Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soeherwin Mangundjaja
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0272
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Fajriyah
"Latar Belakang: Karies gigi berkaitan dengan bakteri Streptococcus sanguinis yang berfungsi sebagai pionir pembentukan biofilm, serta Enterococcus faecalis yang ditemukan dalam kegagalan perawatan saluran akar. Propolis dilaporkan sebagai agen antibakteri karena mengandung flavonoid berupa apigenin dan tt-farnesol yang dapat menghambat aktivitas enzim glukosiltransferase dan mempengaruhi integritas membran bakteri.
Tujuan: Menganalisis efektivitas pasta gigi ekstrak propolis UI dalam menghambat pembentukan biofilm Streptococcus sanguinis atau Enterococcus faecalis.
Metode: Biofilm Streptococcus sanguinis atau Enterococcus faecalis yang telah dipaparkan pasta gigi ekstrak propolis UI dengan konsentrasi 2.5mg/ml, 5mg/ml, dan 10mg/ml kemudian diinkubasi selama 4 jam (fase adhesi), 12 jam (fase akumulasi aktif) dan 24 jam (fase maturasi) pada suhu 37ºC. Persentase potensi hambat pembentukan biofilm dinilai dengan menggunakan MTT assay.
Hasil: Persentase potensi hambat pembentukan biofilm Streptococcus sanguinis tertinggi pada fase akumulasi aktif dan Enterococcus faecalis pada fase maturasi dengan konsentrasi 10mg/ml. 
Kesimpulan: Efek paparan pasta gigi ekstrak propolis UI dalam menghambat pembentukan biofilm Streptococcus sanguinis atau Enterococcus faecalis berbeda pada tiap durasi pemaparan dan variasi konsentrasi yang digunakan.

Background: Dental caries is related to the Streptococcus sanguinis bacteria which functions as a pioneer in biofilm formation, and Enterococcus faecalis which is found in failure of root canal treatment. Propolis has been reported as a potent antimicrobial material by containing flavonoids such as apigenin and tt-farnesol that inhibit glucosyltransferase enzyme activity and disrupt membrane.
Objective: To analyze the effect of toothpaste containing propolis extract in inhibit Streptococcus sanguinis or Enterococcus faecalis biofilm formation.
Methods: Streptococcus sanguinis or Enterococcus faecalis biofilm that has been exposed by propolis UI extract toothpaste at concentration 2.5mg/ml, 5mg/ml, dan 10mg/ml was incubated for 4 hours (adherence phase), 12 hours (active accumulation phase) and 24 hours (maturation phase) at 37ºC. The percentage of inhibition was tested with MTT assay.
Result: Inhibition percentage of Streptococcus sanguinis the highest is on active accumulation phase and Enterococcus faecalis biofilm is on maturation phase at concentraton 10mg/ml.
Conclusion: Propolis UI extract toothpaste effect on inhibiting biofilm formation of Streptococcus sanguinis or Enterococcus faecalis is different for each time and concentration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risqa Rina Darwita
Jakarta: UI-Press, 2012
PGB 0271
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rasnita
Jakarta: EGC, 2016
617.67 RAS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safrida Hoesin
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0447
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Tince Arniati Jovina
"Peningkatan prevalensi karies gigi terutama disebabkan karena adanya perubahan-perubahan dalam pola makan dari makanan berserat menjadi makanan mudah melekat pada permukaan gigi. Bila seseorang malas untuk membersihkan giginya setelah makan makanan yang manis dan lengket, maka sisa-sisa makanan tersebut akan diubah menjadi asam oleh bakteri yang terdapat dalam mulut, kemudian dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi. Menurut Matram (2007), berdasarkan SKRT 2004, penyebab tingginya prevalensi karies hanya sedikit orang Indonesia mengerti cara menyikat gigi benar (10%). Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh kebiasaan menyikat gigi terhadap status pengalaman karies dengan menganalisis data Rriskesdas 2007. Dalam Penelitian ini terdapat 198.023 responden berusia 35 tahun ke atas yang diperiksa giginya Desain penelitian cross sectional, populasi adalah seluruh penduduk Indonesia tahun 2007. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden, responden yang mempunyai gigi yang sehat, DMF-T = 0 adalah hanya 11,76 % dan responden yang mengalami kerusakan gigi atau DMF-T  1 adalah sebanyak 88,24%. Prevalensi pengalaman karies paling tinggi terjadi pada kelompok umur 65 tahun ke atas yaitu 96,51%. Pada kelompok yang menyikat gigi 1x/hari 1,063 kali berisiko terjadinya kerusakan gigi dibanding sikat gigi 2x/hari. Kelompok yang jarang menyikat gigi 1,23 kali berisiko terjadinya kerusakan gigi dibandingkan yg sikat gigi 2x/hari. Setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Sebaiknya masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan rajin menyikat gigi 2 kali sehari yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam untuk dapat mengurangi terjadinya karies gigi.
Increased prevalence of dental caries was due to changes in dietary fiber foods into food from easily attached to the tooth surface. When someone lazy to clean his teeth after eating sweet or sticky foods, the leftovers will be converted into acid by bacteria contained in the mouth, and can cause dental caries. According Matram (2007), based on the 2004 Household Health Survey, the cause of the high prevalence of caries in Indonesia that few people understand how to brush teeth correctly (10%). The purpose of this study is to see the effect of tooth brushing habits of the status of caries experience by analyzing the data Riskesdas 2007. In this study there were 198 023 respondents aged 35 years and over who checked his teeth cross sectional study design, population is the entire population of Indonesia in 2007. The analysis used is multiple logistic regression. The results based on the frequency distribution characteristics of respondents, respondents who have healthy teeth, DMF-T = 0 is only 11.76% and the respondents who experienced damage to their teeth or DMF-T  1 is as much as 88.24%. The highest prevalence of caries experience occurred at age group 65 years and over is 96.51%. In the group that tooth brushing 1 times/day 1.063 times the risk of tooth decay than two times/day toothbrush. Groups who rarely brush my teeth 1.23 times the risk of tooth decay compared to toothbrush who 2times/day. Once controlled by the variables of age, gender, education and employment. Community should maintain healthy teeth and mouth with diligent brushing their teeth two times a day after breakfast and before bedtime to reduce the occurrence of dental caries.;Increased prevalence of dental caries was due to changes in dietary fiber foods into food from easily attached to the tooth surface. When someone lazy to clean his teeth after eating sweet or sticky foods, the leftovers will be converted into acid by bacteria contained in the mouth, and can cause dental caries. According Matram (2007), based on the 2004 Household Health Survey, the cause of the high prevalence of caries in Indonesia that few people understand how to brush teeth correctly (10%). The purpose of this study is to see the effect of tooth brushing habits of the status of caries experience by analyzing the data Riskesdas 2007. In this study there were 198 023 respondents aged 35 years and over who checked his teeth cross sectional study design, population is the entire population of Indonesia in 2007. The analysis used is multiple logistic regression. The results based on the frequency distribution characteristics of respondents, respondents who have healthy teeth, DMF-T = 0 is only 11.76% and the respondents who experienced damage to their teeth or DMF-T  1 is as much as 88.24%. The highest prevalence of caries experience occurred at age group 65 years and over is 96.51%. In the group that tooth brushing 1 times/day 1.063 times the risk of tooth decay than two times/day toothbrush. Groups who rarely brush my teeth 1.23 times the risk of tooth decay compared to toothbrush who 2times/day. Once controlled by the variables of age, gender, education and employment. Community should maintain healthy teeth and mouth with diligent brushing their teeth two times a day after breakfast and before bedtime to reduce the occurrence of dental caries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Chandra
"ABSTRAK
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, Pemerintah telah mengambil langkah mendirikan Pusat Kesehatan Masyarakat sampai pada daerah tingkat kecamatan. Pusat Kesehatan Masyarakat ini dilengkapi dengan pelayanan kesehatan umum serta kesehatan gigi dan mulut. Fasilitas ini memungkinkan masyarakat di samping memperoleh pelayanan kesehatan umum juga pelayanan kesehatan gigi, perawatan bedah, dan pembuatan gigi tiruan.
Jenis gigi tiruan yang banyak dibuat adalah gigi tiruan lepas dengan basis resin akrilik, karena biaya pembuatannya ringan dan proses pembuatannya mudah. Berdasarkan pengamatan di klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, penderita yang telah dibuatkan gigi tiruan sebagian lepas dengan basis resin akrilik sering kembali ke klinik dengan pelbagai keluhan. Salah satu keluhan yang sering di ajukan adalah gigi tiruannya tidak dapat dipakai lagi karena gigi penjangkarannya menderita karies, atau kelainan periodontal.
Penyebab karies gigi, karang gigi dan penyakit jaringan periodontal adalah plak gigi, yaitu endapan yang dibawa oleh saliva dan diletakkan pada permukaan gigi dan mukosa.
Mengingat gigi tiruan sebagian lepas resin akrilik dibuat dengan basis yang luas, dan padanya banyak terjadi penimbunan plak, maka perlu ditelusuri apakah konstruksi tersebut mempengaruhi pembentukan plak pada gigi dan jaringan sekitarnya.
Tujuan penelitian ini ialah untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh pemakaian gigi tiruan sebagian lepas terhadap pembentukan plak pada gigi geligi. Hasil penelitian mungkin
dapat menjadi bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut. "
1984
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claritasha Adienda
"Latar Belakang: Berdasarkan Riskesdas 2013 lebih dari seperempat penduduk Indonesia (25,9%) mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi sebagai masalah yang memiliki prevalensi tertinggi di angka 53,2%. Salah satu penyebabnya adalah plak gigi, yang dapat dihilangkan dengan perilaku menyikat gigi. Waktu menyikat gigi yang selama ini dianjurkan adalah setelah sarapan dan sebelum tidur. Namun, ditemukan kerugian dan ketidak efektifan dari waktu menyikat gigi tersebut, sehingga dibutuhkan waktu menyikat gigi lain yang dapat menghilangkan plak secara efektif. Tujuan: Mengetahui perbedaan perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan terhadap derajat keasaman (pH) plak gigi sebagai faktor risiko karies. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Before-After Randomized Crossover Trial. Subjek penelitian adalah 20 mahasiswa/i FKG UI dengan rentang umur 19-22 tahun yang dipilih melalui metode purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pH plak pada perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan. Perlakuan dilakukan sekali seminggu selama 2 minggu, dengan empat kali pengambilan data setiap perlakuannya, yaitu T0 (sebelum dilakukan perlakuan apapun/baseline), T1 (setelah makan/ setelah sikat gigi sebelum makan), T2 (setelah makan/ setelah sikat gigi setelah makan), dan T3 (setelah 6 jam). Subjek diambil sampel derajat keasaman (pH) plaknya menggunakan digital pH meter Horiba LAQUAtwin. Sample plak diambil di gigi 11-21 dengan menggunakan sample sheet sekali pakai. Hasil: Kedua kelompok sama-sama mengalami penurunan rata-rata pH plak setelah makan dan setelah enam jam paska perlakuan terakhir, serta mengalami kenaikan rata-rata pH plak setelah sikat gigi. Pada kelompok perilaku menyikat gigi sebelum makan rata-rata pH plak pada awal pemeriksaan adalah 7,32 dan turun menjadi 7,27 setelah 6 jam. Sedangkan pada kelompok perilaku menyikat gigi setelah makan rata-rata pH plak pada awal pemeriksaan yaitu 7,49 turun menjadi 7,41 setelah 6 jam. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan terhadap pH plak.

Background: According to the 2013 Basic Health Research, more than a quarter of Indonesia's population (25.9%) have dental and oral health problems, of which the highest prevalence is held by dental caries at the rate of 53,2%. One of the causes of caries is dental plaque which can be removed by tooth brushing. Most recommended time for tooth brushing is twice a day, after breakfast and before going to bed. However, the ineffectiveness of those brushing time is found. Therefore, the effective time to tooth brushing is needed. Objective: To determine the effect of before-eating tooth and after-eating tooth brushing on the hydrogen-ion concentration (pH) of dental plaque as caries risk factor. Methods: This study used the Before-After Randomized Crossover Trial approach. The research subjects were 20 FKG UI students with an age range of 19-22 years selected through a purposive sampling method. The study was conducted by comparing the pH of plaque to the treatment of tooth brushing before and after eating. The treatment is done once a week for 2 weeks, with four times data collections, there are T0 (before any treatment / baseline), T1 (after eating / after brushing before eating), T2 (after eating / after brushing after eating) , and T3 (after 6 hours). The subjects would be sampled the acidity degree (pH) of dental plaque using a digital pH meter called Horiba LAQUAtwin. Plaque samples were taken in teeth 11-21 using a disposable sheet sample. Results: Both groups experienced a decrease in the average pH of plaque after meals and after six hours, and experienced an increase in the average pH of plaque after brushing. In the group tooth brushing before eating the average pH of dental plaque at the beginning of the examination, which was 7.32, dropped to 7.27 after 6 hours. While in the group of brushing behavior after eating the average pH of plaque at the beginning of the examination, which was 7.49, dropped to 7.41 after 6 hours. Conclusion: There was no significant difference between the treatment of tooth brushing before and after eating to the pH of plaque."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sunggoro Moeis
"Penelitian dilakukan dengan tujuan memberi informasi mengenal efek pemberian tablet fluor terhadap karies gigi sulung, mengingat hingga kini belum ada laporan mengenai hal tersebut di Indonesia. Penelitian deskriptif-analitik secara restrospektif dilakukan terhadap 114 anak berdomisili di Jakarta sejak lahir, berusia dari dua hingga lima tahun yang datang ke suatu klinik spesialis anak di Jakarta Utara. Pemeriksaan karies gigi sulung dilakukan dengan bantuan data yang berasal dari catatan medik penderita serta wawancara terbuka. Ternyata karies gigi sulung antara anak yang diberi dengan yang tidak diberi tablet fluor berbeda bermakna dengan p [ 0,05, terutama bila diberikan secara teratur pada anak. Karies pada anak yang mulai diberi tablet fluor setelah usia 6 bulan dalam tahun pertama kehidupan, tidak berbeda bermakna dengan karies pada anak yang mulai diberi tablet fluor pada usia 1-6 bulan. Karies pada anak yang diberi tablet fluor dalam jangka waktu 1-1,5 tahun, tidak berbeda bermakna dengan karies pada anak yang diberi tablet fluor dalam jangka waktu lebih dari 1,5 tahun. Dengan demikian penelitian ini memper--lihatkan efek positif pemberian tablet fluor terhadap karies gigi sulung. Hal ini terutama bila diberikan secara teratur pada tahun pertama kehidupan anak dan dalam jangka waktu yang sesuai dengan periode perturnbuhan serta perkembangan gigi sulung."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T4162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Setiyawati
"Tingginya angka karies gigi pada anak usia sekolah seiring kebiasaan masyarakat Indonesia yang belum menerapkan kebiasaan baik dalam menggosok gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam dengan karies pada siswa sekolah dasar. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif pada 108 responden yang dipilih secara stratified random sampling di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang. Ada hubungan bermakna antara kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam dengan karies dengan Pvalue 0,039 menggunakan uji chi-square. Rekomendasi dari penelitian ini adalah orangtua dan guru perlu membiasakan anak untuk menggosok gigi sebelum tidur malam sejak usia sekolah.

The high prevalence of dental caries among school-age children as Indonesian people have not implemented good habit of tooth brushing. This research was aimed to explore the correlation between habit of tooth brushing before going to the bed at night with dental caries among elementary school students. The research used a descriptive correlation. Samples, 108 respondents were recruited using stratified random sampling at Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah in Tangerang. Habit of tooth brushing before going to the bed at night were significantly correlated with dental caries among students with Pvalues 0,039 used chi-square. Based on findings, parents and teachers have to teach good habit of tooth brushing before going to bed at night."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42020
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>