Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Widiyono
"Untuk menanggulangi keterbasan air, telah dibangun 334 embung kecil oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang dapat menampung air 8.318.152 m, melayani 31.597 keluarga, 105.522 ekor sapid an pertanian 1.319 ha. Daerah Tangkapan Air (DTA) embung menghadapi kendala rendahnya tutupan vegetasi, laju aliran permukaan dan erosi yang tinggi, gangguan ternak serta kegiatan pertanian masyarakat di sekitar. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah prioritas untuk kegiatan aforestasi/reforestasi dalam rangka proyek pembangunan bersih (CDM; Clean Development Mechanism). Mengingat konservasi DTA merupakan tindakan yang mutlak harus dilakukan dalam mempertahankan fungsi eko-hidrologis embung maka kegiatan ini perlu ditingkatkan peranannya sebagai kegiatan aforestasi/reforestasi dalam rangka mekanisme pembangunan bersih. Berdasarkan luas hutan minimal untuk mendapatkan dana kompensasi melalui program CDM,yakni seluas 0,25 ha maka DTA embung dengan luasan bervariasi antara 3,1 43,2 ha; dan sejumlah 334 embung yang tersebar di kabupaten di NTT dengan luas total daerah tangkapan air 3.281 ha sangat berpotensi digunakan sebagai lahan kegiatan aforestasi/reforestasi."
[Place of publication not identified]: Limnotek, 2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Rawa Pening merupakan penyedia air untuk wilayah di sekitarnya, namun fungsi tersebut terancam pengurangan luas dan potensinya sebagai akibat sedimentasi. Bertolak dari masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi letak dan tingkat kerentanan lahan terhadap erosi dan tanah longsor sebagai dasar pengendalian di daerah tangkapan air (DTA) nya agar fungsi dan potensi danau terpelihara."
577 LIMNO 19:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The change of natural land-use has altered water sources at cultivated land where water conservation principles are not implemented into a source of disaster because of the change of soil surface into an impermeable layer. City development is not only causing impermeability of soil layer and decrease of ground water recharge, but also increase of ground water exploitation. Ground water exploitation exceeding the limitation of aquifer recharge forms a ground water depression cone. One of the efforts to increase ground water is by direct storage of rain water in an artificial recharge at pumping area. The artificial recharge in an unused deep well in the city of Semarang-Central Java, after well washing, has shown a recharge of 5 L/sec. Investigation on artificial recharge is done regularly, yet estimation of recharge is to be done by analytic computation. In facilitating the estimation of recharge, a nomograph was made for wells in confined aquifer. Required data for the nomograph shall comprise data on ground water level, aquifer permeability, aquifer thickness, well diameter, and flow concentration time of rain catchment. The reading results of the nomograph are nearly equal to computation results or field experiment."
551 BKMIKPK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan
"Luasan daerah otonom terformulasi dalam penentuan batas-batas daerahnya. Penentuan batas-batas yang dimaksud harus mampu menggapai apa yang disebut oleh Hoessein (1993) sebagai Catchment area yakni luas wilayah yang optimal bagi layanan, pembangunan, penarikan sumberdaya, partisipasi dan kontrol baik masyarakat maupun birokrasi. Namun demikian penataan batas daerah semata,tidak mampu menjawab keinginan yang tinggi untuk menciptakan masyarakat madani (civil society) di tingkat lokal. Untuk itu diperlukan suatu "tata organisasi' daerah.
Penelitian ini mengupas tata organisasi dan batas daerah yang berangkat dan konsep "catchment area" tersebut. Berdasarkan kajian teoritis, ditemui aspek-aspek sosio-administratif dan ekonomi-geografis sebagai pembentuk proses "catchment area" di daerah. Aspek pertama terdiri dari: kohesi masyarakat, fungsi birokrasi dan efisiensi administrasi pemerintahan daerah; sedangkan aspek kedua terdiri dari: kegiatan ekonomi di Daerah., keadaan permukaan daerah dan penarikan sumber-sumber pajak baik potensiil maupun secara riil. Tipe penelitian ini adalah deskriptif -analitis bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, studi pustaka dan analisa data sekunder --termasuk foto- dan observasi lapangan dengan lokasi penelitian di Daerah Kota Depok. Pertimbangan lokasi di daerah ini antara lain daerah ini telah diangkat statusnya menjadi Daerah Otonom yang semula bagian dari Kabupaten Bogor yang sebelumnya melakukan perluasan wilayah; dan dilakukan pada saat transisi UU Pemerintahan Daerah dari UU No. 5 Tahun 1974 ke UU No. 22 Tahun 1999.
Hasil penelitian menunjukkan adanya bukti yang kuat di Daerah Kota Depok tidak cukup terjadi "catchment area". Dan aspek-aspek yang berpengaruh, baik sosio-administratif maupun ekonomi-geografis daerah ini kurang memiliki kemampuan untuk menciptakan "catchment area". Bahkan kondisi geografis tata guna lahan menunjukkan adanya "dis-catchment area".
Ada beberapa saran/rekomendasi dan hasil penelitian ini yang mampu disumbangkan dalam dua kategori: pertama, kelompok tata batas antara lain: perlu ditinjau kembali peraturan perundangan yang mengatur perihal penataan batas daerah kota di Indonesia dengan mendasarkan pada terciptanya "catchment area" yang lebih komprehensif, batas-batas yang tercipta di Depok yang tidak mendasarkan pada adanya pembentukan "community" di Depok harus ditengarahi dengan kebijakan-kebijakan lokal yang berorientasi pada masyarakat, seperti sosialisasi Pemerintahan Depok, menciptakan visi kebersamaan sebagai warga Depok, dan ikut sertanya partisipasi masyarakat yang lebih luas di berbagai sektor. Diperlukan visi pembangunan yang terfokus pada kompetensi lokal dengan mengupayakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi.
Kedua, kelompok tata organisasi yakni, antara lain: sebagai unsur birokrasi pemerintahan daerah, pembentukan dinas-dinas harus didahului dengan analisis beban tugas secara seksama. Jika kecamatan dan kelurahan sebagai basis yurisdiksi kerja cabang-cabang dinas bagi dinas yang tidak hanya di Kantor Pusat (headquarters) pemerintahan daerah, maka terlebih dahulu pembentukan kecamatan dan kelurahan harus berdasarkan kondisi riil kepadatan penduduk, keadaan geografi, aktivitas penduduk, tingkat kebutuhan, dan rentang kendali operasional dan analisis beban tugas lainnya. Memfokuskan kerja pelayanan dinas-dinas yang ada dan juga kecamatan yang terbentuk di Kota Depok, sangat kondusif jika kerja birokrasi tujuan-ganda baik kecamatan maupun kelurahan diarahkan ke upaya membangun dan mengembangkan "sistem informasi masyarakat kota", sehingga penetrasi politik birokrasi ini dapat ditekan sekecil mungkin."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T3108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Zulkarnain
"Cascade pond system yang terdiri dari 6 situ terletak pada Daerah Tangkapan air DTA kampus Universitas Indonesia UI , Depok. DTA ini didominasi oleh permukiman padat penduduk dengan tingkat kekedapan mulai dari sedang hingga tinggi. Makroinvertebrata dapat menjadi salah satu instrumen bioindikator penilaian kesehatan DTA karena beberapa keunggulannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai kondisi kesehatan DTA berdasarkan indeks makroinvertebrata SingScore dan Hilsenhoff biotic index serta mengetahui faktor yang mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata. Canonical correspondence analysis CCA digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kelimpahan makroinvertebrata dengan beberapa faktor lingkungan. Penilaian kesehatan DTA kampus UI, Depok menyatakan bahwa semakin ke arah hilir, situ cenderung lebih sehat berdasarkan SingScore. Parameter fisik-lingkungan DTA tidak mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang toleran dan sensitif secara merata karena hanya memiliki eigenvalue sebesar 0,18. Parameter fisik-kimia air mempengaruhi kelimpahan makroinvertebrata yang ditunjukan dengan eigenvalue sebesar 0,45. Diagram ordinasi CCA menggambarkan bahwa kelimpahan makroinvertebrata yang sensitif dipengaruhi oleh substrat alami sedangkan kelimpahan makroinvertebrata yang toleran sangat dipengaruhi oleh substrat artifisial.

A cascade pond system consists of six ponds located at Universitas Indonesia Campus Depok catchment area. Its catchment area is dominated by high density urban area with moderate to high imperviousness rate. Macroinvertebrate index is one of bioindicator instrument for catchment health assessment. The aim of this study is assessing the current state of cascade pond system health based on SingScore and Hilsenhoff biotic index. Canonical correspondence analysis CCA describes the relationship between macroinvertebrate abundance and some catchment area rsquo s physical environment parameters i.e. impervious cover, vegetation cover, road density, water physicochemistry, and pond morphology. The health assessment based on SingScore shows that the lower ponds are relatively healthier than the upper. Physical environment parameter doesn rsquo t significantly affect the distribution of macroinvertebrate because the eigenvalue is only 0,18. Water physicochemistry predispose the abundance of tolerant and sensitive macroinvertebrate with eigenvalue 0,45. Ordination diagram of CCA depict that the abundance of sensitive macroinvertebrates are be affected to natural substrate while tolerant macroinvertebrates are showing high relationship with artificial substrate retaining wall .
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Wulandari Naro Putri
"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memunyai garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Karena terletak di daerah tropis, diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik) menjadikan pantai di Indonesia sangat strategis. Dengan jumlah 13.466 pulau yang ada di Indonesia, banyak diantaranya yang belum terkelola dengan baik terutama pulau kecil. Kondisi ini menjadikan sektor pariwisata pesisir pulau kecil menjadi potensi yang layak untuk dikembangkan di masa mendatang. Pulau Ayer adalah salah satu pulau wisata di kawasan Kepulauan Seribu yang memunyai daya tarik berupa bangunan cottage dengan gaya arsitektur yang unik. Hanya saja dalam perkembangannya, wisata pesisir pulau kecil ini menemui ancaman perubahan iklim yang tidak dapat menunggu. Untuk itu, Arsitek pun dituntut untuk lebih kreatif merancang model bangunan yang sesuai dalam mengantisipasi perubahan iklim.

Indonesia as the largest archipelagic country in the world has the second longest coastline after Canada. Being situated in the tropics, flanked by two continents (Asia and Australia) and two oceans (Indian and Pacific) made beach condition in Indonesia is very strategic. With a number of 13.446 islands in Indonesia, many of them are not well managed, especially small island. That was made a small island coastal tourism sector into a viable potential to be developed in the future. Ayer Island is one of the islands in the Thousand Islands region that has the appeal of cottage building with a unique architectural style. However, the development of small coastal island tourism meets the threat of climate change that can’t wait. To that end, Architect was required to be more creative designing appropriate building models in anticipation of climate change."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Frasti Agriani
"Sempadan sungai merupakan kawasan perlindungan setempat yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengontrol kuantitas dan kualitas air dengan vegetasi khusus yaitu vegetasi riparian. Penelitian ini akan membahas hubungan antara perubahan penggunaan tanah di sempadan Ci Liwung segmen Depok-Jakarta dengan Kualitas Air tahun 2001-2012. Data kualitas air yang digunakan berasal dari hasil pemantauan BPLHD DKI Jakarta dan Jawa Barat yang berjumlah 8 titik pantau. Sementara data penggunaan tanah sempadan diperoleh dari hasil pengolahan data BPN DKI Jakarta dan Kota Depok Menggunakan ArcGIS 10.0. Dari hasil analisis hubungan secara spasial dan temporal maka diperoleh kesimpulan bahwa perubahan luas permukiman di sempadan Ciliwung segmen Depok-Jakarta berbanding lurus dengan kualitas airnya.

Riparian area is a local protection who has the role and function as water quantity and quality control with special vegetation called riparian vegetation. This research will discuss the relationship between land use change in the riparian segment Ciliwung Depok-Jakarta with Water Quality 2001-2012. Water quality data that used comes from the results of the monitoring BPLHD Jakarta and West Java, amounting to 8 monitoring points. While the riparian of land use data obtained from the data processing BPN Jakarta and Depok City using ArcGIS 10.0. From the analysis of the spatial and temporal relationships it could be concluded that extensive changes settlements in riparian Ciliwung Depok-Jakarta segment is directly proportional to the quality of the water."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Hendrawan
"Kabupaten Karawang yang terletak di Provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang cukup besar, khususnya di bidang industri, pertanian, dan pariwisata sehingga memberikan nilai tambah bagi peluang bisnis dan investasi. Salah satu contohnya adalah Karawang International Industry City (KIIC), sebuah kawasan industri yang terletak di Kabupaten Karawang. KIIC mencakup luas total sekitar 1.347,00 hektar dan merupakan rumah bagi sekitar 160 perusahaan dari seluruh dunia, termasuk dari Eropa, Amerika, Asia Tengah, dan Asia Tenggara. Fokus utama dari penelitian ini adalah untuk memahami bangkitan-tarikan perjalanan, serta distribusi perjalanan kendaraan logistik dari berbagai industri di dalam KIIC. Model perjalanan dianalisis melalui regresi linier berganda dapat diketahui bahwa luas area, jumlah bekerja dan total produksi berpengaruh signifikan terhadap bangkitan perjalanan di KIIC. Sehingga didapatkan pembebanan lalu lintas lebih besar terjadi pada sore hari dengan kondisi eksisting akses keluar masuk tol jakarta-cikampek sebesar LOS A dan Jalan Arteri KIIC sebessar LOS C yang masih dalam ambang batas aman sedagkan untuk Jalan Permata V mendapatkan hasil LOS F yang sudah terjadi kepadatan lalu lintas sehingga perlu adanya penambahan kapasitas untuk ruas jalan tersebut.

Karawang Regency which is located in West Java Province has considerable potential, especially in the fields of industry, agriculture and tourism so as to provide added value for business and investment opportunities. One example is Karawang International Industry City (KIIC), an industrial area located in Karawang Regency. KIIC covers a total area of ​​approximately 1,347.00 hectares and is home to around 160 companies from around the world, including from Europe, America, Central Asia, and Southeast Asia. The main focus of this research is to understand the trip generation, as well as the distribution of logistics vehicle trips from various industries within KIIC. The trip model was analyzed through multiple linear regression. It can be seen that the area, number of workers and total production have a significant effect on trip generation at KIIC. So that a greater traffic loading occurs in the afternoon with the existing condition of the access in and out of the Jakarta-Cikampek toll road at LOS A and KIIC Arterial Road at LOS C which is still within the safe threshold while Jalan Permata V gets LOS F results where there is already a density. traffic so that there is a need for additional capacity for these roads."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizalia Wardiah
"ABSTRAK
Nama : Rizalia WardiahProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Analisis Hubungan Pengetahuan Tentang Kawasan Tanpa Rokok KTR dengan Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Kebijakan KTR di SMANegeri 5 Padang Tahun 2017Pembimbing : Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PHKawasan tanpa rokok atau lebih sering disebut dengan istilah KTR, merupakan upayapemerintah dan pemegang kepentingan dalam menurunkan angka prevalensi perokok diIndonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya.Kebijakan KTR ini dilandasi UUNomor 36 Tahun 2009 Pasal 115 tentang kesehatan.Penerapan KTR di lingkungansekolah didukung dengan Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang KawasanTanpa Rokok di Lingkungan Sekolah, yang mempunyai tujuan dasar untuk melindungipara generasi muda yang sedang menempuh pendidikan di sekolah dari paparan asaprokok yang berbahaya dan secara tidak langsung diharapkan menurunkan angkaperokok pada pelajar.Faktanya masih banyak pelajar serta tenaga pendidik dan pegawaidi lingkungan sekolah sering melanggar peraturan ini, bahkan tidak memperdulikanperaturan ini, sedangkan area tempat mereka merokok adalah kawasan tanparokok.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuantentang kawasan tanpa rokok KTR dengan persepsi siswa terhadap penerapan KTR diSMA N 5 Padangdengan subyek dari penelitian adalah seluruh siswa. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif survai analitik dengan pendekatan rancangan studicrosssectional. Sampel yang menjadi subyek penelitian ini adalah sebanyak 143responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.Hasil penelitian menyatakan bahwa, hipotesis terjawab dengan adanya hubungan antarapersepsi siswa terhadap penerapan kawasan tanpa rokok dengan status merokok siswa pvalue=0,001 , dengan pengetahuan siswa tentang kawasan tanpa rokok pvalue=0,001 . Sedangkan antara persepsi siswa terhadap penerapan kawasan tanparokok dengan pendapatan orang tua tidak ada hubungan pvalue=1,000 , status merokokorang tua tidak ada hubungan pvalue=0,617 , anggota keluarga merokok tidak adahubungan pvalue=1,000 , pengetahuan siswa terhadap bahaya merokok tidak adahubungan, pvalue=0,365 . Tidak ada interaksi variabel utama dengan variabelkonfounding.Kata kunci:Pengetahuan, Persepsi, KTR

ABSTRACT
Name Rizalia WardiahStudy Program Public Health ScienceTitle Analysis Of The Relationship Of Knowledge About No Smoking AreaWith The Perception Of Students In Senior High School Of 5 PadangYear 2017Counsellor Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PHNon smoking area or more commonly referred to as KTR, is an effort by thegovernment and stakeholders in reducing the prevalence rate of smokers in Indonesiawhich is increasing every year. KTR policy is based on Law Number 36 Year 2009Article 115 on health. The application of KTR in the school environment is supportedby Permendikbud Number 64 Year 2015 on Non Smoking Areas in School Areas,which has the basic purpose of protecting the young generation who are studying inschools from exposure to tobacco smoke that is harmful and indirectly expected toreduce the number of smokers on students. In fact there are still many students andeducators and staff in the school environment often violate this rule, even ignore thisrule, while the area where they smoke is a non smoking area. This study was conductedto analyze the relationship between knowledge about non smoking areas KTR withstudents perceptions of KTR implementation in SMA N 5 Padang with the subjects ofthe study were all students. This research is a quantitative research of analytic surveywith cross sectional study design approach. The sample that became the subject of thisresearch is 143 respondents. Data collection is done through interview.The result of the research stated that the hypothesis was answered by the relationbetween the perception of the students on the application of non smoking area with thestudents 39 smoking status pvalue 0.001 , with the students 39 knowledge about the nonsmokingarea pvalue 0.001 . Meanwhile, between the perception of the students on theapplication of non smoking area with parent income no relationship pvalue 1,000 ,parental smoking status no relationship pvalue 0.617 , family members smoking norelationship pvalue 1,000 , danger of smoking no relationship, pvalue 0.365 . Thereis no major variable interaction with confounding variables.Key words Knowledge, Perception, No Smoking Area"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49929
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
WPP 23:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>