Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129975 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dijan Supramono
"Penelitian pembakaran briket batubara bertujuan untuk mempersingkat waktu penyalaan. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan btiket promotor bentuk pola yang mengandung oksigenat etil asetat yang berfungsi sebagai penyedia oksigen secara internal dalam material briket karena ketidakcukupan oksigen saat briket promotor mengalami devolatisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
UI-JURTEK 23:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
"Penelitian pembakaran briket batubara bertujuan untuk untuk mempersingkat waktu penyalaan. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan briket promotor bentuk bola yang mengandung oksigenat etil asetat yang berfungsi sebagai penyedia oksigen secara internal dalam material briket karena ketidak-cukupan oksigen saat briket promotor mengalami devolatilisasi (fungsi kinetika kimia) dan sebagai penguat terjadinya perpindahan panas konveksi dari bara api pada briket promotor ke briket pemasakan yang diletakkan disekitarnya karena adanya cekukan (dimples) pada permukaannya (fungsi perpindahan panas ). Briket promotor dalam kompor briket diletakkan di lapis kedua dengan loading 20% dari 3 lapis briket yang digunakan dengan lapis pertama, sisa lapis kedua dan lapis ketiga diisi briket pemasakan. Parameter kedalaman chimney dan kecepatan superfisial udara divariasikan untuk melihat efeknya terhadap waktu penyalaan. Kedalaman chimney divariasikan pada harga -harga 5, 15 dan 25cm dan pada masing - masing kedalaman chimney, kecepatan superfisial udara divariasikan pada harga-harga 0,6; 1,2 dan 1,8 m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedalaman chimney 5 dan 15cm, semakin besar kecepatan superfisial udara, waktu penyalaan semakin singkat, tetapi penyingkatan waktu penyalaan tidak terlalu besar karena ada dua efek berlawanan yang bekerja bersamaan terhadap perpindahan panas konveksi yaitu efek turbulensi dan efek quenching. Waktu penyalaan berkisar antara 7,3 hingga 8,9 menit. Pada kedalaman chimney 25 cm, semakin besar kecepatan superfisial udara, waktu penyalaan semakin lama disebabkan oleh ketidakseragaman suplai udara pada kecepatan superfisial yang besar. Waktu penyalaan berkisar antara 8,5 hingga 10,3 menit. Pada kecepatan superfisial tertentu, kedalaman chimney 15cm memberikan waktu penyalaan yang lebih lama dibanding pada kedalaman chimney 5cm karena efek back pressure yang lebih besar pada kedalaman chimney 15cm.

The research of coal briquette combustion is aimed of reducing the ignition time. It has been carried out by utilising ignition -promoting briquettes (promoters) of spherical - shape containing oxygenate ethyl acetate which functions of supplying oxygen internally in riquette material (kinetics function) and of enhancing convective heat transfer from smouldering part of the promoters to cooking briquette around the promoters in the presence of dimples on the promoter surface (heat - transfer function). The first function was introduced to avoid the insufficiency of oxygen environment around the promoters during coal devolatilisation of the promoters. Promoters in the stove was laid in the second layer of the briquette bed of the stove of 3 layers used and the cooking briquettes laid in the first layer (top layer), the rest of second layer and the third layer (bottom layer) of the bed. Loading of the promoters is about 20% of the second layer cross - sectional area. The parameters of the chimney depth and uperficial velocity were varied to observe their effects on the ignition time. The depth of chimney was varied at values of 5, 15 and 25cm and at each chimney depth value the superficial velocity was varied at values of 0.6; 1.2 and 1.8 m/s. The results of this research show that at the chimney depth of 5 and 15cm, the larger the superficial elocity, the shorter is the ignition time, though its effect is not significant. This may have been caused by the existence of two opposing effects, i.e. turbulence and quenching effects in which the former increases the convective heat transfer, while the later reduces the heat transfer. The ignition time range is 7.3 to 8.9 minutes. At the chimney depth of 25cm, the larger the superficial velocity, the longer is the ignition time. This may have been caused by more non - uniformity of the air supply at larger superficial velocity due to the location proximity between the stove grate and the blower at such deep chimney. The ignition time range is 8.5 to 10.3 minutes. At a given superficial velocity, the chimney depth of 15cm gave longer ignition time compared to that at the depth of 5cm as a result of back - pressure at deeper chimney during ignition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Dewi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rita
"Pemerintah Indonesia menganjurkan alternatif penggunaan briket batubara dalam kegiatan rumah tangga, dan industri skala kecil dan menengah. Penggunaan briket batubara sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah yang banyak digunakan oleh masyarakat sedangkan persediaannya terbatas. Jika dibandingkan dengan minyak tanah sumber daya batubara berlimpah (61.3 Milyar ton). Penggunaan briket batubara dapat menimbuikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan, karena dapat meningkatkan konsentrasi pencemaran udara diantaranya Total Suspended Particulat (TSP), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), senyawa organik seperti benzo[a]pyrene dan benzene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara ambien akibat pembakaran briket batubara.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pembakaran briket batubara dengan cara simulasi, contoh uji udara ambien diambil sebelum dan sesudah pembakaran dengan menggunakan alat High Volume Air Sampling (HVAS) untuk TSP dan B[a]P, dan dengan impinjer untuk parameter gas Iainnya seperti yang diuraikan diatas.
Hasil penelitian analisis udara ambien adalah sebagai berikut. Parameter anorganik:
1. Sulfur dioksida (SO2) : 5,50 1.i.g/Nm3 - 225 µg/Nm3,
2. Karbon monoksida (CO): 228 1.Lg/Nm3 - 508 µg/Nm3,
3. Total Suspended Particulat (TSP) : 105 ug/Nm3 - 115 1.tg/Nm3,
4. Nitrogen dioksida (NO2): 16,1 1.ig/Nm3 - 20,5 µg/Nm3, Parameter organik,
5. Benzo[a]pyrene (B[a]P):485 ng/g - 4518.1 ng/g,
6. Benzena (C5H6): 0 µg/Nm3 - 1µg/Nm3.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t dengan alpha (a)= 0,05. Berdasarkan uji ini, semua parameter konsentrasinya 'dinyatakan berbeda nyata sebelum dan sesudah percobaan, kecuali untuk parameter hidrokarbon (HC) yaitu 1,53 µg/Nm3 - 1,61 µg/Nm3
Pada penelitian ini disarankan bahwa penggunaan briket batubara sebagai alternatif dapat digunakan namun perlu hati-hati pencemaran udara dari emisi yang ditimbulkan.

The Government of Indonesia suggests that the use of coal briquette as an alternative energy needs to be applied to domestic activity, and small and medium scale industries. The use of coal briquette as an alternative energy is to reduce domination of kerosene since the kerosene is abundantly used by society while its supply is limited. comparing to kerosene coal resource is copious (61,3 ton billion). The used of coal briquette as an alternative energy could generate negative impact on human health and environment, because it would raise the concentration of air pollution, such as Total Suspended Particulate (TSP), nitrogen dioxide (NO2), sulphur dioxide (502), carbon monoxide (CO), hydrocarbon (HC), the organic compound like benzo[a]pyrene (B[a]P) and benzene. The aim of this research is to know the effect of combustion of coal briquette to ambient air quality due to emission of air pollutants.
This research used experimental method. The combustion of coal briquette in this test used simulation technique. The sampling of ambient air quality was taken before and after combustion using High Volume Air Sampler for TSP and B[a]P, as well as grab impinge for other gases mentioned above. The air sample was analyzed in laboratory according to standardized method.
The results of ambient air analyses are as follows.
Inorganic parameters:
1. Sulphur dioxide (502): 5,50 µg/Nm3 - 225 µg/Nm3,
2. Carbon monoxide (CO): 228 µg/Nm3 - 508 µg/Nm3
3. Total Suspended Particulate (TSP): 105 ug/Nm3 -115 jig/Nm3
4. Nitrogen dioxide (NO2): 16,1 1.tg/Nm3 - 20,5 1.1g/Nm3, Organic parameters:
5. Benzo[a]pyrene (B[a]P): 485 ng/g - 4518, 1 ng/g,
6. Benzene (C6H6) : 0 µglNm3 - 1 µg/Nm3.
These data were analyzed using t test with an alpha (a) of 0, 05.
Base on this test, all parameters indicate that there are significant concentration differences before and after experiments were conducted, except for hydrocarbon (HC):1,53 µglNm3 - 1,61 µglNm3.
For these results, it is suggested that the use of coal briquette as an alternative fuel-could be applied with precautions on gaseous pollutants emitted."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dwi Sari
"Penggunaan kompor briket batubara dapat mengurangi penggunaan bahan baker minyak yang semakin mahal dan semakin sedikit. Namun banyak kendala dalam penggunaan kompor briket batubara yaitu dalam hal waktu penyalaan (ignition time). Permasalahan penyalaan briket selama ini adalah kurangnya pasokan oksigen untuk proses pembakaran awal briket. Pada awal penyalaan penetrasi oksigen eksternal ke dalam briket terhambat oleh adanya laminer boundary layer. Setelah itu briket mengalami proses devolatilisasi yaitu pelepasan zat-zat volatile melalui pori-pori ke permukaan batubara dan membentuk awan volatile matter yang menyebabkan penetrasi oksigen eksternal terhalangi. Perpindahan panas radiasi dan konveksi juga menjadi lambat dikarenakan tidak adanya suplai oksigen dari dalam briket batubara, sehingga untuk mengatasi masalah ini digunakan briket promotor yang mengandung oksidator etil asetat sebanyak 15% dari massa total briket. Untuk menghasilkan hasil yang optimum dari segi waktu penyalaan maka kompor briket batubara dirancang sedemikian rupa yang dilengkapi dengan blower, briket bawah sebagai briket pemasakan dan briket atas yang mengandung oksidator sebagai promotor penyalaan. Dengan rancangan kompor briket yang dilengkapi dengan blower di bagian bawah maka akan terjadi aliran udara secara forced updraft sehingga menjamin kecukupan penyediaan udara untuk pembakaran. Saat ini modifikasi metode konvensional dilakukan dengan menciptakan turbulensi pada aliran udara pembakaran yang dialirkan ke arah briket. Tujuannya adalah untuk membuat aliran turbulen pada boundary layer yang biasanya terbentuk pada permukaan briket. Pengontrolan turbulensi pada pembakaran batubara umumnya dilakukan dengan mengalirkan udara menggunakan blower ke arah briket. Hal ini dilakukan untuk memecah awan volatile di permukaan batubara dan mempenetrasikan udara sekunder tersebut masuk ke dalam briket. Penggunaan variasi kecepatan superfisial udara pembakaran pada penelitian ini yaitu sebesar 1,9 - 0,6 m/s, sehingga akan diketahui laju alir yang optimum untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dan diperoleh waktu penyalaan yang singkat. Pada penelitian ini juga akan dilakukan variasi tinggi chimney dengan menggunakan laju alir yang optimum yang diperoleh dari variasi kecepatan superficial udara pembakaran.

Usage of coal briquette stove can lessen fuel consumption of oil that is increasingly expensive and increasingly a few. But many constraints in usage of coal briquette stove that is in the case of ignition time. Ignition time problems of briquette until now is lack of supply oxygen to process initial combustion of briquette. In the early of ignition of penetration of oxygen eksternal into briquette pursued by existence of laminer boundary layer. Then briquette experiences devolatilisation process that is release of volatile matters through pore to surface of coal and forms volatile cloud matter causing penetration of oxygen eksternal is hindered. Radiation heat transfer and convection also becomes is slow because of inexistence of oxygen supply from within coal briquette, so that to overcome this problem applied promotor briquette containing oksidator ethyl acetate counted 15% from briquette total mass. To yield optimum result from the angle of ignition time hence coal briquette stove is designed in such a manner equiped with blower, briquette under as cooking briquette and briquette to containing oksidator as promotor. With briquette stove planning equiped with blower in underside hence there will be air current in forced updraft causing guarantees supply sufficiency of air for combustion. Now modification of conventional method is done by creating turbulent at combustion air current poured into by direction of briquette. The purpose is to make turbulent flow at boundary layer usually formed at briquette surface. Controller turbulent at coal firing generally is done by flowing air to apply blower towards briquette. This thing done to break volatile cloud on the surface of coal and penetration of the secondary air comes into briquette. Usage various speed of combustion air superficially at this research that is 1,9 - 0,6 m/s, so that will be known optimum rate of flow to get perfect combustion and obtained brief ignition time. At this research also will be done various height chimney by using optimum rate of flow obtained from various speed of combustion air superficially."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Mardansyah
"Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan penggunaan batubara sebagai bahan bakar alternatif. Dengan berjalannya kebijakan ini maka perlukan studi mengenai apakah memang ada dampak kesehatan yang bisa menjadi pada kesehatan pengguna briket batubara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pajanan di udara tempat kerja dengan keluhan pernafasan kronik pekerja pengguna kompor briket batubara di UKM. Penelitian dengan disain cross sectional ini dilakukan terhadap data mer hasil kuesioner dan pemeriksaan Hsik pekerja serta hasil pengukuran man di udara tempat kerja. Pajanan yang diukur meliputi debu total, NO2, Benzen, Cd dan Mn. §ampeI penelitian terdiri dari 61 responden pada mpok siudi dan 61 responden pada kelompok kontrol. Kelompok Studi ah pekerja pengguna briket batubara dan kelompok Kontrol adalah pekerja yguna bahan bakar lain. Penelitian ini menggunakan metoda analisis oendent Sampel t test untuk variabel berskala numerik dan Chi Square untuk bel berskala kategorik.
Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada perbedaan yang bermakna baik ajanan di udara tempat kerja maupun proporsi pekerja yang menderita keluhan amafasan kronik antara kelompok Studi dan kelompok Kontrol. Dan hampir emua parameter tidak ada yang melampaui NAB menurut ACGIH kecuali enzen di kelompok Kontrol. Dengan keterbatasan dari penelitian maka belum apat disimpulkan bahwa pengunaan briket batubara tidak menimbulkan dampak egatif terhadap sistem pernafasan pekeria. Untuk itu maka perlu dilakukan enelitian lebih lanjut dengan desain Kohort dan untuk semua jenis briket batubara yang ada.

The Indonesian government has determined a policy of using coal briquettes as alternative fuel. With the raising using it. government need information about health effects associated with the use of coal briquettes. The active of this study is to know worker's health effects to the respiratory symptoms of workers associated with using coat briquettes fuel ln small industries. The study design used in this study is cross sectional using primary resource of data resulting questioner, physical examination and measurement the =l of exposure in the workplace. The study exposure include all dust, NO2, ¢, Benzen_ Cd and Mn. The sampel consists of 61 responden from study rp and 61 respondent from control group. The study are worker's use of coal Jettees and control are worker‘s did not use it. The analysis method used in study is independent sampel t test for variable with scale of numeric and Chi are for variable with scale of categorize.
Result of the study showed that there was no significant difference of exposure been study group with control group and proportion the respiratory symptoms workers was also no significant difference. All exposure below threshold limit ilues (TLVs) in the study. The study not result yet that the respiratory smptoms of worker's associated with using coal briquettes fuel in small industries. The suggests to continuous study with the kohort study and for all type of coal briquettes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Almond Bernad
"Dengan latar belakang pengurangan subsidi BBM yang semakin mempersulit rumah tangga, kebijakan energi, konsumsi serta cadangan energi yang dimiliki Indonesia, maka dilakukan penelitian untuk manganalisa keekonomian briket batubara pada rumah tangga dengan tujuan mencari energi alternatif pengganti minyak tanah.
Untuk membuktikan subsitusi minyak tanah oleh batubara di Indonesia, maka dilakukan penelitian secara bertahap. Pertama, penelitian demand energi rumah tangga secara umum (agregat rumah tangga Indonesia). Kedua, penelitian terhadap demand energi pada kelompok berpendapatan rendah (miskin). Ketiga, penelitian dilakukan pada demand energi rumah tangga di tiga propinsi yang ada di pulau Jawa, tempat lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia berada. Penelitian menggunakan model demand energi rumah tangga yang paling umum dengan menggunakan data sekunder konsumsi dan harga tahun 1993-2003.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa batubara signifikan mensubstitusi minyak tanah pada rumah tangga Indonesia secara keseluruhan, pada rumah tangga kelompok miskin dan pada rumah tangga di tiga propinsi di pulau Jawa yang mengkonsumsi briket batubara sebesar 80% dari total konsumsi batubara di seluruh Indonesia. Sehingga briket batubara dapat memasuki energy ladder model untuk rumah tangga dan pemerintah dapat melakukan kebijakan supply briket batubara agar rumah tangga mempunyai energi alternatif untuk menghadapi kenaikan harga minyak tanah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandarrumidi
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1995
662.6 SUK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Ayunda Rachmalia
"Kandungan air pada batubara mempunyai efek yang signifikan terhadap kapasitas adsorpsi gas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan uji adsorpsi gas metana untuk meneliti pengaruh kandungan air terhadap kapasitas adsorpsi gas pada batubara Indonesia. Batubara yang digunakan adalah batubara Barito dan Ombilin dengan kandungan air 0%, 3%, 7%, dan 10% untuk batubara Barito, dan 0%, 1%, 3%, dan 7% untuk batubara Ombilin. Uji adsorpsi dilakukan pada suhu 25-26oC dari tekanan 116-816 Psia, dengan rentang 100 psia. Uji adsorpsi metana menggunakan metode volumetrik dengan temperatur konstan sehingga dapat dilakukan dengan perhitungan adsorpsi isotermal Gibbs. Dalam penelitian ini, digunakan model Langmuir yang dimodifikasi untuk permodelan kapasitas adsorpsi batubara. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi metana batubara kering Barito pada tekanan 816 psia adalah 2,01 mmol/gr, lebih besar 9,5% dibandingkan dengan batubara kering Ombilin (1,82 mmol/gr). Secara umum, kapasitas adsorpsi metana pada batubara berkurang dengan penambahan kandungan air sampai pada kandungan air kesetimbangannya. Kandungan air pada batubara diatas kesetimbangannya tidak berpengaruh signifikan terhadap pengurangan kapasitas adsorpsi lebih lanjut. Kapasitas adsorpsi batubara Barito dengan kandungan air 3% serta 7% (kesetimbangan) turun sebesar 20,96% dan 35,45% dibandingkan dengan batubara Barito kering, sedangkan kapasitas adsorpsi batubara Ombilin dengan kandungan air 1% serta 3% (kesetimbangan) turun sebesar 26,9% dan 37,76% dibandingkan dengan batubara Ombilin kering. Hasil data adsorpsi isotermal gas metana pada batubara Ombilin dan Barito tersebut dapat direpresentasikan dengan baik oleh permodelan adsorpsi isotermis Langmuir modifikasi dengan rata-rata %AAD sebesar 4,2%.

Moisture content in coal has significant effect on gas adsorption capacity. Therefore, this study of methane adsorption test are to examine the influence of moisture content on gas adsorption capacity of Indonesia coal. Barito and Ombilin Coal with moisture content 0%, 3%, 7%, and 10% for Barito coal, and 0%, 1%, 3% and 7% for Ombilin coal are used in the experiment. Adsorption tests are performed at 25-26oC temperature and 116- 816 psia pressure, with a range of 100 psia. Methane adsorption test in this study use volumetric method with a constant temperature, hence the method could be done with the calculation of isothermal Gibbs adsorption. In this study, Langmuir model modified is used for modeling adsorption capacity of coal. Adsorption test results show that methane adsorption capacity of dry Barito coal at 816 psia was 2.01 mmol/g, 9.5% higher than dry Ombilin coal (1.82 mmol/g). In general, methane adsorption capacity on coal is reduced in response to the addition of moisture content which were added until equilibrium moisture content is reached. Moisture content in coal above the equilibrium has no significant effect on further reduction of adsorption capacity. Adsorption capacity of Barito coal with moisture content of 3% and 7% (equilibrium) decreased by 20.96% and 35.45% compared with dry Barito coal, while the adsorption capacity of Ombilin coal with moisture content of 1% and 3% (equilibrium) decreased by 26.9% and 37.76% compared with dry Ombilin coal. The results of methane adsorption isotherm data in Barito and Ombilin coal could be appropriately represented by the Langmuir model modified with an average AAD percentage of 4.2%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1607
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>