are; (1) January return of regression towards January return of Insurance and Banking stock, (2) macro economic variables regression towards insurance and Banking stock return, (3) macro economic variables, January return of II-ISG, and December return of stock regression towards January return of Insurance and Banking stock.
Research consequence explains that the macro economic as independent variable tested only influence small part January return of Insurance and Banking stocks. Independent variable December return of stock demonstrated no significant effect towards January return of Insurance and Banking stocks. The January return of IHSG presents effects and positive relationship towards banking stocks with different level of effects of each company. Whereas on the Insurance stock, the January return of IHSG saws no effects towards January return of Insurance stocks. Analyze result concludes that phenomena January Effect consist the influence only towards Banking stock not insurance stock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>