Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Rizal Purnama
"Untuk meningkatkan tingkat return dalam portofolio investasi syariah dibutuhkan informasi tentang efisiensi pasar saham syariah di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pasar saham syariah dikatakan efisien jika pergerakan harga saham syariah di pasar tersebut bergerak secara random. Dari titik tolak ini, peneliti menguji efisiensi bentuk lemah pada pasar saham syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian koefisien korelasi terhadap saham syariah, indeks JII dan indeks IHSG untuk melihat hubungan antara harga saham atau indeks hari ini dengan hari kemarin dengan menggunakan lag 1 hari.
Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya bersifat random dan terdapat beberapa jenis saham yang pergerakan harganya tidak bersifat random. Tetapi secara keseluruhan pasar saham syariah efisien. Pasar saham syariah tidak memiliki korelasi yang signifikan, sehingga pergerakan harga sagam syariah secara keseluruhan yang diwakili oelh indeks JII bersifat random. Berbeda dengan indeks IHSG yang memiliki hubungan korelasi yang nyata berbeda dengan nol pada level 1%, karenanya pasar saham secara keseluruhan di BEJ yang diwakili oleh indeks IHSG tidak efisien.

The information of market efficiency in Sharia market index in Jakarta Stock Exchange is needed for increasing return in Sharia portofolio investment. In an efficient market the movement of stock price is random. In this regard the researcher intend to conduct a weak form efficiency test for Sharia share including to the Jakarta Islamic Index (JII) and the Jakarta Islamic Index as a whole is also observe. The result from the observation ont the JII will be compare with the test on the Composite Index (IHSG). The correlation coefficient will be observed on the Sharia share and Jakarta Islamic index to realize the correlation between stock price today and its price on yesterday movement with 1 lag day.
The result of the test indicates that some of the share categorized as Sharia share could prove to be random and the others not to be random. The comparison of the result of JII and IHSG found that the IHSG have correlation coefficient in the 1% level of confident that indicates JII is an efficient market.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvester Mario Limopranoto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Atim Djazuli
"Tujuan dan kebijakan Pasar Modal di Indonesia ialah di samping untuk mendorong meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual saham dan obligasi di Bursa, mengerahkan dana dari masyarakat agar produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham perusahaan yang telah memasyarakatkan sahamnya di Pasar Modal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan indeks harga saham sebagai petunjuk penilaiian saham perusahaan dan industri serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh dan berapa besar pengaruh return on equity, volume perdagangan, dividend payout ratio dan tingkat bunga deposito terhadap indeks harga saham di BEJ. Penelitian ini menggunnakan data primer dan sekunder terhadap 100 perusahaan dan 5 industri yang telah memasyarakatkan sahamnya di BEJ ; dengan periode penelitian tahun 1990 - 1993.
Berdasarkan pengujian dan analisa yang menggunakan metode regresi linier yang dilakukan secara serempak menunjukkan hasil yang signifikan, dimana return on equity dan dividend payout ratio berpengaruh positif sedangkan volume perdagangan dan tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham perusahaan dan industri. Pengaruh volume perdagangan terhadap indeks harga saham ini merupakan penyimpangan teori. dengan melihat faktor yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham, maka faktor yang dominan berturut-turut adalah return on equity, dividend payout ratio kemudian tingkat bunga deposito."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Ari Silo Wibowo
"Adanya deregulasi Pasar Modal dan Perbankan 1988 memacu perkembangan di kedua sektor tersebut. Terlihat dengan adanya kecenderungan kenaikan 1ndeks Harga Saham Gabungan dan penurunan tingkat bunga deposito. Pembahasan ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan dan tingkat keeratan di kedua sektor tersebut. Metoda yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah metoda riset dan studi kepustakaan. Data yang dipakai adalah tingkat bunga deposito Bank Burni Daya, Bank Central Asia dan Citi bank dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan serta 1ndeks Harga Saham Gabungan di BEJ, dari Januari 1989 hingga Juni 1992. Metoda analisa yang dipergunakan berganda. adalah analisa regresi sederhana dan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang terbalik antara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dengan tingkat bunga deposito. Tingkat bunga deposito yang mempunyai keeratan yang terbesar adalah tingkat bunga dengan jangka waktu 12 bulan untuk masing masing bank. Analisa regresi berganda memperlihatkan bahwa dengan memasukkan variabel lain (Call Money) kedalam persamaan mengakibatkan adanya peningkatan keeratan antara tingkat bunga dan Call Money terhadap IHSG. Disamping itu juga dengan memakai time lagi minggu pada tingkat bunga deposito terlihat adanya penurunan keeratan pada hubungan tingkat bunga deposito terbadap IHSG. Kesimpulan yang diperoleh adalah pembuktian teori yang menyatakan babwa adanya bubungan yang terbalik antara pergerakan indeks harga saham gabungan dan tingkat bunga deposito di Bursa Efek Jakarta, akan tetapi tingkat keeratan antara keduanya tidaklah terlalu besar. Oleh karena itu tingkat bunga deposito tidak dapat dijadikan satu-satunya variabel dalam melihat perubahan indeks harga saham. Untuk dapat melihat perubaban indeks 'harga sabam haruslah dimasukkan variabel lain yang dianggap mernpengaruhi IHSG. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, data yang dipakai haruslah dipakai data yang baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Arsono
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T39992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Budiman
"Terkait dengan volatilitas harga saham di Bursa Efek terdapat fenomena leverage effect yang volatilitas harga saham akan lebih dipengaruhi oleh adanya penurunan harga saham (negative shocks) dibandingkan adanya kenaikan harga saham (positive shocks) yang lazim disebut. Dijelaskan pula bahwa volatilitas akan terkelompok dalam periode fluktuasi tinggi dan periode fluktuasi rendah atau dikenal sebagai volatility clustering. Disamping itu terdapat hubungan positif antara perubahan target return dan perubahan risiko investasi dimana perubahan positif pada resiko akan berakibat perubahan positif pada target return. Perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya akan meningkatkan volatilitas harga saham. Perdagangan marjin atau perdagangan short selling akan meningkatkan expected return dan cenderung mengarah kepada excessive return. Selain itu, perubahan tingkat suku bunga dan perubahan debt equity ratio Emiten diduga berpengaruh pada expected return. Hal ini akan mempengaruhi tingkat risiko investasi saham dan expected return. Kondisi ini menjadikan nilai investasi pada saham syariah yang ditansaksikan secara marjin dan short selling serta menjadi bagian dari pasar yang terpengaruh oleh suku bunga juga berpotensi naik dan turun terkena imbas volatilitas harga saham akibat pola excessive return dan excessive risk. Hal ini tidak sejalan dengan semangat investasi yang diperkenankan dalam Islam. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap data series indeks harga saham individual (IHSI) harian periode 2004 - 2008 menggunakan metode Generalised Auto Regressive Conditional Heteroscedasticity In Mean [GARCH-M(1,1) untuk melihat pola perubahan risiko dan menjelaskan hubungan volatilitas indeks saham syariah dengan volatilitas masa lalu, status perdagangan marjin, short selling, tingkat suku bunga SBI 1 Bulan, dan debt equity ratio yang digambarkan oleh variabel dummy. Disamping itu juga dilakukan pengujian terhadap data series indeks harga saham individual (IHSI) menggunakan metode Threshold GARCH (TARCH) untuk melihat adanya assymelric response terhadap infonnasi positif (good news) dan informasi negatif (bad news). Hasil pengujian menunjukkan bukti kuat adanya volatility clustering pada saham syariah, namun sedikit bukti adanya leverage effect. Disamping itu penelitian menunjukkan adanya pengaruh status transaksi marjin, short selling, debt to equity ratio, dan suku bunga SBI terhadap imbal hasil dan volatilitas indeks saham pada beberapa kasus."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T26926
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10357
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wahyuwidayati
"Swastanisasi Bursa Efek Jakarta pada tahun 1992 merupakan upaya untuk menggairahkan kembali bursa yang telah anjlok pada tahun 1991 setelah meledak selama kurun waktu 1989 - 1990. Penulis bermaksud untuk mengetahui perilaku harga saham sebelum dan sesudah swastanisasi tersebut dengan mempergunakan metode prakiraan deret berkala Box Jenkins sekaligus menarik kesimpulan mengenai efisiensi BEJ. Pasar saham dikatakan efisien bila tidak terdapat korelasi dalam rangkaian perubahan harga saham sehinga pemodal tidak dapat meraih imbalan di atas normal. Penelitian ini diawali dengan melakukan studi kepustakaan, tentang pendekatan investasi di pasar saham, penggunaan metode prakiraan Box-Jenkins, dan penelitian terdahulu mengenai efisiensi pasar saham. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data dan informasi lain yang relevan untuk menjadi dasar pengujian hipotesa yang akan dijawab dalam penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan model harga yang sama yaitu ARIMA (0,1,0) pada tahun 1991 dan 1992 untuk mayoritas saham. Hal ini menyiratkan bahwa usaha swastanisasi BEJ tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku harga saham. Perubahan model harga saham yang terjadi pada sebagian kecil saham ternyata berkaitan dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan. Model prakiraan harga saham ARIMA (0,1,0) yang menunjukkan bahwa harga bergerak secara random menunjang hipotesa efisiensi pasar. Hal ini agak bertentangan dengan hasiL, pengujian-pengujian sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dihin Septyanto
"ABSTRAK
Pasar modal merupakan alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan terutama untuk jangka panjang dan apabila alternatif sumber dana lainnya terbatas, yaitu dengan cara menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat (go public). Penjualan saham perdana oleh perusahaan, sejak diaktifkannya pasar modal.melalui deregulasi-deregulasi tampaknya mulai ada kecenderungan penurunan harga sahamnya setelah tercatat di B E J. Hal tersebut tampak, bahwa dalam bulan Juni 1994, dari 182 saham yang tercatat sampai dengan akhir bulan Mei 1994, ternyata 113 saham (62,09 %) mengalami penurunan harga dan sepertinya telah terjadi koreksi pasar terhadap saham perdana.
Dalam penelitian ini, gejala koreksi pasar terhadap harga perdana dilihat pada perkembangan imbalan saham perdananya, yaitu imbalan bagi pemodal yang membeli saham di pasar perdana dan menjuainya lagi di pasar sekunder dengan jangka waktu kepemilikan sampai dengan 12 ( dua belas ) bulan. Selain hal tersebut, pada penelitian ini juga diamati perbedaan aantara saham perdana dengan saham sekunder, yaitu untuk mengamati kecenderungan adanya perubahan harga saham perdana setelah tercatat di pasar sekunder. Disamping itu diamati pula tentang reaksi dari harga saham-saham tersebut terhadap adanya informasi yang baru.
Hasil analisis data terhadap 47 saham perdana yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak bulan Januari 1991 sampai dengan bulan Oktober 1993, menunjukkan bahwa memang terjadi perbedaan yang signifikan antara saham perdana dan sekunder. Dalam analisis data juga menunjukkan bahwa semakin lama saham baru dimiliki semakin naik imbalan sahamnya dan untuk kemudian turun kembali. Selain hal tersebut tampak pula bahwa semakin lama saham baru dimiliki pemodal, maka semakin besar pula resiko penyimpangannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa para pemodal masih dapat memperoleh abnormal return satu bulan setelah saham-saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder serta masih dijumpai,adanya abnormal return yang negatif dan signifikan pada bulan keenam dan keduabelas, yang berarti terjadi peningkatan pada harga. Adanya kecenderungan para pemodal masih bisa memperoleh abnormal return tersebut, menunjukkan bahwa efisiensi pasar modal dalam bentuk setengah kuat, masih belum terpenuhi di Bursa Efek Jakarta. Dengan semakin berkembangnya peraturan, diharapkan masyarakat pemodal semakin mampu dalam mencerna dan menganalisis suatu informasi, yang relevan yang tersedia bagi mereka, sehingga efisiensi pasar modal dapat tercapai.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>