Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113388 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Mugianti
"ABSTRAK
Pasien selalu menginginkan dirawat oleh perawat profesional. Perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak di rumah sakit, 24 jam bersama pasien, namun keberadaan perawat sering terlupakan. Pengakuan terhadap perawat masih banyak diragukan.Tujuan penelitian adalah mendapatkan gambaran bagaimana pandangan pasien terhadap citra perawat. Studi kualitatif fenomenologi belum banyak dilakukan untuk menggali pengalaman pasien tentang citra perawat setelah pasien dirawat di rumah sakit. Partisipan dipilih menggunakan metode purposif dengan kriteria berusia minimal 18 tahun dan telah menjalani perawatan minimal 3 hari di Bapelkes RSU Ngudi Waluyo Blitar. Enam partisipan berperan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilengkapi dengan catatan lapangan. Wawancara direkam kemudian dibuat transkrip wawancara. Ada 13 tema yang diperoleh untuk menjawab tujuan penelitian. Sikap perawat, ketrampilan dan kegiatan perawat merupakan tiga tema yang didapat dari pandangan pasien terhadap perilaku perawat Pandangan terhadap pelayanan keperawatan terwakili oleh tiga tema yakni kualitas pelayanan keperawatan, aturan dan penilaian terhadap layanan. Satu tema status perawat merupakan hasil dari pandangan pasien terhadap peran fungsi perawat. Makna pengalaman terhadap pelayanan keperawatan diwakili oleh dua tema yakni penilaian citra positif dan penilaian citra negatif. Profesionalisme perawat, pengembangan layanan, aktivitas perawat dan meningkatkan citra adalah empat tema yang mewakili harapan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Penilaian citra positif pasien yang dirawat di Bapelkesmas RSU Ngudi Waluyo tentang pelayanan keperawatan menjadi makna pengalaman pasien yang telah menggeser penilaian citra negatif walaupun masih ada makna pengalaman penilaian citra negatif dari partisipan. Hasil penelitian ini memberikan implikasi berupa informasi yang bermanfaat untuk memperbaiki citra perawat, melalui perbaikan pelayanan, dukungan penentu kebijakan dan mempersiapkan calon perawat profesional dengan baik dan benar.

ABSTRACT
Patients always expect to get a professional nursing care. Among other health care professionals, the number of nurses have been regarded as the majority. However the existence of nurses has been overlooked. The existence of the nurses in some parts has remained ignored. This study was intended to get descriptions of patient's perception on the nurses image. There has been limited exploration on the image of nurses perceived by patients who admitted in the hospital. Six participants were chosen using a purposive sampling method, who were at the minimum age of 18 years old and had been admitted at Ngudi Waluyo General Hospital at least 3 days. The data were gathered thorough in-depth interviews and field notes. The interviews were recorded and transcribed. There were 13 themes revealed from this study. Nurses' behaviors, skills and nurses' activities were the three themes concerning the patients' perceptions on the nurses' behaviors. The themes on the nursing services included the quality of nursing services, rules and evaluation on the services. One theme on the nurses' role and functions of nurses was a theme of the status of nurses. Other theme on the patients' experiences included the positive and negative experiences. Further more, themes on the patients expectation to the health care services consisted of four different themes; nurses professionalism, services development, nurses' activities and improve the nurses' image. The positive experience of the participants on the nursing services substituted the negative experiences of the participants. This study provided valuable information used for enhancing nurses' image thorough the improvement of nursing service, policies and better preparations of the professional graduates nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Suryani
"ABSTRAK
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB). Saat ini AKB nasional adalah 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi diantaranya program Desa Siaga. Penelitian ini adalah penelitian analitik non eksperiment dengan rancangan Cross sectional. Penelitian ini menganalisis hubungan tingkatan Desa Siaga dengan Angka kematian bayi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di kabupaten Blitar dengan total sampel berjumlah 248 desa dan dianalisis dengan uji T-Independent. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kematian bayi antar Tingkatan Desa Siaga. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkatan Desa Siaga dengan Angka Kematian Bayi. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya Angka Kematian bayi (AKB).

ABSTRACT
One indicator of healthy level is the Infant Mortality Ratio (IMR). Currently, the national IMR was 34 deaths per 1,000 live births (SDKI 2007). There are many government efforts to reduce infant mortality, one of them is ?Desa Siaga? program. To determine the correlation of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio, We conducted research by analyzing the level of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio In Blitar, East Java in 2010. The population of this study are all villages in Blitar district total sample are 248 villages and analyzed by the Independent T-Test. This research is an analytic non experiment with cross sectional design. The results showed that there was no significant difference in average infant mortality among level of ?Desa Siaga.? Thus concluded that there was no relationship between levels of ?desa siaga? with Infant Mortality. This is caused by many factors that cause high or low Infant Mortality Ratio (IMR)."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Windu Santoso
"ABSTRAK Pengelolaan pasien hipertensi di rumah sakit masih dominan pada upaya farmakologi.
Konseling keperawatan (KP) sebagai upaya non farmakologi belum optimal. Pasien
hanya mengandalkan obat dokter dan tidak mengubah gaya hidup sehat. Asuhan
komprehensif dibutuhkan untuk menghindari dampak seperti penyakit jantung, stroke,
gagal ginjal dan kematian dini. Besarnya biaya perawatan merupakan masalah serius.
Konseling keperawatan diharapkan dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Tujuan penelitian untuk mengetahui prediktor pelaksanaan konseling keperawatan pada
pasien hipertensi. Metode survey crossectional dengan kuesioner pada 200 perawat.
Analisis menggunakan uji chi-square, regresi logistik berganda. Ada hubungan yang
signifikan antara kemampuan konseling p value=0.001, pemahaman informasi p
value=0.001, dukungan dan sistem kualitas p value=0.000, kondisi lingkungan p
value=0.000 dengan pelaksanaan konseling keperawatan. Umur p value= 0,250, jenis
kelamin p value= 0,57, pengalaman kerja p value= 0,177 dan pendidikan terakhir p
value=0,583, tidak terdapat hubungan signifikan. Lingkungan dan dukungan sistem
kualitas merupakan prediktor utama. Kondisi lingkungan dan dukungan yang baik, 8 kali
lebih baik pada konseling keperawatan. lingkungan yang didukung dengan infrastruktur
dan fasilitas yang baik sangat mendukung terlaksananya konseling keperawatan.

ABSTRACT
Hypertensive Patients in hospitals in East Java, Indonesia
Counsellor :Agung Waluyo, Mustikasari, Ede Surya Darmawan
Management of hypertensive patients in hospitals is still dominant in pharmacological
efforts. Nursing counseling (KP) as a non-pharmacological effort is not optimal. Patients
only rely on doctor's medication and do not change their healthy lifestyle.
Comprehensive care is needed to avoid impacts such as heart disease, stroke, kidney
failure, and premature death. The cost of treatment is a serious problem. Nursing
counseling is expected to change lifestyle to be healthier. The aim of the study was to
determine the predictors of the implementation of nursing counseling in hypertensive
patients. Crossectional survey method with questionnaires on 200 nurses. Analysis using
the chi-square test, multiple logistic regression. There is a significant relationship
between expertise and skills p-value = 0.001, giving information p-value = 0.001,
support and quality systems p-value = 0.000, environment p-value = 0.000 with the
implementation of nursing counseling. Age p value= 0,250, gender p-value = 0,583,
work experience p value= 0,177 and education p-value=0,583 there is no significant
relationship. Environment and quality system support are the main predictors. Good
environmental conditions and support, 8 times better in nursing counseling. the
environment which is supported by good infrastructure and facilities strongly supports
the implementation of nursing counseling
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2546
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rinawati
"Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang dapat menyebabkan kecacatan. Jawa Timur merupakan propinsi terbanyak kasus kusta. Stigma negatif penyakit kusta dapat menyebabkan masalah psikososial yang serius. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh self help group terhadap harga diri pasien kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri. Metode penelitian yang digunakan quasy-experiment one group pretest-posttest design dengan metode total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kusta di Ruang Rawat Inap sebanyak 14 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan harga diri secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi (p-value=0,033). Pasien kusta perlu mengubah persepsi negatif tentang kusta agar mampu beradaptasi secara positif.

Leprosy is a chronic infectious disease that can cause disability. East Java is the province where leprosy cases are evident in Indonesia. Negative stigma on people with leprosy can cause serious psychosocial problems. The purpose of this study was to identify the effects of self help group toward self esteem of patients with leprosy in Kediri Leprosy Hospital. The design of this study was quasyexperimental design with one group intervention with total sampling method. The sample of this study ware patients in inpatient care (14 respondents). The results showed that there were significant differences of self esteem between before and after intervention (p-value=0,033). Patients with leprosy need to change their negative perception in order to be able to adapt positively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini membahas gambaran kemampuan perawat di Rumah Sakit Pasar Rebo Jakarta Timur dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang terapi ARV kepada penderita HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana yang bersifat kuantitatif dengan responden sebanyak 68 orang yang ditentukan dengan tehnik random sampling dan instrumen berupa kuesioner clan observasi. Hasil penelitian dari kuesioner rnemmjukkan bahwa 48,53% responden mempunyai pengetahuan yang tinggi dan 51,47% responden mempunyai pengetahuan yang rendah.
Hasil observasi pelaksanaan pendidikan kesehatan secara umum, sebanyak 52,94% responden mempunyai kemampuan tinggi clan 47,06% mempunyai kemampuan yang rendah. Dan hasil riset ini dapat disimpulkan bahwa gambaran kemampuan perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan masih rendah, sehingga perawat diharapkan dapat meningkatkan kemarnpuannya dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang terapi ARV kepada ODHA.

The ability of nurses in providing health education is still low, so that nurses are expected to improve theirs ability to provide health education about ARV therapy for HIV-AIDS patients. This study discuss the image of nursing skills in Pasar Rebo hospital in East Jakarta to provide health education about ARV therapy for HIV-AIDS patients. This study used simple descriptive method and quantitative with 68 respondents who were determined by using random sampling techniques and instruments such as questionnaires and observations.
The results of the questionnaires showed that 48.53% of respondents have a high knowledge and 51.47% of respondents have a low knowledge. As general the result of observations for health education, as much as 52.94% of respondents have a high capacity and 47.06% have a low ability. From the results of study can be concluded that the image of.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5913
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Bulqis
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang praktik collaborative governance serta faktor yang mempengaruhinya dalam Program Planet Kakao.Planet Kakao adalah program yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perkebunan guna mengelola perkebunan kakao dari hulu ke hilir melalui perkebunan rakyat. Program ini tidak hanya menggandeng petani, namun juga pihak swasta, Bidang Perkebunan di pemerintah daerah kabupaten, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao serta Asosiasi Petani Kakao Indonesia. Penelitian dibatasi di dua daerah, yakni Blitar dan Mojokerto.Penelitian menggunakan pendekatan post-positivism dengan wawancara dan studi literatur sebagai metode pengumpulan data. Model collaborative governance yang digunakan dalam penelitian adalah model Ansell dan Gash. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan adanya proses kolaboratif dalam pelaksanaan program. Meskipun dilaksanakan dalam lingkup satu provinsi, nyatanya terdapat perbedaan antara kedua daerah.Salah satunya adalah adanya indikasi distrust di salah satu daerah. Selain itu, faktor kepemimpinan menjadi faktor yang paling mendeterminasi program sejak awal di kedua daerah, namun informal leader di satu daerah lebih kuat sehingga memberikan pengaruh lebih dalam forum kolaborasi.

ABSTRACT
This thesis discusses the practice of collaborative governance and the factors that influence it in the Planet Kakao Program. Planet Kakao is a program initiated by the East Java Provincial Government through the Plantation Office to manage cocoa plantations from upstream to downstream through smallholder plantations. This program not only collaborates with farmers, but also the private sector, Plantation in the district government, the Coffee and Cocoa Research Center and the Indonesian Cocoa Farmers Association. Research is limited to two regions, namely Blitar and Mojokerto. The study used a post-positivist approach with interviews and literature studies as a method of data collection. The collaborative governance model used in the study is the Ansell and Gash models. Based on the results of data analysis, a collaborative process was found in the implementation of the program. Although carried out within the scope of one province, in fact there are differences between the two regions. One of them is the indication of distrust in one area. In addition, leadership factor have been the most determinant factor in the program since the beginning in both regions, but informal leaders in one region are stronger so that they have more influence in the collaboration forum."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Rahmayanto
"Indeks Kinerja Individu (IKI) sebagai hasil penilaian kinerja perawat seharusnya menggambarkan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan perilaku caring dengan Indeks Kinerja Individu perawat pelaksana di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan cross sectional melibatkan 228 perawat pelaksana di satu rumah sakit pemerintah di Jakarta yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Pengukuran menggunakan Caring Behavior Inventory (CBI)-42 dan IKI didapat dari data sekunder. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku caring dengan Indeks Kinerja Individu perawat pelaksana (p=0,680) walaupun skor perilaku caring perawat tinggi dan nilai IKI yang sangat baik. Selain itu didapatkan dimensi hubungan positif dan memberikan perhatian dalam perilaku caring perlu ditingkatkan. Kesimpulan: Perilaku caring tidak berhubungan dengan Indeks Kinerja Individu, namun hal ini kemungkinan karena perilaku caring mendapat proporsi yang kecil dalam penilaian tersebut. Penilaian kinerja yang mengevaluasi perilaku caring perawat secara lebih obyektif dan dari survey kepuasan pasien perlu dikembangkan agar dapat ditindaklanjuti dengan program penguatan perilaku caring.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Nur Fadhila
"Nilai profesional adalah ciri penting dari profesi keperawatan dan sebagai acuan dalam berperilaku dan bertindak. Terdapat tujuh dari sepuluh mahasiswa profesi di Jawa Timur yang mengatakan sulit beradaptasi dengan program profesi diduga menjadi salah satu masalah dalam penerapan nilai profesional di lingkungan praktik. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran nilai profesional mahasiswa profesi pada Perguruan Tinggi Negeri di daerah Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif menggunakan kuesioner NPVS3-I (Nurses Professional Values Scale-3: Indonesian Version) dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan 195 orang sebagai sampel mahasiswa profesi semester dua. Penelitian menghasilkan bahwa responden memiliki rerata usia 22,37 tahun, berjenis kelamin perempuan 82,6%, berpendidikan terakhir SMA/SMK/Ma sederajat 76,9%, dan berasal dari PTN di daerah Surabaya 55,9%. Mahasiswa profesi memiliki nilai profesional baik 56,4%, caring baik 58,5%, activism baik 52,3%, dan profesionalism baik sebanyak 54,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah nilai profesional dan faktor-faktornya (caring, activism, dan profesionalism) dari mahasiswa profesi di perguruan tinggi negeri di daerah Jawa Timur cenderung baik utamanya pada jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA/SMK/Ma sederajat, dan dari PTN di daerah Surabaya. Rekomendasi peneliti adalah perlu adanya pengembangan nilai profesional bukan hanya fokus dalam akademik, melainkan juga melalui pelatihan langsung di lahan praktik.

Professional values are an important characteristic of the nursing profession and as a reference in behavior and action. There are seven out of ten professional students in East Java who say it is difficult to adapt to the professional program is thought to be one of the problems in the application of professional values in the practice environment. This study aims to identify the description of professional values of professional students at state universities in East Java. The method used in this research was descriptive using the NPVS3-I (Nurses Professional Values Scale-3: Indonesian Version) questionnaire with simple random sampling technique. This study used 195 people as a sample of second semester professional students. The study found that the respondents had an average age of 22.37 years, 82.6% were female, 76.9% had a senior high school education, and 55.9% came from public universities in Surabaya. Professional students have good professional values 56.4%, good caring 58.5%, good activism 52.3%, and good professionalism as much as 54.4%. The conclusion in this study is that professional values and their factors (caring, activism, and professionalism) of professional students in public universities in East Java tend to be good, especially in female gender, the last education of SMA / SMK / MA equivalent, and from state universities in the Surabaya area. The researcher's recommendation is that there is a need to develop professional values not only in academics, but also through direct training in practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Diah Ciptaning Tyas
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis, dan Indonesia menempati urutan ke-4 jumlah pasien DM di dunia. Perawatan diri dan persepsi sakit membantu mengontrol gula darah, sehingga mencegah munculnya gejala lebih lanjut ataupun komplikasi DM yang membuat pasien menurun kualitas hidupnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan perawatan diri dan persepsi sakit dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 dalam konteks asuhan keperawatan. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 122 responden dengan teknik pengabilan sampel purposive.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia 58,43 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan, berpendidikan tinggi, terapi yang dilakukan Obat Hipoglikemik Oral (OHO), dengan rata-rata lama sakit 7,64 tahun dan mengalami komplikasi akibat penyakit DM. Analisis hubungan menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara perawatan diri dan persepsi sakit dengan kualitas hidup (p < 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan responden dengan persepsi sakit positif memiliki peluang 93 kali untuk memiliki kualitas hidup baik dibanding persepsi sakit negatif (95% CI: 16,89-541,38) dan responden yang taat melakukan perawatan diri memiliki peluang 24 kali untuk memiliki kualitas hidup baik dibanding responden yang kurang taat (95% CI: 5,06-118,79).
Berdasarkan penelitian ini disarankan perlunya peningkatan
kemampuan perawatan diri pasien dan persepsi sakit melalui pengoptimalan program
pendidikan kesehatan yang terprogram dan kelompok diabetes.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic illness, Indonesia placed the fourth rank of DM population the world. Self care and illness perceptions are helping control blood glucose, therefore to prevent the occurence of symptoms or it?s complication that reduce quality of life.
This study aimed to identify correlation between self care and illness perception with quality of life of type 2 diabetic patients in nursing care context. Research methodology was quantitative research with analytic design using cross sectional approach. The sample consisted of 122 respondents who were taken by purposive
sampling technique.
The result showed mean of age respondent was 58.43 years old, the majority was female, have high education level, use Oral Hypoglycemic Medication, the mean duration of DM 7.64 years and have complication of DM. Correlation analysis revealed that there was a significant correlation between self care and illness perception with quality of life (p < 0.05). Further analysis showed that respondents who had positive illness perception were 93 times had better quality of life than negative perception (95% CI; 16.89-541.38). In addition, respondents who adherence in self care had 24 times had better quality of life than respondents who less adherence (95% CI: 5.06-118.79).
Based on this result suggested to increase self care patient?s ability and illness perception through taking optimal health education programme and diabetic discussion group."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>