Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Velianna Christanty
"Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor dalam memutar dananya untuk memperoleh keuntungan. Berinvestasi di bursa saham dalam rangka mencari keuntungan mengakibatkan para investor berusaha menekan faktor-faktor penenentu yang mempengaruhi imbal hasil saham.
Dalam analisis keuangan, kondisi keuangan tidak hanya dilihat pada suatu waktu tertentu, tetapi juga dievaluasi pola dan keterkaitan dari waktu ke waktu. Komposisi dan rasio keuangan digunakan sebagai salah satu pedoman untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Karya akhir ini berisi peneitian yang membahas pengaruh antara analisa laporan keuangan khususnya rasio keuangan terbadap imbal hasil saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta pada periode 1995-1997, 1998-2000, dan 1995-2000.
Data-data yang digunakan adalah Laporan Keuangan dan Laba Rugi per 31 Desember tahun 1995-2000 yang kemudian dihitung rasio-rasio keuangannya, deviden yang dibayarkan tahun 1995-2000 dan harga saham penutupan akhir tahun 1994-2000. Dengari menggunakan penelitian Machlbedz (1994) sebagai acuan penentuan rasio keuangan maka dipilih kategori raslo keuangan bagi perusahaan besar, karena diasumsikan bahwa pemisahaan yang sudah mencatatkan sahamnya di pasar modal merupakan perusahaan yang tergolong besar dan berdiri sejak kurun waktu yang cukup lama. Terdapat sembilan belas rasio keuangan yang dipergunakan dalam penelitian termasuk salah satu diantaranya adalah rasio EPS yang merupakan variabel yang signifikan pada penelitian sebelumnya (tahun 1994-1997) yang dilakukan oleh Sdr. R. Riza Rusdianto terlepas dari nilai Durbin Watson test-nya.
Tahap awal dari analisis yang dilakukan adalah dengan meregresikan semua variabel bebas tersebut terhadap imbal hasil saham sesuai dengan periodenya masing-masing. Karena terdapat efek serial correlations maka semua variabel bebas dan terikat tersebut harus ditransformasikan terlebih dahulu dengan menggunakan metode Prais Winsten Transformation untuk menghilangkan efek serial correlation. Setelah diketahui tidak ada efek serial correlations maka untuk memperoleh variabel-variabel yang signifikan terhadap imbal hasil saham pada tingkat a = 0,05 dipergunakan regresi stepwise. Dan sebagai Iangkah terakhir adalah mentransformasi ulang konstanta dan koefisien dan variabel-variabel bebas yang signifikan. Pentransformasian ulang dipergunakan untuk memperoleh persamaan multiregresi yang valid dalam memprediksi imbal hasil saham.
Variabel signifikan yang dihasilkan dari regresi stepwise ini adalah variabel Earnings Per Share (BPS) dan Quick Aktiva/Aktiva Total untuk periode 1995-1997; variabel PER untuk periode 1998-2000; varabel Aktiva Lancar/Sales, PER dan EPS. untuk periode 1995-2000. Semua variabel signifikan tersebut mempunyai probability berkisar antara 0,000 ? 0,032, bebas dari efek serial correlations karena nilai Durbin Watson test berkisar antara 1,757 ?2,074 dan nilai VIF yang mendeteksi tentang ada atau tidaknya multicollinierity juga cukup bagus yaitu berkisar antara 1,000 ? 1,047 jauh dibawah 5.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah rasio keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi imbal hasil saham dimasa yang akan datang walaupun R Square dibawah 50%, Para investor dapat menggunakan rasio keuangan terutama EPS dan PER sebagai salah satu alat untuk mendukung pengambilan keputusan investasi di BEJ pada saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan bagi para pengusaha harus Iebih melaksanakan efisiensi dalam operasional perusahaannya sehingga memperoleh positif earnings yang dapat dipergunakan untuk menutup semua kewajiban-kewajibannya dan meningkatkan performancenya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Setiadi Utomo
"Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki daya tahan yang luar biasa ketika terjadi krisis likuiditas global 2007-2008. Terbukti indeks sektor ini mengalami penurunan terkecil dibandingkan dengan sembilan sektor lainnya serta tingkat pemulihan yang cukup tajam sebesar 105,39% dalam setahun sesudah krisis. Daya tahan tersebut menjadikan sektor ini sangat menjanjikan bagi investor untuk memiliki portofolio investasi yang stabil. Dalam berinvestasi di pasar modal modal, investor tetap perlu memperhatikan berbagai aspek dari sisi fundamental emiten untuk mengurangi risiko penurunan nilai investasi mereka. Penentuan analisis investasi yang tepat dapat mengoptimalkan nilai investasi mereka di pasar modal.
Elleuch dan Trabelsi (2009) menyebutkan bahwa rasio-rasio keuangan emiten memiliki hubungan dengan imbal hasil saham. Berdasarkan pandangan tersebut, penelitian ini menganalisis hubungan rasio keuangan dengan imbal hasil saham pada sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapat koefisien korelasi sebesar 0,005 (ρ = 0,005) dan nilai P-Value = 0,963 > 0,05, yang berarti hipotesis nol diterima secara signifikan pada tingkat keyakinan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata rasio keuangan dan imbal hasil saham di sektor konsumsi tidak memiliki hubungan yang signifikan, sehingga investor perlu menambahkan analisis investasi lain selain menggunakan analisis fundamental dalam berinvestasi di Bursa Efek Indones.

Consumption sector in Indonesia Stock Exchange (BEI) has exceptional durability when the global liquidity crisis 2007-2008. Evidently this sector index suffered the smallest decline in comparison with nine other sectors as well as the recovery rate is quite sharply by 105.39% in the year following the crisis. It makes consumption sector becomes promising sector for investors to have a stable investment portfolio. When investing in capital markets, investors still need to pay attention to various aspects of the fundamentals of issuers to reduce the risk of decline in the value of their investments. Determination of the proper investment analysis can optimize the value of their investments in the stock market. of their investments in the stock market.
Elleuch and Trabelsi (2009) mentions that the financial ratios of the issuer has a correlation with stock return. Based on this view, the study analyzes the correlation of financial ratios and stock return on consumption sector in Indonesia Stock Exchange. By using Spearman's correlation test, correlation coefficients obtained for 0.005 (ρ = 0.005) and the P-Value = 0.963 > 0.05, which means the null hypothesis is accepted as significant at the 95% confidence level. The results of this study reveals that financial ratios and stock returns in the consumption sector does not have a significant correlation, so investors need to consider another variables of fundamental analysis to invest in the Stock Exchange in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T40842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Hasman
"Penelitian ini ditujukan untuk mengukur bagaimana kinerja suatu perusahaan dan membandingkanya dengan perusahaan lain yang sejenis dalam satu industri serta bagaimana ekspektasi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan terhadap lima perusahaan pada industri barang konsumsi antara lain Ades, Indofood, Mayora, Ultrajaya, dan Unilever. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan teori analisis laporan keuangan dan peta nilai pertumbuhan. Untuk mengukur peta nilai pertumbuhan digunakan metode Free Cash Flow to the Firm dalam menilai harga saham wajar. Hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan akan kinerja perusahaan saat ini dan ekspektasi pertumbuhan perusahaan tersebut di masa yang akan datang dalam suatu industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ponco T. Widagdo
"Shin and Stulz (2000) menentang dogma hubungan antara risiko dan return (imbal hasil) saham dengan membuktikan adanya hubungan terbalik antara risiko perusahaan dengan imbal hasil saham perusahaan itu (volatilitas asimetrik). Penelitian ini melengkapi seri penelitian tentang perilaku tingkat pengembalian saham yang dimulai oleh Pratt (1966) pada disertasinya yang mengambil sample di New York Stock Exchange tahun 1926 sampai 1959. Solfdosky dan Miller (1969) melanjutkan penelitian Pratt dengan mengambil sampel antara tahun 1951 sampai 1966 dan menemukan hal yang serupa dengan Pratt.
Penelitian lanjutan di bidang ini telah menemukan beragam hasil, sebagian mendukung seluruhnya, dan ada juga yang menolak pembuktian Pratt, Solfdosky, dan Miller. Perbedaan yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu dan jenis sampel yang diambil, metodologi penelitian yang digunakan, dan sampel bursa yang diambil. Dalam skripsi ini, model utama yang digunakan adalah model dari Shin dan Stulz yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Mereka mengggunakan perubahan volatilitas pada tahun t sampai t+1 sebagai proksi dari kepemilikan opsi riil perusahaan. Eksekusi opsi riil dinilai akan mempengaruhi volatilitas arus kas perusahaan, yang lalu akan tercermin dalam perubahan volatilitas imbal hasil saham di bursa. Shin dan Stulz (2000) menyebut penerapan aplikasi manajemen risiko perusahaan yang kurang baik sebagai salah satu penyebab hubungan negatif antara imbal hasil dan volatilitas. Kelemahan utama penelitian ini adalah periode waktu dan jumlah sampel yang tidak sebanyak Shin dan Stulz.

Shin and Stulz (2000) argues the traditional tenets of risk and return relationship. They proved that the relation between risk and return is negative. This research is complementary to previous research on return behaviour started by Pratt (1966) on his dissertation that took sample in New York Stock Exchange from 1926 to 1959. Pratt?s work is continued by Solfdosky dan Miller (1969) by taking sample in another year, 1951 untill 1966 and they found similar conclusion with Pratt (1966). Many other scholars have continued this subject and they have found variety of conclusion. The differences mainly caused by the differences in time range, market where they took their sample, and the methodology they used.
This research derived it?s methodology from Shin and Stulz (2000). Volatility is measured with variant and they used the volatility change (variant change) in year t until t+1 as a proxy for real option exercise from the company. Real option exercise will change the volatility of firm cash flow that will be reflected in their return?s variant. Shin and Stulz (2000) blaming the firm risk?s management as one of the factor that causing negative relation between volatility change and shareholder return. The main weakness of this research is time period and firm sample that considerably far more fewer than Shin and Stulz (2000).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Rahayu Widiarni
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat tingkat pemahaman dan kepatuhan emiten dalam menyediakan laporan keuangan perusahan yang sesuai dengan Prinsip Akuntansi dan ketentuan SE-24 Bapepam Indonesia Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaaan yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari laporan keuangan/prospektus emiten tiga tahun terakhir dan buku-buku maupun tulisan yaang berhubungan dengan Pasar Modal. Penelitian dilakukan membandingkan antara laporan keuangan dari perusahaan- perusahaan barang konsumsi dan perusahaan rokok dengan peraturan yang berlaku. Dari penelitian tersebut ditemukan ada beberapa emiten yang tidak mengikuti peraturaan - peraturan yang berlaku yaitu dengan ditemukannya beberapa penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh para emiten dalam laporan keuangannya. Ada beberapa saran yang ditujukan untuk emiten maupun pihak Bapepam. Emiten hendaknya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu PAI dan'SE-24 agar masyarakat tidak tersesat ketika membaca laporan keuangan tersebut. Bapepam hendaknya dapat bersifat lebih tegas dalam menjatuhkan sanksi bagi perusahaan-perusahaan yaang tidak mengikuti apa yang telah diatur dalam peraturan-peraturan yang berlaku dalam pasar modal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Christina N.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Kasenda
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari karakteristik khusus perusahaan yang menentukan struktur modal perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data perusahaan-perusahaan dalam industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1999 sampai 2003.
Penelitian ini menggunakan metode regresi pooled least squares untuk menganalisa hubungan antara kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal yang diproksikan dengan rasio total hutang terhadap aset.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal yang diproksikan dengan rasio total hutang terhadap aset. Semenlara hasil penelitian dengan menggunakan uji t juga menunjukkan hubungan yang signifikan antara kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas dengan struktur modal secara individual.

The purpose of this research is to analyze the effect of company specific characteristics that determine the capital structure of companies. This research is done by using companies? data in consumer goods industry which are listed on Jakarta Stock Exchange between 1999 to 2003.
This research uses pooled least squares regression to analyze relationships among institutional ownership, tangibility, size and profitability on capital structure proxies by total debt to asset ratio.
The result of F-test shows significant relationships among institutional ownership, tangibility, size and profitability on capital structure proxies by total debt to asset ratio. The result of t-test also shows significant relationships among institutional ownership, tangibility, size and profitability on capital structure individually.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
"Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia sejak medio 1997 telah merontokkan sejumlah perusahaan di Indonesia, endemi kebangkrutan ini telah memberikan kerugian yang besar bagi para stakeholders perusahaan-perusahaan tersebut, mulai dari pemegang saham yang rugi karena nilai saham perusahaannya jatuh bebas, kreditur yang tidak dapat menagih piutangnya, sampai pegawai yang terpaksa di PHK-kan.
Kebangkrutan massal tersebut menyadarkan masyarakat tentang pentingnya prediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Karena prediksi ini dilakukan oleh masyarakat umum maka data yang dipergunakan dalam prediksi tersebut haruslah data yang mudah diperoleh, seperti laporan keuangan yang dipublikasikan setiap tahunnya.
Sebenarnya telah ada beberapa pemndelan prediksi kebangkrutan perusahaan yang umum dipakai, namun model-model tersebut dibuat berdasarkan data-data di negara lain dan pada tahun yang berbeda, sehingga sedikit banyak kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia.
Penelitian untuk memodelkan prediksi kebangkrutan ini dibatasi pada perusahaan-perusahaan dalam industri barang konsumsi, namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan pada industri lainnya. Sampel yang dipakai adalah dari 40 pemsahaan dalam kurun waktu 1999 sampai 2004, dan menggunakan 22 rasio-rasio keuangan sebagai indikator atas keadaan likuiditas, efisiensi, leverage, dan profitabilitas perusahaan.
Penelitan ini menggunakan data tahun 2000 sebagai tahun dasar dan menghasilkan model:
Z = 0.948X, +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 +4.599X17 dimana:
Xa total liability/ total shareholder's equity
X5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equity
X6 : total liability/ total asset
X15 net sales/ working capital
X17 net income/net sales
Model diskriminan ini menunjukkan akurasi yang cukup balk jika diuji menggunakan sampel data tahun 2000 sampai 2004, dengan akurasi rata-ratanya berturut-turut adalah 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37%, dan 91.89%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa persamaan dengan data tahun 2000 sebagai tahun dasar merupakan prediksi kebangkrutan yang cukup akurat untuk perssaaan dalam industri barang konsumsi di Indonesia dengan menggunakan data tahun 1999-2004.

Economic and monetary crises which came to Indonesia since mid 1997 have pulled several companies into bankruptcy. This bankruptcy endemic forced those companies' stakeholder to suffer a major loss, shareholders who suffer loss because their stock prices are free-falling, creditors who can't redeem their debt, and last but not least, employees who loss their job because their companies are bankrupt.
This massive bankruptcy endemic notices people about the importance of company future predictions. Since everybody should be able to do this prediction, therefore every data which required doing the prediction should be easily found, for example, financial report published on the internet.
There are some company bankruptcy models commonly used, but those models are built based on data from different countries and in different year. Therefore those models might not be suitable for Indonesia.
This research to model bankruptcy prediction is limited to companies under consumer goods industry, nonetheless it can be built using data from other industries. Samples to be used are from 40 companies from 1999 to 2004, also there are 22 financial ratios as indicator for liquidity, efficiency, leverage, and company profitability.
This research uses data from financial year 2000 as base year, and the research results:
Z = 0.948X4 +0.697X5 -1.195X5 +1.319X15 + 0.599X17 where:
X4 : total liability/ total shareholder's equity
X5 : long term liability/ long term liability + total shareholder's equity
A 6 : total liability) total asset
X15 : net sales/ working capital
X17 : net income/ net sales
This discriminate model shows a high accuracy when tested using data from year 2000 to 2004, with average accuracy consecutively, 100.00%, 97.44%, 97.44%, 97.37% and 91.89%.
This research concludes that model with year 2000 as base year is an accurate bankruptcy prediction for companies in consumer goods industry in Indonesia using data from year 1999-2004.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Nurul Jannah
"Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan informasi kepada para pengguna untuk membuat keputusan sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Bagi investor, informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat risiko dalam expected return. Pada umumnya pengukuran kinerja yang dapat digunakan adalah laba dan arus kas. Selain itu, saat ini investor juga memperhatikan tingkat pengungkapan atas pos-pos dalam laporan keuangan sebelum membuat keputusan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan pendapatan bunga bersih, komponen arus kas dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian hipotesis dengan menggunakan data kualitatif maupun kuantitatif yang terdapat dalam laporan keuangan. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 14 bak dalam periode tahun 2002-2006. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara arus kas operasi, arus kas investasi dan engungkapan pos-pos laporan keuangan dengan expected return saham. Akan tetapi, hasil pengujian hipotesis lainnya menunjukan bahwa pendapatan bunga bersih dan arus kas pendanaan tidak terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan expected return saham bank.

Financial statement has an important role to give information to the users for decisions making process. For the investor, information in financial statement is used to determine risk and expected return. In general, performance measurements used by investor is profit and cash flow. Besides, investors also consider on disclosure of financial statement before make a decision. The research purpose is to give a better understanding about the correlation of net interest income, component of cash flow and notes to financial statement to expected return of stock. This research used hypothesis testing with quantitative and qualitative data in financial statement. The samples consist of 14 banking firms from 2002 until 2006 period. The result indicates that the correlation of operating cash flow, investing cash flow and notes to financial statement are positive and statistically significant to expected return of banking stock. However, net interest income and cash flow from financing do not have a significant correlation with expected return of banking stock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>